Erita Hayati
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian

Pengaruh Dosis Mikoriza Gigaspora sp dan Varietas terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) Fahmi Hamdani Rumapea; Erita Hayati; Trisda Kurniawan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.028 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i4.18336

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis mikoriza Gigaspora sp dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman okra serta interaksi antara keduanya. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, dari bulan Maret sampai April 2021. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) model faktorial 4x3 dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti adalah dosis mikoriza Gigaspora sp yang terdiri atas 4 jenis yaitu 0, 5, 10, dan 15 g/tanaman. Faktor selanjutnya ialah varietas yang terdiri atas 3 jenis yaitu Lucky Five, Greennie, dan Carmine Splendor. Terdapat 12 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan, kemudian terdapat 36 satuan percobaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dosis mikoriza berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 45 HST, jumlah cabang umur 45 HST, jumlah buah per tanaman, panjang buah, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar. Berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah cabang umur 15 dan 30 HST, diameter buah, bobot buah per buah, bobot buah per tanaman. Perlakuan dosis mikoriza 15 g/tanaman secara umum menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman okra yang terbaik. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa varietas berpengaruh nyata dengan jumlah buah per tanaman, bobot buah per buah, bobot buah per tanaman. Varietas Carmine Splendor secara umum cukup baik pada parameter pertumbuhan dan hasil. Terdapat interaksi yang sangat nyata antar dosis mikoriza dan varietas terhadap jumlah buah per tanaman dan bobot buah per tanaman, namun tidak nyata dengan parameter lainnya. Kombinasi terbaik diperoleh pada dosis mikoriza 15 g/tanaman dengan varietas Carmine Splendor.Effect of Mycorrhizal Gigaspora sp Dossages and Varieties on Growth and Yield of Ochro (Abelmoschus esculentus L.) PlantsAbstract.The objective of this research is to see how different doses of mycorrhizal Gigaspora sp and varieties affect the growth and yield of okra plants, and how they interact. From March to April 2021, this research was conducted at the Experimental Garden of the Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University. A 4x3 factorial randomized block design (RAK) with three replications was employed in this research. The dose of mycorrhizal Gigaspora sp researched, which was classified into four levels: 0, 5, 10, and 15 g/plant. The second factor is the variety of options, which includes three levels: Lucky Five, Greennie, and Carmine Splendor.There were 36 experimental units and there were 12 treatment combinations with three replications. Plant height at 45 DAP, number of branches at 45 DAP, number of fruits per plant, fruit length, canopy wet weight, crown dry weight, and root dry weight were all found to be significantly affected by mycorrhizal dosage. The number of branches aged 15 and 30 DAP, fruit diameter, fruit weight per fruit, and fruit weight per plant were all significantly influenced. Okra plants grew and yielded better after receiving a 15 g/plant mycorrhizal dosage treatment. The quantity of fruits per plant, fruit weight per fruit, and fruit weight per plant were all significantly affected by the variety. In terms of growth and yield characteristics, the Carmine Splendor variety performed admirably. On the quantity of fruits per plant and fruit weight per plant, there was a highly significant interaction between mycorrhizal dosage and variety, but not on the other parameters. With the cultivar Carmine Splendor, the optimal combination was obtained at a mycorrhizal dose of 15 g/plant.
Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Limbah Kulit Pisang terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Varietas Ateng Keumala Irawati Irawati; Erita Hayati; Ashabul Anhar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.73 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v4i2.11015

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian  mikoriza dan konsentrasi pupuk organik cair dari limbah kulit pisang terhadap pertumbuhan bibit kopi arabika varietas Ateng Keumala. Penelitian ini dilaksanakan di lahan perkebunan kopi milik petani di kampung Beranun Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah dari bulan Juni sampai September 2018.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 2 x 4 dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 24 satuan percobaan dan uji F yang signifikan dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur taraf  5% . Faktor pertama  adalah pemberian mikoriza dengan 2 taraf yaitu kontrol (M0) dan 10 g/tanaman (M1). Faktor kedua adalah konsentrasi pupuk organik cair limbah kulit pisang dengan 4 taraf yaitu kontrol, 2%, 4% dan 6% ml/L. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter pangkal batang, panjang akar, berat berangkasan basah, dan berat berangkasan kering. Hasil penelitian menunjukan bahwa, pemberian mikoriza tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman umur 60 HSPT, namun tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter pangkal batang, panjang akar, berat berangkasan basah, dan berat berangkasan kering. Perlakuan terbaik di jumpai pada konsentrasi pupuk organik cair limbah kulit pisang 4% ml/L. Terdapat interaksi yang nyata pada jumlah daun umur 30 HSPT.The Influence Of Mycorrhiza and Concentration Liquid Organic fertilizer BananaSkin Waste On Growth Coffea Breed Arabika (Coffea arabica L.) VARIETAS ATENG KEUMALA arabica L.) Variety Of Ateng KeumalaAbstract. PenelitianResearch ini this bertujuan u ntuk aims for mengetahui knowing pengaruh influence pemberian gift mikoriza mycorrhiza dan and konsentrasi concentration pupuk fertilizer organik organic cair liquid dari from limbah waste kulit skin pisang banana terhadap to pertumbuhan growth bibit kopi arabika arabica coffee seeds varietas varieties Ateng Ateng Keumala . Keumala. Penelitian Research ini this dil aksana kan on account, right di in lahan land perkebunan kopi milik coffee plantation owned petani the farmer di in kampung village Beranun Brave Kecamatan Bandar Kabupaten District of Bandar District Bener Right Meriah dari bulan Festive of the month Juni June sampai September 2018. until September 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan This research uses Design Acak Random Kelompok (RAK) pola Group (RAK) pattern faktorial 2 x 4 dengan 3 ulangan , sehingga terdapat 24 satuan percobaan dan dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur taraf 5 % pada uji F yang signifikan. factorial 2 x 4 with 3 replications, so that there are 24 experimental units and continued with an honest real difference test of 5 % level in a significant F test. F aktor Factor pertama a dalah first is it pemberian gift mikoriza mycorrhiza dengan 2 taraf with 2 levels yaitu that is kontrol (M 0 ) dan 10 g/ tanaman (M 1 ) . control (M0) and 10 g /plant  (M1). Faktor kedua adalah konsentrasi The second factor is concentration pupuk fertilizer organi k cair organic liquid limbah waste kulit skin pisang banana dengan 4 taraf with 4 levels yaitu kontrol , 20% namely control, 2%, 40%, dan 60% ml/l., 4% and  6% ml/L. P arameter yang diamati adalah tinggi Parameter observed is high tanaman , jumlah plant height, amount daun , diameter pangkal batang , leaf, stem diameter,  root lengthakar , berat, berangkasan basah , danwet weightberangkasan, and dryberat weight berangkasan. Hasil Results penelitian research menunjukan showing bahwa , pemberian mikoriza tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. that , the administration of mycorrhizae did not significantly affect all observed parameters. Konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman umur 60 HSPT, namun tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter pangkal batang, panjang akar, berat berangkasan basah, dan berat berangkasan kering. The concentration of liquid organic fertilizer had a significant effect on the parameters of plant age 60 diafter day transflanting, but did not significantly affect the parameters of plant height, number of leaves, stem base diameter, root length, wet weight, and dry weight. Perlakuan terbaik di jumpai pada konsentrasi pupuk organik cair limbah kulit pisang 40 % ml/l ( P 2 ) . The best treatment was found at a concentration of  4%  ml / L of banana peel liquid organic fertilizer . There were significant interactions on the number of leaves aged 30 diafter day transflanting.
Respon Pertumbuhan dan Produksi Melon (Cucumis melo L.) Akibat Pemangkasan dan Pengaturan Jumlah Buah Sri Rezeki Siregar; Erita Hayati; Mardhiah Hayati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.752 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v4i1.6419

Abstract

Melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman hortikultura yang termasuk buah popular dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.Pemangkasan tanaman melon diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman melon sehingga produksi maksimal.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemangkasan dan pengaturan jumlah buah serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan dan produksi melon.Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga September 2017. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok pola faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan yaitu dengan perlakuan pemangkasan dan pengaturan jumlah buah. Faktor pertama yaitu pemangkasan yang terdiri dari 3 taraf yaitu pemangkasan batang utama pada ruas ke 15 disisakan 1 cabang lateral, pemangkasan batang utama pada ruas ke 15 disisakan 2 cabang lateral, dan pemangkasan cabang lateral. Faktor kedua yaitu pengaturan jumlah buah terdiridari 3 taraf yaitu 1 , 2 dan 3 buah per tanaman. Peubah pertumbuhan yang diamati adalah diameter batang pada umur 15, 30, dan 45 Hari SetelahTanam (HST) dan tinggi tanaman pada umur 15 dan 30 HST. Peubah hasil tanaman yang diamati adalah umur tanaman saat berbunga, jumlah bunga umur 15 dan 30 HST, umur panen, bobot buah per tanaman, diameter buah, dan potensi produksi per tanaman melon.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan berpengaruh nyata terhadap bobot buah per tanaman dan diameter buah melon, namun berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang pada umur 15, 30, dan 45 HST, tinggi tanaman pada umur 15 dan 30 HST, jumlah bunga pada umur 15dan 30 HST, umur panen, dan potensi produksi per tanaman melon. Pertumbuhan cenderung lebih baik pada pemangkasan batang utama pada ruas ke 15 dan disisakan 2 cabang lateral.Produksi lebih tinggi yaitu pada pemangkasan batang utama pada ruaske 15 dan disisakan 2 cabang lateral.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan jumlah buah berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang pada umur 15, 30, dan 45 HST, tinggi tanaman padaumur 15 dan 30 HST, jumlah bunga pada umur 15dan 30 HST, umur panen, bobot buah per tanaman, diameter buah, dan potensi produksi per tanaman melon. Pertumbuhan dan produksi cenderung lebih tinggi yaitu pada buah yang menghasilkan1 buah per tanaman.Terdapat interaksi yang tidak nyata antara pemangkasan dengan pengaturan jumlah buah terhadap semua peubah yang diamati.Hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil tanaman melon tidak dipengaruhi oleh pemangkasan dan pengaturan jumlah buah. Kata kunci: Pemangkasan, Pengaturan Jumlah Buah, Melon.Melon (Cucumis melo L.) is a horticultural crop that include popular fruit and has a high economic value. Pruning of melin plants needed to improve the quality and quantity of melon plant production so that the maximum production. The purpose of this study is to determine theeffect of pruning and arranging of the number of fruit and their interaction with melon growth and production.This research was conducted at Experimental Garden of Agriculture Faculty, Syiah Kuala University of Darussalam Banda Aceh. This experiment was conducted from June to September 2017. The experimental design used in this study was Randomized Block Design (RAK) 3 x 3 factorial pattern with 3 replicates, i.e.  by pruning and arranging the amount of fruit.The first factor is pruning which consists 3 levels of pruning. The first is pruning of the main stem in segment to 15 left 1 lateral branch. The second is pruning of main stem on segment 15 left 2 lateral branch, and the last is pruning of lateral branch. The second factor is the arrangement of the number of fruit which consists of 3 levels: 1 fruit, 2 fruits, and 3 fruits each plant. The growth parameters that observed by the writer were stem diameter at 15, 30, and 45 Days After Planting (DAP) and main stem length at age 15 and 30 DAP. The variables of plant which was observed were plant age at flowering, the number of flowers aged 15,and 30 DAP, harvest age, fruit weight, fruit diameter, and production.The results showed that pruning had significant effect on fruit weight and diameter of melon fruit, but had no significant effect on stem diameter at age 15, 30, and 45 DAP, length of main stem at age 15 and 30 DAP, number of flowers at age 15 and 30 DAP, harvest age, and melon production. The best melon pruning is found on the main stem pruning on the 15th and left 2 lateral branches.The results showed that the arrangement of fruit amount had no significant effect on stem diameter at age 15, 30, and 45 DAP, length of main stem at age 15 and 30 DAP, number of flowers at age 15 and 30 DAP, harvest age, fruit weight, fruit diameter, and melon production. The best fruit that produces fruit weight tends to be greater in the treatment of 1 fruit per plant.There is no significant interaction between pruning and the arrangement of the number of fruits against all observed variables. It shows that the growth and yield of melon plats is not affected by pruning and arrangement of fruit amount. Keywords: Pruning, Arranging the Number of Fruits and Melon.
Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi Auksin terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Tin (Ficus carica L.) Herliana Herliana; Cut Nur Ichsan; Erita Hayati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.454 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v5i1.13720

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari komposisi media tanam serta konsentrasi auksin, ada tidaknya interaksi pertumbuhan setek tanaman Tin. Pelaksanaan penelitian bulan Maret sampai Juni 2019 di Kebun Percobaan 1 dan di lanjutkan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian. Rancangan Acak Kelompok (RAKF) 4x3 merupakan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun faktornya komposisi media tanam  4 taraf (Tanah, 1 bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang : 1 bagian sekam padi, 2 bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang : 1 bagian sekam padi, 3 bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang : 1 bagian sekam padi) dan konsentrasi auksin yang terdiri dari 3 taraf (0, 100, 200 ppm). Adapun hasil yang didapatkan yaitu perlakuan komposisi media tanam berpengaruh terhadap panjang tunas dan jumlah daun umur 4, 8, 12 MST, berat berangkasan basah, panjang akar, berat berangkasan kering serta berat kering akar dan berat basah akar. Komposisi media tanam terbaik adalah 3 bagian tanah: 1 bagian pupuk kandang: 1 bagian sekam padi. Konsentrasi auksin berpengaruh terhadap parameter panjang tunas dan jumlah daun umur 4, 8, 12 MST, berat berangkasan kering, panjang akar, berat berangkasan basah, serta berat kering akar dan berat basah akar. Konsentrasi terbaik untuk pertumbuhan setek tanaman tin adalah pada konsentrasi 0 ppm. Adanya interaksi terhadap panjang tunas dan jumlah daun umur 4, 8 dan 12 MST, berat kering akar, berat berangkasan basah, panjang akar,  berat berangkasan kering serta panjang akar dan berat basah akar. Pertumbuhan setek tin terbaik pada kombinasi 3 bagian tanah: 1 bagian pupuk kandang: 1 bagian sekam padi dengan konsentrasi auksin 100 ppm.The Effect of the Growing Media Composition and Auxin Concentration on theTin Plant (Ficus carica L.) Cuttings GrowthThis study aims to determine the effect of the composition of the planting media and the concentration of auxins, whether there is an interaction of growth of Tin cuttings. The research will be conducted from March to June 2019 in Experimental Garden 1 and continued at the Plant Physiology Laboratory, Faculty of Agriculture. The 4x3 Randomized Block Design (RCBD) is the design used in this study. The factors for the composition of the planting media are 4 levels (soil, 1 part soil: 1 part manure: 1 part rice husk, 2 parts soil: 1 part manure: 1 part rice husk, 3 parts soil: 1 part manure: 1 part husk rice) and auxin concentrations consisting of 3 levels (0, 100, 200 ppm). The results obtained were the treatment of the composition of the planting medium affected the length of the shoot and the number of leaves aged 4, 8, 12 MST, wet wet weight, root length, dry dry weight and root dry weight and root wet weight. For the best composition of the planting medium are 3 parts soil: 1 part manure: 1 part rice husk. Auxin concentration affects the length of the shoot parameters and the number of leaves aged 4, 8, 12 MST, dry dry weight, root length, wet wet weight, and root dry weight and root wet weight. The best concentration for growth of tin cuttings is at a concentration of 0 ppm. Interaction of shoot length and number of leaves aged 4, 8 and 12 MST, root dry weight, wet wet weight, root length, dry wet weight and root length and root wet weight. The best growth of tin cuttings in a combination of 3 parts of soil: 1 part of manure: 1 part of rice husk with a concentration of auxin 100 ppm.
Aplikasi Mulsa Organik dan Jarak Tanam pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Dika Pratama; Erita Hayati; Hasanuddin Hasanuddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 4 (2022): November 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.768 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i4.22650

Abstract

Abstrak. Gulma menjadi salah satu masalah yang harus diatasi dalam budidaya kedelai. Penggunaan mulsa organik dengan jarak tanam menjadi solusi terhadap permasalahan gulma, selain itu keduanya juga dapat meningkatkan kualitas produksi sesuai harapan. Tujuan penelitian untuk dapat mengetahui pengaruh mulsa organik serta jarak tanam, dan interaksi antara kedua faktor mengenai pertumbuhan serta hasil produksi kedelai. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok pola faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor peubah yang diteliti adalah mulsa organik dan jarak tanam. Faktor mulsa organik terdiri dari 3 taraf yaitu: kontrol, eceng gondok dan jerami padi. Jarak tanam yaitu 40 cm x 10 cm, 40 cm x 20 cm dan 40 cm x 30 cm dan 3 taraf menjadi faktornya. Peubah yang diamati yaitu laju tinggi tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji per tanaman dan hasil biji kering. Hasil uji sidik ragam menyatakan bahwa mulsa organik berpengaruh terhadap laju tinggi tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji per tanaman serta bobot biji kering. Penggunaan mulsa jerami padi dapat meningkatkan laju tinggi tanaman, bobot biji per tanaman, jumlah biji per tanaman, serta hasil biji kering kedelai. Jarak tanam berpengaruh terhadap jumlah biji per tanaman, bobot biji per tanaman dan bobot hasil biji kering. Peubah jumlah biji per tanaman, peubah bobot biji, dan peubah hasil biji kering dapat meningkat di perlakuan jarak tanam 40 cm x 30 cm. Tidak ada interaksi antar mulsa organik dan jarak tanam pada pertumbuhan dan hasil produksi kedelai.Application of plant space and organic mulch in soybean (Glycine max L.)Abstract. Weeds are one of the problems that must be overcome in soybean cultivation. The use of organic mulch with planting distance is a solution to the problem of weeds, besides that both can also improve the quality of production as expected. The purpose of the study was to determine the effect of organic mulch and plant spacing, and the interaction between the two factors regarding the growth and yield of soybean production. The design used was a 3 x 3 factorial pattern Randomized group design with 3 replications. The variables studied were organic mulch and plant spacing. The organic mulch factor consisted of 3 levels: control, water hyacinth and rice straw. The spacing is 40 cm x 10 cm, 40 cm x 20 cm and 40 cm x 30 cm and 3 levels are the factors. The observed variables were plant height rate, number of seeds per plant, seed weight per plant and dry seed yield. The results of the variance test stated that organic mulch affected the rate of plant height, number of seeds per plant, seed weight per plant and dry seed weight. The use of rice straw mulch can increase the rate of plant height, seed weight per plant, number of seeds per plant, and dry seed yield of soybean. Plant Spacing affects the number of seeds per plant, seed weight per plant and dry seed yield. The variable number of seeds per plant, the variable seed weight, and the variable dry seed yield can increase in the 40 cm x 30 cm spacing treatment. There is no interaction between organic mulch and plant spacing on soybean growth and yield.
Pendugaan Nilai Heritabilitas Karakter Agronomi Tanaman Padi (Oryza sativa L) Generasi F2 Aliyul Qadri; Erita Hayati; Efendi Efendi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 4 (2018): November 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.281 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i4.9197

Abstract

Abstrak. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi tingkat heritabilitas tanaman padi generasi F2 hasil persilangan varietas Batutegi dangan IRBB-27. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh. Pelaksanaan penelitian dimulai dari April sampai September 2017. Pendugaan nilai heritabilitas pada penelitian ini menggunakan pendugaan ragam lingkungan tidak langsung metode Mahmud-Kramer (Broad sense-per tanaman). Pendugaan nilai heritabilitas ini menggunakan data populasi P1, P2, dan F2. P1 dan P2 merupakan galur murni, sedangkan F2 merupakan turunan kedua dari persilangan P1 dan P2. Ragam fenotipe (σ2P) diduga dari σ2F2. Ragam lingkungan (σ2E) diduga dari √(σ2P1)(σ2P2). Pada karakter tinggi tanaman, jumlah malai, berat malai, berat 1000 butir, umur paner, dan potensi hasil memiliki nilai heritabilitas 92%, 55%, 51%, 89%, 64% dan 60% dengan kriteria tinggi. Sedangkan karakter panjang malai, dan persentase gabah bernas, memiliki nilai heritabilitas 29% dan 33% dengan kriteria sedang.Estimating the Heritability Value of Agronimic Character of Rice (Oryza sativa L) Generation F2Abstract. The aim of this research was to obtain information on the level of heritability of generation F2 rice produced by crossing of the Batutegi variety with IRBB-27. This research was carried out in the greenhouse of the Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University, Darussalam Banda Aceh. The research starts from April to September 2017. Estimating the heritability value in this study uses indirect environmental estimation of the Mahmud-Kramer method (Broad sense- plant). Estimating this heritability value uses population data P1, P2 and F2. P1 and P2 are pure strains, while F2 is the second derivative of P1 and P2 crosses. Phenotype variance (σ2P) is assumed to be from σ2F2. Environmental variance (σ2E) is assumed to be from √(σ2P1) (σ2P2). In the character of plant height, panicle number, panicle weight, 1000 grain weight, paner age, and yield potential has a heritability value of 92%, 55%, 51%, 89%, 64% and 60% with high criteria. While the panicle length character, and the percentage of pithy grain, has a heritability value of 29% and 33% with medium criteria.