Syafruddin Syafruddin
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian

Pengaruh Dosis Mikoriza Jenis Glomus mossae Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L.) merill) Toto Rafiko Samra; Syamsuddin Syamsuddin; Syafruddin Syafruddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.171 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v5i2.15032

Abstract

Abstrak Untuk menganalisa dosis mikoriza dan beberapa varietas perlu dilakukan penelitian terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai yang ditanam. Adapun penelitian ini diadakan di kebun percobaan, Fakultas Pertanian dan Laboratorium Biologi Tanah, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Penelitian dilaksanakan dari April - November 2019. Dipenelitian ini menggunakan Rancang yang diacak berkelompok pola faktorial memilik factor sebanyak 2 dan ulangan yang dibutuhkan sebanyak 3. Pertama yaitu faktor dosis pupuk mikoriza (D) terdiri dari 4 taraf yaitu D0 = 0 g dengan carier zeolit, D1 = 5 g dengan carier zeolit, D2 = 10 g dengan carier zeolit D3 = 15 g dengan carier zeolit. Faktor kedua yaitu beberapa varietas yang terdiri dari 3 taraf  yaitu V1 = Kipas Merah, V2 = Anjasmoro, V3 = Dering.  Sehingga didapatkan 12 kombinasi perlakuan dan percobaan terbagi dalam dua unit, sehingga terdapat 72 satuan unit percobaan. Adapun diamati meliputi umur berbunga (hari), tinggi tanaman (cm), jumlah cabang (cabang), jumlah cabang produktif (cabang), jumlah polong per tanaman (polong), jumlah polong bernas per tanaman (polong), jumlah bji per tanaman (biji), bobot biji per tanaman (g), bobot 100 biji per tanaman  (g) dan persentase akar terkolonisasi mikoriza (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis mikoriza berpengaruh sangat nyata pada paremeter persentase akar terkolonisasi mikoriza serta berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman umur  21 , 28 dan 42 HST. Dosis mikoriza 10 g dengan carier zeolit menunjukkan nilai terbaik pada parameter tinggi tanaman 42 HST (51,67 cm), persentase akar terkolonisasi mikoriza (47,02 %). Dosis mikoriza 15 g dengan carier zeolit menunjukkan nilai terbaik pada parameter tinggi tanaman umur 21 HST (23,44 cm), 28 HST (28,78 cm). Perlakuan beberapa varietas berpengaruh sangat nyata pada parameter tinggi tanaman umur 21 HST, jumlah cabang umur 21, 28, 35, dan 42 HST, jumlah cabang produktif, bobot biji pertanaman, bobot 100 biji, serta berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman umur  28 dan 35 HST. Varietas Anjasmoro menunjukkan nilai terbaik pada parameter tinggi tanaman umur 21 HST ( 23,75 cm), 28 HST (29,42 cm), 35 HST (36,42 cm), berat biji per tanaman (9,63 g) dan bobot 100 biji (14,73 g). Varietas Kipas Merah menunjukkan nilai terbaik pada parameter jumlah cabang umur 21 HST (4,58 cabang), 28 HST (5,25 cabang), 35 HST (5,58 cabang), 42 HST (5,92 cabang),  dan jumlah cabang  produktif (5,67 cabang). Terdapat interaksi yang nyata antara dosis mikoriza dan varietas terhadap parameter tinggi tanaman umur 21, 28, 35 HST dan jumlah polong bernas per tanaman. Perlakuan dosis mikoriza 15 g dengan carier zeolit dengan varietas Anjasmoro merupakan kombinasi perlakuan terbaik berdasarkan parameter tinggi tanaman umur 21 HST (28,33 cm), 28 HST (34,33 cm), dan 35 HST (42,00 cm).Effect of Mychorrhizal Doses and Type Glomus mossaea on the Growth and Yield of Several Soybean Varieties (Glycine max (L.) Merill)Abstract. The study aims to determine the effect of mychorrizal doses and several varieties on the growth and yield of soybean plants. The study was conducted at Experimental garden, Faculty of Agriculture and Soil Biology Laboratory, Syiah Kuala University, Banda Aceh. The research was conducted from April to November 2019. This study used a factorial randomized block design with 2 factors and 3 replications.the first factor is mychorryzal doses (D) consisting of four levels, namely D0 = 0 g with zeolit zeolit, D1 = 5 g with zeolit carier, D2 = 10 g with zeolite carier D3 = 15 g with zeolit carier. The second factor is several of variety (V) soybean with three levels, namely V1 = Kipas Merah, V2 = Anjasmoro, V3 = Dering. Thus there are 12 treatment combinations and the experiment is divided into 2 units, so that there are 72 of experimental units. The parameters observed were flowering age (day), plant height (cm) and number of branches (branch), number of productive branches (branch), number of plant pods (pod), number of pods contain (pod), number of plant beans (bean), plant beans weight (g), weight of 100 beans (g), and percentage of mychorrhizal colonized roots (%).The results of this study indicate that of mychorizzal doses has a very significant effect on the percentage of mychorrhizal colonized roots as well as a significant effect on plant height benchmarks aged 21, 28 and 42 DAP. Mychorizzal doses 10 g(zeolit)/plant shows the best value on plant height benchmarks aged 42 DAP (51.67 cm),  percentage of mychorrhizal colonized roots (47.02 %). Mychorizzal doses 15 g(zeolit)/plant shows the best value on plant height benchmarks aged 21 DAP (23.44 cm), 28 DAP (28.78 cm). The treatment of several varieties had very significant effects on plant height benchmarks aged 21 DAP, number of branches (branch) aged 21 DAP, 28 DAP, 35 DAP, and 42 DAP, number of productive branches (branch), plant beans weight (g), weight of 100 beans (g), as well as a significant effect on plant height benchmarks aged 28 and 35 DAP. Anjasmoro variety shows the best value on plant height benchmarks aged 21 DAP (23.75 cm), 28 DAP (29.42 cm), 35 DAP (36.42 cm), plant beans weight (9.63 g), weight of 100 beans (14.73 g). Kipas Merah variety shows the best value on number of branches benchmarks aged 21 DAP (4.58 branch), 28 HST (5,25 branch), 35 HST (5,58 branch), 42 HST (5,92 branch), and number of productive branches (5,67 branch). There is a real interaction between the mychorizzal doses and varieties of plant height bencmarks aged 21, 28, 35 HST and number of pods contain (pod). Treatment of mychorizzal doses 15 g(zeolit)/plant with Anjasmoro variety is the best combination of treatments based on palnt height benchmarks aged 21 HST (28,33 cm), 28 HST (34,33 cm), and 35 HST (42,00 cm). 
Interaksi Jenis Mikoriza dan Dosis SP-36 Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tin (Ficus carica L.) Pada Tanah Entisol Ihza Al Khair; Erida Nurahmi; Syafruddin Syafruddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.042 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i2.24250

Abstract

Abstrak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui interaksi jenis mikoriza dengan dosis pupuk SP-36 terhadap pertumbuhan tanaman tin pada tanah entisol. Penelitian dilakukan di Rumah Kasa dan Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam dari bulan Maret sampai Mei 2022. Penelitian ini memakai Rancangan Acak Kelompok pola faktorial 3 x 4 terdiri dari 3 kali ulangan, sehingga terdapat 36 unit percobaan. Peubah yang diteliti antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, diameter pangkal batang, jumlah cabang dan persentase akar dikolonisasi mikoriza. Hasil penelitian adalah interaksi antara jenis mikoriza dengan dosis SP-36 menunjukkan pengaruh sangat nyata pada jumlah cabang dan jumlah daun 60 HSPT. Pertumbuhan tanaman tin yang lebih baik terdapat pada perlakuan kombinasi jenis mikoriza Glomus mosseae dengan dosis 0 kg ha-1.Interaction of Mycorrhizal Types and SP-36 Doses on Growth of Tin (Ficus carica L.) Plants in Entisol SoilAbstract. The aim of the study was to determine the interaction of mycorrhizal species with SP-36 fertilizer doses on the growth of fig plants on entisol soil. The study was conducted at the Screen House and Horticulture Laboratory, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University, Darussalam from March to May 2022. This study used a 3 x 4 factorial randomized block design consisting of 3 replications, so there were 36 experimental units. The variables studied included plant height, number of leaves, stem diameter, number of branches and percentage of roots colonized by mycorrhiza. The results showed that the interaction between the types of mycorrhizae and the SP-36 dose showed a very significant effect on the number of branches and the number of leaves at 60 HSPT. Better growth of fig plants was found in the combination treatment of Glomus mosseae mycorrhizal species at a dose of 0 kg ha-1. 
Pengaruh Pembenah Tanah Terdahap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Dengan Berbagai Pola Tanam Pada Tanah Podsolik Ridha Arjuna; Syafruddin Syafruddin; Zaitun Zaitun
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 2, No 4 (2017): November 2017
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.475 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v2i4.5408

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembenah tanah terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai dengan berbagai pola tanam pada tanah podsolik. Penelitian ini dilakukan di Gampong Teureubeh, Mukim Jantho, Kecamatan Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar dari bulan Agustus sampai Desember 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 5 x 2 dengan 3 ulangan sehingga diperoleh 30 satuan percobaan. Faktor yang diteliti adalah pembenah tanah (A) dan pola tanam (S). Faktor pembenah tanah terdiri dari A0=NPK 400 kg ha-1, A1=biochar 10 ton ha-1, A2=pupuk kandang 10 ton ha-1, A3=biochar 10 ton ha-1 + NPK 400 kg ha-1 dan A4=pupuk kandang 10 ton ha-1 + NPK 400 kg ha-1. Faktor pola tanam terdiri dari S1=monokultur kedelai dan S3=tumpangsari jagung-kedelai. Penggunaan pembenah tanah belum mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penggunaan pola tanam monokultur secara umum menghasilkan pertumbuhan tanaman kedelai yang lebih baik dan penggunaan pola tanam tumpangsari menghasikan hasil tanaman kedelai yang lebih baik. Terdapat interaksi antara pembenah tanah dan pola tanam terhadap bobot brangkasan basah dengan yang terberat yaitu kandang 10 ton ha-1 pada pola tanam monokultur kedelai.The Effect of Soil Amandement on Soybean (Glycine max L.) Growth and Yield with Multiple Cropping at Podsolic SoilAbstract. This research aims to determine the effect of soil amandement on soybean growth and yield multiple cropping at podsolic soil. This research take a place at Gampong Teureubeh, Mukim Jantho, Jantho Town District, Aceh Besar from August to December 2016. This research used Randomized Block Design (RAK) with 5 x 2 factorial pattern with 3 replications to obtain 30 experimental units. The factors studied were soil amandement (A) and multiple cropping (S). The soil amandement factor consisted of A0=NPK 400 kg ha-1, A1=biochar 10 ton ha-1, A2=pupuk kandang 10 ton ha-1, A3=biochar 10 ton ha-1 + NPK 400 kg ha-1 and A4=pupuk kandang 10 ton ha-1 + NPK 400 kg ha-1. Factor of multiple cropping consist of S1 = soybean monoculture and S3 = intercropping of corn-soybean. The application of soil amandement has not affected the growth and yield of soybean crops. The general results of application monoculture multiple cropping is better in soybean crop growth and the result of application intercropping multiple cropping is better in soybean crop yields. There is an interaction between soil amandement and multiple cropping on wet weighted weights with the heaviest cage of 10 ton ha-1 in soybean monoculture multiple planting.
Pengaruh Jenis Mikoriza dan Dosis SP-36 terhadap Pertumbuhan dan Hasil Nilam (Pogostemon cablin Benth.) pada Tanah Entisol Aceh Besar Diral Sauri; Syamsuddin Syamsuddin; Syafruddin Syafruddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.803 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i2.20163

Abstract

Komoditi nilam termasuk bahan baku ekspor yang cukup laris di dunia perdagangan internasional. Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak nilam dunia. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi nilam yang optimal ialah melalui pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis mikoriza dan dosis SP-36 terhadap pertumbuhan dan hasil nilam pada tanah Entisol. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan dan Laboratorium Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, dari bulan Januari hingga Juni 2021. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis mikoriza (M), yaitu M1: Glomus mosseae, M2: Gigaspora sp, M3: Campuran (Glomus mosseae+Gigaspora sp). Faktor kedua yaitu dosis SP-36 (P), yaitu P0: 0 kg/ha, P1: 25 kg/ha, P2: 50 kg/ha, P3: 100 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Jenis mikoriza berpengaruh sangat nyata tehadap parameter tinggi tanaman 30, 45, 60 HSPT, diameter batang 60 HSPT, jumlah daun 30, 45 dan 60 HSPT serta berat basah dan berat kering keseluruhan tanaman. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 15 HSPT, diameter batang 30 dan 45 HSPT, jumlah cabang 30 dan 60 HSPT, jumlah daun 15 HSPT serta persentase akar terkolonisasi mikoriza. Perlakuan dosis pupuk SP-36 berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman 60 HSPT, diameter batang 60 HSPT dan jumlah cabang 45 HSPT. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 45 HSPT, diameter batang 45 HSPT, jumlah cabang 60 HSPT, jumlah daun 45 dan 60 HSPT, berat basah keseluruhan tanaman serta persentase akar terkolonisasi mikoriza. Terdapat interaksi antara jenis mikoriza dengan dosis pupuk SP-36 terhadap parameter diameter batang umur 30 dan 60 HSPT, jumlah cabang umur 15 HSPT, jumlah daun umur 30 dan 45 HSPT serta persentase akar terkolonisasi mikoriza. Interaksi terbaik pada perlakuan ini dijumpai pada perlakuan jenis mikoriza Campuran (Glomus mosseae + Gigaspora sp.) dengan pemberian pupuk SP-36 sebanyak 25% (25 kg ha-1). The Effect of Mycorrhiza Type and SP-36 Dose on Growth and Yield of Patchouli (Pogostemon cablin Benth.) in Entisol Soil Aceh Besar Patchouli is an export raw material which is quite popular in the world of international trade. Indonesia is one of the world's main producers of patchouli oil. One way to increase optimal patchouli production is through fertilization. This study aimed to determine the effect of mycorrhizal species and dose of SP-36 on the growth and yield of patchouli on Entisol soil. This research was conducted at the Experimental Garden and Horticulture Laboratory, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University, Banda Aceh, from January to June 2021. This study used a factorial randomized block design (RBD) with 2 factors and 3 replications. The first factor is the type of mycorrhizal (M), namely M1: Glomus mosseae, M2: Gigaspora sp, M3: Mixed (Glomus mosseae+Gigaspora sp). The second factor is the dose of SP-36 (P), namely P0: 0 kg ha-1, P1: 25 kg ha-1, P2: 50 kg ha-1, P3: 100 kg ha-1. The results showed that the treatment of mycorrhizal species had a significant effect on the parameters of plant height 30, 45, 60 DAT, stem diameter 60 DAT, number of leaves 30, 45 and 60 DAT as well as wet weight and dry weight of the whole plant. Have a real impact on plant height 15 DAT, stem diameter 30 and 45 DAT, number of branches 30 and 60 DAT, number of leaves 15 DAT and the percentage of mycorrhizal colonized roots. The treatment dose of SP-36 fertilizer had a significant effect on plant height 60 DAT, stem diameter 60 DAT and number of branches 45 DAT. Significant effect on plant height 45 DAT, stem diameter 45 DAT, number of branches 60 DAT, number of leaves 45 and 60 DAT, total wet weight of plants and the percentage of mycorrhizal colonized roots. There was an interaction between the type of mycorrhizal with the dose of SP-36 fertilizer on the parameters of stem diameter at the age of 30 and 60 DAT, the number of branches aged 15 DAT, the number of leaves at the age of 30 and 45 DAT and the percentage of mycorrhizal colonized roots.
Analisis Variabilitas dan Heritabilitas Mutan Padi (Oryza Sativa L.) M3 Hasil Iradiasi Sinar Gamma Pada Sistem Pertanian Organik Irsat Adanan Harahap; Efendi Efendi; Syafruddin Syafruddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.068 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v4i1.10343

Abstract

Iradiasi sinar gamma menyebabkan terjadinya perubahan genetika pada padi Sanbei Mutan yang diwariskan keketurunannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui heritabilitas padi mutan 3 terhadap induknya M2. Metode penilitian yang digunakan adalah Analisis Deskriptif yang ditata dalam bentuk rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial, menggunakan satu faktor pengaruh galur dengan Sanberasi M3 ada 37 galur dan Sanbei Asli 3 ulangan total 40 galur. Bahan yang digunakan  adalah  benih padi, kapas, air, pupuk organik, pupuk daun, dekomposer, tanah entisol, dan Alat yang digunakan adalah petridish, incubator, ayakan tanah, head magnifier, meteran, kamera, pinset, tray, ember besar, klip plastik kecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  beberapa galur M3 memiliki heritabiltas tinggi, cukup tinggi dan rendah terhadap induknya M2 pada pengamatan tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, panjang malai, tinggi tanaman, berat malai dan jumlah malai. Perlakuan pengaruh galur membuat pertumbuhan padi Mutan 3 jadi beragam dan penanaman secara organik tak menjadi kendala produksi pada penanaman padi Mutan 3.