Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : Jurnal Electrichsan

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI DAYA PADA TRAFO DISTRIBUSI GARDU GLS 084, 50 kVA DI DESA POLOHUNGO Laindjong, Moh. Rifaldi; Humena, Steven; Asri, Muhammad
Jurnal Electrichsan Vol. 13 No. 2 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : Program Studi Teknik Elektro Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/electrichsan.v13i2.1042

Abstract

Dalam memenuhi kebutuhan energi listrik, pada saat beban dihidupkan maka distribusi beban tidak sinkron sehingga terjadi ketidakseimbangan beban yang mempengaruhi suplai daya Untuk itu penulis ingin melakukan penelitian untuk menganalisis ketidakseimbangan beban tersebut. akibat kerugian yang terjadi pada gardu distribusi GLS 84 di desa Polohungo. Data terukur dari lapangan operasi distribusi digunakan sebagai acuan untuk menemukan dan menentukan gardu distribusi dengan beban tidak seimbang. Secara umum, beban tidak seimbang dapat dengan mudah diinduksi dengan melihat hasil pengukuran arus netral. Jika arus netral lebih besar atau sama dengan arus fasa diperoleh, beban yang tidak seimbang pada jaringan harus dicurigai. Induksi beban tidak seimbang juga dapat dilihat dari besarnya arus untuk masing-masing fasa (R, S dan T) yang memiliki selisih yang besar.Dari hasil prosentase terlihat bahwa pada malam hari ketidakseimbangan beban pada trafo lebih besar (19%), dibandingkan pada siang hari yaitu (5%). Hal ini disebabkan oleh penggunaan listrik yang tidak merata sehingga menimbulkan beban yang tidak seimbang. Ketidakseimbangan beban menyebabkan arus mengalir pada penghantar netral. Arus ini merupakan kerugian yang harus ditanggung oleh PT. PLN karena di sepanjang penghantar netral terdapat hambatan. Ada kebutuhan untuk perawatan transformator triwulanan, trimester atau tahunan untuk mencegah ketidakseimbangan beban, dan untuk mencegah kerusakan pada transformator.
Prototipe Perawatan Tanaman Hias Aglonema Menggunakan Sensor Yl-69 Berbasis IoT Asri, Muhammad; Abdullah, Riska K.; Joni Ariawan, I Wayan
Jurnal Electrichsan Vol. 11 No. 01 (2022): Mei 2022
Publisher : Program Studi Teknik Elektro Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/electrichsan.v11i01.81

Abstract

Permasalahan atau kendala bagi para petani tanaman hias aglaonema pengoleksi tanaman hias aglaonema diGorontalo yang belum tau permasalahan dalam bidang perawatan tanaman hias aglaonema.biasanya orang pada umumnya memperlakukan tanaman hias aglaonema sama dengan tanaman hias lainya itu salah. kendala terletak pada kelembaban tanah. kebanyakan orang asal siram tanpa mengetahui kelembaban tanah yang dinginkan oleh tanaman.Tujuan penelitian merancang alat tanaman hias aglonema. Menggunakan sensor YL-69 serta mikrokontroler wemos D1 yang akan terhubung langsung dengan internet dimana hasilnya akan ditampilkan diweb. Hasil pengujian system data ADC dan persentase. nilai dari sensor kelembaban tanah nilai ADC pada pengujian memiliki nilai rata-rata 655,9 dan nilai persetase kelembaban tanah 65,6% dimana kondisi pomp air OFF menunjukan nilai ADC berbanding terbalik dengan nilai konversi dalam bentuk persentase tingkat kelembaban tanah. Nilai maksimal ADC (1024) saat (kering) sebaliknya sensor tanah memberikan nilai (0) disaat (basah) pada saat kondisi tanah kering atau nilai kelembabannya dibawah 40% nilai ADC rata-rata 821,7 dan persentase kelembaban tanah 35,7% di mana kondisi pomp air ON. Problems or obstacles for Aglaonema ornamental plant farmers, Aglaonema ornamental plant collectors in Gorontalo, who have not had problems in the field of Aglaonema ornamental plant care. Usually, people generally treat Aglaonema ornamental plants the same as other ornamental plants, it is wrong. The problem lies in soil moisture. most people water without knowing the soil moisture that plants want. The purpose of this research is to design aglonema ornamental plant tools. Using the YL-69 sensor and the Wemos D1 microcontroller which will be connected directly to the internet where the results will be displayed on the web. The results of testing the ADC system data and percentages. From the soil moisture sensor, the ADC value in the test has an average of 655.9 and the percentage value of soil moisture is 65.6% where the water pump OFF condition shows the ADC value is inversely proportional to the conversion value in the form of soil moisture levels. The maximum ADC value (1024) when (dry) on the other hand the soil sensor gives a value of (0) when the soil condition is dry or the humidity is below 40%, the average ADC value is 821.7 and the percentage of soil moisture is 35.7% where the water pump condition ON.
Perancangan dan Pembuatan Alat Pengering padi Berbasis Arduino Uno Hulukati, Stephan A.; Asri, Muhammad; Riyanto, Agus
Jurnal Electrichsan Vol. 11 No. 01 (2022): Mei 2022
Publisher : Program Studi Teknik Elektro Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/electrichsan.v11i01.82

Abstract

Padi yang sudah diolah menjadi beras merupakan makanan pokok penduduk Indonesia. Setelah padi dipanen, bulir padi atau gabah dipisahkan dari jerami. Cara memisahkan padi dari jerami yaitu dengan menggunakan alat bantuan pemisah padi atau perontok padi dari gabah padi. Proses pengeringan gabah merupakan salah satu faktor penentu kualitas beras. Hal ini dikarenakan gabah pada awalnya dalam keadaan basah dan harus dikeringkan terlebih dahulu agar kadar air gabah sesuai dengan standar yang disesuaikan yaitu 13-14% [SNI No. 4512-TAN-1998] untuk dapat diproses lebih lanjut dan di olah menjadi beras. Pada umumnya pengeringan gabah di Indonesia masih dilakukan dengan cara yang relatif sederhana atau pengeringan secara tradisional dengan cara dipanaskan pada terik matahari atau dijemur. Proses pengeringan sederhan ini umumnya membutuhkan waktu tiga hari untuk proses pengeringan. Untuk mengatasi masalah pada proses pengeringan secara manual, pada penelitian ini maka penulis akan merancang alat pengering otomatis. Berdasarkan hasil pengujian buka tutup atap terhadap sesnsor cahaya diatas, pada saat intensitas cahaya dalam keadaan terang (Pagi atau siang), atap bak pengering membuka. Sedangkan pada saat intensitas cahaya dalam keadaan gelap (mendung atau malam) atap bak pengering menutup. Pada saat atap terbuka membutuhkan waktu 00:04,4 detik sedangkan pada saat menutup hanya membutuhkan waktu 00:01,2 detik. Proses pengujian pengeringan gabah di mulai dari jam 13:40 – 01:40 dan hasil suhu yang peroleh selam jam 22:40 adalah 50 ᵒC dan pada saat suhu sudah mencapai batas yang di tentukan maka lampu pijar mati dan kipas yang ada didalam ruang pengering berputar agar padi tetap kering dan suhu pada ruangan tidak lembab. Rice which has been processed into rice is the staple food of the Indonesian population. After the rice is harvested, the grain of rice or grain is separated from the straw. The way to separate rice from straw is by using a rice separator or rice threshing aid from rice grain. The grain grinding process is one of the determinants of rice quality. This is because the grain is initially wet and must be dried first so that the grain moisture content is in accordance with the adjusted standard, 13-14% [SNI No. 4512-TAN-1998] for further processing and processing into rice. In general the drying of grain in Indonesia is still carried out in a relatively simple or traditional way of drying by heating it in the hot sun or drying it. This simple drying process generally takes three days for the rolling process. To overcome the problem in the drying process manually, in this study the authors will design an automatic dryer. Based on the test results of opening the roof of the roof of the light above, when the intensity of the light is bright (morning or afternoon), the roof of the dryer opens. Whereas when the light intensity is dark (cloudy or night) the roof of the drying tub closes. When the roof is open it takes 00: 04.4 seconds while when closing it only takes 00: 01.2 seconds. The process of testing grain drying starts at 1:40 a.m. - 1:40 p.m. and the temperature results obtained at 10:40 p.m. are 50 ᵒC and when the temperature has reached the specified limit, the incandescent lamp dies and the fan inside the drying chamber rotates so that the rice stays dry and the temperature in the room is not moist.
Monitoring Bearing Scavenge Oil Temperature Berbasis Internet Of Things (Iot) Pada Unit PLTU Anggrek Laleno, Wahyudin; Hulukati, Stephan A.; Asri, Muhammad
Jurnal Electrichsan Vol. 11 No. 2 (2022): November 2022
Publisher : Program Studi Teknik Elektro Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/electrichsan.v11i2.287

Abstract

PLTU Anggrek merupakan salah satu pembangkit tenaga listrik yang ada di Gorontalo.Dalam beroperasinya PLTU tersebut, monitoring sistem kontrol DCS dibagi dalam tiga bagian yaitu boiler, turbin, dan auxiliary sistem (fuel and water). Pada bagian turbin dan generator terdapat ST Bearing scavenge oil yang berfungsi untuk menjaga suhu sehingga kesetabilan putaran antara poros turbin dan generator dapat terjaga dengan stabil. Proses monitoring kondisi ST Bearing scavenge oil tidak menjadi hal yang utama dibandingkan dengan Generator dan Turbin. Kurangnya pemantauan tersebut mengakibatkan tidak segera dapat diketahui sejak dini pada saat temperatur Bearing scavenge oil melebihi batas yang diperbolehkan. Dengan adanya sistem monitoring temperature berbasis IoT ini akan mempermudah dan mempercepat operator dalam mengetahui jika terjadi kenaikan temperatur dimanapun berada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu on/off dengan prinsip kerja membaca suhu ST Bearing scavenge oil dan mengirimkan data suhu ke Smart Phone Android. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa monitoring suhu Bearing dapat dipantau dengan Android berbasis IoT. Terdapat selisih perbedaan hasil pengukuran antara Sensor DHT11 dengan sensor pada sistem DCS PLTU rata-rata sebesar 14.7 derajat Celcius. Hal tersebut terjadi karena pengukuran DHT11 hanya diletakkan diluar sistem pendingin dari Bearing. PLTU Anggrek is one of the power plants in Gorontalo. In its operation, the monitoring of the DCS control system is divided into three parts, namely the boiler, turbine, and auxiliary system (fuel and water). In the turbine and generator section, there is ST Bearing scavenge oil which functions to maintain the temperature so that the rotational stability between the turbine shaft and the generator can be maintained stably. The process of monitoring the condition of ST Bearing scavenge oil is not the main thing compared to generators and turbines. This lack of monitoring means that it cannot be detected early when the Bearing scavenge oil temperature exceeds the allowable limit. With this IoT-based temperature monitoring system, it will make it easier and faster for operators to find out if there is an increase in temperature wherever they are. The method used in this study is on/off with the working principle of reading the ST Bearing scavenge oil temperature and sending temperature data to an Android Smartphone. Based on the results of the study, the bearing temperature monitoring can be monitored with IoT-based Android. There is a difference in the measurement results between the DHT11 sensor and the sensor on the PLTU DCS system on average 14.7 degrees Celsius. It is due to the DHT11 measurement is only placed outside the cooling system of the Bearing.
Rancang Bangun Alat Sirkulasi Air Pada Sistem Tanaman Hidroponik Hulukati, Stephan A.; Asri, Muhammad; Pegu, Owin; Abdussamad, Syahrir
Jurnal Electrichsan Vol. 11 No. 2 (2022): November 2022
Publisher : Program Studi Teknik Elektro Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/electrichsan.v11i2.289

Abstract

Hidroponik adalah cara bercocok tanam dengan hanya menggunakan air sebagai media tumbuhnya, metode hidroponik sendiri merupakan metode yang sangat sederhana mengingat metode ini tidak memerlukan lahan yang luas. Besarnya minat masyarakat terhadap sistem hidroponik ini perlu di iringi dengan kamajuan tekhnologi saat ini yang sudah canggi untuk para petani mengontrol sirkulasi air dengan baik. Metode penelitian ini membahas bagaimana merancang alat sirkulasi air pada sistem hidroponik dengan alat SR04-A. Sebagai alat control sistem tanaman hidroponik alat ini dilengkapi bagian bagian pendukung berupa, 1 buah sensor unit ultra sonic, 1 buah buzzer, dan 5 buah lampu led sebagai indicator. Dan berupa alat pemantau temperature dan kelembapan udara, yang menggunakan mikrokontroler NODE MCU dan sensor DHT11 yang mendeteksi temperature dan kelembapan udara. Penelitian ini dibuat agar para petani mengetahui bahwa membuat sistem tanaman hidroponik dengan memafaatkan teknologi pada jaman sekarang yang bisa mengotrol sirkulasi air secara otomatis pada sistem tanaman. Berdasarkan pengujian yang dilakukan di loakasi didapatkan bahwa setiap modul dapat bekerja sangat baik sesuai dengan fungsnya, outputnya adalah menggunakan pompa air untuk mengontrol keluar masuknya air pada sistem tanaman hidroponik. Dan hasil dari penelitian ini adalah sistem dapat mendeteksi jarak air 100 cm, 50, cm, 10 cm. Pada saat jarak sensor unit 100 cm maka pompa akan ON untuk menjalankan fungsinya sebagai pengaturan sirkulasi air pada sistem tanaman, dan ketika deteksi sensor sudah sampai 10 cm maka pompa akan OFF. Dan untuk pemantauan kelembapan outpunya adalah LCD dan Aplikasi Blynk. Hasil yang di dapat dari deteksi sensor unutk temeperature yang paling tinggi 43C° dan kelembapan 38%. Saran yang dapat dikembangkan pada penelitian ini adalah hanya untuk pengontrolan monitoring yang lebih baik menggunakan pompa air 2, agar bisa memonitoring kelembapan udarah lebih baik. Hydroponics is a way of growing crops using only water as a growth medium. The hydroponic method is simple since it does not require a large area of land. The amount of public interest in this hydroponic system needs to be accompanied by advances in technology that are now sophisticated for farmers to control water circulation properly. This study employs a method that discusses the design of water circulation equipment in a hydroponic planting system using the SR04-A device. As a control tool for the hydroponic planting system, this tool is equipped with supporting parts, namely 1 ultrasonic sensor unit, 1 buzzer, and 5 led lights as indicators. The temperature and humidity monitoring device uses a NODEMCU microcontroller and a DHT11 sensor that detects air temperature and humidity. It aims to help farmers that making a hydroponic planting system by utilizing today's technology that can control water circulation automatically in the plant system is simple to master. Based on the tests carried out at the location, it is found that each module can work very well following its function. The output is to use a water pump to control the entry and exit of water in the hydroponic planting system. The result of this study is that the system can detect water distances of 100 cm, 50, cm, and 10 cm. When the sensor unit distance is 100 cm, the pump will be ON to carry out its function as a water circulation regulation in the planting system. If the sensor detection has reached 10 cm, the pump will be OFF. In humidity monitoring, the outputs are the LCD and the Blynk App. It also indicates the detection of a sensor for the highest temperature of 43C ° and humidity of 38%. This study suggests that only using a water pump 2 with a better monitoring control can better monitor the humidity of the air.
Rancang Bangun Alat Penetas Telur Otomatis Berbasis TC-106 Umara, Ramdan; Hulukati, Stephan; Asri, Muhammad
Jurnal Electrichsan Vol. 12 No. 02 (2023): November 2023
Publisher : Program Studi Teknik Elektro Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/electrichsan.v12i02.691

Abstract

Mesin penetas telur adalah salah satu perangkat yang banyak digunakan di bidang peternakan unggas. Mesin ini dirancang untuk meningkatkan jumlah telur yang menetas. Banyak mesin penetas telur yang diproduksi baik secara manual, semi otomatis namun tingkat keberhasilan mesin penetas ini masih rendah. Produksi benih ayam dan penetasan telur tidak efisien. Hal ini dikarenakan peternak ayam masih biasa menggunakan mesin penetas manual untuk telurnya. Untuk itulah di perlu memiliki mesin penetas telur otomatis agar lebih efisien. Pembuatan alat ini dimaksudkan untuk membuat perangkat keras dan perangkat lunak mesin penetas telur otomatis berbasis mikrokontroler TC106. Dalam proses pembuatan mesin penetas telur dengan rak yang dapat digeser secara otomatis dalam pembangunan alat ini, mikrokontroler ATMega328 pada board TC106 sebagai pengontrol sistem, DS18B20 yang mendeteksi suhu dan kelembaban, dan LCD display yang menampilkan suhu ruangan hasil pengukuran Menggunakan beberapa komponen seperti motor AC, motor yang menggerakkan rak geser untuk memutar telur dan menambahkan timmer sebagai waktu untuk mengontrol. Untuk meningkatkan retensi panas, menambahkan bola lampu sebagai media penyimpanan panas, untuk pemanas penetas digunakan 4 buah lampu dengan daya 20 Watt. Ruang penetas juga dilengkapi 1 buah kipas untuk sirkulasi udara. Pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan sebelum dan sesudah memasukkan bahan ke dalam inkubator. Nilai terukur dapat diatur ke 37-38 derajat dan kelembabannya 50-60%. Menjaga kestabilan suhu pada ruang ingkubator, mengetahui proses penetasan telur dalam menggunakan alat bantu penetasan agar dapat meningkatkan suatu alat produksi yang baik dan berkualitas di dalam dunia industry. Dapat membantu dan mempermudah kinerja masyarakat dalam menetaskan telur ayam, di proses penetas telur ayam agar menjadi mudah dengan memanfaatkan alat pengontrol otomatis.
Rancang Bangun Sistem Pompa Air Otomatis Berbasis Nodemcu Esp8266 Pada Kelompok Tani Al-Hidayah Hulukati, Stephan; Hasanah, Ummul; Asri, Muhammad
Jurnal Electrichsan Vol. 12 No. 02 (2023): November 2023
Publisher : Program Studi Teknik Elektro Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/electrichsan.v12i02.692

Abstract

Pemanfaatan air yang maksimal untuk tanaman cabai pada Kelompok Tani Alhidayahmembutuhkan alat bantu, salah satunya pompa air. Pengoprasian pompa air biasanya dilakukan dengan manual yang mana membutuhkan sistem kontrol yang efisien. Perkembangan konektifitas internet adalah sebuah konsep dari Sistem Internet of Things (IoT) yang akan di gunakan untuk membantu kemudahan untuk kehidupan sehari-hari.. Untuk itu peneliti akan memanfaatkan sistem ini untuk dipadukan dengan pompa air. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengkoneksikan NodeMCU ESP8266 dengan pompa air agar pompa air bisa berjalan secara otomatis.Koneksi internet (WiFi) digunakan untuk menghubungkan antara NodeMCU dengan pompa dan dapat di monitoring dan dinyalakan secara manual dengan smartphone. Dari hasil pengujian alat ini pompa air bisa berjalan dengan yang diinginkan, baik secara manual maupun otomatis, dan dapat dipantau menggunakan smartphone, dengan hasil tingkat kelembaban kurang dari 50% pompa air akan hidup dan jika lebih atau sama dengan 50% pompa air akan mati.
Rancang Bangun Alat Pendeteksi Posisi Gangguan Beban Lebih pada Instalasi Rumah Tinggal Dempal, Yohanis; Asri, Muhammad; Hulukati, Stephan
Jurnal Electrichsan Vol. 12 No. 02 (2023): November 2023
Publisher : Program Studi Teknik Elektro Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/electrichsan.v12i02.695

Abstract

Pada tahun 2021, PT PLN (Persero) memiliki pelanggan sebanyak 82.54juta, dari sini kita dapat mengetahui tingkat kebutuhan manusia akan energi listrik sangat tinggi. Permasalahan yang sering di jumpai di masyarakat atau rumah yang menggunakan instalasi grup adalah sulitnya menemukan grup yang mengalami gangguan sehingga arus listrik tidak mengalir Pada penelitian kali ini akandi buat “ Rancang Bangun alat Pendeteksi Lokasi Gangguan Beban Lebih Pada Instalasi Rumah Tinggal “. Dengan 3 pembagian MCB grup dan sensor ACS712 pelaporannya posisi gangguan dengan arduino uno serta lcd untuk menampilkan arus serta rupiah pemakian per detik. Pada perancangan ini Membuat sistem monitoring pendeteksi posisi gangguan listrik 1 fasa pada instalasi rumah tinggal menggunakan trainer alat pendeteksi lokasi gangguan. Kemudian membuat simulasi gangguan dengan pembebanan lebih atau arus lebih menggunakan lampu LED 15 watt, dispenser dan setrika. Hasil pengujian menunjukan bahwa kekurangan dari pembacaan sensor ACS712 tidak stabil pada pembacaan arus pada beban kecil, tetapi pembacaan sensor arus akan stabil pada pembacaan arus besar. Tingkat keakuratan pembacaan arus dari sensor ACS712 di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kestabilan tegangan, kalibrasi pada perhitungan sensor di coding, hingga kerusakan pada sensor itu sensdiri. Oleh karen itu sensor arus ACS712 ini hanya banyak di gunakan untuk pendeteksi arus lebih dan untuk sistem proteksi, daripada di gunakan untuk monitoring arus beban.
RANCANG BANGUN ALAT PENGERING TEPUNG BERAS BERBASIS ARDUINO UNO dengan KONSTRUKSI TERBUKA: alat pengering tepung beras, sistem kontrol otomatis, Arduino, penyinaran, pemanasan GOBEL, FAHRUL; Hulukati, Stephan A Hulukati; Asri, Muhammad
Jurnal Electrichsan Vol. 13 No. 1 (2024): Mei2024
Publisher : Program Studi Teknik Elektro Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/electrichsan.v13i1.768

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menguji alat pengering tepung beras dengan sistem kontrol otomatis menggunakan Arduino. Alat pengering ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap penyinaran dan tahap pemanasan. Tahap penyinaran dilakukan untuk mengurangi kadar air tepung beras secara awal, sedangkan tahap pemanasan dilakukan untuk menurunkan kadar air tepung beras hingga memenuhi standar SNI. Hasil perancangan alat menunjukkan bahwa alat pengering ini memiliki konstruksi yang terbuka dengan pembagian struktur bangun. Struktur bangun bagian bawah merupakan media pengering, sedangkan struktur bangun bagian atas merupakan penempatan sistem kontrol. Sistem kontrol alat pengering ini terdiri dari arduino, sensor cahaya, relai, dan elemen pemanas. Hasil pengujian keseluruhan alat pengeringmenunjukkan bahwa alat ini dapat bekerja secara otomatis sesuai dengan kondisi intensitas cahaya. Pada kondisi intensitas cahaya di sekitar redup, maka alat akan menjalankan proses penyinaran. Sebaliknya, pada kondisi intensitas cahaya di sekitar terang, maka alat akan menghentikan proses penyinaran dan menjalankan proses pemanasan. Pengujian sampel tepung beras menunjukkan bahwa alat pengering ini mampu menurunkan kadar air tepung beras hingga 22%. Dengan suhu pengujian ±60ºC, alat pengering ini membutuhkan waktu ±8,26 jam untuk menurunkan kadar air tepung beras hingga 13%, sesuai standar SNI. Secara keseluruhan, alat pengering tepung beras dengan sistem kontrol otomatis menggunakan Arduino ini dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam menurunkan kadar air tepung beras
RANCANG BANGUN MINIATUR JEMURAN IKAN ASIN OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER: Pengering ikan otomatis, efisiensi alat pengering ikan, LDR, sensor hujan Ibnu, Muh; Asri, Muhammad; Botutihe, Sjahril
Jurnal Electrichsan Vol. 13 No. 1 (2024): Mei2024
Publisher : Program Studi Teknik Elektro Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/electrichsan.v13i1.796

Abstract

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah membuat Miniatur Jemuran Ikan Asin Otomatis berbasis mikrokontroler. Pengeringan ikan asin secara tradisional seringkali menghadapi kendala, terutama terkait cuaca yang tidak mendukung dan memerlukan pemantauan yang konstan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merancang miniatur jemuran ikan asin otomatis yang memanfaatkan teknologi mikrokontroler. Dengan menggunakan mikrokontroler, sistem ini dapat mengatasi kendala-kendala dalam pengeringan ikan asin secara tradisional. Keunggulan yang ditawarkan antara lain efisiensi, pengendalian presisi, penghematan waktu, dan pengurangan kerja manual. Metode penelitian melibatkan perancangan sistem, analisis kebutuhan, pembuatan, dan pengujian komponen-komponen seperti sensor cahaya, sensor hujan, motor DC, relay, dan lainnya. Pengujian dilakukan terhadap sensor cahaya dan sensor hujan untuk memastikan fungsi mereka dalam mengatur proses penjemuran. Selanjutnya, dilakukan pengujian pada sampel ikan asin menggunakan miniatur jemuran otomatis dan dibandingkan dengan penjemuran secara tradisional. Hasil pengujian menunjukkan bahwa miniatur jemuran ikan asin otomatis mampu menghasilkan ikan asin dengan bobot kering yang bervariasi antara 93,1 gram hingga 112,6 gram, dengan persentase penurunan bobot berkisar antara 48,2% hingga 51,9% dalam kurun waktu pengeringan 24 jam. Dibandingkan dengan metode tradisional, miniatur jemuran otomatis ini menunjukkan hasil yang lebih efisien dan konsisten dalam proses pengeringan. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif dalam pengembangan teknologi pengeringan ikan asin yang lebih efisien, ekonomis, dan ramah lingkungan. Hasilnya dapat bermanfaat bagi masyarakat, peneliti, dan pihak lain yang tertarik dalam pengembangan teknologi otomatisasi dalam pengolahan ikan asin. Kata kunci : Pengering ikan otomatis, efisiensi alat pengering ikan, LDR, sensor hujan. Abstract This research aims to develop a microcontroller-based automatic salted fish dryer miniature. Traditional drying of salted fish often faces obstacles, especially related to unfavorable weather, and requires constant monitoring. Therefore, this research aims to design an automatic salted fish dryer miniature that utilizes microcontroller technology. By a microcontroller, this system can overcome the obstacles in the traditional drying of salted fish. The advantages include efficiency, precise control, time savings, and reduced manual work. The research method involves system design, needs analysis, manufacturing, and testing components such as light sensors, rain sensors, DC motors, relays, and others. The tests are carried out on light sensors and rain sensors. It ensures their function in regulating the drying process. Next, tests are performed on salted fish samples using an automatic dryer miniature and compared with traditional drying. The test results indicate that the automatic salted fish dryer miniature can produce salted fish with dry weights varying between 93.1 grams through 112.6 grams, with a weight reduction percentage ranging from 48.2% to 51.9% within a 24-hour drying period. If compared to traditional methods, this automatic miniature drying machine shows more efficient and consistent results in the drying process. This research is expected to make a positive contribution to the development of salted fish drying technology that is more efficient, economical, and environmentally friendly. The results can be useful for the public, researchers, and other parties interested in developing automation technology in salted fish processing. Keywords: automatic fish dryer, microcontroller, LDR, rain sensor