Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PROSES PEMAKAIAN KATA SERAPAN DAN ISTILAH ASING DALAM OPINI PADA HARIAN SERAMBI INDONESIA Nuraiza, Vera Wardani
Jurnal Sains Riset Vol 10, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jabal Ghafur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47647/jsr.v10i1.217

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pemakaian kata serapan dan istilah asing dalam opini pada surat kabar harian Serambi Indonesia. Penelitian ini  menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah opini-opini pada Harian Serambi Indonesia yang dimuat pada edisi Februari 2019. Data penelitian ini adalah kata serapan dan istilah asing yang terdapat pada kalimat dalam opini pada Harian Serambi Indonesia edisi Februari 2019. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi melalui tahapan-tahapan; membaca, mengidentifikasi, dan mengumpulkan kalimat yang menggunakan kata serapan dan istilah asing. Adapun teknik pengolahan data meliputi tahapan-tahapan; mendeskripsikan data, mengelompokkan data, menganalisis data, dan menarik simpulan. Hasil analisis data ditemukan bahwa proses pemakaian kata serapan dan istilah asing dalam opini pada Harian Serambi Indonesia edisi Februari 2019 terdapat tiga bentuk proses, yaitu (1) proses adopsi, (2) proses adaptasi, dan (3) proses morfologis afiksasi. Proses adopsi ditemukan pada istilah asing dari bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa daerah Aceh. Proses adaptasi ditemukan pada kata serapan dari bahasa Inggris dan bahasa Arab. Adapun proses morfologis afiksasi hanya ditemukan pada kata serapan dari bahasa Inggris. Dalam penelitian ini ditemukan adanya proses adopsi istilah dari bahasa Aceh karena rata-rata opini dalam Serambi Indonesia hampir semua  penulis berasal dari Aceh.Kata kunci: kata serapan, istilah asing, opini
PERAN PEREMPUAN DAN RELASI GENDER DALAM FILM AYAT-AYAT CINTA 2 (ANALISIS WACANA KRITIS MODEL SARA MILLS Vera Wardani Jamaluddin
Jurnal Sains Riset Vol 9, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jabal Ghafur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47647/jsr.v9i2.115

Abstract

Gender artinya perbedaan yang terlihat antara perempuan dan laki-laki berdasarkan nilai dan perilaku social. Sebagaimana perbedaan yang ada, maka di sana pula terletak perbedaan peran dari masing-masing gender di tengah masyarakat. Pembagian peran gender yang ada lebih dikenal sebagai pembagian kerja berdasarkan seksual adalah pembagian kerja yang paling tepat untuk perempuan dan laki-laki. Dalam pembagian kerja seksual ini, pada umumnya perempuan diberi peran dan diposisikan untuk berkiprah dalam sektor domestik atau rumah tangga, sedangkan laki-laki di sektor publik atau masayarakat. Pada sektor domestik merupakan sektor yang stastits dan konsumtif, sedangkan sektor publik adalah sektor yang dinamis dan memiliki sumber kekuasaan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan yang dapat menghasilkan serta dapat mengendalikan perubahan sosial. Film sebagaimana media massa lainnya, lahir sebagai hasil reaksi dan persepsi pembuatnya dari peristiwa atau kenyataan yang terjadi di sekelilingnya, lalu dari film tersebut akan lahir suatu kenyataan baru yang merupakan suatu realitas kamera. Pandangan seperti ini menyiratkan bahwa realita yang diekspresikan dalam film bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja, melainkan adalah hasil dari suatu cara tertentu dalam mengkonstruksikan realitas. Dengan demikian film bukan semata-mata memproduksi realitas, tetapi juga mendefinisikan realitas. Jika dilihat dari sisi relasi gender yang ditampilkan, ada beberapa alur cerita yang membentuk kesan ketidakadilan ataupun ketimpangan gender. Fokus perhatian penelitan ini yaitu wacana feminisme, bagaimana peran dan relasi gender perempuan ditampilkan? dan bagaimana perempuan digambarkan berkaitan dengan nilai dan perilaku sosial? Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis wacana kritis model Sara Mills. dengan menggunakan pendekatan analitik wacana kritis terhadap film yang berjudul “Ayat-ayat cinta 2” karya Habiburrahman El Shirazy sebagai subjek. Sedangkan objek dari wacana tersebut adalah bagaimana peran perempuan ditampilkan dalam film tersebut. Kata kunci: model Sara Mills, peran dan gender.
Obstacles Experienced By Students In Completing The Thesis Students Junaidi Jun; Junaidi Naidi; Vera Wardani Vera; Yulsafli Yul
JURNAL SERAMBI ILMU Vol 23, No 2 (2022): Jurnal Serambi Ilmu
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/si.v24i2.4841

Abstract

This study aims to and out what obstacles hinder students from the Faculty ofTeacher Training and Education at Serambi Mekkah University in preparingtheir thesis. The population of this study was students of the Faculty of TeacherTraining and Education Serambi Mekkah University, Indonesian LanguageEducation Study Program, and Physical Education Study Program in preparingtheses. This type of research is qualitative research using a descriptive approach. The method used is descriptive qualitative. The total population or research sample is 31 students. Data collection techniques through the distribution of questionnaires and direct interviews with the students concerned. Processing of data using a simple statistical formula, which uses the concept of average and percentage. To classify the research results using the assessment norm, namely the benchmark table of qualitative and quantitative percentages. Data processing is done manually and then presented in tabular form and discussed in narrative form. The results of the study show some information that final year students of the Faculty of Teacher Training and Education Serambi Mekkah University experience obstacles in the preparation of a thesis and the most dominant obstacle are the obstacle caused by the lack of facilities and infrastructure that support the completion of the thesis.
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA PADA AKTIVITAS DISKUSI SISWA KELAS VIII MTsS AL FURQAN BAMBI Junaidi; Vera Wardani; Azrul Rizki; Nurul Aida Fitri
Jurnal Metamorfosa Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/metamorfosa.v10i2.1771

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah salah satu fakta bahwa dalam aktivitas diskusi siswa banyak terjadi alih kode dan campur kode bahasa, baik bahasa daerah maupun bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia, yakni sebagai bahasa pengantar pendidikan. Oleh sebab itu, hal tersebut sangat terikat dengan tujuan penelitian ini, yaitu mendeskripsikan alih kode dan campur kode yang terjadi dalam pemakaian bahasa Indonesia pada aktivitas diskusi siswa kelas VIII MTsS Al Furqan Bambi. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data atau sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 MTsS Al Furqan Bambi sejumlah 25 siswa yang terbagi dalam lima kelompok peserta diskusi. Data penelitian ini adalah bentuk alih kode dan campur kode baik berupa bahasa daerah maupun bahasa asing yang terjadi dalam pemakaian kalimat bahasa Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik rekam-catat. Hasil pengolahan data menunjukkan alih kode dan campur kode dalam penggunaan bahasa Indonesia pada aktivitas diskusi siswa kelas VIII MTsS Al Furqan Bambi terjadi pada bidang kata, frasa, klausa, dan bidang kalimat. Abstract The background of this research is one of the facts that in student discussion activities there is a lot of code switching and language code mixing, both regional and foreign languages ​​that enter Indonesian, namely as the language of instruction in education. Therefore, it is closely related to the purpose of this study, which is to describe code switching and code mixing that occurs in the use of Indonesian in the discussion activities of class VIII MTsS Al Furqan Bambi students. The method used is descriptive qualitative. The source of the data or the sample of this study were the 25 students of class VIII-1 MTsS Al Furqan Bambi which were divided into five groups of discussion participants. The data of this research is a form of code switching and code mixing in the form of regional and foreign languages ​​that occur in the use of Indonesian sentences. Data collection is done by recording technique. The results of data processing showed code switching and code mixing in the use of Indonesian in the discussion activities of class VIII MTsS Al Furqan Bambi students occurred in the word field, phrase, clause, and sentence field.
LOCAL WISDOM OF THE ACEH COMMUNITY IN PEOPLE'S STORIES IN PIDIE AND PIDIE JAYA DISTRICTS Junaidi Junaidi; Mujiburrahman Mujiburrahman; Vera Wardani
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v4i2.11337

Abstract

There are many legendary folktales in Acehnese society; in particular, the folktales that developed in Pidie and Pidie Jaya contain messages about the local wisdom values of the Acehnese people. The value of the local wisdom of the Acehnese people in the folklore of Pidie and Pidie Jaya is described using a descriptive-qualitative approach and method and literature analysis techniques. Sources of research data are stories from Masyik Leun and Mat Usop (from Pidie) and stories from Biring Karnani (from Pidie Jaya). The stages of data collection started with reading the story script, followed by tagging and coding to be used as data, and further analyzed. Furthermore, the collected data was analyzed in stages; describe data, analyze data, classify data, and draw conclusions. Based on the results of the analysis, the local wisdom values contained in the Masyik Leun and Mat Usop stories and the Biring Karnani stories are divided into four types of local wisdom values. (1) Local wisdom values related to ethics, consist of: a) a person tries to change other people's wrong views, b) a grandmother always protects and loves her grandchildren, and c) a person must be responsive to all problems and trials. (2) The value of local wisdom regarding aesthetics or beauty is that Teungku Imum handed over ranup pate as a birthday invitation to residents of neighboring villages. (3) Local wisdom values related to religion or religion, consisting of a) the community fardhukifayah for those who died and b) the residents bringing home and eating the birthday rice from the place where the mauled ceremony was held. (4) Local wisdom values related to social inclusion include; a) residents use traditional tools as provisions on the road, b) everyone will find out the price of goods in the market, c) the community announces news of people who died in the public after dawn prayers, d) mawah efforts to help poor villagers, and e) everyone helps the villagers themselves by providing decent jobs.Ada banyak cerita rakyat yang melegenda dalam masyarakat Aceh; khususnya cerita rakyat yang berkembang di Pidie dan Pidie Jaya mengandung pesan tentang nilai kearifan lokal masyarakat Aceh. Nilai kearifan lokal masyarakat Aceh dalam cerita rakyat Pidie dan Pidie Jaya dideskripsikan dengan menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dan metode serta teknik analisis literatur. Sumber data penelitian adalah cerita dari Masyik Leun dan Mat Usop (dari Pidie) dan cerita dari Biring Karnani (dari Pidie Jaya). Tahapan pengumpulan data dimulai dengan membaca naskah cerita, dilanjutkan dengan penandaan dan pengkodean untuk dijadikan data, dan selanjutnya dianalisis. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis secara bertahap; mendeskripsikan data, menganalisis data, mengklasifikasikan data, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis, nilai kearifan lokal yang terkandung dalam cerita Masyik Leun dan Mat Usop dan cerita Biring Karnani terbagi menjadi empat jenis nilai kearifan lokal. (1) Nilai-nilai kearifan lokal yang berkaitan dengan etika, terdiri dari: a) seseorang berusaha mengubah pandangan salah orang lain, b) nenek selalu melindungi dan menyayangi cucunya, dan c) seseorang harus tanggap terhadap segala masalah dan cobaan. (2) Nilai kearifan lokal mengenai estetika atau keindahan yaitu Teungku Imum menyerahkan ranup pate sebagai undangan ulang tahun kepada warga desa tetangga. (3) Nilai-nilai kearifan lokal yang berkaitan dengan religi atau religi, terdiri dari a) fardhukifayah masyarakat bagi yang meninggal dan b) warga membawa pulang dan memakan nasi ulang tahun dari tempat diadakannya upacara maulid. (4) Nilai-nilai kearifan lokal yang terkait dengan inklusi sosial meliputi; a) warga menggunakan alat tradisional sebagai bekal di jalan, b) setiap orang akan mengetahui harga barang di pasar, c) masyarakat mengumumkan berita orang yang meninggal di depan umum setelah sholat subuh, d) upaya mawah membantu warga desa yang miskin, dan e) setiap orang membantu warga desa sendiri dengan memberikan pekerjaan yang layak.
Language Taboos in Social Activities of the Acehnese Community Vera Wardani; Mujiburrahman Mujiburrahman; Junaidi Junaidi; Usman Usman; Ade Ikhsan Kamil
Andalas International Journal of Socio-Humanities Vol. 5 No. 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/aijosh.v5i2.53

Abstract

This study aims to describe language taboos in the context of social activities within the Acehnese community. The research design employed is field research, utilizing a qualitative approach. The method employed is descriptive-analytical. The data for this research focus on language taboos within the Acehnese community in the Pidie Regency. The data sources are informants, comprising Acehnese individuals residing in the Pidie Regency, spanning three sub-districts, with a total of 21 informants. Data collection involves structured and unstructured interview techniques, supported by the participant observation method with face-to-face conversations and the baiting technique. The data analysis technique used is qualitative analysis with stages such as selection, description, grouping, and data analysis. The research findings reveal language taboos in the social activities of the Acehnese community as follows: (a) language taboos in hunting activities; (b) language taboos in farming activities; (c) language taboos in carpentry activities; (d) language taboos in trading activities; and (e) language taboos in courtship activities.
Evaluasi Pelaksanaan Perkuliahan Semester Antara Menggunakan Model Countenance Stake Agus Milu Susetyo; Junaidi Junaidi; Vera Wardani; Subyantoro Subyantoro; Wagiran Wagiran
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v10i2.3680

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan program Semester Antara yang dijalankan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), FKIP Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember). Evaluasi program Semester Antara didasarkan pada surat edaran dari Unmuh Jember dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) khususnya pada pasal 16. Jenis penelitian ini menggunakan model Countenace Stake. Model evaluasi ini memiliki dua jenis analisis proses evaluasi yaitu deskripsi (descriptions) dan pertimbangan (judgments) serta memiliki tiga fase dalam evaluasi program yaitu persiapan, proses dan hasil atau nilai mahasiswa setelah menempuh program Semester Antara. Data yang telah dikumpulkan diolah dengan matriks deskripsi dan matriks pertimbangan. Matrik deskripsi terdiri atas tujuan (intens) dan observasi (observations) dari pelaksanaan Program Semester Antara, sedangkan matrik pertimbangan terdiri atas standar (standard) dan pertimbangan (judgment) dari perencaaan, pelaksaaan dan hasil dari Semester Antara. Kesimpulan hasil penelitian menemukan fakta bahwa secara Kesesuaian (Congruence) perencanaan perkuliahan Semester Antara di program studi PBSI mendapatkan kategori amat baik (90%). Proses pembelajaran Semester Antara di prodi ini mencapai 75% dengan kategori baik. Sementara itu, hasil belajar mahasiswa yang ikut sesi Semester Antara terdapat ada yang mahasiswa yang belum tuntas. Dosen Semester Antara seyogyanya menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan mahasiwa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Aktualitas ketercapaian hasil belajar pada program Semester Antara adalah 80% kategori Baik. Hal ini menandakan bahwa Contingency antara rencana, proses dan hasil dari program Semester Antara berkategori baik karena sesuai dengan surat edaran dan standar proses yang berlaku.