Roslizawaty r
Laboratorium Klinik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

GAMBARAN KLINIS SAPI PIOMETRA SEBELUM DAN SETELAH TERAPI DENGAN ANTIBIOTIK DAN PROSTAGLANDIN SECARA INTRA UTERI Arman Sayuti; Juli Melia; Amrozi a; Syafruddin s; Roslizawaty r; Yudha Fahrimal
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 6, No 2 (2012): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.631 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v6i2.310

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran klinis sapi pyometra sebelum dan setelah diterapi dengan antibiotik dan prostaglandin. Dalam penelitian ini digunakan enam ekor sapi betina yang didiagnosis menderita piometra berdasarkan pemeriksaan secara klinis dan ultrasonografi pada organ reproduksi. Sapi tersebut dibagi ke dalam dua kelompok perlakuan, masing-masing 3 ekor sapi untuk tiap kelompok. Kelompok I diterapi dengan 5 ml antibiotik (gentamicine, flumequine) ditambah 15 ml NaCl fisiologis dan PGF2α (Luprostiol) 12,5 mg secara intra uteri, sedangkan kelompok II diterapi hanya dengan menggunakan antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan pada sapi yang didiagnosis piometra ditemukan adanya cairan yang penuh mengisi uterus (100%), korpus luteum persisten pada salah satu ovarium (100%), discharge di sekitar ekor, perineum, dan vulva yang berwarna kuning (50%), krem (33,3%), dan hijau keabu-abuan (16,6%). Sapi yang diterapi dengan antibiotik dan PGF2α menyebabkan pengeluaran leleran yang lebih cepat dan lebih banyak dibandingkan sapi yang diterapi hanya dengan antibiotik.
AKURASI METODE OBSERVASI TIDAK KEMBALI BERAHI (NON-RETURN TO ESTRUS) DAN ULTRASONOGRAPHY (USG) UNTUK DIAGNOSIS KEBUNTINGAN KAMBING PERANAKAN ETTAWAH Syafruddin s; Rusli r; Hamdan h; Roslizawaty r; Sapta Rianto; Sapto Hudaya
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 6, No 2 (2012): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.056 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v6i2.308

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui akurasi pemeriksaan kebuntingan dengan metode observasi tidak kembali berahi (non-return to estrus) dan ultrasonography (USG) pada kambing peranakan Ettawah (PE). Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan. Pada percobaan I, digunakan kambing betina PE sebanyak 24 ekor dan 5 ekor kambing jantan PE sebagai pengusik. Observasi tidak kembali berahi dilakukan 18-24 hari setelah inseminasi buatan secara visual dan dibantu dengan kambing jantan. Kambing yang tidak memperlihatkan gejala berahi pada saat pemeriksaan diberi nilai positif sedang kambing yang memperlihatkan gejala berahi pada saat pemeriksaan diberi nilai negatif. Hasil pemeriksaan ini akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan kebuntingan secara ultrasonography (USG). Kambing yang memiliki nilai positif pada observasi tidak kembali berahi tetapi negatif pada pemeriksaan USG diberi nilai positif palsu, sedang kambing yang memiliki nilai negatif pada observasi tidak kembali berahi tetapi positif pada pemeriksaan USG diberi nilai negatif palsu. Akurasi hasil pemeriksaan untuk diagnosis bunting dan tidak bunting masing-masing adalah 93,75 dan 37,50%. Pada percobaan II, digunakan kambing betina PE sebanyak 160 ekor. Pemeriksaan kebuntingan dilakukan menggunakan USG pada waktu yang telah ditetapkan pada kambing yang telah dikawinkan pada waktu yang bervariasi. Estimasi usia kebuntingan ditentukan dengan memperhitungkan lama kebuntingan pada kambing yakni 5 bulan, kemudian diikuti selisih waktu antara kelahiran dengan jadwal pemeriksaan. Hasil positif dari pemeriksaan ditandai dengan bentukan bulat anechoic di sebelah dorsal dari vesika urinaria sedangkan terlihatnya gambaran muskulus mengindikasikan kambing negatif bunting. Hasil pemeriksaan ini akan dikonfirmasi dengan angka kelahiran. Dari hasil penelitian diperoleh akurasi diagnosis bunting adalah 94,3% sedang akurasi diagnosis tidak bunting adalah 100%. Dari 160 ekor kambing yang diperiksa, diperkirakan jumlah kambing yang bunting pada usia 1, 2, dan 3 bulan masing-masing adalah 19, 98, dan 7 ekor kambing.
Toxicity Test of Ethanol Extract Ant Plant Local Aceh (Mymercodia sp) Method of BSLTLarvae Shrimp Artemia salina Leach Frengki F; Roslizawaty R; Desi Pertiwi
Jurnal Medika Veterinaria Vol 8, No 1 (2014): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.med.vet..v8i1.3338

Abstract

Toxicity test and phytochemical screening of ant plant ethanol extract were done. The toxicity test was done by employing the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. Sample of ant plant taken from the Aceh Besar forest have been extracted with ethanol. The sample was thenconcentrated using a rotary evaporator until a crude extract was obtained. The extract was tested by toxicity to larva Artemia salina L. Thetoxicity test for larvae Artemia salina Leach have been done by employing the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method at four concentrationlevels, i.e: 250 ppm, 125 ppm, 50 ppm, and 25 ppm. The result of the research showed that ethanol extract of ant plant Aceh had acute toxicityby LC value 61.11 ppm. The extract had identified were fenolik, saponin, steroid and terpenoid.____________________________________________________________________________________________________________________Key words: rine Shrimp Lethality Test, LC5050, Ant Plant, Aceh, Bphytochemical Screening