Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan Konsentrasi Debu PM 10 dan Faktor Lingkungan dalam Rumah terhadap Kejadian ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Dabo Lama Tahun 2021 Fajar Fajar; Novela Sari; Ria Ria
Jurnal EnviScience (Environment Science) Vol 6, No 1 (2022): "Environmental Health, Technology and Its Applications"
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/6ijev.v6iss1.332

Abstract

ISPA Salah satu penyakit yang perlu mendapatkan perhatian keran kasusnya mengalami peningkatan. Tujuan penelitan ini untuk melihat gambaran mengenai kadar debu dan faktor lingkungan, Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan kuantitatif.Desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah penderita ISPA dengan jumlah 167 orang, dan jumlah sampel 62 orang. Menggunakan teknik simple random sampling dilakukan analisis statistik menggunakan uji chi square.Hasil penelitian dari analisis bivariat pervariabel yaitu: Konsentrasi debu p value = 0.000 dimana α < 0.05, ventilasi p value = 0.477 dimana α > 0.05,  suhu p value = 0.000 dimana α < 0.05, kelembaban p value = 0.001 dimana α < 0.05, pencahayaan p value = 1.000 dimana α > 0.05 Kepadatan hunian p value = 0.000 dimana α < 0.05.Kesimpulan penelitian adalah sebagian besar variabel memiliki hubungan Terhadap keluhan ISPA. sarannya bagi masyarakat diharapkan selalu memelihara kebersihan rumah dan membuka kaca agar udara masuk, memberi penerangan yang cukup dan bagi puskesmas agar memberikan penyuluhan kesehatan dengan cara mengikut sertakan pemuka masrakat dan kader-kader posyandu. Daftar Bacaan    : (26) 2010-2020Kata Kunci         : Konsenrasi Debu PM10, Faktor Lingkungan, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
HUBUNGAN HIGIENE SANITASI, SUMBER AIR MINUM DENGAN KUALITAS BAKTERIOLGI AIR MINUM DI KEDAI KOPI Fajar Fajar; Fitri Sari Dewi; Minara Kenly Melda Dalimunthe
Jurnal Kesehatan Vol 13, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v13i1.263

Abstract

Air minum di kedai kopi harus memenuhi syarat namun masih ada higiene sanitasi kedai kopi tidak layak, beragam jenis sumber air minum belum dilakukan pemeriksaan kualitas bakteriologi. Tujuan penelitian mengetahui higiene sanitasi, sumber air minum yang digunakan, kualitas air minum, hubungan higiene sanitasi dan sumber air minum dengan kualitas bakteriologi air minum di kedai kopi. Metodologi penelitian kuantitatif pendekatan cross sectional study. Instrumen berupa checklist. Populasi 35 kedai kopi dan sampel 35 kedai kopi di wilayah kerja Puskesmas Mekar Baru . Variabel bebas higiene sanitasi dan sumber air minum, variabel terikat kualitas bakteriologi air minum. Data primer meliputi observasi dan wawancara uji kualitas bakteriologi air dengan Compack Dry EC. Data sekunder meliputi Puskesmas, Dinkes Kota, Provinsi serta uji kepustakaan. Analisa data dengan uji chi square. Hasil tidak ada hubungan higiene sanitasi dengan kualitas bakteriologi air minum yang digunakan di kedai kopi p value 0,132 > dari ά 0,05 dan tidak ada hubungan sumber air minum dengan kualitas bakteriologi air minum yang digunakan di kedai kopi nilai p value = 0,694 > ά 0,05 maka H0 diterima. Saran berupa Kegiatan pengawasan, pembinaan, dan pemeriksaan kesehatan secara rutin terhadap penjamah dan pengelola kedai kopi serta dijadikan referensi penelitian selanjutnya.Kata Kunci: Higiene; sanitasi; air minum; bakteriologiAbstractDrinking water in coffee shops must meet the requirements but there is still inadequate sanitation and hygiene in coffee shops, various types of drinking water sources have not been tested for bacteriological quality. The purpose of the study was to determine the sanitation hygiene, the source of drinking water used, the quality of drinking water, the relationship between sanitation hygiene and drinking water sources with the bacteriological quality of drinking water in coffee shops. The quantitative research methodology is a cross sectional study approach. The instrument is a checklist. The population is 35 coffee shops and a sample of 35 coffee shops in the working area of the Mekar Baru Health Center. The independent variables are sanitation hygiene and drinking water sources, the dependent variable is the bacteriological quality of drinking water. Primary data includes observations and interviews of water bacteriological quality test with Compack Dry EC. Secondary data includes Puskesmas, City, Provincial Health Office and library testing. Data analysis with chi square test. The results showed that there was no relationship between sanitation hygiene and the bacteriological quality of drinking water used in coffee shops p value 0.132 > from 0.05 and there was no relationship between drinking water sources and the bacteriological quality of drinking water used in coffee shops p value = 0.694 > 0 .05 then H0 is accepted. Suggestions in the form of monitoring activities, coaching, and routine health checks for coffee shop handlers and managers and are used as references for further research.Keywords: Hygiene; sanitation; drinking water; bacteriological
Kajian Sanitasi Fisik dengan Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Tanjung Sengkuang : Evaluasi Kesehatan Lingkungan Pesisir Oktarizal, Hengky; Sari , Novela; Fajar, Fajar; Husein, Al Hafez; Sari, Chinta Yolanda; Wijaya, Juhanda Kartika; Ekasaputri, Apriliasari
Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i1.29663

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi fisik rumah yang meliputi luas ventilasi, pencahayaan, kelembapan, jenis lantai, jenis dinding dan jenis atap dengan riwayat kejadian ISPA. Penelitian ini dilakukan pada Maret sampai dengan Juli 2023 di Kelurahan Tanjung Sengkuang. Jenis penelitian yaitu penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak berusia nol sampai lima tahun, besar sampel 85 responden. Teknik pengambilan sampel adalah simpel random sampling. Uji statistik menggunakan uji Chi Square dengan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara luas ventilasi (p-value =0,175), pencahayaan (p-value =0,500) dan kelembapan (pvalue =1,000) dengan riwayat kejadian ISPA dan ada hubungan antara jenis lantai (p-value =0,059), jenis dinding (p-value =0,018) dan atap (p-value =0.014) dengan riwayat kejadian ISPA. Pengukuran luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat sebanyak 94,12%. Pencahayaan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 69,41%. Kelembapan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 96,47%. Jenis lantai yang memenuhi syarat sebanyak 94,12%. Jenis dinding yang memenuhi syarat sebanyak 88,24%. Jenis atap yang memenuhi syarat sebanyak 91,76%. Tidak ada hubungan luas ventilasi, pencahayaan dan kelembapan dengan riwayat kejadian ISPA dan Ada hubungan jenis lantai, jenis dinding dan jenis atap dengan riwayat kejadian ISPA. Sebaiknya masyarakat yang ingin membangun rumah lebih memperhatikan syarat-syarat rumah sehat. Bagi penghuni rumah sebaiknya lebih membiasakan diri untuk membuka pintu dan jendela setiap pagi hari agar sinar matahari dapat masuk dan kondisi ruangan selalu terjaga kelembapannya. Bagi masyarakat disarankan rutin menjaga kebersihan lantai, dinding dan atap serta langit – langit rumah.
HISTORY OF THE MUGHAL DYNASTY: THE FUSION OF ISLAMIC AND HINDU CULTURE IN INDIA Aisyah Zahratunnisa; Danang Syaifulloh; Fajar Fajar; Ahmad Maftuh Sujana
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 5 (2025): MEI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Mughal Dynasty was one of the largest empires in Indian history, lasting from the 16th to the 19th century. It was founded by Babur in 1526 after his victory at the Battle of Panipat. During its golden age, the Mughal Dynasty was not only known for its territorial expansion and strong administration but also for its success in uniting elements of Islamic and Hindu culture in India. Through tolerance policies introduced by emperors like Akbar, the Mughals created social harmony that allowed the flourishing of art, architecture, and an inclusive governance system. This cultural fusion was reflected in various aspects of life, including the architecture of the Taj Mahal and the Red Fort, as well as in the legal and administrative systems that accommodated diverse social groups. However, the weakening of leadership and increasing pressure from colonial forces led to the fall of the dynasty in the 19th century. This article explores the history of the Mughal Dynasty, focusing on its role in shaping a cultural synthesis that had a lasting impact on Indian history.