Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMBEKALAN PENGETAHUAN HEMAT ENERGI PERALATAN ELEKTRONIK RUMAH TANGGA BAGI KADER PKK KELURAHAN TOMANG, JAKARTA BARAT Endah Setyaningsih; Yohanes Calvinus; Joni Fat; Fransisca Iriani R. Dewi
SABDAMAS Vol 1 No 1 (2019): SABDAMAS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unika Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.817 KB)

Abstract

Masalah hemat energi adalah masalah semua orang, karena ada kaitannya dengan penggunaan energi seefisien mungkin, tetapi dengan tetap menjaga kualitas suatu produk. Kegiatan PKM ini merupakan peran sebagai akademisi terhadap program pemerintah tentang hemat energi. Salah satu kendalanya adalah tidak semua orang memahami makna hemat energi. Sasaran pembekalan ditujukan kepada kader PKK mengingat biasanya kader PKK adalah para ibu rumah tangga, yang merupakan ujung tombak pelaksanaan kerumahtanggaan. Peralatan elektronik rumah tangga saat ini sudah banyak yang diberikan label hemat energi oleh pemerintah, juga sudah berteknologi tinggi menuju penggunaan hemat daya. Namun, berdasarkan penelitian yang pengukurannya menggunakan kuesioner yang telah dilakukan oleh tim PKM, ternyata masih banyak kader PKK yang belum mengetahui peralatan yang hemat energi. Parameter apa yang harus diperhatikan pada saat membeli produk peralatan elektronik dan kapan pengunaan yang hemat energi. Selain itu, tentang apa dampak secara energi jika peralatan elektronik masih tetap plug-in ketika sudah tidak terpakai. Metode kegiatan berupa bimbingan teknis dan penyampaian contoh melalui alat peraga. Simpulan kegiatan adalah banyak kader PKK yang merasakan manfaat kegiatan PKM tersebut. Sebagian besar kader PKK dan ibu lurah mengharapkan kegiatan ini dilanjutkan ke tingkat rukun warga sehingga akan memberi banyak manfaat kepada banyak kader PKK.
Tantangan Digital: Prokrastinasi Akademik dan Penggunaan Smartphone pada Remaja SMA Tamala, Novi; Riana Sahrani; Fransisca Iriani R. Dewi
Psyche 165 Journal Vol. 17 (2024) No. 2
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35134/jpsy165.v17i2.359

Abstract

Di era digitalisasi saat ini, remaja SMA memiliki fasilitas internet yang memadai terutama dalam penggunaan smartphone. Remaja SMA khususnya memiliki kecenderungan menggunakan smartphone secara berlebihan dan tak terkendali sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (problematic smartphone use). Penggunaan smartphone yang berlebihan ini merupakan salah satu konsekuensi negatif yang muncul dari prokrastinasi akademik di era digital. Prokrastinasi akademik merupakan kecenderungan remaja untuk menunda dalam mengerjakan tugas akademik, dan dapat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi akademik. Penelitian ini akan mengkaji fenomena tersebut dengan mengeskplorasi keterkaitan antara prokrastinasi akademik dengan penggunaan smartphone pada remaja SMA. Dengan menggunakan teknik convenience sampling method, penelitian ini menggunakan 265 remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berusia 17 hingga 19 tahun. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengna skala Smartphone Addiction Scale-Short Version (α=0,803), dan skala Prokrastinasi Akademik (α=0,631). Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif non eksperimental. Pengambilan data dengan menggunakan google form yang akan disebarkan pada remaja SMA melalui media sosial seperti whatsapp dan instagram. Dengan menggunakan analisis regresi sederhana ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara prokrastinasi akademik dengan problematic smartphone use, yang berarti semakin tinggi tingkat prokrastinasi akademik maka semakin tinggi tingkat problematic smartphone use dan semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik, maka semakin rendah tingkat problematic smartphone use (r=0,406, P<0,05). Sumbangan efektif variabel prokrastinasi akademik terhadap variabel problematic smartphone use sebesar 16,5%.
DUKUNGAN GURU, REGULASI DIRI, DAN MODAL PSIKOLOGIS SISWA: MENEMUKAN KUNCI KEBERHASILAN DI SEKOLAH DASAR: Bahasa Indonesia Helda Apriani Lestari; Sri Tiatri; Fransisca Iriani R. Dewi
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 3 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i3.26764.2023

Abstract

Siswa masa kini menghadapi tantangan untuk beradaptasi dengan perubahan pasca pandemi COVID-19. Jumlah anak yang berpartisipasi mengikuti kegiatan sekolah sebagai siswa Sekolah Dasar di Indonesia pada tahun 2022 mengalami penurunan signifikan dibanding jenjang pendidikan lainnya. Hal ini perlu diantisipasi segera agar tidak berdampak pada kualitas lulusan pendidikan Indonesia di masa depan. Sejumlah studi mengkonfirmasi bahwa kemampuan regulasi diri bisa menjadi solusi tepat bagi siswa. Regulasi diri ketika diterapkan pada pembelajaran mengacu pada proses proaktif siswa yang terdiri dari menetapkan tujuan pembelajarannya, memantau kemajuannya secara aktif, dan mengatur kognisi, motivasi, dan perilakunya untuk mencapai tujuan pembelajarannya (Pintrich, 2000). Menurut Connell & Wellborn (1991), dukungan guru adalah perilaku guru sebagai konteks sosial yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan psikologis dasar siswa akan keterkaitan, kompetensi, dan kemandirian. Sementara itu, modal psikologis adalah keadaan perkembangan psikologis positif individu dan ditandai dengan adanya harapan, efikasi, resiliensi, dan optimisme (Luthans, et al., 2007). Penelitian ini memprediksi bahwa ketika siswa merasakan dukungan dari guru, mereka cenderung mengakumulasi sumber daya pribadi dalam bentuk modal psikologis yang kemudian membantu siswa melakukan regulasi diri dengan lebih baik. Partisipan penelitian ini berjumlah 276 siswa kelas 4 sampai 6 Sekolah Dasar X di Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner regulasi diri (MSLQ), dukungan guru (TASC) dan modal psikologis (PCQ) yang diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Dukungan guru berkontribusi terhadap regulasi diri siswa sebesar 4,6%. Variabel modal psikologis terbukti memediasi sempurna hubungan antara dukungan guru terhadap regulasi diri siswa di Sekolah Dasar X di Jakarta. Kontribusi variabel dukungan guru dan modal psikologis dalam menjelaskan variabel regulasi diri siswa sebesar 24,9%.
UPAYA PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SDN 1 SIJUK Audreya Christine; Tejaputra; Griselda; Steven Liauw; Riyadh Akbar; Fransisca Iriani R. Dewi
Jurnal Serina Abdimas Vol 1 No 3 (2023): Jurnal Serina Abdimas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jsa.v1i3.26186

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan perpustakaan pada SDN 1 Sijuk. Perpustakaan penting dimiliki setiap sekolah karena murid dapat mengumpulkan informasi dan ilmu dari berbagai buku yang ada.Kenyataan yang ditemukan tim, perpustakaan di SDN 1 Sijuk tidak berjalan sebagimana yang seharusnya. Kurangnya sumber daya manusia di SDN 1 Sijuk menjadi salah satu alasana kondisi perpustakaan kurang atau tidak terurus dengan baik. Kurangnya SDM atau tepatnya pegawai di SDN 1 Sijuk, dapat dicarkan solusi dengan memanfaatkan potensi SDM yang ada yaitu para murid. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat di SDN 01 Sijuk ini adalah untuk membantu sekolah SDN 01 Sijuk membuka kembali perpustakaan yang sudah tidak beroperasi karena kurangnya sumber daya manusia sebagai petugas perpustakaan melalui program pengembangan pengelolaan perpustakaan. Adanya pembentukan petugas perpustakaan yang diberi nama Superlib yang beranggotakan siswa SDN 01 Sijuk dari kelas 4 dan kelas 5 yang dipilih secara langsung oleh guru. Sasaran dari kegiatan PKM adalah para siswa yang akan diajarkan menjadi seorang petugas perpustakaan. Metode pelaksanaan dengan pendampingan untuk membentuk tim petugas perpustakaan. Tiga ( 3) tahapan yang dilakukan yaitu: (1) persiapan dengan mengumpulkan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentas,(2) pelaksanaan dan evaluasi.Hasilnya pembentukan petugas perpustakaan dalam kelompok Superlib sebagai pelaksana petugas perpustakaan harian dapat berjalan dengan baik, melalui proses penyampaian materi oleh mahasiswa mengenai pengelola perpustakaan dan simulasi petugas perpustakaan. Hasil menunjukkan bahwa ada pengaruh terhadap layanan perpustakaan yang lebih efektif karena perpustakaan sekarang dapat berjalan kembali seperti semula dengan adanya sistem piket harian yang dilakukan oleh siswa SD.
PENINGKATAN KESADARAN DAN PARTISIPASI SISWA DALAM 3R UNTUK SEKOLAH DASAR HIJAU DAN BERSIH Sibi, Paula Jessica Claudia; Fransisca Iriani R. Dewi; Fidiyah Anggini Oktavia Nababan; Celine Vandea Anika Tumundo
Jurnal Serina Abdimas Vol 3 No 3 (2025): Jurnal Serina Abdimas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jsa.v3i3.35747

Abstract

SDN Maleber faces environmental challenges, including poor cleanliness, limited green spaces, and low participation from the school community in maintaining the environment. This community service program aims to improve students’ environmental awareness and behavior through a series of structured and participatory activities. The methods employed include initial observation, a pre-test using the Littering Attitude Scale (LAS), socialization and education on the 3R principles (Reduce, Reuse, Recycle), educational video screenings, hands-on practice recycling plastic bottles into flower pots, planting ornamental plants, and a post-test to measure changes in students’ attitudes. All activities actively involved third and fourth-grade students, supported by teachers and school staff. The results showed high enthusiasm, effective teamwork, and increased knowledge and skills among students regarding cleanliness and greening. Although there was no statistically significant change between pre-test and post-test scores, students’ understanding of cleanliness and greening remained stable, and the foundation for an environmentally conscious culture began to form within the school. This program underscores the importance of hands-on and collaborative learning in building environmental awareness and character. Moving forward, program sustainability and broader involvement of the entire school community and surrounding society are needed to achieve optimal changes in environmental behavior and knowledge. SDN Maleber menghadapi masalah lingkungan berupa kurangnya kebersihan, minimnya ruang hijau, dan rendahnya partisipasi warga sekolah dalam menjaga lingkungan. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan perilaku peduli lingkungan siswa melalui serangkaian kegiatan terstruktur dan partisipatif. Metode yang digunakan meliputi observasi awal, pre-test menggunakan Littering Attitude Scale (LAS), sosialisasi dan edukasi prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), pemutaran video edukasi, praktik langsung mendaur ulang botol plastik menjadi pot bunga, penanaman tanaman hias, serta post-test untuk mengukur perubahan sikap siswa. Seluruh kegiatan melibatkan siswa kelas 3 dan 4 secara aktif, dengan dukungan guru dan pihak sekolah. Hasil pelaksanaan menunjukkan antusiasme tinggi, kerja sama dalam kelompok, serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa terkait kebersihan dan penghijauan. Meskipun tidak terdapat perubahan signifikan secara statistik antara nilai pre-test dan post-test, pemahaman siswa tentang kebersihan dan penghijauan tetap stabil, serta mulai terbentuk fondasi budaya peduli lingkungan di sekolah. Program ini menegaskan pentingnya pembelajaran berbasis praktik langsung dan kolaboratif untuk membangun karakter peduli lingkungan. Ke depan, diperlukan keberlanjutan program dan keterlibatan lebih luas dari seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar agar perubahan perilaku dan pengetahuan lingkungan dapat terwujud secara optimal.
MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN SIKAP PEDULI SISWA SDN PANYAWEUYAN TERHADAP SAMPAH LINGKUNGAN Salsabila; Fransisca Iriani R. Dewi; Azkia Rahmah; Renshi Yahezkiel
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 8 No. 2 (2025): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v8i2.34709

Abstract

ABSTRACT The issue of waste management in elementary schools remains a major concern, particularly due to the low level of awareness among students regarding proper waste sorting. Based on the results of the observation, it was found that students did not yet know the difference between organic and inorganic waste, and still mixed various types of waste in one place. This reflects a lack of basic understanding among students regarding the importance of waste sorting for maintaining cleanliness and environmental sustainability. The objective of this activity is to enhance students' awareness of waste sorting through an easy-to-understand learning approach. The activity was conducted at SDN Panyaweuyan and involved 177 students from grades 1 to 6. The methods used included initial observation, presenting material through simple socialization, educational games, quizzes, and placing labels on trash bins and attractive educational posters around the school environment. To observe changes in students' attitudes before and after the activity, measurements were taken using pre-tests and post-tests with the Littering Attitude Scale (LAS) questionnaire, which had been adapted to their age. This measurement aims to determine how much students' understanding and attitudes toward waste sorting have developed after the activity was carried out. To see how successful the waste sorting activity was in increasing students' awareness, the Abdimas implementers compared the results of the pre-test and post-test that had been conducted previously. The results indicate that the activity successfully improved students' understanding and attitudes toward waste sorting. Overall, the activity was effective in fostering the habit of sorting waste from an early age and instilling a sense of environmental responsibility among elementary school students. The activity helped create a cleaner school environment and consistently nurtured students' concern for the environment. ABSTRAK Permasalahan sampah di lingkungan sekolah dasar masih menjadi perhatian utama, terutama karena rendahnya kesadaran siswa dalam memilah sampah sesuai jenisnya. Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa siswa belum mengetahui perbedaan antara sampah organik dan anorganik, serta masih mencampurkan berbagai jenis sampah dalam satu tempat. Hal ini mencerminkan kurangnya pemahaman dasar siswa mengenai pentingnya pemilahan sampah untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan sikap peduli siswa terhadap pemilahan sampah melalui pendekatan pembelajaran yang mudah dipahami. Kegiatan ini dilaksanakan di SDN Panyaweuyan dan melibatkan sebanyak 177 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6. Metode yang digunakan meliputi observasi awal, penyampaian materi melalui sosialisasi yang sederhana, permainan edukatif, kuis, serta pemasangan label pada tempat sampah dan poster edukasi yang menarik di sekitar lingkungan sekolah. Untuk melihat perubahan sikap siswa sebelum dan sesudah kegiatan, dilakukan pengukuran menggunakan pre-test dan post-test dengan kuesioner Littering Attitude Scale (LAS) yang telah disesuaikan dengan usia mereka. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman dan sikap siswa terhadap pemilahan sampah dapat berkembang setelah kegiatan dilakukan. Untuk melihat sejauh mana kegiatan pemilahan sampah berhasil meningkatkan kepedulian siswa, pelaksana Abdimas membandingkan hasil pre-test dan post-test yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil menunjukkan bahwa kegiatan ini berhasil meningkatkan pemahaman dan sikap peduli siswa terhadap pemilahan sampah. Secara umum, kegiatan ini berhasil dalam membentuk kebiasaan memilah sampah sejak dini serta menanamkan rasa tanggung jawab lingkungan di kalangan siswa sekolah dasar. Kegiatan ini membantu menciptakan suasana sekolah yang lebih bersih dan menumbuhkan kepedulian siswa terhadap lingkungan secara konsisten.