Herman Wahyudi
Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Perencanaan Perbaikan Tanah dan Perkuatan Tanggul Lepas Pantai Teluk Jakarta Apriana Hanggara Dewi; Yudhi Lastiasih; Herman Wahyudi
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.135 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.48493

Abstract

Jakarta merupakan Ibukota Indonesia. Jakarta terletak di pantai utara Pulau Jawa. Berada pada perairan laut Jawa menyebabkan Teluk Jakarta menjadi tempat bermuaranya sungai-sungai yang membelah kota Jakarta. Wilayah Jakarta mengalami penurunan tanah antara 10 cm sampai 180 cm, tergantung pada letak wilayahnya, sehingga mengancam kawasan Jakarta tergenang secara permanen. Salah satu solusi untuk menangani ancaman tergenangnya kawasan Jakarta adalah akan dibuat tanggul laut. Sehingga dilakukan  penyelidikan tanah disepanjang Teluk Jakarta dimana susunan dan karakteristik lapisan tanahnya akan dikelompokan atas 15 (lima belas) ruas sungai dengan parameter kedalaman diukur dari MTS (Muka Tanah Setempat) dan pantai. Hasil dari penyelidikan tanah tersebut menyatakan bahwa sebagian besar kondisi tanah dasar dari Teluk Jakarta merupakan tanah lunak dengan nilai N-SPT < 10 dengan ketebalan yang bervariasi. Berdasarkan kondisi tanah seperti yang dijelaskan  di atas, untuk mendapatkan tanggul yang stabil serta aman terhadap longsor dan juga gelombang air laut, maka pada Tugas Akhir ini perlu direncanakan dan dibandingkan tanggul dengan menggunakan sistem lereng dengan armour, secant pile dan SUPW (Sistem Urug dengan Perkuatan Wadah). Sedangkan untuk mengatasi permasalahan yang mungkin terjadi pada tanah dasar lunak yang harus menerima beban urugan, direncanakan perbaikan tanah tanah dengan metode pre-loading dan juga PVD (Prefabricated Vertical Drain). Dari hasil perencanaan PVD didapatkan hasil jarak pemasangan PVD masing-masing zona adalah antara 0,5 m-1,0 m dengan menggunakan pola pemasangan segitiga. Sedangkan untuk perkuatan lereng dengan armour, kemiringan lereng adalah 1:2 dengan tebal lapisan primer 1,2 m, lapisan sekunder 0,6 m dan berm 1,2 m. Besar angka keamanan untuk masing-masing zona adalah antara 1,5-1,96.. Selanjutnya perkuatan tanggul dengan secantpile, besar diameter secantpile masing-masing zona antara 1,6 m -2,0 m. Angka keamanan dari perkuatan secantpile adalah antara 5,74-8,7. Selanjutnya perkuatan SUPW, lebar pemasangan SUPW untuk masing-masing zona antara 11 m – 24,2 m. Angka keamanan yang didapatkan dari perkuatan SUPW adalah antara 1,54 – 1,9.
Perencanaan Shore Protection dan Tipikal Pondasi pada Area Perluasan di Proyek Pembangunan PLTMG 50 MW PT. Perusahaan Listrik Negara, Sorong Candra Okto Rian Dwi Putra; Herman Wahyudi; Musta&#039;in Arif
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.52367

Abstract

Salah satu pengembangan yang dilakukan oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Sorong adalah perluasan lahan PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) sebagai usaha peningkatan kapasitas listrik menjadi 50 MW. Perluasan lahan ini direncanakan seluas 4,6945 hm2 dan direncanakan untuk pembangunan sebuah tangki tegak berisi light fuel oil (LFO) sebagai Sumber energi pembangkit listrik. Disamping itu, terdapat beberapa kondisi yang dapat menghambat perencanaan perluasan lahan seperti lapisan tanah eksisting didominasi oleh lanau kelempungan, daya dukung tanah di area perluasan cenderung rendah hingga kedalaman kritis 16 meter (NSPT < 15), dan lokasi area pematangan lahan berada di pesisir pantai. Dengan adanya kondisi- kondisi tersebut maka pada tugas akhir ini dilakukan perencanaan shore protection dengan perbaikan tanah dan pondasi tipikal yang sesuai dengan beban tangki timbun. Metode perbaikan tanah yang direncanakan adalah metode preloading kombinasi PVD dengan pola segitiga dan segiempat; jarak antar PVD 0,8 m; dan panjang PVD hingga kedalaman lapisan comppressible. Berdasarkan hasil perhitungan peningkatan daya dukung tanah dan analisa stabilitas lereng shore protection dengan program bantu didapatkan SF > 1,5 sehingga aman terhadap gelincir atau longsor. Dilain hal, dari hasil perhitungan penurunan pondasi dangkal tangki timbun tidak direkomendasikan karena penurunan tangki sebesar 1,212 m melebihi batas izin maksimum tangki timbun oil and gas oleh API 653 yakni sebesar 2 inchi atau 50,8 mm. Oleh sebab itu maka diputuskan perencanaan pondasi dalam spunpile produk WIKA dengan kedalaman hingga 24 m tanpa perbaikan tanah di area pembangunan tangki timbun.
Perencanaan Pondasi Bored Pile dan Secant Pile pada Basement Sebagai Alternatif Perencanaan Eksisting di Apartemen Tamansari Emerald Citraland Surabaya Diaz Rachma Isnaeni; Herman Wahyudi; Putu Tantri Kumala Sari
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.52696

Abstract

Apartemen Tamansari Emerald berada di jalan Emerald Mansion TX 3 Citraland, Surabaya dan terdiri atas 41 lantai dan 1 lantai basement. Pondasinya menggunakan raft foundation dengan pondasi tiang tipe spun pile berdiamter 60 cm. Adapula dinding penahan tanah pada basement ditanam sedalam 3,55 meter dengan tebal 25 cm. Jenis tanah pada apartemen ini dominan lempung yang memiliki potensi kembang susut dan muka air tanahnya berada pada -0,5 meter dari muka tanah. Demi mendapatkan perencanaan terbaik, dilakukan evaluasi eksisting dan perencanaan alternatif untuk pondasi dan dinding penahan tanah. Berdasarkan hasil evaluasi eksisting diketahui bahwa pondasi eksisting memiliki hasil yang kurang memuaskan dari segi aksial. Sedangkan pada dinding penahan tanah, semua aspek sudah memuaskan. Perencanaan alternatif pondasi dengan tipe bored pile berdiameter 80 cm direncanakan panjang penanaman tiang -60 m dari permukaan tanah untuk area tower dengan tebal dasar basement 3,95 meter. Pada area podium panjang penanaman tiang -46,5 m (pilecap tipe C-K) dan –40 m (pilecap tipe L) dari permukaan tanah dengan tebal pilecap 1,2 meter. Lalu, hasil perencanaan alternatif konstruksi penahan tanah dengan secant pile digunakan diameter primary pile 0,8 m dan secondary pile 1 m dengan panjang total 12,65 m. Berdasarkan analisis volume material, didapatkan kebutuhan volume alternatif pondasi bored pile sebesar 317,179 m3 untuk besi tulangan dan 27581,860 m3 volume beton, serta struktur dinding penahan tanah eksisting dengan volume material besi tulangan 9,895 m3 dan volume beton 280,260 m3. Hal tersebut menjadikan perencanaan alternatif bored pile dan dinding penahan tanah eksisting merupakan perencanaan terbaik.
Alternatif Perencanaan Pondasi Dangkal pada Runway dan Gedung Terminal dengan Memperhatikan Pengaruh Likuifaksi (Studi Kasus: Bandara Internasional Yogayakarta) Tsasca Dewi Arsyia Asyiffa; Herman Wahyudi; Yudhi Lastiasih
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.55263

Abstract

Bandara Internasional Yogyakarta berlokasi di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Kabupaten Kulon Progo memiliki Peak Ground Acceleration (PGA) hingga sebesar 0,4 g. Di samping itu, lokasi bandara tersebut memiliki kondisi tanah yang didominasi tanah pasir. Mengingat kondisi tanah yang didominasi oleh tanah pasir dan nilai PGA yang cukup tinggi, lokasi tersebut memungkinkan memiliki potensi terjadinya likuifaksi. Akibat potensi likuifaksi tersebut, dalam pembangunan bandara telah dilakukan pemadatan tanah. Saat ini, gedung terminal bandara setinggi 3 lantai dan 1 basement telah dibangun menggunakan pondasi bored pile sepanjang 26 meter serta runway telah dibangun dengan panjang 3250 meter dan lebar 45 meter. Makalah ini membahas perhitungan lapisan tanah yang berpotensi likuifaksi pada data tanah sebelum dan sesudah perbaikan tanah, evaluasi pondasi eksisting pada gedung terminal, dan perencanaan alternatif pondasi cakar ayam pada area runway serta perencanaan pondasi cakar ayam dan pondasi sarang laba-laba (KSLL) di gedung terminal. Berdasarkan hasil analisis, diketahui lapisan tanah yang berpotensi likuifaksi dengan data tanah sebelum pemadatan pada area runway sedalam 2 meter dan pada area gedung terminal sedalam 4 meter. Namun, hasil kedalaman lapisan tanah yang berpotensi likuifaksi berdasarkan data tanah sesudah pemadatan pada area runway sedalam 1 meter dan tidak ditemukan potensi likuifaksi pada area gedung terminal. Berdasarkan hasil analisis evaluasi pondasi eksisting gedung terminal, diketahui tidak semua pondasi memiliki hasil evaluasi yang memuaskan dari segi beban aksial dan lateral. Perencanaan pondasi cakar ayam pada area runway memiliki dimensi panjang 3250 meter, lebar 45 meter dengan tebal 0,30 meter serta panjang pipa diketahui sebesar 10 meter dengan diameter 1,2 meter. Perencanaan alternatif pondasi dangkal, baik pondasi cakar ayam dan KSLL, pada gedung terminal tidak dapat dilaksanakan karena SF bearing capacity kurang dari satu (1) dan settlement yang terjadi melampaui settlement maksimum yang disyaratkan.
Perencanaan Alternatif Tempat Pembuangan Akhir Karimunjawa dengan Sistem Controlled Landfill Muhammad Syamsu Bachri; Herman Wahyudi; Musta&#039;in Arif
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.65434

Abstract

Kepulauan Karimunjawa terdiri dari Pulau Karimunjawa, Kemujan, Parang, dan Nyamuk. Pulau Karimunjawa memiliki tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,44% dan tingkat pertumbuhan wisatawan sebesar 28,22%. Kenaikan pertumbuhan penduduk dan wisatawan menyebabkan produksi sampah meningkat, sehingga Kementerian PUPR merencanakan TPA yang terletak di Pulau Karimunjawa. Rencana lokasi TPA Karimunjawa berada di kaki Bukit Gajah, sebagai akibatnya direncanakan penggalian tanah agar lahan sesuai dengan layout yang telah direncanakan dan menghasilkan talud galian dengan ketinggian 36,2 meter. Selain stabilitas talud, diperlukan adanya proteksi terhadap rembesan air lindi yang berasal dari timbunan sampah serta stabilitas timbunan sampah dengan ketinggian  20 meter. Berdasarkan hasil analisis dengan program bantu GeoStudio, diperoleh angka keamanan sebesar 0,531 terhadap perencanaan talud oleh Kementerian PUPR, sehingga diperlukan perkuatan talud yang direncanakan untuk mencegah kelongsoran pada talud TPA Karimunjawa dengan menggunakan perkuatan terasering, dinding penahan tanah kantilever, beronjong dengan angkur, serta soil nailing. Proteksi yang digunakan untuk menahan air lindi akibat timbunan sampah adalah lapisan geomembrane HDPE dengan ketebalan 1,5 mm. Dari perhitungan angka keamanan timbunan sampah dengan program bantu GeoStudio, diperoleh angka keamanan sebesar 1,554 sehingga tidak diperlukan perkuatan timnbunan maupun perbaikan tanah dasar pada zona landfill. Penurunan tanah yang terjadi akibat timbunan sampah sebesar 2,37 cm.
Alternatif Perencanaan Perbaikan Kelongsoran Lereng pada TPA Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud Dini Nabila Martiani; Musta&#039;in Arif; Herman Wahyudi
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.67711

Abstract

TPA Melonguane merupakan satu-satunya TPA yang beroperasi di Kabupaten Kepulauan Talaud, tepatnya terletak di Pulau Karakelang. Lokasi dari TPA tersebut di daerah perbukitan dengan kontur bervariasi antara +70,00 hingga +86,00 yang dikelilingi lahan terbuka. Pada awal tahun 2019, TPA Melonguane mengalami kerusakan karena adanya bencana alam berupa tanah longsor. Kelongsoran terjadi di jalan tanah yang difungsikan sebagai jalan menuju IPL. Lalu, pada bulan Agustus 2019 terjadi longsor susulan di lereng dekat bangunan workshop IPLT. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi penyebab kelongsoran dan alternatif perbaikannya agar kelongsoran tidak terjadi lagi. Pada perencanaan ini, analisa stabilitas lereng existing dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu lereng dengan tinggi terbatas (finite slope) dan lereng menerus (infinite slope). Sulawesi merupakan daerah rawan gempa karena merupakan lokasi pertemuan tiga lempeng tektonik. Maka dari itu, dari 2 pendekatan tersebut, analisa stabilitas lereng dilakukan dengan 2 kondisi, yaitu tanpa gempa dan dengan gempa. Dalam Tugas Akhir ini, ada beberapa alternatif perbaikan lereng yang ditawarkan antara lain ialah perkuatan dengan turap, geotextile+subdrain, dan gabion+geotextile.
Perencanaan Reklamasi & Shore Protection pada Proyek Perpanjangan Runway Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Kautsar Rizki Nashrullah; Yudhi Lastiasih; Herman Wahyudi
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.69821

Abstract

Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai terus dikembangkan dari tahun ke tahun. Hal tersebut dilakukan demi mendukung kenaikan jumlah pesawat yang sejalan dengan jumlah kenaikan penumpang yang keluar masuk Bandara Ngurah Rai setiap tahunnya. Oleh karena itu, pihak pengelola Bandara Ngurah Rai langsung mengambil langkah konkret dengan melakukan pengembangan air side Bandara. Rencana pengembangan yang akan dilakukan adaalah perpanjangan runway yang semula memeliki dimensi 3000x45 m akan diperpanjang 400 m sehingga menjadi 3400x45 m. Namun, keterbatasan lahan pada area bandara memaksa pengembangan harus dilakukan mengarah ke sisi pantai sebelah barat Bandara Ngurah Rai. Pengembangan dilakukan dengan membuat daratan baru dari dasar laut atau yang lebih dikenal reklamasi. Dalam penelitian ini dilakukan perencanaan reklamasi tersebut. Perencanaan reklamasi akan dilakukan dengan memperhatikan likuifaksi karena tanah di daerah reklamasi didominasi oleh tanah pasir ditambah lagi Pulau Bali pernah dilanda gempa dengan kekuatan 7,5 M. Selain itu, untuk menjaga tanah dibelakangnya agar tidak terbawa oleh arus dan gelombang ke laut lepas maka perlu direncanakan shore protectionnya juga. Saat ini telah direncanakan perbaikan tanah untuk mengantisipasi likuifaksi dengan metode dynamic compaction dan stone column. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ada area yang berpotensi mengalami likuifaksi pada tanah lapisan 0-5 m zona D. Maka dari itu direncanakan perbaikan tanah alternatif untuk mengantisipasi likuifaksi tersebut berupa soil mixing dan compaction grouting. Semua variasi alternatif perbaikan tersebut dibandingkan dengan hasil perencanaan eksisting, ternyata metode perbaikan yang paling efektif untuk mengantisipasi likuifaksi pada Proyek Perpanjangan Runway Bandar Udara Ngurah Rai adalah dynamic compaction. Selanjutnya untuk shore protection dalam penelitian ini direncanakan menggunakan tetrapod dan revetment batu pecah. Hasil perbandingan dari kedua perencanaan shore protection tersebut menunjukan bahwa revetment batu pecah merupakan shore protection yang paling efektif.
CORRELATION OF MATERIAL GRADATION COEFFICIENT WITH DENSITY AND SOIL SHEAR STRENGTH Herman Wahyudi; Kukuh Prihatin
Journal of Civil Engineering Vol 31, No 1 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.34 KB) | DOI: 10.12962/j20861206.v31i1.1714

Abstract

Reclamation fill requires material to fulfil the particle gradation requirements as follow : gravel 30% max, sand 50% min, and silt-clay 20% max. Generally, field officer wants to know the density degree of material when it has arrived in the field immediately and easily by using sieve testing. Water content changing caused by rainy season and tidal, taking the largest part of affecting the density and strength of soil. This laboratory test research is using material taken from quarry river, shores and hills which have requirement as follows: silt-clay 20% max, sand 80% min, and gravel which has represented by sand. This material is tested using sieve and hydrometer to determine Cu (coefficient of uniformity) and Cc (coefficient of curvature). Next step is to dense using Modified Proctor and Direct Shear testing with saturated water value (on Zero Air Void line) and non-saturated (on wopt). Research result shows the bigger the Cc/Cu value is (soil is more homogen), maximum dry density will become smaller, dmax (dmax = -0,808.Cc/Cu + 2,061) and also the optimal water content will become bigger, wopt (wopt = 7,512.Cc/Cu + 9,492). The bigger the Cc/Cu, cohesion effectiveness value(C’) and effective internal angle friction ') will become smaller. Non-saturared condition is showing bigger value ( C’ = -0,088.Cc/Cu + 0,087 and ' = - 29,886.Cc/Cu + 53,309) than in saturated condition ( C’ = -0,057.Cc/Cu + 0,072 and ' = -33,052.Cc/Cu + 48,761) for the same Cc/Cu value. Similarity between these parameters is only valid if reclamation fill material composition used are as follow: sand 80% min, silt-clay 20% ax, and Cu limit of 1≤Cu≤50.