Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Reduksi Waste untuk Perbaikan Proses Produksi Spare Part Menggunakan Pendekatan Lean Thinking Latifah Salsabila; Yudha Prasetyawan
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.55554

Abstract

PT. X merupakan perusahaan yang memproduksi spare part untuk internal pabrik dengan sistem make-to-order (MTO). Pada proses produksi ditemukan berbagai indikasi waste yang menyebabkan aktivitas produksi terhambat. Salah satunya yaitu terjadinya waiting antar stasiun produksi karena waktu proses antar jenis spare part yang berbeda-beda dan juga breakdown pada mesin. Indikasi pemborosan lain yaitu produk defect dengan persentase diatas 20% jauh dari target perusahaan sebesar maksimal 1,25%. Selain itu ditemukan indikasi waste inspeksi berulang kali (inappropriate processing) dan routing yang kurang efektif (transportation dan motion). Adanya berbagai waste menyebabkan timbulnya lead time proses produksi yang lebih lama dari seharusnya dan menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan mengelompokkan spare part berdasarkan kesamaan proses produksi kemudian dilakukan penyelesaian permasalahan menggunakan konsep Lean Thinking. Langkah awal penelitian dilakukan dengan pemetaan proses produksi menggunakan Operation Process Chart, Value Stream Mapping, dan Process Activity Mapping. Selanjutnya dilakukan Root Cause Analysis menggunakan 5 why’s untuk mencari akar permasalahan. Rekomendasi perbaikan disusun berdasarkan action taken yang dikembangkan dari analisis risiko menggunakan Failure Mode and Effect Analysis dengan nilai Risk Priority Number ≥200. Terdapat 3 alternatif perbaikan yaitu perbaikan sistem dan manajemen produksi, perbaikan sistem inspeksi dan pemeliharaan, serta perbaikan sistem pengelolaan bahan baku pada lantai produksi. Pemilihan alternatif dilakukan dengan menggunakan Value Management dan didapatkan bahwa keseluruhan alternatif perbaikan merupakan kombinasi alternatif terpilih. Hasil estimasi dari penerapan rekomendasi perbaikan yaitu menurunnya persentase defect, menurunnya cycle time dan production lead time, serta meningkatnya efisiensi proses.
Perancangan Kebijakan Perawatan Menggunakan Metode RCM II untuk Meningkatkan Nilai Overall Equipment Effectiveness Mesin Filling R-24 A (Studi Kasus PT X) Indriyani Rachmayanti; Yudha Prasetyawan
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.55469

Abstract

PT X merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi kosmetik lokal. Salah satu mesin yang digunakan dalam proses produksi kosmetik adalah mesin filling R-24 A yang digunakan untuk mengisi cairan ke dalam botol-botol kosmetik pada unit produksi cairan kental berupa milk cleanser. Mesin ini sering mengalami kerusakan pada komponen penyusunnya sehingga produktivitas perusahaan terganggu. Hal ini dibuktikan dari target tahunan yang sering tidak tercapai akibat tingginya downtime. Penelitian ini membahas mengenai penjadwalan maintenance menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) II. Penggunaan RCM II information worksheet dilakukan untuk melakukan failure mode and effect analysis (FMEA) dari setiap kegagalan. Selain itu, penggunaan RCM II Decision worksheet juga digunakan untuk menentukan kegiatan pemeliharaan yang tepat. Kemudian dilakukan perhitungan interval perawatan sebagai dasar pembuatan kalender penjadwalan maintenance. Hasil dari analisis menggunakan RCM II adalah terdapat 5 komponen dengan kegiatan perawatan scheduled on condition, 2 komponen dengan kegiatan perawatan scheduled restoration task, 2 komponen menggunakan perawatan scheduled on discard task dan 1 komponen dengan kegiatan no scheduled maintenance. Estimasi peningkatan nilai Overall Equipment Effectiveness pada mesin filling R-24 A adalah sebesar 7,44% dan efisiensi biaya sebesar 16,63% atau setara dengan Rp. 33.308.442.
Evaluasi Pergudangan dengan Pendekatan Lean Warehousing dan Linear Programming (Studi Kasus PT. X) Naufal Ghani Ibrahim; Yudha Prasetyawan
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.55529

Abstract

PT X adalah perusahaan yang memproduksi alat kesehatan yang berfokus pada implan ortopedi yang saat ini masih didominasi oleh produk impor. Beberapa produk yang diproduksi oleh PT X antara lain: straight plate, angled blade plates, special plates, dynamic hip screw plates dan bone screws. PT X berdiri pada tahun 2017 sehingga masih terdapat beberapa masalah yang dapat menyebabkan proses produksi menjadi terhambat, terutama di area gudang. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pergudangan untuk meminimalkan pemborosan (waste) adalah langkah yang harus dilakukan. Menerapkan konsep lean manufacturing adalah salah satu metode untuk mengurangi waste. Konsep lean manufacturing untuk warehouse telah diterapkan selama dua dekade terakhir untuk meningkatkan logistik internal perusahaan. Penerapan prinsip lean di perusahaan tidak hanya dilakukan diarea manufaktur, tetapi juga dalam semua proses yang dilakukan di dalam perusahaan. Penerapan prinsip lean di area gudang adalah salah satu langkah untuk meningkatkan proses dan kinerja gudang. Sebagian besar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya hanya berfokus pada pengurangan waste dan belum mempertimbangkan biaya implementasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi waste yang mungkin dapat muncul dalam proses pergudangan menggunakan value stream mapping. Setelah waste berhasil diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan perbaikan dengan menggunakan aktivitas rekomendasi perbaikan dan menghitung manfaat yang diberikan dengan linear programming. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, cycle time yang ditempuh oleh gudang bahan baku dan produk jadi secara berurut sebesar 48,6 menit dan 67,3 menit. Melalui perhitungan linear programming, rekomendasi yang diusulkan berupa penerapan label dengan barcode, pemasangan ERP dan penerapan E-Kanban. Dengan pendekatan simulasi, penerapan rekomendasi perbaikan yang diberikan dapat menghilangkan beberapa waste yang ada pada gudang sehingga, cycle time yang ditempuh oleh gudang bahan baku dan produk jadi secara berurut menjadi 41,2 menit dan 59,8 menit.
Perancangan Aktivitas Perawatan pada Conveyor System Batu Bara dengan Metode Risk Based Maintenance (RBM) dan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus: PLTU Tenayan Raya) Farouk Giffari; Yudha Prasetyawan
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.56031

Abstract

Conveyor system merupakan salah satu proses bisnis pada PLTU Tenayan Raya. Perusahaan menerapkan perawatan pada konveyor dengan metode corrective maintenance. Metode perawatan ini kurang efektif karena dapat menyebabkan operasi pada pembangkit secara keseluruhan berhenti. Menurut data riwayat kerusakan, terdapat 71 kali gangguan pada conveyor system PLTU Tenayan selama 3 tahun terakhir. Hal ini menyebabkan tingginya kegiatan corrective maintenance yang dapat meningkatkan biaya perawatan, downtime, dan risiko kerugian yang dihasilkan. Pada penelitian ini menggunakan metode Risk Based Maintenance (RBM) dan Reliability Centered Maintenance II untuk merancang aktivitas perawatan preventive pada mesin konveyor batu bara. Langkah yang dilakukan adalah analisis risiko maintenance pada RBM, analisis FMEA, evaluasi mode kegagalan dengan RCM II Decision diagram, dan menentukan aktivitas serta kalender perawatan. Hasil RBM menunjukkan bahwa 3 dari 8 komponen memiliki nilai risiko di atas 5% yaitu komponen belt (6%), pulley (30%), dan motor (6%). Ketiga komponen tersebut dilanjutkan ke tahap evaluasi jadwal perawatan dengan metode RCM II. Dari hasil analisis RCM II menunjukkan ketiga komponen tersebut mendapat preventive maintenance antara lain: 1) Scheduled restoration task untuk komponen belt sekali dalam 8 hari. 2) Finding failure task untuk komponen pulley sekali dalam 47 hari, dan 3) On-condition task untuk komponen motor sekali dalam 0,5 tahun. Kegiatan perawatan tersebut dirancang menjadi kalender perawatan berdasarkan perhitungan interval waktu perawatan tiap komponen untuk kurun waktu 1 tahun dari Januari hingga Desember 2020.
PENINGKATAN DAYA SAING USAHA KECIL TEMPE KEDIRI DENGAN KAIZEN Putu Dana Karningsih; Mokh Suef; Rindi Kusumawardani; Dewanti Anggrahini; Yudha Prasetyawan; Novi Dwi Jayanti; Hari Supriyanto; Benhard Panangian; Rizaldy Rizki Pratama; Atmam Abdha Arianandha; Fauziyah Fatma Ningrum; Yusita Mega Kuncoro; Sherina Amalia Permatasari
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 3. Kapasitas Daya Saing UMKM dan BUMDES
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.377 KB) | DOI: 10.18196/ppm.33.232

Abstract

Tempe merupakan makanan tradisional masyarakat Indonesia yang sarat protein, vitamin dan jugamineral. Masyarakat Jawa Timur merupakan konsumen tempe terbesar di Indonesia. Dengan potensipasar yang sedemikian besar, maka Usaha Kecil Tempe di Jawa Timur harus dapat memperbaiki prosesterus menerus agar dapat memenuhi kebutuhan pasar baik secara kuantitas maupun kualitas. Studi inibertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada sebuah Usaha Kecil Tempe di Kediri untuk dapatmeningkatkan kuantitas produksi dengan cara menghilangkan atau mereduksi kegiatan yang tidak bernilaitambah. Saat ini, proses produksi tempe masih dilakukan secara manual tanpa memperhatikan aliranproses. Untuk itu, diusulkan perbaikan dengan menggunakan prinsip Kaizen yang bertujuan untukmelakukan perbaikan secara bertahap dan berkelanjutan. Usulan perbaikan adalah berupa perubahan tataletak proses produksi dan aplikasi prinsip karakuri pada proses produksinya. Dengan implementasirekomendasi maka diprediksi dapat meningkatkan kapasitas produksi tempe, dimana waktu produksimenjadi lebih singkat kurang lebih 20%.
Maturity Assessment at SMEs Assisted by BUMDesma (Joint Village-Owned Enterprises) Yudha Prasetyawan; Suparno Suparno; Maria Anityasari; Niniet Indah Arvitrida; Taufik Fajar Nugroho; Herman Pratikno; Rahmadhani Tasya Rahman; Inastika Nabilah
IPTEK Journal of Proceedings Series No 1 (2023): The 1st International Conference on Community Services and Public Policy (ICCSP) 2022
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2023i1.16371

Abstract

Enhancing the Small to Medium Enterprises (SME) Competency is a way to raise the chance of winning a global competition. The basic business profile should be provided as proof of the general foundation of being known as a mature business. This research provides a tool for the government to collaborate with academics to analyze SME performance. This tool is used for policy-making, and funding could be more accurate based on nearly objective criteria. This designed interface helps SMEs submit their business document online with their current self-assessment for production, marketing and all the business features. The preliminary object covers the three different cities in East Java Province. Based on the submitted document and data, academia and the government can do online assessments to complete the direct assessment through direct observations. The dashboard shows the performance based on overall equipment efficiency and adjusted indicator using a business model canvas.