Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pneumonia pada Balita di Surabaya Menggunakan Geographically Weighted Negative Binomial Regression Ratnajulie Yatnaningtyas; I Nyoman Latra; Shofi Andari
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.508 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.16597

Abstract

Penyebab kematian Balita kedua tertinggi di Indonesia pada tahun 2007 yaitu pneumonia. Fakta ini mendorong pemerintah untuk mengambil tindakan pencegahan. Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi angka kematian balita dengan mengontrol kasus pneumonia. Namun, di Surabaya masih memiliki kasus pneumonia yang cukup tinggi. Persebaran penyakit pneumonia dipengaruhi oleh karakteristik dan geografis yang berbeda di setiap kecamatan di Surabaya. Hal tersebut menyebabkan perkembangan penyakit juga berbeda-beda. Sehingga untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pneumonia di setiap wilayah yaitu dengan memodelkan kasus pneumonia pada balita menggunakan geographically weighted negative binomial regression (GWNBR). Hasil pemodelan menunjukkan bahwa terdapat variabel yang bersifat lokal yang mempengaruhi pneumonia dan membentuk kelompok sebanyak sembilan kelompok
Pemetaan Angka Gizi Buruk pada Balita di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Regression Aditya Kurniawati; Mutiah Salamah Chamid; Shofi Andari
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.452 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.16662

Abstract

Status gizi balita merupakan salah satu indikator dalam menilai derajat kesehatan masyarakat serta tolak ukur kesejahteraan suatu bangsa. Di antara semua provinsi di Indonesia, tingkat angka gizi buruk balita di Jawa Timur termasuk dalam kelompok menengah dan belum dapat memenuhi target Dinas Kesehatan. Selain faktor kesehatan, kemiskinan serta lingkungan juga mempengaruhi angka gizi buruk pada balita, tetapi kondisi kesehatan, lingkungan, dan ekonomi pada tiap kabupaten/kota di Jawa Timur berbeda-beda. Oleh sebab itu pada penelitian ini digunakan pendekatan geografis dalam memodelkan angka gizi buruk pada balita dengan variabel-variabel yang diduga mempengaruhinya. Analisis statistika yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini yaitu geographically weighted regression (GWR) Berdasarkan pengujian heterogenitas spasial, angka gizi buruk pada balita memiliki keragaman antara satu wilayah dengan wilayah lain. Pembobot yang digunakan pada penelitian ini adalah fungsi kernel fixed gaussiandengan AIC sebesar 294,2464. Nilai R2 yang dihasilkan model GWR sebesar 15,04%, nilai ini lebih besar dibandingkan model regresi linier, yaitu sebesar 14,16%. Terbentuk dua kelompok daerah berdasarkan variabel yang signifikan. Kelompok pertama yaitu kabupaten/kota yang berada di bagian timur provinsi Jawa Timur, di mana persentase penduduk miskin berpengaruh terhadap angka gizi buruk balita. Sedangkan kelompok kedua yaitu bagian barat Jawa Timur, di mana persentase penduduk miskin dan persentase posyandu puri berpengaruh terhadap angka gizi buruk balita.
Pemodelan Pneumonia pada Balita di Surabaya Menggunakan Spatial Autoregressive Models Ilhamna Aulia; Mutiah Salamah Chamid; Shofi Andari
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.28 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v6i1.22437

Abstract

Pneumonia termasuk dalam 10 penyakit terbanyak di Surabaya. Jumlah kasus pneumonia pada balita setiap kecamatan di Surabaya bervariasi dan mengindikasikan adanya hubungan antar wilayah. Hal ini menjadi dasar penggunaan pemodelan spasial untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pneumonia pada balita. Model spasial autoregressive (spatial autoregressive models, SAR) digunakan untuk mengakomodasi adanya hubungan atau ketergantungan antar sekelumpulan pengamatan atau lokasi. Dalam studi ini, hasil pemodelan SAR untuk kasus pneumonia pada balita pada 31 kecamatan di Surabaya dibandingkan dengan OLS (Ordinary Least Square) menghasilkan model terbaik. Model SAR menghasilkan R2 sebesar 42,1%. Variabel-variabel yang berpengaruh signifikan yaitu kepadatan penduduk (X1), persentase rumah tangga bersih dan sehat (X4), dan persentase balita yang mendapat imunisasi lengkap (X5).
Pemodelan Angka Buta Huruf di Kabupaten/Kota se-Jawa Timur dengan Metode Geographically Weighted t Regression Nindya Kemala Astuti; Purhadi Purhadi; Shofi Andari
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.367 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.25005

Abstract

Pendidikan merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam perkembangan suatu bangsa. Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dalam hal pendidikan dimaksudkan agar dapat memberantas buta huruf atau buta aksara. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat buta huruf adalah Angka Buta Huruf. Namun rata-rata angka buta huruf di Indonesia masih tergolong tinggi (4,27%). Pengukuran angka buta huruf merupakan nilai yang kontinu dan berdistribusi t. Penelitian ini menggunakan metode regresi t untuk menyesuaikan distribusi variabel responnya. Mempertimbangkan adanya aspek spasial yang muncul pada data, perlu dilakukan modifikasi pada pemodelan regrei t, yaitu dengan menerapkan pembobot spasial. Oleh karena itu, metode regresi yang diusulkan dalam penelitian ini yaitu model regresi terboboti atau GWtR. Variabel yang signifikan pada pemodelan regresi t merupakan angka partisipasi murni tingkat SD, rasio murid-guru, tingkat pengangguran terbuka, persentase penduduk miskin dan persentase balita gizi buruk. Sedangkan variabel yang signifikan pada pemodelan GWtR adalah angka partisipasi murni tingkat SD, rasio murid-guru, tingkat pengangguran terbuka dan persentase penduduk miskin. Perbandingan kebaikan kedua model menunjukkan bahwa metode terbaik untuk memodelkan angka buta huruf di kabupaten/kota se-Jawa Timur adalah GWtR.
Pengelolaan Sampah sebagai Kompos di Wisata Gronjong Wariti Berbasis Pemberdayaan Masyarakat dengan Media Bata Terawang Santi Wulan Purnami; Harmin Sulitiyaning Titah; Diah Puspito Wulandari; Yoyok Setyo Hadiwidodo; Bambang Widjanarko Otok; Purhadi Purhadi; Jerry D. T. Purnomo; Achmad Choiruddin; Shofi Andari; Abima Aunur Rochman
Sewagati Vol 7 No 3 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6282.262 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v7i3.501

Abstract

Mejono merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Di Desa Mejono terdapat sebuah sungai bernama Gronjong Wariti yang dijadikan tempat wisata dengan wahana yang tersebar di sepanjang sungai. Tingginya aktivitas pengunjung dan banyaknya pohon bambu yang tumbuh disepanjang Sungai Gronjong Wariti menimbulkan peningkatan timbunan sampah yang memberikan dampak buruk bagi kesehatan, lingkungan, ekonomi, serta mengurangi nilai estetika. Dari observasi permasalahan yang ada pada mitra, tim pengabdian masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember menawarkan solusi yakni edukasi pemilahan sampah dan mengelola sampah organik menjadi kompos menggunakan media bata terawang. Edukasi pemilahan sampah menjadi sampah organik dan anorganik dilakukan kepada pengelola, warga sekitar dan pengunjung wisata Gronjong Wariti. Tempat pilah sampah diberikan di tempat yang mudah dijangkau di area Wisata. Pembangunan Bata Terawang dengan warna yang menarik ditempatkan di titik yang menghasilkan sampah organik terbanyak tiap harinya. Proses pengomposan media Bata Terawang dimulai dengan pengisian sampah organik, penyemprotan EM4, pengadukan dan pemanenan kompos. Waktu yang dibutuhkan mulai dari tahap pengisian sampah sampai tahap pemanenan diperkirakan memakan waktu 40 hari.
Strategi Pelayanan dan Pemasaran melalui Pelatihan Data Analytics di Bank X A. Tuti Rumiati; Ismaini Zain; Kartika Fithriasari; Wibawati Wibawati; Setiawan Setiawan; Vita Ratnasari; Dedy Dwi Prastyo; Erma Oktania Permatasari; Adatul Mukarohmah; Shofi Andari; Husna Miratin Nuroini; Veniola Forestryani; Rhifda Zukhrufi
Madaniya Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.801

Abstract

Pelatihan Data Analytics yang diadakan oleh salah satu bank terbesar di Indonesia, yaitu Bank X, merupakan sebuah inisiatif untuk meningkatkan kapasitas karyawan dalam memanfaatkan data nasabah guna menentukan strategi pelayanan dan pemasaran kedepan. Pelatihan ini memberikan pemahaman komprehensif tentang data analytics, keterampilan analisis terhadap data nasabah baik oleh bagian riset dan pengembangan maupun oleh bagian marketing untuk memahami potensi pasar, dan kebutuhan nasabah yang dapat digunakan untuk memperbaiki strategi pemasaran. Pelatihan dilakukan oleh Statistics Service Center (SSC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember selama dua hari. Materi pelatihan dirancang sesuai dengan kebutuhan Bank X, meliputi: 1) Pembahasan profiling nasabah bank, segmentasi nasabah, target market serta pembahasan faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas nasabah; 2) Metode statistika untuk profiling nasabah, segmentasi pasar dan penentuan target pasar; 3) Studi kasus dan aplikasi praktis. Selain penyampaian materi pelatihan, pendekatan pelatihan melibatkan serangkaian sesi interaktif dan praktek analisis dari studi kasus dan data aktual dari bank yang dipandu oleh fasilitator. Pembelajaran dirancang untuk memfasilitasi peserta memperoleh pemahaman praktis menggunakan metode statistika, diikuti dengan penerapan langsung keterampilan analisis menggunakan perangkat lunak SPSS. Pendekatan ini diharapkan dapat menghubungkan teori dengan praktik dalam konteks yang relevan bagi peserta. Dari kegiatan yang telah dilaksanakan, tercatat peningkatan kompetensi peserta, yang tercermin dari perbedaan yang sangat signifikan hasil pre-test dan post-test serta feedback positif terhadap materi dan metode penyampaian. Manfaat kegiatan ini meliputi peningkatan kemampuan analisis data yang lebih baik dan penguasaan alat-alat analitik yang dapat diterapkan dalam berbagai fungsi bisnis di bank. Kesimpulan dari pelatihan ini menekankan pentingnya pembelajaran berkelanjutan dalam data Analytics sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan strategi bisnis di sektor perbankan. Keterlibatan karyawan dalam pelatihan ini mencerminkan komitmen bank terhadap pengembangan sumber daya manusia yang berorientasi pada inovasi dan pemanfaatan teknologi.