Andi Andi
Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PERBANDINGAN UNSAFE ACT PADA JAM KERJA NORMAL DENGAN JAM KERJA LEMBUR PARA PROYEK “X” Rexy Stevenson Wuisan; Laurensius Alexander; Andi Andi
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 11, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sektor konstruksi kerap kali dikaitkan dengan kecelakaan kerja dengan unsafe act sebagai penyebabnya. Jam lembur umum dilakukan pula pada sektor konstruksi, dimana potensi terjadinya kecelakaan kerja lebih besar. Oleh karena itu, perlu diketahui apakah dalam jam lembur terjadi unsafe act lebih banyak dibandingkan dari jam normal. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode work sampling field count dengan checklist unsafe act yang telah dibuat. Pengambilan data pada jam normal dilakukan dengan 6 periode waktu pengambilan, sedangkan jam lembur dilakukan dengan 3 periode, digunakan pengamatan snap observation. Data diolah untuk memperoleh unsafe rating jam normal dan lembur. Hasil penelitian menunjukkan jam lembur memiliki unsafe rating lebih tinggi di angka 98,39% dengan proporsi pelanggaran masker (49,83%), APD tidak lengkap (37,92%), peralatan rusak (6,54%), posisi tidak aman (2,93%), pelanggaran lainnya (2,38%), untuk jenis unsafe act APD yang dilakukan adalah rompi (42,85%), sepatu (28,05%), helm (24,69%), body harness (4,05%), dan kaca mata (0,37%). Sedangkan untuk Jam normal berada diangka 94,69% dengan proporsi pelanggaran masker (51,55%), APD tidak lengkap (36,85%), peralatan rusak (7,76%), posisi tidak aman (1,91%), pelanggaran lainnya (1,63%), untuk jenis unsafe act APD yang dilakukan adalah rompi (39,19%), sepatu (33,33%), helm (23,51%), body harness (3,29%), dan kaca mata (0,68%).
ANALISIS DIFFERING SITE CONDITIONS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Yafet Setiawan; Jonathan Kurniawan; Andi Andi
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 11, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini sebagian besar proyek konstruksi harus mengalami hambatan fisik berupaperubahan kondisi lapangan tak terduga. Sangat jarang pelaksanaan proyek dapat berjalan persis denganapa yang dikatakan dalam dokumen kontrak maupun kondisi yang diharapkan secara wajar. Perubahankondisi lapangan tersebut umumnya dikenal dengan istilah Differing Site Conditions (DSC). Tujuan daripenelitian ini yaitu mengidentifikasi tingkat frekuensi dan alokasi risiko aktual dari kejadian DSC,keberadaan klausul DSC, tingkat signifikansi dampak maupun strategi yang efektif untuk meminimalisirterjadinya DSC. Penelitian diawali dengan studi literatur penelitian terdahulu terkait DSC dilanjutkanpenyebaran kuesioner kepada pihak owner maupun kontraktor di Surabaya. Pengolahan dan analisisdata dibantu dengan mean maupun standar deviasi guna menghindari perolehan urutan yang sama. Hasilpenelitian menunjukan bahwa tingkat frekuensi terbesar dari kejadian DSC Tipe I adalah kehadiranmuka air tanah yang tidak diindikasi kontrak sedangkan kejadian Tipe II adalah muka air tanah yangkorosif. Terjadi kesamaan dan perbedaan pandangan pada pengalokasian risiko kejadian DSC.Keberadaan pasal kontrak yang mengatur DSC dalam proyek cenderung kecil bahkan tidak ada.Dampak waktu dan biaya terkait DSC yang paling signifikan adalah penundaan waktu karena redesigndan adanya biaya akibat time delay. Keterlibatan profesional dalam membuat laporan geoteknik menjadistrategi yang paling efektif meminimalisir terjadinya DSC.
TRAFFIC CONGESTION INDEX OF THE TOP 300 LARGEST CITIES IN THE WORLD BASED ON UNCALIBRATED IFN Yanky Hermawan; Gabriel Bryan Lirungan; Andi Andi
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 11, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode Ideal Flow Network (IFN) merupakan salah satu metode baru yang dapat digunakan untuk mengestimasi indeks kemacetan. Metode IFN berbeda dengan traditional traffic assign methods karena tidak memerlukan OD-Matrix dalam perhitungannya. Dalam menggunakan metode IFN, jaringan jalan haruslah bersifat strongly connected network dan jumlah arus yang keluar sama dengan yang masuk. Hal ini menyebabkan IFN bersifat irreducible dan premagic. Pada penelitian ini, metode IFN akan digunakan untuk mengestimasti angka kemacetan 300 kota besar di dunia berdasarkan GDP, jumlah populasi, dan luas area. Hasil yang dicapai akan disajikan dalam bentuk ranking sebagaimana meranking kota menggunakan metode IFN belum pernah dilakukan di dunia. Selain itu, angka kemacetan dibandingkan dengan berbagai indikator untuk mengetahui hubungan angka kemacetan dengan indikator tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kemacetan hampir tidak berhubungan dengan GDP, jumlah populasi dan luas area suatu kota. Hasil tersebut kemudian diunngah ke situs web agar dunia dapat mengenal metode IFN sebagai alat bantu dalam mengestimasti angka kemacetan.
MODEL PEMILIHAN PROJECT DELIVERY METHODS DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Stephanus Eduard Sugianto; Yosep Setiadi Lukas; Andi Andi
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 11, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Project Delivery Methods (PDM) adalah sistem tentang hubungan, peran, dan tangung jawab bagi tim proyek sehingga pemilihan PDM oleh owner harus optimal untuk memastikan keberhasilan proyek. Proyek bersifat unik sehingga pemilihan PDM berdasarkan pengalaman owner saja dinilai kurang menggambarkan sifat proyek. Dua tujuan utama dalam penelitian ini adalah pertama, mengusulkan model pemilihan PDM untuk membantu owner dalam pengambilan keputusan yang objektif dengan Analytical Hierarchy Process (AHP), agar tujuan pertama tercapai perlu mengidentifikasi kriteria-kriteria utama dalam pemilihan PDM dan menghitung bobot model dengan AHP. Tujuan kedua adalah pengujian model pada studi kasus. Data penelitian diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada manajemen konstruksi, tim owner/developer, konsultan, dan akademisi di Surabaya. Tujuan pertama menghasilkan bobot model kriteria utama, yaitu keterlibatan owner, constructability, ruang lingkup pekerjaan, alokasi risiko, biaya, dan durasi proyek pada setiap jenis PDM, yaitu design build, single general contractor, dan multiple prime. Hasil penelitian kedua menunjukkan keputusan jenis PDM dari model telah sesuai pada 3 studi kasus di Surabaya.