p-Index From 2020 - 2025
2.383
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal e-Komunikasi
Megawati Wahjudianata
Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Analisis Isi Pesan Kekerasan Dalam Film Animasi Anak-Anak Pemenang Piala Oscar Tahun 2015-2019 Lina Hokgy Mawarsari; Chory Angela Wijayanti; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): VOL 8, NO 2 AUGUST 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Film animasi anak-anak adalah film yang dibuat dengan teknik animasi yang diperuntukkan kepada anak-anak. Film yang mendapatkan klasifikasi G dan PG dari MPAA dianggap aman untuk dilihat atau dipertontonkan kepada anak-anak karena minim adegan kekerasan. Akan tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Film animasi anak-anak yang bahkan bisa memenangkan piala Oscar yang merupakan penghargaan film yang bergengsi, didalamnya masih memiliki adegan kekerasan. Dengan menggunakan metode analisis isi, penelitian ini menemukan bentuk-bentuk kekerasan yang terdapat dalam kelima film animasi anak-anak yang memenangkan piala Oscar tahun 2015-2019. Kekerasan yang ada dalam film animasi anak-anak terbagi menjadi empat kategori yaitu kekerasan fisik, kekerasan verbal, kekerasan tidak langsung, dan kekerasan terhadap objek. Nyatanya dalam film animasi anak-anak kekerasan-kekerasan tersebut tetap ada dikarenakan perlunya konflik untuk jalannya cerita. Cara penyampaian kekerasan itupun dibentuk memiliki sifat yang disebut kekerasan-estetik, yaitu kekerasan yang ditampilkan sebagai sebuah seni.
Representasi Interaksi Sosial antar Kelas dalam Film “Parasite” Silmauly B.S. Hutabarat; Agusly Irawan Aritonang; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): VOL 8, NO 2 AUGUST 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana representasi interaksi sosial antar kelas dalam film “Parasite”. Interaksi sosial antar kelas atas dan kelas bawah digambarkan sesuai dengan realita yang dihadapi beberapa negara saat ini. Film ini berusaha untuk mengungkapkan bagaimana bentuk interaksi sosial antar kelas yaitu kelas atas dan kelas bawah. Metode yang digunakan adalah semiotika milik John Fiske dengan tiga level, yaitu level realitas, level representasi & level ideologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi sosial dalam bentuk kerja sama dan konflik. Dalam proses kerja sama kelas atas mengakui kemampuan dan kualitas kerja kelas bawah, tetapi dengan adanya kekuasaan kelas atas juga menunjukkan perilaku dehumanisme. Akibat perilaku kelas atas tersebut menimbulkan konflik sebagai bentuk pemberontakan kelas bawah dengan tujuan terbentuknya masyarakat tanpa pembedaan kelas- kelas dan kemanusiaan dalam arti penuh.
Efektivitas Pemberitaan Buletin iNews di GTV tentang Perindo Erwin Leonardo; Gatut Priyowidodo; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 1 (2020): VOL 8, NO 1 FEBRUARY 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Partai Persatuan Indonesia, atau yang dikenal sebagai Partai Perindo, adalah partai baru yang didirikan oleh Hary Tanoesoedibjo selaku ketua umum Perindo. Hary Tanoe yang juga adalah pemilik dari MNC Group, juga dengan gencarnya melakukan sosialisasi dan kampanye Perindo di berbagai MNC Media, termasuk salah satunya Global TV atau GTV. Tidak hanya menampilkan iklan kampanye dan mars Perindo, sosialisasi Perindo juga dilakukan dengan memberitakan kegiatan politik Perindo melalui program berita MNC seperti Buletin iNews di GTV. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan efektivitas dari pemberitaan Buletin iNews di GTV tentang Perindo.
Representasi Gay dalam Drama TV Serial Money Heist Malvin Sebastian Surianto; Daniel Budiana; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena mengenai kaum gay dalam masyarakat selalu digambarkan sebagai sosok yang selalu terkucilkan (minoritas) dan mengalami diskriminasi dari sekitarnya. Hal ini juga terdapat di dunia perfilman. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penggambaran kaum gay dalam drama TV serial Money Heist yang ditayangkan melalui platform Netflix. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah semiotika kode-kode televisi milik John Fiske dengan 3 level yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Dari hasil analisa berdasarkan ketiga level tersebut, gay direpresentasikan sebagai sosok perlawanan dan tokoh revolusi terhadap kondisi masyarakat akibat sistem pemerintahan yang salah. Bahkan kaum gay juga direpresentasikan sebagai sosok pemimpin yang professional sehingga dapat dipercaya oleh orang lain. Beberapa ideologi seperti idealisme, anarkisme, dan hedonisme juga berhasil ditemukan dalam penggambaran kaum gay pada serial Money Heist.
Representasi Diskriminasi Ras dan Kasta Sosial dalam Serial Kartun SpongeBob SquarePants Antonius Adika Kusuma; Daniel Budiana; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Film kartun merupakan film yang biasanya dibuat dan ditujukan kepada anak - anak. Serial kartun SpongeBob SquarePants adalah salah satu contoh dari film kartun. Dalam hal ini terdapat delapan episode yang diteliti. Peneliti menggunakan metode semiotika kode - kode televisi John Fiske yang terdiri dari tiga level, yaitu : level realitas, level representasi, dan level ideologi. Diskriminasi dalam serial kartun SpongeBob SquarePants terjadi secara verbal maupun non verbal. Selain itu diskriminasi yang terjadi juga melalui sebuah aturan atau kebijakan. Dalam serial kartun SpongeBob SquarePants juga terdapat diskriminasi berdasarkan perbedaan ras dan diskriminasi karena adanya sebuah kasta sosial. Idelogi yang tampak di dalam serial kartun SpongeBob SquarePants ini adalah idelogi rasisme, ideologi marxisme, dan ideologi feodalisme.
Representasi Hedonisme Dalam Film Orang Kaya Baru Antonius Antonius; Daniel Budiana; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena mengenai hedonisme dalam kehidupan secara luas dalam masyarakat seringkali terjadi tanpa disadari. Hedonisme juga secara umum bisa muncul karena keinginan sendiri dan akibat pergaulan bebas / orang lain. Fenomena hedonisme juga berkaitan dengan materialisme, dan konsumerisme. Hal ini juga sering digambarkan dalam dunia perfilman, salah satunya dalam film “ Orang Kaya Baru”. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah semiotika televisi John Fiske dengan 3 level, yaitu level realitas, level representasi dan level ideologi. Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini hedonisme dalam film Orang Kaya Baru direpresentasikan sebagai orang yang tidak bisa berpikir panjang, sebagai cara untuk menaikan status sosial, sebagai cara untuk sombong dan kebanggaan tersendiri, juga berbagi kekayaan dan menutupi kekurangan, sebagai gaya hidup. Setiap orang yang melakukan hedonisme cenderung memiliki sikap sombong, membeli barang mahal secara berlebihan, egois dan tidak memperdulikan kepentingan orang lain ( individual).
Representasi Maskulinitas Perempuan Dalam Film “My Stupid Boss2” Benita Christie; Ido Prijana Hadi; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): VOL 8, NO 2 AUGUST 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis semiotik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui maskulinitas dipresentasikan melalui tanda-tanda bahasa, tanda verbal maupun non verbal pada film My Stupid Boss 2. Teknik analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang mengacu pada pendekatan karakter tokoh yang ada di film My Stupid Boss 2 dengan melalui analisis semiotika John Fiske, dengan 3 level, yaitu level realitas, level representasi dan level ideologi. Berdasarkan level tersebut dan hasil penelitian ini, peneliti melihat bahwa film My Stupid Boss 2 memberikan gambaran mengenai bentuk-bentuk maskulinitas , sesuai dengan konsep stereotype maskulinitas yang berkaitan erat dan tidak dapat dilepaskan dari budaya patriarki dan mencoba mengubah stereotipe utama dalam film ini bahwa perempuan tidak harus dirumah dan tidak memiliki hak untuk berpendapat, melainkan pemberani dan tegas dalam melakukan sesuatu atau dalam mengambil keputusan. Maskulinitas perempuan digambarkan tidak hanya mengenai gaya berpakaian ataupun secara fisik tetapi melalui pemikiran yang logis dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Mengenai Brand Image Produk Viva Queen Melalui Promosi di Media Sosial Cindy Veronika Pietrasanada; Judy Djoko Wahjono Tjahjo; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT Vitapharm sebagai perusahaan kosmetik yang sudah sukses dengan nama brand Viva Cosmetics meluncurkan produk Viva Queen untuk mendongrak image perusahaan. Untuk mengetahui image perusahaan tersebut, peneliti melakukan penelitian Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Mengenai Brand Image Produk Viva Queen Melalui Promosi di Media Sosial. Penelitian ini mengacu pada teori Komunikasi Pemasaran yang difokuskan pada Promotion dan Brand Image. Penelitian ini menggunakan Survei Online dengan pengskalaan Guttman. Hasil dari penelitian ini, tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tergolong tinggi mengenai Brand Image Produk Viva Queen dari elemen reputation, recognition, affinity, dan domain.
Konstruksi Image : Big Bang Angelia Giovani; Fanny Lesmana; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 7, No 1 (2019): VOL 7, NO 1 FEBRUARY 2019
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana image Bigbang baik di Korea Selatan sendiri maupun di Internasional. Peneliti ingin mengetahui bagaimana image Bigbang di konstruksikan di berbagai media. Untuk penelitian ini peneliti menggunakan metode Star Image terhadap image Bigbang dalam berita di media online dan offline, musik video, film dokumenter dan penampilan di televisi. Bigbang merupakan sebuah grup idola Korea Selatan yang tidak mengikuti trend maupun standart yang di miliki Korea Selatan. Mereka juga grup idola dengan genre hip-hop pertama di Korea yang sukses. Dengan album “Alive” mereka, Bigbang mampu menunjukkan bahwa meskipun dengan lagu ciptaan sediri dan tanpa mengikuti standart Korea mereka juga mampu sukses dan terkenal baik di Korea maupun Internasional. Dalam hal ini Bigbang menunjukkan penampilan yang berbeda dari grup idola lainnya dari segi visual seperti penampilan fisik, model rambut, fashion , verbal dan non-verbal.
Representasi Pola Komunikasi Keluarga dalam film Dua Garis Biru Melisa Fransisca Liemantara; Fanny Lesmana; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana gambaran pola komunikasi keluarga dalam film Dua Garis Biru. Film ini memberi pesan kepada penontonnya bahwa keterbukaan serta cara pandang yang tepat akan membuat pola komunikasi dalam keluarga menjadi efektif. Film ini menggambarkan bahwa pola komunikasi keluarga merupakan komunikasi yang unik dan tidak bisa disamakan antar satu keluarga dengan yang lain. Selain itu, pola komunikasi bukanlah hal yang mutlak dan dapat berubah sesuai keadaan. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sedangkan, untuk metode, menggunakan semiotika dengan teknik analisis data milik John Fiske. Peneliti memakai semiotika milik John Fiske, karena peneliti merasa unit analisis milik John Fiske dapat lebih mudah digunakan untuk membaca representasi dari “pola komunikasi keluarga” melalui dialog, perilaku, latar, dan penampilan, baik dari komunikasi verbal maupun non verbal yang ada dalam setiap adegan pada film Dua Garis Biru. Hasil penelitian ini memperlihatkan penggambaran dua pola komunikasi keluarga berbeda yang dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi serta nilai-nilai yang dianut keluarga masing- masing.