Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Implementasi Pendidikan Humanis Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Tulung Salma Zhafiroh; Badrus Zaman
QUALITY Vol 8, No 2 (2020): QUALITY
Publisher : Pascasarjana IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/quality.v8i2.7659

Abstract

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah pertama, untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan humanis pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP N 1 Tulung, Klaten. Kedua, untuk mendiskripsikan faktor penghambat dan pendukung pendidikan humanis pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP N 1 Tulung, Klaten. Jenispenelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya data yang telah dikumpulkan dianlisis menggunakan metode triangulasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendidikan humanis pada pembelajaran pendidikan agama Islam berupa diskusi, pendampingan dan pembinaan. Sedangkan faktor pendukungnya adalah kreatifitas peserta didik dan kemajuan peserta didik untuk berfikirmengikuti perkembangan zaman, perhatian serta dukungan dari komite sekolah dan dalam setiap kelas jumlah peserta didiknya tidak banyak maka guru lebih mudah mengajar dan mempehatikan peserta didik. Adapun faktor penghambatnya yaitu kurangnya jumlah guru pendidikan agama Islam, kurangnya pemahaman mengenai pendidikan humanis dan kurangnya sarana prasarana penunjang pembelajaran.The objectives to be achieved in this study are first, describe the application of humanist education in the learning of Islamic Education in SMP N 1 Tulung, Klaten. Second, describe the inhibiting and supporting factors of humanist education in learning Islamic Education in SMP N 1 Tulung, Klaten. This type of research is a qualitative descriptive study. Data collection techniques in this study are observation, interview, and documentation techniques. Furthermore, the data collected was analyzed using the triangulation method. The results showed that the application of humanist education in Islamic religious education learning in the form of discussion, assistance, and coaching. While the supporting factors are student creativity and student progress to think in keeping with the times, the attention and support of the school committee, and in each class the number of students is not much, the teacher is easier to teach and notice students. The inhibiting factors are the lack of Islamic religious education teachers, lack of understanding of humanist education, and lack of learning support infrastructure.
Peran Majelis Taklim dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Masyarakat Munawaroh Munawaroh; Badrus Zaman
Jurnal Penelitian Vol 14, No 2 (2020): JURNAL PENELITIAN
Publisher : LP2M IAIN kUDUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/jp.v14i2.7836

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Majelis taklim ahad pagi di Desa Kadirejo dalam meningkatkan pemahaman keagamaan. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif karena data yang diperoleh diolah dan dijelaskan dalam deskripsi penulis. Dalam memperoleh data, penulis menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber data primer yaitu hasil wawancara dengan pengasuh, pengurus dan beberapa jamaah Majelis taklim ahad pagi di Desa Kadirejo, serta sumber data sekunder yang berasal dari dokumentasi kegiatan. Adapun hasil temuan dari peran majelis taklim ahad pagi di Desa Kadirejo dalam meningkatkan pemahaman keagamaan yaitu: 1. Pembinaan keimanan jamaah, setelah mengikuti Majelis taklim ahad pagi ini jamaah merasakan adanya peningkatan keimanan. 2. Membina keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah melalui kegiatan bahsul masail di Ahad legi. 3. Pemberdayaan kaum dhuafa dengan diadakannya kegiatan santunan anak yatim setiap bulan Muharram. 4. Peningkatan ekonomi rumah tangga dengan banyaknya jamaah yang ikut mengaji sambil berjualan. 5. Sebagai tempat untuk belajar ilmu agama, sehingga dapat meningkatkan pemahaman keagamaan. 6. Membina kerukunan sesama umat dengan silaturrahim.
UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI PERILAKU NEGATIF PADA SISWA KELAS X SMK N 1 JATIROTO Rojif Mualim; Badrus Zaman; Muthoifin Muthoifin
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 23, No. 1, Juni 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v23i1.16803

Abstract

Senior High School students (SMA) or equivalent, that they are living in the transition phase from adolescence to adulthood, unstable is a characteristic of their life, external influences can easily contaminate or affect their lifestyle or their attitudes. It is not uncommon for them to be contaminated with negative attitudes, thus making them do things that lead to delinquency, so it's no wonder we often encounter this in the school world. Therefore counseling guidance teachers have an important role in overcoming acquaintances in school. This type of research is descriptive qualitative. Data collection methods used in this study were interviews, observation and documentation. At the analysis stage there is data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of the research on the efforts of the counseling guidance teacher in overcoming the negative behavior of class X students of SMK N 1 Jatoroto are as follows; coaching efforts, supervising efforts, cooperative efforts with homeroom teachers or parents.Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dengan itu, bahwa mereka sedang hidup di fase transisi dari remaja menuju dewasa, labil adalah ciri kehidupannya, pengaruh-pengaruh dari luar pun mudah mengkontaminasi atau mempengaruhi gaya hidup mereka atau pun sikap mereka. Tak jarang juga bahwa mereka terkontaminasi sikap negatif, sehingga membuat mereka melakukan hal-hal yang mengarah kepada kenakalan, maka tak heran hal ini sering kita jumpai di dunia sekolahan. Oleh sebab itu guru bimbingan konseling mempunyai peran penting dalam mengatasi kenalakan di sekolahan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Pada tahapan analisa ada pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian tentang upaya guru bimbingan konseling dalam mengatasi perilaku negatif siswa kelas X SMK N 1 Jatoroto sebagai berikut; upaya pembinaan, uapaya pengawasan, upaya kerjasama dengan wali kelas atau pun kepada orang tua.
The role of career women on children’s worship education in Boyolali Badrus Zaman
MUDARRISA: Jurnal Kajian Pendidikan Islam Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Prodi PGMI IAIN Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.34 KB) | DOI: 10.18326/mdr.v9i1.74-96

Abstract

The purpose of this research is to understand the role of career women in teaching worship education to their children amid their work. It is a descriptive qualitative research which is conducted in January-March 2017. Career women who have school-aged children in Jatiroto village are the subjects in this study, while their husbands, children and neighbors pose as the informants. The data are collected by interview, observation and documentation. Triangulation is used to validate the data. They are analysed with interactive models include four stages, namely data collection, data reduction, data presentation and conclusion. The results show that the roles of career women (mothers) toward children’s whorship education are a) the educational backgrounds of career women consist of the degrees of Islamic High School (Madrasah Aliyah) and Islamic Boarding School (Pesantren) so that they can educate children in daily basis worship despite having dual roles, b) career women show a good attitude and become models in any aspects especially worship, c) the environment created by the career women in their family is very comfortable and suitable with the needs of children. Keywords: roles of career women, children’s worship education AbstrakTujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran wanita karier dalam memberikan pendidikan ibadah pada anak-anaknya ditengah-tengah kesibukannya berkarier. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan bulan Januari-Maret 2017. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita karier yang memiliki anak usia sekolah dasar yang ada di dusun Jatiroto, sedangkan untuk informannya adalah suami, anak dan tetangga. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Trianggulasi. Adapun teknik analisis data dengan model interaktif meliputi empat tahap, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa Peran wanita karier (ibu) terhadap pendidikan ibadah anak adalah a) latar belakang pendidikan wanita karier (ibu) terdiri dari Lulusan Madrasah Aliyah dan Pesantren sehingga dapat mendidik anak dalam hal ibadah sehari-hari walaupun memiliki peran ganda, b) wanita karier (ibu) menunjukkan sikap yang baik dan dapat menjadi teladan dalam segala hal khususnya dalam hal ibadah sehingga bisa menjadi model bagi anak, c) lingkungan yang diciptakan wanita karier (ibu) dalam keluarga sangat nyaman dan cocok dengan kebutuhan anak.  Kata kunci: peran wanita karir, pendidikan ibadah anak
Peran Majelis Taklim dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Masyarakat Munawaroh Munawaroh; Badrus Zaman
Jurnal Penelitian Vol 14, No 2 (2020): JURNAL PENELITIAN
Publisher : LP2M IAIN kUDUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/jp.v14i2.7836

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Majelis taklim ahad pagi di Desa Kadirejo dalam meningkatkan pemahaman keagamaan. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif karena data yang diperoleh diolah dan dijelaskan dalam deskripsi penulis. Dalam memperoleh data, penulis menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber data primer yaitu hasil wawancara dengan pengasuh, pengurus dan beberapa jamaah Majelis taklim ahad pagi di Desa Kadirejo, serta sumber data sekunder yang berasal dari dokumentasi kegiatan. Adapun hasil temuan dari peran majelis taklim ahad pagi di Desa Kadirejo dalam meningkatkan pemahaman keagamaan yaitu: 1. Pembinaan keimanan jamaah, setelah mengikuti Majelis taklim ahad pagi ini jamaah merasakan adanya peningkatan keimanan. 2. Membina keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah melalui kegiatan bahsul masail di Ahad legi. 3. Pemberdayaan kaum dhuafa dengan diadakannya kegiatan santunan anak yatim setiap bulan Muharram. 4. Peningkatan ekonomi rumah tangga dengan banyaknya jamaah yang ikut mengaji sambil berjualan. 5. Sebagai tempat untuk belajar ilmu agama, sehingga dapat meningkatkan pemahaman keagamaan. 6. Membina kerukunan sesama umat dengan silaturrahim.
URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER YANG SESUAI DENGAN FALSAFAH BANGSA INDONESIA Badrus Zaman
Al Ghazali Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : STAINU Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlaq mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlaq mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Dalam mewujudkan pendidikan karakter, tidak dapat dilakukan tanpa penanaman nilai-nilai, karena karakter berasal dari nilai tentang sesuatu. Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila, dikelompokkan dengan dua cara yaitu prinsip empat olah (olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa) dan nilai-nilai kewajiban terhadap Tuhan yang maha pencipta, terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan juga alam lingkungan. Ada 18 karakter bangsa yang menjadi target sekaligus indikator keberhasilan pendidikan karakter bagi bangsa meliputi: 1) Religius, 2) Jujur, 3) Toleransi, 4) Disiplin, 5) Kerja keras, 6) Kreatif, 7) Mandiri, 8) Demokratis, 9) Rasa ingin tahu, 10) Semagat kebangsaan, 11) Cinta tanah air, 12) Menghargai prestasi, 13) Bersahabat/Komunikatif, 14) Cinta damai, 15) Gemar membaca, 16) Peduli lingkungan, 17) Peduli sosial dan 18) Tanggung jawab.
The METODE PEMBELAJARAN PROGRAM TAKHASSUS Al-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN MODERN BINA INSANI SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG Badrus Zaman
Al Ghazali Vol 3 No 2 (2020): Agustus - Desember (2020)
Publisher : STAINU Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52484/al_ghazali.v3i2.185

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan metode pembelajaran dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat Program Takhassus Al-Qur’an di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung dengan objek penelitian dan dilaksanakan pengumpulkan data di lapangan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang pada bulan Oktober-Desember 2019, data dikumpulkan melalui metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Analisis yang dilakukan menggunakan analisis interaktif dengan tiga komponen yakni reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah Dalam Program Takhassus Al-Qur’an di Pondok Pesantren menggunakan metode murajaah untuk mengulang-ulang dan mengingat hafalan Al-Qur’an serta metode wahdah untuk menambah hafalan Al-Qur’an. Adapun faktor pendukung dan penghambat Program Takhassus Al-Qur’an di Pondok Pesantren Modern (PPM) Bina Insani ini adalah sebagai berikut: Faktor Pendukung: Pertama, Mendapat dukungan penuh dari para staf lembaga pendidikan formal yang ada di Pondok Pesantren Modern (PPM) Bina Insani Susukan, para pengabdian pondok, dan para santri. Kedua, Para wali santri yang mendukung penuh putra dan putrinya mengikuti Program Takhassus Al-Qur’an di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan. Faktor penghambat: Pertama, Kondisi fisik yang terkadang kurang memungkinkan. Kedua, Hafalan yang kurang maksimal. Ketiga, Kurangnya istirahat sehingga mengantuk. Keempat, Kurang dapat mengontrol diri dari rasa bosan dan malas.
PENERAPAN ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI Badrus Zaman
Jurnal As-Salam Vol. 4 No. 1 (2020): Jurnal As-Salam
Publisher : Asosiasi Dosen Perguruan Tinggi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37249/as-salam.v4i1.148

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to describe the application of the active learning approach in inviting students to be able to think critically, be more creative, able to take roles, and be able to apply them. The research model is library research, research data from primary sources and secondary data. Then the data is processed by concept analysis. The conclusion of this study in the learning of PAI needs to be built an atmosphere such as encouraging learning is very important to attract students' interest in absorbing and interpreting the lessons that have been delivered by educators. Contextualizing the PAI material with other materials will make the students' understanding more comprehensive and integrate it with other subjects that can be easily understood. When a student understands the material received, the educator can ensure that the student is able to contextualize the material. Creativity and foresight of educators on social and cultural conditions must be able to illustrate the PAI material so that the material does not seem outdated and can be applied in appropriate conditions and conditions. This is also to facilitate students in understanding the material and its implementation in real life. Keywords: Implementation of Active Learning, PAI Learning Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk memaparkan penerapan pendekatan active learning dalam mengajak peserta didik untuk mampu berpikir kritis, lebih kreatif, mampu mengambil peran, dan mampu menerapkannya. Model penelitian ini adalah library-research, data penelitian dari sumber primer dan data sekunder. Kemudaian data-data ini diolah degan analisa konsep. Kesimpulan peneletian ini dalam pembelajaran PAI perlu dibangun suasana seperti pembelajaran yang menggembirakan sangat penting untuk menarik minat peserta didik dalam menyerap dan menginterpretasikan pelajaran yang telah disampaikan oleh pendidik. Dengan mengkontekstualkan materi PAI dengan materi yang lain, akan membuat pemahaman peserta didik menjadi lebih menyeluruh dan mengintegrasikannya dengan mata pelajaran lain yang dapat dengan mudah untuk dipahami. Ketika seorang peserta didik memahami materi yang diterima, maka pendidik bisa memastikan bahwa peserta didik tersebut mampu mengkontekstualkan materi tersebut. Kreativitas dan kejelian pendidik terhadap kondisi sosial dan budaya, harus mampu mengilustrasikan materi PAI agar materi tidak terkesan ketinggalan zaman dan mampu diterapkan dalam keadaan dan kondisi yang sesuai. Hal ini juga untuk memudahkan peserta didik dalam pemahaman materi serta implementasinya dalam kehidupan nyata. Kata Kunci: Penerapan Active Learning, Pembelajaran PAI
PENERAPAN ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI Badrus Zaman
Jurnal As-Salam Vol. 4 No. 1 (2020): Jurnal As-Salam
Publisher : Asosiasi Dosen Perguruan Tinggi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.777 KB) | DOI: 10.37249/as-salam.v4i1.148

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to describe the application of the active learning approach in inviting students to be able to think critically, be more creative, able to take roles, and be able to apply them. The research model is library research, research data from primary sources and secondary data. Then the data is processed by concept analysis. The conclusion of this study in the learning of PAI needs to be built an atmosphere such as encouraging learning is very important to attract students' interest in absorbing and interpreting the lessons that have been delivered by educators. Contextualizing the PAI material with other materials will make the students' understanding more comprehensive and integrate it with other subjects that can be easily understood. When a student understands the material received, the educator can ensure that the student is able to contextualize the material. Creativity and foresight of educators on social and cultural conditions must be able to illustrate the PAI material so that the material does not seem outdated and can be applied in appropriate conditions and conditions. This is also to facilitate students in understanding the material and its implementation in real life. Keywords: Implementation of Active Learning, PAI Learning Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk memaparkan penerapan pendekatan active learning dalam mengajak peserta didik untuk mampu berpikir kritis, lebih kreatif, mampu mengambil peran, dan mampu menerapkannya. Model penelitian ini adalah library-research, data penelitian dari sumber primer dan data sekunder. Kemudaian data-data ini diolah degan analisa konsep. Kesimpulan peneletian ini dalam pembelajaran PAI perlu dibangun suasana seperti pembelajaran yang menggembirakan sangat penting untuk menarik minat peserta didik dalam menyerap dan menginterpretasikan pelajaran yang telah disampaikan oleh pendidik. Dengan mengkontekstualkan materi PAI dengan materi yang lain, akan membuat pemahaman peserta didik menjadi lebih menyeluruh dan mengintegrasikannya dengan mata pelajaran lain yang dapat dengan mudah untuk dipahami. Ketika seorang peserta didik memahami materi yang diterima, maka pendidik bisa memastikan bahwa peserta didik tersebut mampu mengkontekstualkan materi tersebut. Kreativitas dan kejelian pendidik terhadap kondisi sosial dan budaya, harus mampu mengilustrasikan materi PAI agar materi tidak terkesan ketinggalan zaman dan mampu diterapkan dalam keadaan dan kondisi yang sesuai. Hal ini juga untuk memudahkan peserta didik dalam pemahaman materi serta implementasinya dalam kehidupan nyata. Kata Kunci: Penerapan Active Learning, Pembelajaran PAI
Implementation of Cooperative Learning Strategies in Islamic Religious Education Badrus Zaman
IJECA (International Journal of Education and Curriculum Application) Vol 3, No 2 (2020): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/ijeca.v3i2.2429

Abstract

PAI teachers in implementing cooperative learning strategies namely by conveying information verbally and students working together in groups to process information. When studying groups, PAI teachers evaluate students to see the group's success. The steps in cooperative learning can be achieved if there is an effort to increase student participation, facilitate students with experience leadership attitudes and always provide opportunities for students to learn and interact with students with different backgrounds. Implementing cooperative learning strategies requires good cooperation between team members. Students are the focal point of the learning process. The teacher as a facilitator as well as a moderator for the sustainability of cooperative learning strategies. The purpose of implementing a cooperative learning strategy has three important objectives, namely the first objective cooperative learning is intended to increase the activity of students in important academic tasks (academic achievement). The second goal is tolerance and broader acceptance of people of different races, cultures, social classes, or abilities (tolerance and acceptance of diversity). The third goal is to teach the skills of collaboration and collaboration with students (Social Skills Development).