Mohamad Nur Heriawan
Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumberdaya Bumi, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KETERKAITAN KELIMPAHAN UNSUR MAJOR DAN MINOR DENGAN ZONASI LATERIT NIKEL BLOK HZ (HARZBURGIT) DAN DN (DUNIT) DAERAH PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR Rinawan, Fiandri Indragunawan; Rosana, Mega Fatimah; Heriawan, Mohammad N; Yuningsih, Euis Tintin
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 13, No 3 (2018): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2137.956 KB)

Abstract

Keterkaitan kelimpahan unsur pada profil laterit nikel dilakukan berdasarkan hasil analisis kimia unsur major (Fe, SiO2, MgO, dan Al2O3) dan minor (Ni, Co, MnO, dan Cr2O3) menggunakan analisis univariat dan multivariat. Profil berupa tanah atau hancuran batuan hasil lapukan litologi ultrabasa harzburgit (Blok HZ) dan dunit (Blok DN) berumur Kapur hingga Jura, terletak di daerah Pulau Pakal, Halmahera Timur. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antar unsur kimia major dan minor terhadap nilai koefisien korelasi kuat hingga sangat kuat baik negatif maupun positif yang terdistribusi pada profil laterit nikel Blok HZ dan DN. Penelitian ini fokus pada identifikasi fisik mineralogi bedrock dan analisis kimia profil laterit nikel. Identifikasi fisik di Blok HZ melibatkan 436 conto berasal dari 19 pemboran, kedalaman 10 m hingga 40 m. Adapun identifikasi fisik di Blok DN melibatkan 650 conto berasal dari 16 pemboran, kedalaman 11 m hingga 57 m. Komposisi mineral di Blok HZ terdiri dari mineral oksida besi limonit, gutit, jarosit, dan oksida mangan (zona limonit); krisopras, garnierit, magnetit, hematit, serpentin-krisotil, dan stiktit (zona saprolit); olivin-forsterit, piroksen-ortopiroksen, dan kromit (zona boulder/bedrock). Sedangkan di Blok DN terdiri dari mineral oksida besi limonit, gutit, dan oksida mangan (zona limonit); krisopras, jarosit, garnierit, magnetit, hematit, mineral lempung montmorilonit, kuarsa, serpentin-krisotil, dan talk (zona saprolit), olivin-forsterit, piroksen-hastingsit, dan kromit (zona boulder/bedrock). Analisis statistik univariat menunjukkan distribusi data relatif tidak normal dengan koefisien variasi > 0,5. Pada analisis statistik multivariat mengindikasikan nilai koefisien korelasi positif maupun negatif pada zonasi laterit nikel berupa hubungan unsur yang sangat kuat (± 0,80 - 1,00) dengan jumlah korelasi dominan. Koefisien korelasi pada Blok HZ diantaranya mengindikasikan pasangan unsur yang berkorelasi sangat kuat yaitu: unsur major-major (Fe vs MgO, Fe vs SiO2, SiO2 vs MgO, dan MgO vs Al2O3), minor-minor (Co vs MnO) serta  major-minor (Al2O3 vs Cr2O3, Fe vs Co, Fe vs MnO, dan SiO2 vs Co). Sedangkan pada Blok DN pasangan unsur yang berkorelasi sangat kuat yaitu: unsur major-major (Fe vs MgO), minor-minor (Co vs MnO) dan major-minor (Fe vs Co, Fe vs Cr2O3, Fe vs MnO, MgO vs Co, dan MgO vs MnO). Hal ini berkaitan dengan posisi masing-masing korelasi distribusi unsur kimia major dan minor tersebut pada zona profil laterit nikel Limonit, Saprolit dan Boulder/Bedrock.
PERBANDINGAN ANTARA MODEL BLOK 3D DENGAN ORDINARY KRIGING DAN MODEL 2D DENGAN POLYGONAL UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA TIMAH ALUVIAL DI PULAU BANGKA Anggraini, Olga Padmasari; Heriawan, Mohamad Nur; Hede, Arie Naftali Hawu
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2018: Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.969 KB) | DOI: 10.36986/ptptp.v0i0.34

Abstract

Endapan timah aluvial di Blok I dengan luas sekitar 40 Ha di Pulau Bangka bagian urata merupakan lahan bekas tambang rakyat yang litologinya didominasi oleh tanah bekas (tailing), sisa endapan timah aluvial, dan batuan dasar (kong). Sebaran data secara spasial dan secara statistik dianalisis untuk menguji perilaku data pada setiap periode pemboran (1970-an, 1980-an, dan 2010-an). Pemodelan geologi secara 3D dilakukan dengan perangkat lunak Datamine Studio 3 berdasarkan data pemboran yang selanjutnya dilakukan estimasi kadar dengan metode Ordinary Kriging (OK). Ukuran cell dari proto model 3D yang digunakan adalah 10 m × 10 m × 1 m. Untuk estimasi dengan metode OK, maka dilakukan analisis variogram omnidirectional 3D untuk mendapatkan parameter geostatistik seperti nugget variance, sill, dan range dengan fitting model Spherical. Berdasarkan estimasi dengan metode OK didapatkan sumberdaya terukur timah aluvial sebesar 69 ribu m3 dengan kadar rata-rata 8 kg/m3. Sebagai pembanding, dilakukan pemodelan sumberdaya secara 2D dengan metode Polygonal menggunakan bantuan software AutoCAD 2019 (free trial). Estimasi sumberdaya terukur yang didapatkan berupa bijih timah sebesar 96 ribu m3 dengan kadar rata-rata 13.61 kg/m3.
RANCANGAN KONSEP, IDENTIFIKASI PARAMETER, SERTA METODA ANALISIS YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM EKSPLORASI LOGAM TANAH JARANG PADA ENDAPAN SEDIMENTER PEMBAWA TIMAH Syafrizal, Syafrizal; Heriawan, Mohamad Nur; Indriati, Teti; Hede, Arie Naftali Hawu
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2020: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/ptptp.v0i0.171

Abstract

Endapan sedimenter adalah endapan sekunder yang dikenal juga sebagai Endapan Plaser (Placer Deposit) atau Endapan Letakan, dimana salah satunya adalah endapan timah alluvial yang ada di Pulau Bangka dan Belitung. Selain mineral pembawa timah seperti Kasiterit, terdapat juga Mineral Ikutan Timah (MIT) pembawa Rare Earth Element (REE) atau Logam Tanah Jarang (LTJ) berupa ilmenite, rutile, xenotime, monzonite, dan zirkon. Karena mineral-mineral pembawa REE atau LTJ ini merupakan MIT, maka karakteristik fisik dari MIT menjadi sangat penting untuk diketahui dan dipelajari. Oleh sebab itu rancangan konsep awal serta identifikasi parameter sangat penting untuk diidentifikasi pada perancangan kegiatan eksplorasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah alat yang digunakan, preparasi, dan pemilihan pengolahan data, variabilitas hasil analisis kadar pada variasi lokasi dan jenis sampel. Hal ini dimungkinkan karena sifat pengambilan sampel sangat penting untuk mendapatkan gambaran lengkap untuk sebaran geokimia MIT. Di sisi lain mengingat yang menjadi target eksplorasi adalah mineral pembawa timah, maka perlu dilakukan juga kajian khusus sehubungan optimasi spasi bor untuk timah dan mineral ikutan pembawa REE yang dihubungkan dengan variasi-variasi lokasi endapannya. Pemahaman konsep ini sangat penting diketahui dalam rangka konservasi sumberdaya alam, khususnya dalam pengelolaan endapan timah serta mineral-mineral ikutannya, terutama pembawa LTJ/REE.
ANALISIS SPASI LUBANG BOR UNTUK MENGEVALUASI SUMBERDAYA TIMAH ALUVIAL DAN MINERAL IKUTANNYA DI PULAU BANGKA DENGAN GLOBAL ESTIMATION VARIANCE Raymond Kosher Sianturi; Mohamad Nur Heriawan; Syafrizal Syafrizal
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 30, No 2 (2020)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/risetgeotam2020.v30.1115

Abstract

Pulau Bangka merupakan daerah yang kaya akan mineralisasi timah yang dibawa oleh batuan granit. Selain kaya akan mineralisasi timah, ilmenite, rutile, anatase, zircon, monazite, dan xenotime juga hadir dalam batuan granit sebagai mineral aksesoris. Mineral-mineral ini juga terdapat dalam endapan sekunder timah aluvial dan disebut mineral ikutan timah (MIT). Optimasi spasi bor antara timah dan mineral ikutan timah dibutuhkan agar spasi tersebut dapat mewakili timah dan mineral ikutan timah. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan geostatistik melalui metode Global Estimation Variance (GEV) untuk menghitung nilai relative error. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa timah lebih homogen daripada mineral ikutan timah. Spasi optimum yang mewakili Sn (timah) dan mineral ikutan timah berdasarkan pada 8 (delapan) daerah di Pulau Bangka adalah 20 - 25 m untuk measured, 30 - 40 m untuk indicated, dan 40 - 50 m untuk inferred. ABSTRACT – Drill Hole Spacing Analysis for Evaluation of Tin and Associated Minerals Resources in Bangka Island Using Global Estimation Variance. Bangka Island is an area rich in granite rocks bearing tin mineralization. Besides that, ilmenite, rutile, anatase, zircon, monazite, and xenotime are also present in granite as mineral accessories. These minerals are also present in alluvial tin deposits and called as tin associated minerals. Optimization of drill hole spacing between tin and its associated minerals is indispensable so that these spacing can represent the spatial distribution of tin and its associated minerals. Global Estimation Variance (GEV) is used to calculate the relative error. This study showed that tin is more homogeneous than its associated minerals. The optimum spacings representing Sn (tin) and its associated minerals based on the case studies of eight sites at Bangka Islandare20–25m,30–40m,and40–50mfor obtaining the measured, indicated, and inferred resources, respectively.
Spektroskopi Reflektansi Sampel Tanah dan Batuan yang Mengandung Mineral Pembawa Unsur Tanah Jarang dan Radioaktif Arie Naftali Hawu Hede; Muhammad Anugrah Firdaus; Yogi La Ode Prianata; Mohamad Nur Heriawan; Syafrizal Syafrizal; Heri Syaeful; Ichwan Azwardi Lubis
EKSPLORIUM Vol 40, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.137 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2019.40.2.5644

Abstract

ABSTRAKSpektroskopi reflektansi merupakan salah satu metode nondestruktif untuk identifikasi mineral dan sebagai dasar dalam analisis pengindraan jauh (indraja) sensor optik. Penelitian ini bertujuan melakukan kajian penerapan spektroskopi reflektansi pada panjang gelombang 350–2.500 nm untuk sampel tanah dan batuan pembawa unsur tanah jarang (rare earth element-REE) dan radioaktif. Sampel diambil dari beberapa lokasi di Bangka Selatan dan Mamuju yang sebelumnya telah diidentifikasi memiliki potensi REE dan unsur radioaktif. Kurva reflektansi hasil analisis sampel dari Bangka Selatan menunjukan adanya kenampakan absorpsi yang menjadi karakteristik untuk kehadiran REE, dalam bentuk mineral monasit, zirkon, dan xenotime khususnya pada sampel yang berasal dari material tailing dan konsentrat bijih timah. Panjang gelombang yang menjadi kunci khususnya berada pada rentang visible-near infrared (VNIR; 400–1.300 nm). Sedangkan untuk sampel yang berasal dari Mamuju, yang merupakan daerah prospeksi mineral radioaktif, karakteristik spektral memperlihatkan beberapa panjang gelombang kunci terutama pada rentang shortwave infrared (1.300–2.500 nm). Hasil interpretasi menunjukkan mineral mayor berupa mineral lempung, sulfat, spesies NH4, dan mineral yang mengandung Al-OH lainnya, sedangkan untuk beberapa sampel pada panjang gelombang VNIR diidentifikasi mengandung mineral besi oksida/hidroksida. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pemetaan eksplorasi REE dan radioaktif dengan menggunakan metode indraja.ABSTRACTReflectance spectroscopy is one of the nondestructive methods of mineral identification and is one of the basic principles in the remote sensing analysis using optical sensors. This research aimed at applying reflectance spectroscopy at 350–2,500 nm wavelength range for samples containing rare earth elements (REE) and radioactive minerals. Samples were taken from several locations in South Bangka and Mamuju that had previously been identified as potential location of REE and radioactive-bearing minerals. Reflectance data shows that there are absorption characteristics for REE-bearing minerals; monazite, zircon, and xenotime minerals especially from tailings and tin ore concentrate for the samples from South Bangka. The key wavelengths are specifically in the visible-near infrared range (VNIR; 400–1300 nm). For the samples from Mamuju, which is known as radioactive mineral prospecting areas, spectral characteristics provide information that there are spectral signatures in the shortwave infrared range (1,300–2,500 nm). The results of major mineral interpretations include clay minerals, sulfates, NH4 species, and other minerals containing Al-OH. However, some samples at the VNIR wavelength identified as iron oxide/hydroxide minerals. It is hoped that these results can be useful for REE and radioactive exploration mapping using remote sensing methods.
ANALISIS PENENTUAN KADAR BATAS OPTIMAL (OPTIMUM CUT-OFF GRADE) DENGAN METODE LANE: STUDI KASUS PENAMBANGAN EMAS BAWAH TANAH Sari Uly Uly Sibarani; Fadhila A Rosyid; Aryo P Wibowo; Lilik E Widodo; M Nur Heriawan
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2019: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/ptptp.v1i1.44

Abstract

ABSTRAKKonservasi mineral akan tercapai manakala semakin banyak cadangan mineral tertambang dan meninggalkan sesedikit mungkin material waste. Untuk mencapai hal tersebut salah satu cara yang dapat ditempuh adalah menentukan jumlah cadangan berdasarkan kadar batas yang optimal (optimum cut-off grade). Dalam penentuan optimum cut-off grade, model matematis yang dapat dipergunakan adalah model/persamaan Lane. Metode Lane akan memaksimalkan nilai Net Present Value (NPV) dengan mempertimbangkan 3 variabel, yaitu; variabel ekonomi (harga komoditas dan biaya), distribusi kadar pada endapan, dan kapasitas maksimum pada tahapan penambangan (mining, milling, and refinery). Model Lane biasa diterapkan dalam tambang terbuka, namun dalam penambangan bawah tanah sulit untuk diterapkan. Dalam peper ini akan dikaji penerapan Model Lane dalam penentuan optimum cut-off grade pada penambangan urat (vein) emas bawah tanah dengan metode cut-and-fill. Hasil simulasi menunjukkan nilai optimum cut-off grade yang dinamis dalam memaksimalkan NPV dan nilainya lebih besar dari break even cut-off grade.Kata Kunci: model Lane, optimum cut-off grade, tambang bawah tanah ABSTRACTMineral conservation will be obtained if more mineral reserves are extracted and leaves less waste as possible. One of the methods to achieve those condition is determining the total minable reserves based on the optimum cut-off grade. Optimum cut-off grade can be estimated using Lane Model. Lane Model will maximize the Net Present Value (NPV) by considering 3 variables, i.e; economic variables (commodity prices and costs), grade distribution of deposit, and maximum capacity of each stage of production (mining, milling, and refinery). Lane models are usually applied in open-pit mines, unfortunately it is difficult to apply for underground mining unless some there are some modifications. This paper will examine the application of the Lane Model in determining the optimum cut-off grade in underground gold mine using cut-and-fill method to extract vein type deposit. Simulation result show dynamic optimum cut-off grade which maximizing NPV and generally greater than the break-even cut-off grade.Key Words: Lane model, optimum cut-off grade, underground mine 
ESTIMASI SUMBERDAYA BATUBARA DENGAN DATA GEOMETRI DAN KUALITAS YANG TIDAK STASIONER: STUDI KASUS BATUBARA FORMASI BALIKPAPAN Andrew Harryanto Sinaga; Mohamad Nur Heriawan; Agus Haris Widayat
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2018: Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.08 KB) | DOI: 10.36986/ptptp.v0i0.35

Abstract

Endapan batubara memiliki karakteristik berupa kontinuitas spasial yang relatif homogen mengikuti bidang perlapisannya. Karakteristik spasial dari kualitas dan kuantitas seam batubara tersebut dapat diolah berdasarkan data sebaran titik bor. Jika seam batubara memiliki karakteristik kualitas dan kuantitas yang relatif homogen secara spasial maka data disebut stasioner. Namun dalam beberapa kasus data kualitas dan kuantitas seam batubara terkadang memiliki pola yang tidak homogen melainkan memiliki trend tertentu yaitu nilai data cenderung naik atau turun ke arah tertentu secara spasial yang membuatnya menjadi tidak stasioner. Hal tersebut terjadi karena pengaruh faktor geologi tertentu pada saat atau setelah proses pengendapannya. Dalam penelitian ini dibahas mengenai solusi untuk estimasi sumberdaya batubara pada data kualitas dan kuantitas yang tidak stasioner dengan cara mengelompokkan data sebaran titik bor menjadi beberapa bagian secara spasial untuk mengurangi pengaruh trend tersebut. Estimasi sumberdaya batubara dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan geostatistik yaitu Ordinary Kriging (OK) dan Kriging with Trend (KT) baik pada seluruh data maupun pada data yang telah dikelompokkan. Hasil estimasi menunjukkan bahwa relative error yang diperoleh, baik dengan OK maupun KT berbeda pada setiap kelompok data. Pendekatan yang memberikan relative error paling kecil akan direkomendasikan untuk estimasi sumberdaya pada data kualitas dan kuantitas batubara yang tidak stationer. Studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu seam batubara di Formasi Balikpapan untuk data ketebalan dan sulfur total.
PEMANFAATAN SPEKTROSKOPI REFLEKTANSI DALAM PENGINDRAAN JAUH SENSOR OPTIS UNTUK EKSPLORASI MINERAL Arie Naftali Hawu Hede; Syafrizaldan Mohamad Nur Heriawan
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2020: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/ptptp.v0i0.131

Abstract

Spektroskopi reflektansi merupakan salah satu metode non-desktruktif dan tanpa kontak yang cepat dalam mengidentifikasi material dalam hal ini mineral dan batuan. Teknik ini menggunakan sifat reflektansi yang terjadi pada rentang gelombang elektromagnetik tampak hingga inframerah gelombang pendek (0,4–2,5 µm) dimana rentang gelombang ini juga memiliki kesesuaian dengan produk sensor optis seperti foto udara dan citra satelit multi-/hiperspektral. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menganalisis pemanfaatan spektroskopi reflektansi yang digunakan dalam pengindraan jauh (indraja) dengan tujuan untuk eksplorasi mineral. Analisis terhadap respon spektral seperti bentuk absorpsi, posisi, dan reflektansi absolut untuk interpretasi jenis material dilakukan terhadap hasil pengukuran langsung menggunakan spektroradiometer. Hasil ini selanjutnya menjadi basis data dan disesuaikan guna keperluan pencitraan spektroskopi disamping menggunakan basis data yang sudah tersedia. Penelitian mengambil studi kasus pemetaan alterasi hidrotermal dan identifikasi mineral ikutan timah termasuk mineral pembawa unsur tanah jarang.Teknik pemetaan spektral yang didemonstrasikan antara lain spectral angle mapper, linear spectral unmixing, perbandingan dan komposit band, serta metode berbasis principal component analysis. Hasil kajian memperlihatkan kapabilitas penggunaan metode indraja berdasar prinsip reflektansi dalam memetakan daerah potensi mineral khususnya pada daerah terbuka. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah pada daerah yang ditutupi tumbuhan penggunaan metode berbasis reflektansi memerlukan perlakuan khusus terutama untuk penekanan reflektansi tumbuhan terhadap mineral guna mengekstrak peta sebaran mineral. Dengan menggunakan metode analisis dan pemilihan citra dengan panjang gelombang yang tepat, pemetaan indraja menggunakan prinsip spektroskopi reflektansi menjadi salah satu inovasi dalam eksplorasi mengingat teknologi pencitraan yang juga terus berkembang.
STUDI DISTRIBUSI MINERAL IKUTAN TIMAH (MIT) UNTUK MENDUKUNG METODA PENANGANAN SAMPEL PADA KEGIATAN EKSPLORASI Syafrizal Syafrizal; Andika Satria Pradana; Ichwan Azwardi; Satyogroho Dian Amertho; Mohamad Nur Heriawan; Arie Naftali Hawu Hede
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2019: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/ptptp.v1i1.121

Abstract

ABSTRAK PT. Timah Tbk merupakan perusahaan yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) logam timah yang berencana menjadikan komoditas logam tanah jarang sebagai by-product dari ekstraksi logam timah sebagai komoditas utama. Telah diteliti bahwa Mineral Ikutan Timah (MIT) pembawa Rare Earth Elements (REEs) yang jumlahnya cukup dominan pada setiap sampel pemboran yang sudah dilakukan PT Timah Tbk diantaranya adalah ilmenite, rutile, zircon, monazite, xenotime, dan anatase. Eksplorasi terhadap logam timah terus dilakukan oleh PT Timah Tbk. Namun, eksplorasi khusus untuk setiap Mineral Ikutan Timah (MIT) pembawa Rare Earth Elements (REEs) hanya sebatas pada dokumentasi kadar mineral-mineral pembawa REEs pada sampel pemboran saja. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, peneliti bertujuan untuk melakukan studi dan analisis distribusi mineral pembawa REEs untuk mencari aspek-aspek penting yang harus diperhatikan oleh PT Timah Tbk dalam merancang SOP (Standar Operasi Prosedur) preparasi hasil sampling eksplorasi yang tepat untuk ekstraksi mineral cassiterite tanpa mengabaikan kehadiran mineral pembawa REEs yang prospek untuk ditambang. Data-data yang digunakan peneliti berasal dari sampel-sampel primer, aluvial, konsentrat, dan tailing yang ada pada setiap daerah yang kemudian dilakukan kuantifikasi kadar mineral-mineral pembawa REEs dengan metode grain counting. Tahap selanjutnya adalah rekapitulasi, pengolahan data, dan penyajian data menggunakan metode-metode statistik. Lalu, akan dilakukan pembahasan, analisis, serta penarikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data yang menjawab rumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini. Kata kunci :   Mineral Ikutan Timah (MIT), Rare Earth Elements (REEs), Grain Counting, Standar Operasi Prosedur, Sampling Eksplorasi.  ABSTRACT PT Timah Tbk is a state-owned company that has tin metal Mining Business License or well known as Izin Usaha Pertambangan (IUP) which plans to make rare earth metal commodities as a by-product of tin metal extraction as the main commodity. Based on research,  REEs (Rare Earth Elements)-bearing minerals quite dominant in each drilling sample by PT Timah Tbk which are ilmenite, rutile, zircon, monazite, xenotime, dan anatase. Exploration of tin metal still continues by PT Timah Tbk. Nevertheless, the exploration of Rare Earth Metal (REM) is limited to the REEs-bearing minerals grade documentation in the drilling sample only. Therefore, on this occasion, writer aims to study and analyze the distribution of REEs-bearing minerals to look for important aspects that must be considered by PT Timah Tbk in designing the right SOP (Standard Operating Procedure) of exploration sample handling result for cassiterite mineral extraction without ignoring the presence of REEs-bearing minerals that are prospects to be mined. The data which used by the writer originated from primary, alluvial, concentrate, and tailing samples that exist in each region which then quantified the grade of  REEs-bearing minerals using grain counting method. The next step is recapitulation, processing data, and presenting data using statistical methods. Then, discussion, analysis, and conclusions will be conducted based on results of data processing that answer the problem formulation and the purpose of this study.  Keyword    : By-product of tin metal extraction, Rare Earth Elements (REEs), Grain Counting, Standard Operating Procedure, exploration sample handling. 
Korelasi Spasial Antara Klasifikasi Rock Mass Rating (RMR) Dan Jenis Alterasi Batuan Pada Tambang Emas Bawah Tanah Menggunakan Metode Indicator Kriging Alfin Ari Nugraha; Mohamad Nur Heriawan; Rizky Ardiansyah
Jurnal Geomine Vol 7, No 3 (2019): Edisi Desember 2019
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2847.777 KB) | DOI: 10.33536/jg.v7i3.415

Abstract

Studi ini dilatarbelakangi oleh pentingnya rekomendasi geoteknik dalam desain penyanggaan di tambang bawah tanah. Rekomendasi yang baik akan menjamin kelancaran produksi sehingga akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Pemodelan parameter geoteknik pada massa batuan dapat dibantu dengan metode geostatistik. Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis korelasi spasial antara sebaran klasifikasi Rock Mass Rating (RMR) dan jenis alterasi batuan di tambang emas bawah tanah. Mengingat klasifikasi RMR dan jenis alterasi tidak memiliki nilai yang kontinyu melainkan diskrit, maka dalam pemodelan geostatistik kedua variabel tersebut termasuk kedalam jenis kategorikal yang dapat diolah menjadi data indikator 1 dan 0 (data biner). Salah satu metode geostatistik yang dapat digunakan untuk pemodelan data kategorikal adalah Indicator Kriging (IK). Data diperoleh dari inti bor yang berjumlah sekitar 30 titik di tambang emas bawah tanah yang berlokasi di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Korelasi dilihat dari proporsi antara klasifikasi RMR dan jenis alterasi pada batuan. Dari studi ini diperoleh hasil bahwa alterasi jenis klorit, silisifikasi, dan epidote-klorit berkorelasi kuat dengan RMR fair, sedangkan alterasi ilit berkorelasi kuat dengan RMR poor. Kata kunci: geostatistik, RMR, alterasi, indicator kriging, korelasi spasial