Claim Missing Document
Check
Articles

Epithermal Gold-Silver Deposits in Western Java, Indonesia: Gold-Silver Selenide-Telluride Mineralization Yuningsih, Euis Tintin; Matsueda, Hiroharu; Rosana, Mega Fatimah
Indonesian Journal on Geoscience Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Geological Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.476 KB) | DOI: 10.17014/ijog.v1i2.180

Abstract

DOI: 10.17014/ijog.v1i2.180The gold-silver ores of western Java reflect a major metallogenic event during the Miocene-Pliocene and Pliocene ages. Mineralogically, the deposits can be divided into two types i.e. Se- and Te-type deposits with some different characteristic features. The objective of the present research is to summarize the mineralogical and geochemical characteristics of Se- and Te-type epithermal mineralization in western Java. Ore and alteration mineral assemblage, fluid inclusions, and radiogenic isotope studies were undertaken in some deposits in western Java combined with literature studies from previous authors. Ore mineralogy of some deposits from western Java such as Pongkor, Cibaliung, Cikidang, Cisungsang, Cirotan, Arinem, and Cineam shows slightly different characteristics as those are divided into Se- and Te-types deposits. The ore mineralogy of the westernmost of west Java region such as Pongkor, Cibaliung, Cikidang, Cisungsang, and Cirotan is characterized by the dominance of silver-arsenic-antimony sulfosalt with silver selenides and rarely tellurides over the argentite, while to the eastern part of West Java such as Arinem and Cineam deposits are dominated by silver-gold tellurides. The average formation temperatures measured from fluid inclusions of quartz associated with ore are in the range of 170 – 220°C with average salinity of less than 1 wt% NaClequiv for Se-type and 190 – 270°C with average salinity of ~2 wt% NaClequiv for Te-type.
KARAKTERISTIK BATUAN ASAL PEMBENTUKAN ENDAPAN NIKEL LATERIT DI DAERAH MADANG DAN SERAKAMAN TENGAH Euis Tintin Yuningsih,Luhur Pambudi., Adi Kurniadi,Mega Fatimah Rosana,
Geoscience Journal Vol 1, No 2 (2017): Padjadjaran Geoscience Journal
Publisher : Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1965.566 KB)

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan endapan nikel laterit adalah batuan asal. Pokok permasalahan yang akan di bahas pada penelitian ini adalah di fokuskan pada karakteristik batuan asalnya yaitu pada batuan ultrabasa berdasarkan intensitas serpentinisasinya, mineral penyusunnya, dan geokimia batuan pada sampel outcrop di lapangan serta kaitannya dengan potensi lateritisasi endapan nikel pada data sekunder yaitu pada data pemboran di daerah Madang dan Serakaman Tengah, Pulau Sebuku, Kalimantan Selatan. Metode penelitian yang di lakukan adalah dengan studi literatur, pemetaan geologi, analisis petrografi, serta analisis geokimia (elemen major berdasarkan metode X-Ray Fluoresence). Berdasarkan analisis perografi, karakteristik batuan asal pada batuan ultrabasa yaitu intensitas serpentinisasinya dominan tinggi, kemudian mineral utama penyusunnya adalah serpentin, olivine, orthopiroksen, klinopiroksen, mineral opak, dan mineral oksida. Secara geokimia batuan, unsur MgO lebih banyak kelimpahannya dibandingkan dengan unsur CaO dan Al2O3, menunjukan mineral utama nya yaitu olivine dan piroksen. Di interpretasikan pula fraksionasi utamanya adalah mineral olivine dan protolit batuannya di dominansi oleh dunit. Lateritisasi endapan nikel terdapat pada zona saprolit dalam suatu profil endapan nikel laterit. Di daerah Madang dan Serakaman Tengah mempunyai endapan nikel laterit yang cukup baik dan ekonomis meskipun kadar endapan nikel dan ketebalan zona saprolitnya relatif berbeda-beda.Kata kunci : Batuan asal, serpentinisasi, mineral penyusun, geokimia, endapan nikel laterit
KARAKTERISTIK BATUAN ASAL PEMBENTUKAN ENDAPAN NIKEL LATERIT DI DAERAH MADANG DAN SERAKAMAN TENGAH Euis Tintin Yuningsih, Luhur Pambudi H., Adi Kurniadi, Mega Fatimah Rosana,
Geoscience Journal Vol 2, No 3 (2018): Padjadjaran Geoscience Journal
Publisher : Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2377.371 KB)

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan endapan nikel laterit adalah batuan asal. Pokok permasalahan yang akan di bahas pada penelitian ini adalah di fokuskan pada karakteristik batuan asalnya yaitu pada batuan ultrabasa berdasarkan intensitas serpentinisasinya, mineral penyusunnya, dan geokimia batuan pada sampel outcrop di lapangan serta kaitannya dengan potensi lateritisasi endapan nikel pada data sekunder yaitu pada data pemboran di daerah Madang dan Serakaman Tengah, Pulau Sebuku,Kalimantan Selatan. Metode penelitian yang di lakukan adalah dengan studi literatur, pemetaan geologi, analisis petrografi, serta analisis geokimia (elemen major berdasarkan metode X-Ray Fluoresence). Berdasarkan analisis perografi, karakteristik batuan asal pada batuan ultrabasa yaitu intensitasserpentinisasinya dominan tinggi, kemudian mineral utama penyusunnya adalah serpentin, olivine, orthopiroksen, klinopiroksen, mineral opak, dan mineral oksida. Secara geokimia batuan, unsur MgO lebih banyak kelimpahannya dibandingkan dengan unsur CaO dan Al2O3, menunjukan mineral utama nya yaitu olivine dan piroksen. Di interpretasikan pula fraksionasi utamanya adalah mineral olivine dan protolit batuannya di dominansi oleh dunit. Lateritisasi endapan nikel terdapat pada zona saprolit dalam suatu profil endapan nikel laterit. Di daerah Madang dan Serakaman Tengah mempunyai endapan nikel laterit yang cukup baik dan ekonomis meskipun kadar endapan nikel dan ketebalan zona saprolitnyarelatif berbeda-beda.Kata kunci : Batuan asal, serpentinisasi, mineral penyusun, geokimia, endapan nikel laterit
PENDEKATAN STATISTIK MULTIVARIAT TERHADAP DATA GEOKIMIA TANAH MULTI-UNSUR UNTUK MENGIDENTIFIKASI MINERALISASI Au-Cu EPITERMAL SULFIDA TINGGI DI DAERAH PROSPEK "X", KECAMATAN BATANG ASAI, KABUPATEN SAROLANGUN, PROVINSI JAMBI Rinawan, Fiandri Indra; Rosana, M.Sc., Ph.D, Prof. Ir. Mega Fatimah; Sutopo, S.T., Dipl. Geoth. En., P, Bronto; Yuningsih, ST., MT., Ph.D, Euis Tintin
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 11, No 1 (2016): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (22594.454 KB)

Abstract

Analisis statistik multivariat dilakukan terhadap data analisis kimia multi-unsur conto tanah menutupi endapan mineral yang menempati litologi batuan vulkanik Formasi Hulu Simpang berumur Oligosen Akhir - Awal Miosen, terletak di daerah Prospek "X", Kabupaten Sarolangun, Jambi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Au dan Cu dengan unsur-unsur lain agar dapat teridentifikasi kemungkinan mineralisasi Au-Cu endapan sulfida tinggi dari data geokimia tanah. Penelitian ini difokuskan pada 12 unsur terdiri Au, Ag, Hg, Te, Sb, As, Bi, Cu, Pb, Zn, Sn, dan Mo. Hasil analisis kimia 376 conto tanah kisi dari daerah penelitian dengan luas berkisar 5,3 km2 disajikan dengan menggunakan statistik multivariat yang terdiri analisis korelasi dan analisis klaster hirarki. Kedua metode statistik multivariat tersebut mengindikasikan kompilasi hasil analisis yang bersifat representatif yaitu Klaster I Cu-As-Sb-Te dengan nilai korelasi berkisar 0.50-0.93 dan Klaster II Au-Bi dengan nilai korelasi 0.26; adapun yang bersifat tidak representatif yaitu Klaster III Pb-Mo-Zn dengan nilai korelasi berkisar 0.09-0.10 dan Klaster IV Sn-Hg-Ag dengan nilai korelasi berkisar 0.02-0.25. Klaster I dan II berkaitan dengan kumpulan asosiasi unsur indikasi mineralisasi Au-Cu epitermal sulfida tinggi. Daerah mineralisasi ini tersusun oleh ubahan argilik lanjut dari breksi vulkanik, tuf, andesit, dan dasit; serta dicirikan oleh kehadiran mineral bijih enargit, luzonit, kalkopirit, arsenopirit, dan kovelit.
ANALISIS FAKTOR DAN UNIVARIAT DALAM PENENTUAN POTENSI MINERALISASI CU, PB, ZN DI HALMAHERA BAGIAN BARAT, MALUKU UTARA Faizal, Reza Mochammad; Soepriadi, Soepriadi; Rosana, Mega Fatimah; Yuningsih, euis Tintin
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 10, No 3 (2015): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2751.8 KB)

Abstract

Penelitian geokimia dengan menggunakan metode analisis kandungan unsur dari perconto endapan sungai aktif -80 mesh merupakan salah satu fase awal eksplorasi terutama untuk menemukan cebakan mineral logam. Halmahera bagian barat dengan tataan geologi yang kompleks dan berada dalam jalurmetalogenik yang berpotensi membentuk cebakan logam, menghasilkan rona geokimia yang sangat bervariasi dan menarik. Data geokimia sedimen sungai aktif yang tertuang dalam bentuk peta sebaran unsur menyajikan informasi awal yang penting tentang indikasi mineralisasi untuk ditindaklanjuti ke tahap penelitian lebih rinci. Penafsiran data geokimia di wilayah penelitian telah dilakukan dengan pendekatan analisis multivariat yaitu analisis faktor. Diperoleh asosiasi unsur yang berhubungan dengan unsur target Cu, Pb, Zn dengan Co, Fe, Ag dan Au. Litologi daerah penelitian berupa batuan volkanik berkomposisi andesit dan basalt. Terdapat indikasi mineralisasi berupa sulfida pirit dan batuan t erubah yang berupa silisifikasi, propilitisasi dan argilik. Di Halmahera bagian Barat diperkirakan mineralisasi logam yang terbentuk adalah bijih sulfida hidrotermal. 
ORE MINERALS FROM KUROKO TYPE DEPOSIT OF TOYA-TAKARADA MINE, HOKKAIDO, JAPAN Yuningsih, ST., MT., Ph.D, Euis Tintin
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 11, No 2 (2016): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13810.946 KB)

Abstract

Toya-Takarada mine is Au- and Ag-rich Kuroko-type deposit located in Takarada, Toya-mura, southwest Hokkaido, Japan. The deposits were hosted in rhyolitic tuff and mudstone of Middle Miocene age. Ore samples of fine-grained black ore, vuggy black-yellow ore, granular vuggy black ore, quartz-sulfide ore and massive quartz-barite ore were studied to identify the ore minerals association in the Toya-Takarada mine. The ore minerals are dominated by sphalerite, galena, chalcopyrite and pyrite with fewer amounts of electrum, tetrahedrite-tennantite, and other sulfosalt minerals with secondary mineral of covellite.The quantitative chemical analysis of ore minerals by EPMA indicated that FeS contents in sphalerite is low (0.3-1.2 mol.%) in all kinds of ore samples. Small grains of electrum as inclusions in pyrite are identified in vuggy black-yellow ore with Ag content around 32-33 atm %.In general, the silver minerals in Kuroko-type deposits occurred mainly in the black and yellow ores zone dominantly composed of sphalerite, galena, pyrite, chalcopyrite and barite as a form of electrum and/or argentian tetrahedrite-tennantite series. Thus, the massive quartz-barite ore sample of Toya-Takarada mine are also contain some rare silver sulfosalt minerals such as proustite, Cu-rich pearceite, geocronite-jordanite and fizelyite. Those minerals were found together in association with sphalerite. It seems that sphalerite was crystallized first followed by proustite and Cu-rich pearceite, then geocronite-jordanite and fizelyite are crystallized later.Sphalerites from quartz-sulfide ore of Toya-Takarada contain some fluid inclusions and measured homogenization temperatures are in the range of 164-247°C (av. 208°C) with salinity ranging from 1.9 to 4.7 wt.% NaClequiv. (av. 3.9 wt.% NaClequiv.). The mineral assemblage, iron content in sphalerite and silver content in electrum were indicated that sulfur fugacity was slightly higher during ore mineralization in Toya-Takarada mine.   
PROFIL ENDAPAN LATERIT NIKEL DI POMALAA, KABUPATEN KOLAKA, PROVINSI SULAWESI TENGGARA Kamaruddin, Hashari; Indrakususma, Riko Ardiansyah; Rosana, Mega Fatimah; Sulaksana, Nana; Yuningsih, Euis Tintin
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 13, No 2 (2018): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2527.858 KB)

Abstract

Geologi daerah Pomalaa merupakan bagian dari batuan ultramafik Ofiolit Sulawesi Timur di lengan tenggara Sulawesi. Di daerah tersebut endapan laterit nikel Pomalaa terbentuk dari pelapukan batuan asal ultramafik yang didominasi oleh harzburgit terserpentinisasikan dan memiliki karakteristik tipe endapan laterit nikel hydrous Mg silicate. Lateritisasi terbentuk pada morfologi perbukitan bergelombang rendah dengan sudut kelerengan berkisar 10° sampai dengan 25°. Proses lateritisasi berlangsung dengan baik terutama pada topografi yang cenderung lebih landai yaitu 10° sampai dengan 15°, yang memungkinkan terbentuknya lateritisasi yang cukup dalam dengan zona saprolit yang tebal.
KETERKAITAN KELIMPAHAN UNSUR MAJOR DAN MINOR DENGAN ZONASI LATERIT NIKEL BLOK HZ (HARZBURGIT) DAN DN (DUNIT) DAERAH PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR Rinawan, Fiandri Indragunawan; Rosana, Mega Fatimah; Heriawan, Mohammad N; Yuningsih, Euis Tintin
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 13, No 3 (2018): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2137.956 KB)

Abstract

Keterkaitan kelimpahan unsur pada profil laterit nikel dilakukan berdasarkan hasil analisis kimia unsur major (Fe, SiO2, MgO, dan Al2O3) dan minor (Ni, Co, MnO, dan Cr2O3) menggunakan analisis univariat dan multivariat. Profil berupa tanah atau hancuran batuan hasil lapukan litologi ultrabasa harzburgit (Blok HZ) dan dunit (Blok DN) berumur Kapur hingga Jura, terletak di daerah Pulau Pakal, Halmahera Timur. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antar unsur kimia major dan minor terhadap nilai koefisien korelasi kuat hingga sangat kuat baik negatif maupun positif yang terdistribusi pada profil laterit nikel Blok HZ dan DN. Penelitian ini fokus pada identifikasi fisik mineralogi bedrock dan analisis kimia profil laterit nikel. Identifikasi fisik di Blok HZ melibatkan 436 conto berasal dari 19 pemboran, kedalaman 10 m hingga 40 m. Adapun identifikasi fisik di Blok DN melibatkan 650 conto berasal dari 16 pemboran, kedalaman 11 m hingga 57 m. Komposisi mineral di Blok HZ terdiri dari mineral oksida besi limonit, gutit, jarosit, dan oksida mangan (zona limonit); krisopras, garnierit, magnetit, hematit, serpentin-krisotil, dan stiktit (zona saprolit); olivin-forsterit, piroksen-ortopiroksen, dan kromit (zona boulder/bedrock). Sedangkan di Blok DN terdiri dari mineral oksida besi limonit, gutit, dan oksida mangan (zona limonit); krisopras, jarosit, garnierit, magnetit, hematit, mineral lempung montmorilonit, kuarsa, serpentin-krisotil, dan talk (zona saprolit), olivin-forsterit, piroksen-hastingsit, dan kromit (zona boulder/bedrock). Analisis statistik univariat menunjukkan distribusi data relatif tidak normal dengan koefisien variasi > 0,5. Pada analisis statistik multivariat mengindikasikan nilai koefisien korelasi positif maupun negatif pada zonasi laterit nikel berupa hubungan unsur yang sangat kuat (± 0,80 - 1,00) dengan jumlah korelasi dominan. Koefisien korelasi pada Blok HZ diantaranya mengindikasikan pasangan unsur yang berkorelasi sangat kuat yaitu: unsur major-major (Fe vs MgO, Fe vs SiO2, SiO2 vs MgO, dan MgO vs Al2O3), minor-minor (Co vs MnO) serta  major-minor (Al2O3 vs Cr2O3, Fe vs Co, Fe vs MnO, dan SiO2 vs Co). Sedangkan pada Blok DN pasangan unsur yang berkorelasi sangat kuat yaitu: unsur major-major (Fe vs MgO), minor-minor (Co vs MnO) dan major-minor (Fe vs Co, Fe vs Cr2O3, Fe vs MnO, MgO vs Co, dan MgO vs MnO). Hal ini berkaitan dengan posisi masing-masing korelasi distribusi unsur kimia major dan minor tersebut pada zona profil laterit nikel Limonit, Saprolit dan Boulder/Bedrock.
ALTERASI HIDROTERMAL GUNUNG RENDINGAN BERDASARKAN ANALISIS PETROGRAFI DAN X-RAY DIFFRACTION (XRD) Gentana, Dewi; Sulaksana, Nana; Sukiyah, Emi; Yuningsih, Euis Tintin
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 13, No 3 (2018): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2520.631 KB)

Abstract

Daerah penelitian terletak di daerah panas bumi Gunung Rendingan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Daerah penelitian dipengaruhi oleh Sesar Semangko, mempunyai pola sesar berarah Barat Laut -Tenggara dan Timur Laut – Barat Daya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui himpunan mineral alterasi berdasarkan analisis petrografi dan X-Ray Diffraction (XRD). Analisis petrografi digunakan untuk mengetahui mineral alterasi sebagai indikator temperatur dan fluida hidrothermal di daerah penelitian. Analisis XRD dilakukan untuk mengindentifikasi jenis mineral lempung. Berdasarkan analisis petrografi dan XRD pada batuan permukaan di daerah penelitian menghadirkan mineral kelompok lempung yang terdiri dari smektit, ilit, serisit dan kaolinit. Hasil analisis petrografi dan XRD terhadap serbuk bor (cutting) dari sumur  XD-1, XD-2 dan XD-3 memperlihatkan  himpunan mineral alterasi hidrotermal smektit-kaolinit-serisit dan ilit-epidot pada sumur XD-1, himpunan mineral serisit-smektit, smektit-ilit dan  ilit-epidot pada sumur XD-2, himpunan mineral smektit-kaolinit dan ilit-smektit-epidot pada sumur XD-3. Berdasarkan himpunan mineral alterasi tersebut dapat diperkirakan temperatur bawah permukaan di daerah penelitian berkisar 150°-300°C pada kedalaman 700 – 1900 mKu sebagai zona reservoir. Kehadiran mineral kalk-silikat yaitu epidot bersama wairaikit dan prehnit sebagai indikator zona reservoir memiliki temperatur yang baik. Batuan di daerah penelitian memiliki permeabilitas yang baik dengan kehadiran mineral adularia.
FLUID INCLUSION CHARACTERISTICS OF AURIFEROUS ARINEM AND BANTARHUNI QUARTZ VEINS, ARINEM, WEST JAVA, INDONESIA Yuningsih, Euis Tintin
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 20, No 6 (2010): Jurnal Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.343 KB)

Abstract

A microthermometric study of fluid inclusions were carried out on the samples from the epithermal gold-silver-base metal mineralization of Arinem and Bantarhuni veins of Arinem deposit from different levels, stages and minerals types (quartz, sphalerite and calcite) to understand the characteristics of the fluid inclusions trapped, and to determine the physical and chemical environments of ore mineral deposition. The results of primary fluid inclusions measurement of stages I and II of main ore mineralization revealed that Arinem and Bantarhuni quartz veins are in the average range of 194.0º–267.3ºC, and sphalerite samples are 194.1º–241.2ºC. The measurement indicates a general decrease of temperature with decreasing depth and an increasing paragenetic time. The evidence of boiling was measured from substage IA of the Arinem vein with the filling temperatures of these inclusions range from 216.8º–247.3ºC. Under such condition, with an average fluid density of 0.861 g/cm3 and a pressure of about 21.7 bars, the paleo-depth would have about 235 meters. Fluid inclusions assemblages from main stages I and II from all levels commonly show a narrow range in Tm values (0.18–4.43 wt.% NaClequiv.). This is also marked in fluid inclusions assemblages from late stage (stage III) of barren quartz (0.35–3.87 wt.% NaClequiv.). Raman spectroscopic analyses of CO2, N2, H2S and CH4 on selected fluid inclusions of the Arinem vein samples, shows no volatile components other than H2O.Keywords: Arinem, Bantarhuni, fluid inclusion, microthermometry, quartz, salinity.
Co-Authors Adi Hardiyono -, Adi Hardiyono Agus Didit Haryanto Ahadi Ahmat Lamburu Akhmad Fauzan Al Adawiah, Nabila. Anna Yushantarti, Anna Arief Nur Muchamad Asep Nurdin, Asep Asri Arifin Aton Patonah, Aton Bensaman, Benny. Boy Yoseph Cahya Sunan Sakti Syah Alam DEWI FITRIANI Dewi Gentana Dicky Muslim Emi Sukiyah F, Kurnia. Arfiansyah F. G, Aiwoy Fachrudin, Kurnia Arfiansyah Faizal, Reza Mochammad Gentana, Dewi Gentana, Dewi Haris Siagian Hashari Kamaruddin Hiroharu Matsueda Hiroharu Matsueda Hiroharu Matsueda Hutauruk, Gita Agnes Meilani Ildrem Syafri Indra Kusuma, Riko Ardiansyah Indrakususma, Riko Ardiansyah Ismail, Fajar K.S. Electricia Kamaruddin, Hashari Kemala Wijayanti, Kemala Kurnia Arfiansyah, Kurnia Matsueda, Hiroharu Matsueda, Hiroharu Mega F. Rosana Mega F. Rosana Mega Fatimah Rosana Mega Fatimah Rosana Mega Fatimah Rosana Mega Fatimah Rosana -, Mega Fatimah Rosana Meiriyanto, Fernandy Mohamad Nur Heriawan Nada Salsabila Deva Nana Sulaksana Nana Sulaksana Purbiyantoro, Aldila Jasmine Purwaiswanto, Bambang Antoro Raden Isnu Hajar Sulistyawan, Raden Isnu Hajar Riko Ardiansyah Indra Kusuma Rinawan, Fiandri Indra Rinawan, Fiandri Indragunawan Rompo, Ahmad Iryanto Rompo, Iryanto Rosana, M.Sc., Ph.D, Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana, Mega F. Rosana, Mega Fatimah Ruswanto, . S.N. Viqnoriva Saala, Nur Afrianti Santoso, STJ Budi Saputra, Dwie H. Selasian Gussyak Soepriadi, Soepriadi Sulaksana, Nana Sutopo, S.T., Dipl. Geoth. En., P, Bronto Triyunita, Ade Wirdan, Muhammad Faisal Yuano Rezky, Yuano