Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Al-Zarnuji’s Character Concept in Strengthening Character Education in Indonesia Djeprin E. Hulawa
Jurnal Pendidikan Islam Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : The Faculty of Tarbiyah and Teacher Training associated with PSPII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jpi.v4i2.2395

Abstract

This study aims to find the relevance and contextualization of the thoughts of al-Zarnuji's character in the present context especially in relation to strengthening character education in Indonesia. The research used the incorporative approach and descriptive, heuristic and hermeneutic methods. The analysis technique used analytical content. The study found that there was relevance in the concept of al-Zarnuji's character to the concept of strengthening character education in Indonesia, where both of them made aspects of noble character and morality as the pillars and main souls of humans in nation-building. Although in a different socio-cultural context, the concept of al-Zarnuji's character and the concept of character education in Indonesia both go in the same direction, namely the effort to establish positive characters for students through education. 
Penguatan Nilai-Nilai Pendidikan Kesalehan tentang Menuntut Ilmu Pengetahuan dan Norma Sosial Bagi Anak Usia Dini dalam Syair Ibarat dan Khabar Qiyamat Karya Syeikh Abdurrahman Shiddiq Al-Banjari (SUATU KAJIAN MEMOTIVASI) ARBI YASIN; M. Arrafie Abduh; Abu Anwar; Djeprin E. Hulawa
KINDERGARTEN: Journal of Islamic Early Childhood Education Vol 4, No 1 (2021): April
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/kjiece.v4i1.12247

Abstract

Persoalan kesalehan merupakan persoalan besar, mendasar dan esensial, karena memperbincangkan mutu amalan, kualitas perilaku manusia beragama, sifat dan nilai-nilai agung keberagamaan, apalagi bila disampaikan oleh seorang ulama besar, mufti kerajaan, tokoh sufi tersohor, Tuan Guru yang kharismatik, yang dituangkannya dalam bentuk untaian kata-kata indah lewat media syair Melayu  berkelas, berisikan nasehat keberagamaan yang khas, nilai-nilai pendidikan kesalehan yang utama, petuah-petuah menuntut ilmu pengetahuan, pesan-pesan norma sosial yang ditujukan buat kalangan anak-anak usia belia,  maka bertambah-tambah lagi urgensi faedahnya. Olehkarena itu, tujuan utama penelitian ini difokuskan untuk mengetahui keberadaan ketokohan dan peran Tuan Guru Sapat dalam bidang Pendidikan kesalehan, serta mengkaji nilai-nilai pendidikan kesalehan tentang menuntut ilmu pengetahuan dan norma sosial di kalangan anak-anak usia dini yang terkandung dalam kitab syairnya. Kajian nilai-nilai pendidikan kesalehan yang sengaja dilakukan pada kitab syair tersebut merupakan penelitian kepustakaan, dimana data dikumpulkan dengan menggunakan strategi studi teks. Sedangkan untuk menganalisis data penulis memanfaatkan teknik analisis isi (content analysis). Dari hasil kajian dapat diketahui bahwa Syeikh Abdurrahman Shiddiq al-Banjari (SASA) bila ditinjau dari segi khazanah keintelektualitasnya, ketokohan dan perannya di dunia Pendidikan Islam memang diakui sebagai salah seorang ulama besar dan tangguh nusantara serta berpredikat sebagai ulama-penyair Asia Tenggara. Bila ditelaah pula dari segi nilai-nilai pendidikan kesalehan tentang menuntut ilmu pengetahuan, SASA menuqilkan bait-bait syair tentang pentingnya menuntut ilmu dunia-akhirat, akan tetapi menuntut ilmu ukhrawi dengan landasan akhirat lebih utama. Namun tatkala membicarakan kesalehan tentang norma sosial bagi anak-anak belia, beliau menuqilkan untaian bait-bait syair yang  menggambarkan nilai dan norma sosial harus berorientasi akhirat.  Ini sekaligus mengisyaratkan kesalehan ideal menurut SASA adalah kesalehan terpadu atau timbalbalik, akan tetapi berbasis ukhrawi atau keakhiratan.Kata Kunci: Nilai,  Pendidikan, Kesalehan, Ilmu Pengetahuan, Norma Sosial, Syair, Motivasi.
The Concept of Islamic Education Reform in Indonesia: Perspectives of Harun Nasution and Nurcholish Madjid Aswandi, Aswandi; Djeprin E. Hulawa; Alwizar
The Future of Education Journal Vol 3 No 5 (2024): December
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Yayasan Pendidikan Tumpuan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61445/tofedu.v3i5.243

Abstract

This study aims to analyze Harun Nasution's thoughts on Islamic education reform in Indonesia, examine the Islamic education reform concept proposed by Nurcholish Madjid, and compare the relevance and contributions of both thinkers to Islamic education in the modern era. This research is a literature study (library research) with a descriptive qualitative approach. Data was collected through literature reviews including books, articles, scientific journals, and other sources relevant to the ideas of Harun Nasution and Nurcholish Madjid. A comparative approach was used to analyze the similarities and differences between the thoughts of the two figures. Data analysis was conducted thematically to identify the main concepts and their implications for Islamic education in Indonesia. The results of this study show that Harun emphasized rationality in Islamic education by integrating religious and general knowledge, eliminating the dichotomy in education, and encouraging a more contextual theological reform. He believed that Islamic education should be responsive to the development of modern science. Nurcholish emphasized the importance of pluralism, modernization, and openness in Islamic education. He advocated for education that not only builds religious knowledge but also shapes moral character, tolerance, and openness to modern science. The conclusion of this research is that the ideas of both thinkers complement each other and are relevant for building an adaptive Islamic education system in response to changing times. Harun's focus is more on theological aspects and rationality, while Nurcholish focuses on pluralism and modernity. Both offer strategic solutions to integrate Islamic values with the demands of globalization.
Gender Dalam Pendidikan Islam: Peluang dan Tantangan Asri Yanti Siregar; Djeprin E. Hulawa; Alwizar Alwizar
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 2: Februari 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i2.6643

Abstract

Pendidikan merupakan hak dasar yang dijamin dalam Islam bagi setiap individu tanpa memandang jenis kelamin. Namun, di beberapa negara Muslim, perempuan sering menghadapi hambatan dalam mengakses pendidikan yang setara. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tantangan kesetaraan gender dalam pendidikan Islam serta mencari solusi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif, memanfaatkan sumber primer seperti Al-Qur'an dan Hadits, serta sumber literatur sekunder seperti artikel jurnal, buku, dan laporan kebijakan pendidikan. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa hambatan gender dalam pendidikan disebabkan oleh interpretasi agama yang tidak fleksibel, norma sosial yang membatasi, dan kebijakan pendidikan yang kurang inklusif. Meskipun demikian, beberapa negara seperti Indonesia, Turki, dan Tunisia berhasil mengurangi kesenjangan gender melalui kebijakan pendidikan yang mendukung Perempuan. Islam sebagai agama yang menempatkan keadilan sebagai prinsip utama, memiliki potensi besar untuk menjadi solusi atas permasalahan ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kesetaraan gender dalam pendidikan dapat terwujud melalui pemahaman Islam yang inklusif dan formasi kebijakan yang berpihak kepada kaum perempuan.
Rekonstruksi Pendidikan Islam: Analisis Pemikiran Muhammad Abduh dan KH. Ahmad Dahlan dalam Konteks Modernisasi Sri Rezki; Djeprin E. Hulawa; Alwizar Alwizar
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 2: Februari 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i2.7084

Abstract

Jurnal ini mengkaji rekonstruksi pendidikan Islam melalui analisis pemikiran Muhammad Abduh dan KH. Ahmad Dahlan dalam konteks modernisasi. Modernisasi di sini diartikan sebagai upaya pembaruan pendidikan Islam agar relevan dengan dinamika sosial dan budaya, tanpa menghilangkan nilai-nilai spiritual Islam. Muhammad Abduh menekankan pentingnya reformasi institusi pendidikan seperti Al-Azhar dengan mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu pengetahuan modern, membuka ijtihad, serta memperbarui metode pembelajaran. Di sisi lain, KH. Ahmad Dahlan mengimplementasikan modernisasi pendidikan Islam di Indonesia melalui organisasi Muhammadiyah, dengan fokus pada penggabungan kurikulum agama dan umum serta pembentukan karakter berbasis nilai-nilai Al-Qur'an dan Sunnah. Studi ini menyoroti persamaan visi kedua tokoh dalam memperjuangkan pendidikan yang holistik, meskipun konteks dan pendekatannya berbeda. Kajian ini menegaskan relevansi pemikiran mereka dalam membangun pendidikan Islam yang progresif dan adaptif terhadap kebutuhan era modern.