Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KAEDAH NASKH WA MANSUKH DALAM AL QURAN Ronal Darmawan; Alwizar Alwizar
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah ini membahas konsep Nasakh wa Mansukh sebagai salah satu kaedah penting dalam ilmu tafsir Al-Qur'an. Nasakh (penghapusan atau penggantian hukum) memainkan peranan signifikan dalam memahami dinamika hukum Islam yang sesuai dengan perubahan kondisi sosial. Pembahasan dimulai dengan definisi nasikh dan mansukh secara etimologis dan terminologis, serta syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penerapannya. Makalah ini juga menguraikan bentuk-bentuk nasakh, seperti penghapusan hukum dan teks, penghapusan hukum tanpa teks, serta penghapusan teks tanpa hukum. Selain itu, makalah ini mengkaji perbedaan pendapat di antara para ulama mengenai penerapan dan eksistensi nasakh dalam Al-Qur'an, serta hikmah yang dapat dipetik darinya, termasuk sebagai bentuk rahmat Allah SWT dalam menyempurnakan syariat. Kajian ini menunjukkan bahwa pemahaman yang mendalam terhadap kaedah Nasakh wa Mansukh diperlukan untuk menjaga keutuhan ajaran Islam sekaligus menjawab tantangan perkembangan zaman.
ISRA’ILIYYAT DALAM TAFSIR AL-QUR’AN Rasalhaque Daffa Taruna; Alwizar Alwizar
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji Isra’iliyyat dalam tafsir Al-Qur’an, yang muncul akibat pengaruh kisah-kisah dari Ahli Kitab, terutama Yahudi, terhadap penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji definisi Isra’iliyyat, cara masuknya dalam tafsir, jenis-jenisnya, serta pandangan ulama terkait fenomena ini. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan pendekatan deskriptif-analitis, dengan mengacu pada kitab tafsir klasik seperti karya Al-Tabari, Ibnu Katsir, dan ulama lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Isra’iliyyat dapat dikategorikan menjadi tiga jenis: (1) yang sesuai dengan syariat Islam dan dapat diterima, (2) yang bertentangan dengan ajaran Islam dan harus ditolak, dan (3) yang tidak diketahui kebenarannya dan memerlukan sikap tawaquf. Pembahasan lebih lanjut mengungkapkan bahwa perbedaan sikap ulama terhadap Isra’iliyyat mempengaruhi metode mereka dalam menyusun tafsir. Beberapa ulama menerima Isra’iliyyat dengan selektif, sementara yang lain menolaknya sepenuhnya. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa Isra’iliyyat tidak dapat dijadikan sumber utama dalam tafsir, namun riwayat yang sesuai dengan syariat Islam dapat digunakan untuk memperkuat pesan Al-Qur’an, selama tidak mengabaikan prinsip-prinsip tafsir yang sahih dan murni. Sikap kritis terhadap Isra’iliyyat diperlukan agar tafsir Al-Qur’an tetap autentik dan tidak terpengaruh oleh narasi yang tidak valid.
METODE TAFSIR, A-TAHLILI, AL IJMALI, AL MUQARAN, AL MAUDHU Hengki Yulhafiz Elva; Alwizar Alwizar
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penafsiran Al-Qur'an adalah ilmu yang bertujuan untuk memahami makna dan pesan yang terkandung dalam Al-Qur'an. Seiring berjalannya waktu, berbagai metode penafsiran muncul untuk membantu umat Islam memahami wahyu Allah dengan lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengulas empat metode utama dalam menafsirkan Al-Qur'an, yaitu Al-Tahlili, Al-Ijmali, Al-Muqaran, dan Al-Maudhu'i. Penelitian ini akan menjelaskan perbedaan antara metode-metode tersebut dan kapan masing-masing digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, yang menggambarkan bagaimana metode-metode tafsir diterapkan dalam literatur klasik dan modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya, serta cocok digunakan dalam berbagai konteks, baik itu untuk tafsir yang mendalam, luas, perbandingan antar tafsir, maupun yang lebih tematik. Masing-masing metode membantu umat Islam memahami pesan Al-Qur'an dengan cara yang berbeda-beda.
ANALISIS PERKEMBANGAN KAIDAH NASAKH DAN MANSUKH DALAM KONTEKS HUKUM ISLAM KONTEMPORER Almanar Almanar; Alwizar Alwizar
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nasakh dan mansukh merupakan dua konsep fundamental dalam hukum Islam yang berfungsi untuk memahami perubahan atau pembaruan hukum syariat. Dalam konteks hukum Islam kontemporer, penerapan kaidah ini menjadi semakin relevan di tengah perubahan sosial, politik, dan teknologi yang cepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika penerapan nasakh dan mansukh dalam hukum Islam modern, dengan fokus pada kasus-kasus kontemporer, seperti hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan pluralisme. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berbasis kajian literatur dan analisis kasus, yang mencakup literatur klasik dan modern, serta keputusan hukum terkini. Hasil penelitian menunjukkan adanya pola fleksibilitas dan konservatisme dalam penerapan nasakh, tergantung pada konteks sosial-politik dan interpretasi ulama. Perbedaan pendekatan antara ulama klasik dan kontemporer juga terlihat, di mana ulama modern cenderung lebih adaptif terhadap kebutuhan masyarakat. Penelitian ini menegaskan bahwa nasakh tidak hanya berfungsi sebagai penghapusan hukum lama, tetapi juga sebagai alat untuk memperbaharui hukum Islam agar tetap relevan. Temuan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana prinsip nasakh dan mansukh dapat berkontribusi dalam membangun hukum Islam yang lebih responsif terhadap tantangan era modern.
CONTENT AND FUNCTION OF THE QUR'AN Pujiati Pujiati; Alwizar Alwizar
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Qur'an is the word of God revealed by Allah SWT to the Prophet Muhammad Saw through the intermediary of the angel Gabriel. As the primary basis of Islamic teachings, the Qur'an contains the main content, which includes creed, worship, morals, law, and stories. The functions of the Qur'an are very diverse, including mau'idhah (teaching and warning), syifa' (healing), Sudan (guidance), rahmah (mercy), furqan (distinguishing), and as a perfection of the previous books. These functions are important provisions for mankind to live a life full of blessings and happiness in this world and the hereafter. As a guide to life (huda), the Qur'an provides clear direction regarding a good and proper life. As a differentiator (furqan), the Qur'an is the primary reference in distinguishing between halal and haram and right and wrong. In addition, the Qur'an also functions as a source of inspiration for science, a medium for purifying the soul (tazkiyah) through the practice of its verses, and a healer (stiff) for physical and spiritual health. These functions make the Qur'an a universal and relevant guide to life throughout the ages.
KONSEP AKAL PRESPEKTIF AL KINDI (ANALISA KONSTRUKSI ETIKA DALAM ISLAM) Partalian Siregar; Alwizar Alwizar; Djefrin E. Hulawa
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 5 (2025): MEI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam menanggapi Akal Barat yang menghasilkan nilai relatif dalam ilmu pengetahuan, Al-Kindi menjelaskan bahwa akal sebagian dari jiwa manusia yang saling terkait dengan Tuhan. Karena nilai ilmu pengetahuan subjektif dapat merugikan diri manusia sendiri dan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggali akal perspektif Al-Kindi tentang psikologi melalui analisis literatur. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitis dengan mengkaji karya-karya peneliti, jurnal, dan buku primer. Hasilnya mengungkapkan nilai-nilai dalam Etika Islam, menyoroti peran jiwa sebagai pendorong tindakan manusia tanpa memerlukan pemikiran sebelumnya dan wahyu sebagai sumber pengetahuan ilahi yang melekat pada manusia.
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT  MUHAMMAD ABID AL-JABIRI Mhd. Shaleh Hasonangan Daualay; Djeprin E. Hulawa; Alwizar Alwizar
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 6 (2025): JUNI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemikiran pendidikan Islam telah mengalami perkembangan signifikan melalui kontribusi berbagai tokoh. Salah satu pemikir kontemporer yang memberikan sumbangan penting adalah Muhammad Abid Al-Jabiri. Artikel ini membahas pemikiran pendidikan Islam menurut Al-Jabiri, yang menekankan pentingnya rasionalitas, kritik terhadap warisan (turats), dan pembaruan metode berpikir dalam pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka. Hasil kajian menunjukkan bahwa Al-Jabiri menawarkan paradigma pendidikan Islam yang mendorong pembebasan akal dan rekonstruksi pemikiran Islam melalui pendekatan bayani, irfani, dan burhani.
PEMIKIRAN RAHMAH EL-YUNUSIAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA Ahmad Fauzi; Djefrin E. Hulawa; Alwizar Alwizar
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 6 (2025): JUNI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemikiran Rahmah El Yunusiyah dalam bidang pendidikan Islam dan kontribusinya terhadap pengembangan pendidikan perempuan di Indonesia. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi pustaka, penelitian ini menggali secara mendalam ide-ide pendidikan yang dikembangkan oleh Rahmah El Yunusiyah, seorang tokoh perempuan reformis yang mendirikan Madrasah Diniyah Puteri di Padang Panjang. Rahmah berkeyakinan bahwa pendidikan merupakan hak setiap individu tanpa memandang jenis kelamin, serta bahwa perempuan memiliki peran strategis sebagai pendidik utama dalam keluarga dan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pendidikan yang ditawarkan Rahmah bersifat holistik dan integratif, memadukan nilai-nilai keislaman dengan ilmu pengetahuan umum, keterampilan hidup, dan pembinaan karakter. Model pendidikan tritunggal (sekolah, asrama, masyarakat) yang ia terapkan memberikan landasan kuat bagi pembentukan kepribadian muslimah yang mandiri dan berdaya. Pemikirannya juga memengaruhi gerakan pendidikan perempuan di berbagai wilayah Indonesia, serta memperkuat posisi perempuan dalam ranah sosial dan keagamaan. Oleh karena itu, pemikiran Rahmah El Yunusiyah sangat relevan untuk dijadikan referensi dalam pembaruan sistem pendidikan Islam kontemporer.
KONSEP PENDIDIKAN IKHWAN AS – SHAFA DAN RELEVANSINYA DENGAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA Asrul Ependi Hasibuan; Alwizar Alwizar; Djefrin E. Hulawa
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 6 (2025): JUNI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep pendidikan yang dikembangkan oleh Ikhwan as-Shafa, sebuah kelompok intelektual Muslim yang hidup pada abad ke-10 M di Basrah. Kelompok ini dikenal luas melalui karya ensiklopedis mereka, Rasa'il Ikhwan as-Shafa , yang memuat pemikiran-pemikiran lintas disiplin ilmu, termasuk pendidikan, etika, dan spiritualitas. Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pandangan Ikhwan as-Shafa tentang tujuan, metode, kurikulum, dan karakter pendidik serta peserta didik, serta bagaimana relevansinya dengan sistem pendidikan Islam di Indonesia saat ini.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka (library Research) . Data primer diperoleh dari teks Rasa'il Ikhwan as-Shafa , sedangkan data sekunder berasal dari literatur akademik seperti buku, artikel jurnal, dan peraturan-undangan terkait pendidikan Islam, termasuk Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan secara deskriptif-analitis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pendidikan menurut Ikhwan as-Shafa menekankan integrasi antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keagamaan, serta pengembangan akhlak mulia dan spiritualitas peserta didik. Tujuan akhir pendidikan adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyempurnakan jiwa manusia hingga mencapai tingkatan malaikat. Konsep ini sejalan dengan prinsip pendidikan Islam di Indonesia, terutama pada lembaga berbasis pesantren dan madrasah yang juga menggabungkan antara ilmu duniawi dan ukhrawi. Kesimpulannya, pemikiran Ikhwan as-Shafa masih sangat relevan untuk menjadi pijakan filosofis dalam pembentukan sistem pendidikan Islam yang holistik dan berkarakter.
PRINSIP PENDIDIKAN MENURUT AL-QUR’AN Risma Sulistia Aini; Alwizar Alwizar
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 1 No. 6 (2024): Desember 2024 - Januari 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun peradaban manusia. Al-Qur'an, sebagai kitab petunjuk, memberikan panduan komprehensif mengenai pendidikan, mencakup pengembangan jasmani, akal, dan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji prinsip-prinsip pendidikan menurut Al-Qur'an, termasuk konsep tarbiyah, ta'lim, dan tazkiyah yang berorientasi pada pengembangan potensi manusia secara holistik. Dengan menggunakan metode kualitatif melalui studi pustaka, penelitian ini mengidentifikasi lima prinsip pendidikan utama dalam Al-Qur'an, yaitu tauhid, universalitas, keseimbangan, kesederhanaan, dan ilmu pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip-prinsip ini relevan untuk membentuk individu yang bertakwa, berakhlak mulia, dan mampu menjalankan fungsi sebagai khalifah di bumi. Kesimpulannya, pendidikan berbasis Al-Qur'an menawarkan kerangka kerja holistik untuk menciptakan masyarakat yang seimbang secara spiritual, intelektual, dan sosial.