Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Change Pattern of Mono and Diacylglycerol in Ethanolysis Reaction of Crude Palm Oil Asriani Hasanuddin; . Mappiratu; Gatot Siswo Hutomo
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 14 No. 3 (2003): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.397 KB)

Abstract

The Changging Pattern of Mono and Diacylglycerol concentration as respon to Reaction time during ethanolysis of Crude Palm Oil was influenced by the ration of ethanol/CPO. By using the ration of 0.25-0.5, the changing pattern of MAG concentration followed the parabolic curve, while that of DAG. By using the ration of ethanol/CPO of 1.5, the change of MAG concentration followed polynomyal curve, while that of DAG followed hyperbolic curve. The changing pattern of MAG dan DAG concentration during ethanolysis reaction of crude palm oil may caused by difference of reactivity and position of fatty acid as well as reactivity of lipid group (TAG, DAG, and MAG) Key Word : Ethanolysis, Monoacylglycerol, Diacylglycerol, crude palm oil.
Ekstraksi Selulosa dari Pod Husk Kakao Menggunakan Sodium Hidroksida Gatot Siswo Hutomo; Djagal Wiseso Marseno; Sri Anggrahini; Supriyanto Supriyanto
agriTECH Vol 32, No 3 (2012)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.411 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9612

Abstract

Cacao pod husk contains some compounds like pectin, lignin, hemicelluloses and cellulose, and other compounds suchas caffeine and theobromine. Especially for cellulose should be modiÞ ed as derivates which it have multi functionsin food application. Extraction cellulose from pod husk cacao was investigated. The aim of the research was to Þ ndthe concentration of sodium hydroxide for cellulose extraction from pod husk cacao. Bleaching for cellulose werecarried out twice using sodium hypochlorite 3% (oxydator) and sodium bisulÞ t 3% (reductor) to rise lightness. FT-IRand X-Ray spectra were detected in cellulose. Cellulose extracted using sodium hydroxide from pod husk cacao about26.09% (db) with crystalline 27.14%, ash content 6.56% (db), WHC 5.87 g/g and OHC 2.74 g/g. It could be concludedthat sodium hydroxide 12% is the best level to extract cellulose from pod husk cacao with double bleaching.ABSTRAKPod husk kakao banyak mengandung komponen kimia seperti pektin, lignin, hemiselulosa dan selulosa serta beberapakomponen yang lain yaitu caffein dan theobromine. Khusus selulosa dapat dilakukan modiÞ kasi sebagai turunanselulosa yang mempunyai banyak fungsi serta dapat diaplikasikan untuk pangan. Penelitian ekstraksi selulosa dari podhusk kakao telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh konsentrasi sodium hidroksida sebagaibahan untuk ekstraksi selulosa dari pod husk kakao. Selulosa pada pod husk kakao terikat sangat kuat dengan lignin,sodium hidroksida akan memutus dengan baik ikatan antara selulosa dengan lignin. Bleaching pada selulosa jugadilakukan dengan menggunakan sodium hipoklorida 3% dan sodium bisulÞ t 3% untuk meningkatkan lightness. SpektraFT-IR dan X-ray juga dilakukan untuk pendeteksian pada selulosa hasil ekstraksi. Hasil ekstraksi selulosa dari pod huskkakao menggunakan sodiumhidroksida 12% menghasilkan rendemen sekitar 26,09% (db) dengan kristalinitas 27,14%,kadar abu 6,56% (db), WHC 5,87 g/g dan OHC 2,74 g/g. Dapat disimpulkan bahwa sodium hidroksida 12% adalahkonsentrasi yang paling baik untuk mengekstraksi selulosa dari pod husk kakao.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN KAKAO TERPADU MELALUI PENDAMPINGAN MAHASISWA KKN-PPM DI KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Abdul Rahim; Gatot Siswo Hutomo; Ponirin Ponirin
Jurnal Abditani Vol. 1 No. 1 (2018): Oktober
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v1i0.6

Abstract

Pengolahan kakao terpadu merupakan suatu sistem yang menggabungkan kegiatan pengolahan kakao secara menyeluruh, sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu solusi alternatif bagi peningkatan kesejateraaan masyarakat serta pengembangan desa secara terpadu, bagi masyarakat di Kecamatan Ampibabo.Pelaksanaan pengolahan kakao terpadu melalui kuliah kerja nyata pembelajaran pemberdayaan masyarakat (KKN-PPM) dilaksanakan di Desa Tolole, Toga dan Tanampedagi Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Program KKN-PPM bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat petani dalam penegelolaan tanaman kakao dan mengembangkan pengolahan kakao terpadu. Target khusus adalahmeningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat sasaran terkait pengolahan kakao terpadu secara berkelanjutan serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan dan pengembangan desa berbasis tanaman kakao. Untuk mencapai tujuan dan target tersebut, akan dilakukan pemberdayaan masyarakat khususnya bagi kelompok sasaran masyarakat petani kakao. Program KKN-PPM dilakukan melalui pendampingan mahasiswa KKN UNTAD sebanyak dua kali angkatan yaitu angkatan 80 dan 81.Hasil program kerja angkatan 80 meliputi pembuatan bokashi dari kulit dan daun kakao secara berkelanjutan dilahan perkebunan kakao, pembuatan pakan ternak dari kulit kakao, pemuatan teh dari daun kakao dan penerapan teknologi fermentasi biji kakao. Hasil program kerja KKN angkatan 81 diantaranya teknologi pengolahan biji kakao menjadi bubuk coklat, pasta cokelat dan lemak cokla serta olahan produk lainnya seperti eskrim berbagai bentuk dan varian rasa, minuman cokelat dan silverquin berbagai varian bentuk dan isi. Program kerja tersebut telah dilaksanakan secara berkelanjutan dan masyarakat petani memiliki keterampilan dalam pembuatan bokashi untuk pupuk perkebunan kakao, dapat membuat pakan ternak dan melakukan fermentasi biji kakao. Teknologi pengolahan biji kakao menjadi aneka produk olahan kakao yang telah dilatihkan pada masyarakat petani sangat bermanfaat untuk menciptakan usaha bisnis pertanian berbasis kakao sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAKAO SECARA TERPADU MENUJU DESA SENTRA KAMPUNG KAKAO MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN DESA MITRA DI KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Abdul Rahim; Gatot Siswo Hutomo; Shahabuddin Shahabuddin; Farid Farid
Jurnal Abditani Vol. 2 No. 2 (2019): Oktober
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.628 KB) | DOI: 10.31970/abditani.v2i0.29

Abstract

Provinsi Sulawesi Tengah merupakan penghasil kakao terbesar di Indonesia dan oleh karena itu, kakao ditetapkan sebagai salah satu komoditas unggulan daerah Provinsi Sulawesi Tengah.Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) merupakan Model Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Kakao Secara Terpadu Menuju Sentra Kampung Kakao melalui PPDM di Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Mourong.PPDM bertujuan untuk meningkatkan pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mitra untuk peningkatan keberdayaan mitra.Ada dua mitra yang terlibat pada program PPDM adalah Mekar Jaya Kakao Tanampedagi dan Mekar Indah Tanampedagi yang keduanya berada di Desa Tanampedagi Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah.Pelaksanaan program akan dilakukan selama 3 (tiga) tahun dengan melibatkan 3 (tiga) dosen yang memiliki kepakaran multidisiplin meliputi ilmu perbenihan, ilmu hama dan penyakit tanaman, teknologi pengolahan hasil pertanian dan ilmu manajemen yang akan menangani semua permasalahan mitra dari aspek pengelolaan perkebunan kakao menuju sentra kampung kakao. Setiap tahun, pelaksanaan kegiatan dilakukan selama 12 bulan dengan rincian 1 bulan persiapan, 10 bulan pelaksanaan kegiatan utama, dan 1 bulan untuk pelaporan. Hasil PPDM pada tahun pertama (2019) tahap 70 % adalah telah dilakukan penyuluhan, pelatihan, praktek dan pendampingan pada kegiatan yang telah disepakati dengan mitra diantaranya teknologi pembibitan tanaman kakao, teknologi pembuatan pupuk organik dengan menggunakan limbah kakao (daun dan kulit kakao), teknologi pembuatan pestisida nabati menggunakan bahan-bahan disekitar perkebunan dan teknologi pemangkasan dan kebersihan perkebunan tanaman kakao, teknologi fermentasi biji kakao. Program kerja PPDM tersebut telah dilaksanakan dan masyarakat petani kakao memiliki keterampilan dalam proses pembibitan, pembuatan bokashi untuk pupuk perkebunan kakao, cara pembuatan pestisida nabati dan cara pemangkasan yang baik untuk meningkatkan produksi tanaman kakao serta cara fermentasi untuk menghasilkan biji kakao yang berkualitas.Masyarakat dan mitra memiliki partisipasi yang tinggi dalam pelaksanaan program karena mereka membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan pengelolaan perkebunan kakao secara menyeluruh.
DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN KAKAO MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN DESA MITRA DI KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Abdul Rahim; Gatot Siswo Hutomo; Shahabuddin; Ismail; Farid
Jurnal Abditani Vol. 3 No. 2 (2020): Oktober
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v3i2.47

Abstract

Salah satu komoditas unggulan Provinsi Sulawesi Tengah adalah tanaman kakao. Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) merupakan Model Pemberdayaan Masyarakat. PPDM bertujuan untuk meningkatkan pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mitra dengan cara peningkatan keberdayaan mitra. Ada dua mitra yang terlibat pada program PPDM adalah Mekar Jaya Kakao Tanampedagi dan Mekar Indah Tanampedagi yang keduanya berada di Desa Tanampedagi Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra pada tahun 2020 diantaranya pembuatan teh daun kakao, mutu biji kakao yang dihasilkan rendah, teknologi pengolahan biji kakao menjadi bubuk cokelat, pasta cokelat dan lemak kakao masih sangat terbatas termasuk proses pembuatan aneka produk turunan dari cokelat serta pengemasannya. Pelaksanaan program dilakukan oleh 3 (tiga) dosen yang memiliki kepakaran multidisiplin meliputi ilmu hama dan penyakit tanaman dan teknologi pengolahan hasil pertanian. Pada tahun 2020, pelaksanaan kegiatan dilakukan selama 10 bulan dengan rincian 1 bulan persiapan, 8 bulan pelaksanaan kegiatan utama dan 1 bulan untuk pelaporan. Hasil PPDM pada tahun 2020 telah dilakukan penyuluhan, pelatihan, praktek dan pendampingan pada kegiatan yang telah disepakati dengan mitra diantaranya teknologi pembuatan teh daun kakao, penerapan teknologi fermentasi biji kakao, teknologi pengolahan biji kakao menjadi bubuk coklat, pasta cokelat dan lemak cokelat serta diversifikasi produk olahan seperti susu cokelat, minuman, magnum, silverquin, cokelat isi dengan berbagai varian rasa dan es krim. Masyarakat dan mitra memiliki partisipasi yang tinggi dalam pelaksanaan program karena mereka membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan pengelolaan perkebunan kakao secara menyeluruh. Program kegiatan berdampak langsung kepada peningkatan kesejahteraan kelompok tani mitra
PENGEMASAN DAN APLIKASINYA PADA PRODUK OLAHAN KAKAO SERTA PEMBUKUAN MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN DESA MITRA DI KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Abdul Rahim; Gatot Siswo Hutomo; Shahabuddin; Rizki Anandar
Jurnal Abditani Vol. 4 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v4i2.122

Abstract

Tanaman kakao merupakan komoditas unggulan Provinsi Sulawesi Tengah, sehingga komoditas utama dalam Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) dengan judul Model Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Kakao Secara Terpadu Menuju Sentra Kampung Kakao melalui PPDM di Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. PPDM bertujuan meningkatkan keberdayaan kedua mitra Mekar Jaya Kakao Tanampedagi dan Mekar Indah Tanampedagi yang berdomisili di Desa Tanampedagi Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra pada tahun ketiga 2021 adalah desain kemasan, aplikasinya pada produk olahan kakao dan sistem pembukuan usaha tani pada kedua mitra. Pelaksanaan program dilakukan oleh 3 (tiga) dosen yang memiliki kepakaran multidisiplin meliputi ilmu perbenihan, ilmu hama dan penyakit tanaman, teknologi pengolahan hasil pertanian dan ilmu manajemen agribisnis. Pelaksanaan program berlangsung 10 bulan dengan rincian 1 bulan persiapan, 8 bulan pelaksanaan kegiatan utama dan 1 bulan untuk pelaporan. Hasil PPDM pada tahun 2021 telah dilakukan penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan pada kegiatan teknologi desain kemasan, aplikasi kemasan pada aneka produk olahan kakao dan implementasi pembukuan pada kedua UMKM. Hasil kegiatan tersebut meingkatkan pengetahuan dan keterampilan mitra diantaranya desain kemasan mencapai 85%, aplikasi kemasan pada aneka produk olahan cokelat mencapai 98% dan pembukuan usaha tani kakao mencapai 87%. Masyarakat dan mitra memiliki partisipasi yang tinggi dalam pelaksanaan kegiatan sehingga program ini dapat berkelanjutan dan berkembang menjadi usaha pertanian berbasis kakao serta dapat terintegrasi menjadi desa wisata kakao.
SIFAT KIMIA, FUNGSIONAL DAN REOLOGI PATI AREN FOSFAT PADA KOMBINASI KONSENTRASI PATI AREN DAN WAKTU REAKSI YANG BERBEDA Abdul Rahim; Gatot Siswo Hutomo; Syahraeni Kadir; Nur Alam; Abd Hamid; Jusman Jusman
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.294 KB) | DOI: 10.31970/pangan.v3i2.16

Abstract

The objectives of the study were to obtained the optimal combination of starch concentration and reaction time in the synthesis of phosphorylated arenga starches. Synthesis of phosphorylated arenga starches using sodium tripolyphosphate reagents and arenga starch 20 and 30% (b/v) with variations of time reaction 30 and 45 min. Chemical, functional and rheological characteristics of phosphorylated arenga starcheswere investigated i.e. percent phosphate and degree of substitution (DS), binding of phosphate groups using FourierTransform Infrared (FTIR), water and oil holding capacity (WHC, OHC), swelling power and solubility and emulsion separation volume. The results showed a combination of 30% arenga straches with a reaction time 45 min were optimal combination that to produced phosphorylated arenga starches with the highest of phosphate content (2.710%) and DS 0.147. The FTIR spectra of phosphorylated arenga starches have been a change in vibration of OH groups that replace the reaction of phosphate groups with OH in starch molecules. WHC and swelling power increased, but solubility phosphorylated arenga starches decreased with the in increasing combination of arenga starch concentration and reaction time. The emulsion separation volume the most stable at the combination of highest arenga starch concentration and the long reaction time. Phosphorylated arenga starches which produced were used as emulsifiers for food aplication
OPTIMALISASI EKSTRAKSI KULIT ARI BIJI KAKAO PADA BERBAGAI KONSENTRASI PELARUT SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN Amalia Noviyanty; Asriani Hasanuddin; Abdul Rahim; Gatot Siswo Hutomo
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2018 "Inovasi IPTEKS untuk mendukung Pembangunan Berkelanjutan"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.373 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum ekstraksi senyawa antioksidan dari kulit ari biji kakao pada berbagai konsentrasi pelarut etanol. Konsentrasi pelarut yang digunakan terdiri atas 3 level yaitu etanol 75%, etanol 85%, etanol 95%. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang diterapkan pada pengamatan rendemen ekstrak kering, total fenolat dan aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol 95% memberikan nilai rendemen ekstrak, total fenolat dan aktivitas antioksidan terbaik yaitu 9,79%; 99,07 ppm dan 49,89 ppm.
KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA SUSU JAGUNG MANIS PADA BERBAGAI LAMA PEREBUSAN Rahmat Muhajir; Abdul Rahim; Gatot Siswo Hutomo
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.713 KB)

Abstract

The research of the objectives is know of boiling time sweet corn kernels on the physical, chemical and organoleptic properties of corn milk that quality to produce. The research were used a completely randomized design (CRD) with using boiling time sweet corn as a treatment that consisting of four levels, i.e 30, 45, 60 and 75 min. The treatment was repeated three times, so that would be obtained 12 trials. The treatment were effected significantly further tested with real honest test (HSD) at 5%. The results showed that the yields (75.22%) of sweet corn highest at the of 60 min boiling time, the viscosity (983 cp) of highest at the 45 min and the  emulsion stability (16.41%) of the best it was 30 min boiling time. The chemical properties were founded of the best such as water content (78.5%) at 60 min, sugar content (14.4%) at 45 min, protein content (3.36%) at 60 min, fiber content (0.45%) at 75 min and ash content (0.22%) at 60 min. Key Words : Boiling, corn milk, physical and chemical characteristics, sweet corn.
KARAKTERISTIK BUAH KAKAO YANG DIPANEN PADA BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH DAN KELAS KEMATANGAN Nur Alam Nur Alam; Muhammad Salim Saleh; Gatot Siswo Hutomo
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 17, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.273 KB)

Abstract

The aim of the research was to determine the effect of altitude and cacao maturity class on cacao fruit characteristics and seed quality. Cacao fruits were harvested from three different altitudes  (first factor): 1-<400, >400-800 and >800 m above sea level (asl); and three different maturity classes (second): maturity class B (yellow on the fruit skin groove), maturity class A (yellow on the whole fruit skin surface) and maturity class A+ (dark yellow on the whole fruit skin surface).  Physical fruit characteristics were analysed on weight, fruit skin content, placenta, dental pulp, wet and dry seed yield, seed number/100 g, unfermented seed, and pulp content and its chemical components (sugar and total acid content).  The combination of the two factors resulted in  27 experimental units. The research resuts showed that cocoa fruit harvested from the plants growing at >400-900 m asl produced highest fruit weight (494.76 g), dry seed yield (8.43% dry weight) and seed size (90 seeds/100g).  Whereas at 1 - <400 m asl, the cacao fruit produced highest pulp sugar content (8.83%), lowest seed size (116 seeds/100 g) and unfermented seed (3.16%). Cacao fruit harvested from plant growing at >400 - <800 m asl with maturity class A produced seed which meet most the quality standard set by the SNI trade 01-2323-2002. The altitude as a growth factor is more dominant in influencing the cacao fruit characteristics than either the fruit maturity class or its combination with the altitude factor.