Mihrobi Khalwatu Rihmi
Faculty Of Fisheries And Marine Science, Universitas Brawijaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Rancang Bangun dan Uji Hidrostatis Bubu Multifunnel Untuk Penangkapan Ikan Karang Eko Sulkhani Yulianto; Muhammad Arif Rahman; Mihrobi Khalwatu Rihmi; Sukandar Sukandar; Dewa Gede Raka Wiadnya; Ali Muntaha; Sunardi Sunardi
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiat.2021.007.01.3

Abstract

Bubu merupakan alat tangkap paling memungkinkan untuk penangkapan ikan hias karang. Namun dalam pengoperasiannya masih sering terjadi kegagalan akibat hempasan arus yang menyebabkan posisi bubu terbalik. Melalui rekayasa bubu lipat multifunnel, diharapkan permasalahan tersebut dapat dikurangi. Tujuan penelitian ini adalah merekayasa bubu lipat multifunnel, menghitung nilai hidrostatis serta uji coba penangkapan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan ekperimental fishing. Bubu lipat terdiri dari rangka besi, badan jaring, mulut bubu, tempat umpan serta pintu hasil tangkapan. Bubu didesain mempunyai enam mulut pada bagian sisi samping, bagian rangka hanya terdapat pada sisi atas dan bawah. Proses terbukanya bubu ketika dalam air karena adanya gaya apung pada rangka atas yang lebih besar dibandingkan gaya tenggelam pada rangka bawah. Besar gaya pada rangka atas -0,2344 kgf, rangka bawah 2,2753 kgf dan gaya total bubu sebesar 2,0409 kgf. Uji coba penangkapan memperoleh ikan kerapu, ikan kakatua dan morai.
PERBEDAAN UKURAN MATA JARING GILLNET TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN TEMBANG Sardinella gibbosa YANG DIDARATKAN DI MUNCAR, BANYUWANGI Ledhyane Ika Harlyan; Fransisca Sariuli Tobing; Gatut Bintoro; Vita Rumanti Kurniawati; Muhammad Arif Rahman; Mihrobi Khalwatu Rihmi
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 17, No 2 (2021): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.17.2.99-107

Abstract

Penggunaan alat tangkap pasif seperti gillnet pada pengelolaan perikanan Tembang diharapkan mampu mengurangi kapasitas penangkapan. Namun sayangnya terbatasnya referensi terkait selektivitas dan penggunaan mata jaring gillnet yang berbeda untuk sumberdaya ini akan beresiko pada ketidaktepatan pengelolaan perikanan Tembang di perairan Muncar, oleh karena itu kajian tentang perbedaan ukuran mata jaring gillnet terhadap sumberdaya ikan Tembang perlu dilakukan.  Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2020 dengan mengobservasi pengoperasian gillnet hanyut permukaan dengan ukuran mata jaring 2,54 cm dan 3,17 cm terhadap hasil tangkapan ikan Tembang. Rancangan penelitian mempertimbangkan dua waktu pengoperasian alat tangkap yang umum digunakan nelayan setempat yaitu pada pagi hari (03.00 – 07.00) dan sore hari (15.00 – 19.00). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis selektivitas alat tangkap gillnet dan analisis rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dua faktor, yaitu faktor ukuran mata jaring dan waktu pengoperasian dengan pengulangan yang dilakukan sebanyak enam kali.  Hasil selektivitas terhadap dua ukuran mata jaring gillnet dengan pertimbangan ukuran ikan Tembang pertama kali matang gonad (Lm) sebesar 13 cm mengindikasikan bahwa gillnet dengan mata jaring ukuran 3,17 cm mampu menangkap ikan Tembang dengan ukuran layak tangkap. Hal ini sejalan dengan hasil analisis RAL faktorial yang menyatakan bahwa gillnet dengan ukuran mata jaring 3,17 cm menghasilkan volume hasil tangkapan ikan tembang lebih besar dibanding ukuran mata jaring 2,54 cm dengan pengoperasian alat tangkap gillnet hanyut di sore hari. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan mata jaring gillnet yang relatif lebih besar mampu mengurangi resiko terjadinya growth overfishing karena ikan yang tertangkap telah melalui fase matang gonad. The use of passive gear like gillnet for Goldstripe Sardinella fisheries management might lead to a decrease in fishing capacity. Limited references related to gillnet selectivity and the use of difference mesh size for Goldstripe sardinella may cause the risk of its mismanagement in Muncar. This work was conducted from February to March 2020 by observing fishing operation of surface drift gillnet with mesh size 2.54 cm and 3.17 cm and its Goldstripe sardinella catches. Research design was applied for two fishing operations, morning (03.00 – 07.00) and afternoon setting (15.00 – 19.00). Gear selectivity analysis and analysis of variance (ANOVA) two factors, mesh sizes and setting time, with six replications were applied for analyzing the catch data.  The results of two-mesh size selectivity showed that gillnet with mesh size 3,17 cm provides catches with length more than 13 cm (length at first maturity, Lm). This was also in line with the results of ANOVA test suggested that gillnet with the size of 3,17 can produce more fish compared to gillnet with that of 2,54 cm by afternoon gillnet setting. It can be concluded that the use of bigger mesh size can relatively reduce the risk of growth overfishing since the caught fish might be passed the maturity phase.
Status stok perikanan tongkol abu-abu (Thunnus tonggol) yang didaratkan di Perairan Kranji, Lamongan, Jawa Timur Ledhyane Ika Harlyan; Muhammad Arif Rahman; Rengga Retno Laila Saputri; Mihrobi Khalwatu Rihmi
JURNAL LEMURU Vol 6 No 1 (2024): JURNAL LEMURU: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Indonesia
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Perikanan|Fakultas Pertanian|Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jl.v6i1.3502

Abstract

Perikanan Tongkol merupakan perikanan prioritas di wilayah Jawa Timur yang direncanakan diajukan untuk mendapatkan sertifikasi perikanan Marine Stewardship Council (MSC) untuk menjamin kelestarian sumber daya ikannya. Dalam rangka pemenuhan sertifikasi tersebut, hasil pra-penilaian sertifikasi menunjukkan bahwa perikanan Tongkol, khususnya Tongkol abu-abu (Thunnus tonggol) di wilayah utara Jawa tidak memiliki informasi yang cukup terkait stok perikanan. Oleh karena itu dilakukan penelitian terkait status stok perikanan Tongkol pada bulan Juni 2023 yang didasarkan pada data statistik hasil tangkapan (kg) dan upaya penangkapan (trip) perikanan Tongkol abu-abu yang didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kranji, Lamongan, Jawa Timur pada tahun 2013 – 2021. Model surplus produksi dengan pendekatan model Schaefer 1954 dan Fox 1970 digunakan untuk mengetahui model terbaik untuk menduga status pemanfaatan dari ikan Tongkol abu-abu. Hasil analisis dari model Schaefer 1954 dan Fox 1970 yang digunakan untuk menduga status stok ikan tongkol diketahui bahwa model Schaefer merupakan model terbaik yang digunakan untuk menduga status pemanfaatan ikan tongkol walang (Thunnus tonggol) dengan nilai potensi hasil tangkapan maksimum lestari (YMSY) sebesar 1113663 Kg dan upaya penangkapan maksimum lestari (FMSY) sebesar 2108 trip serta nilai hasil tangkapan yang diperbolehkan (YJTB) sebesar 556831 Kg dan upaya penangkapan yang diperbolehkan sebesar 473 trip, kemudian tingkat pemanfaatan yaitu sebesar 184% yang artinya pemanfaatan ikan tongkol walang di perairan Kranji sudah over exploited atau tereksploitasi secara berlebih. Diperlukan pengelolaan sumber daya perikanan Tongkol abu-abu dalam rangka membatasi laju tangkapan spesies tersebut.