Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH ESCAPE GAP PADA ALAT TANGKAP BUBU LIPAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (PORTUNUS PELAGICUS) Muhammad Arif Rahman; Shofiatul Kholishoh; Dewa Gede Raka Wiadnya
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 3, No 3 (2019): JFMR VOL 3 No. 3
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.498 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.03.1

Abstract

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan komoditas ekonomis penting ke-4 yang telah dieskpor ke berbagai negara. Berdasarkan Permen KP No. 56 tahun 2016, rajungan hanya boleh ditangkap dengan ukuran lebar karapas > 10 cm atau berat > 60 g ekor-1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bubu dengan escape gap terhadap ukuran hasil tangkapan rajungan berdasarkan experimental fishing. Percobaan lapang dilakukan pada bulan Januari - Februari 2019 di Desa Pangkahwetan, Kabupaten Gresik. Analisis data yang digunakan adalah regresi linier dan uji-t. Hasil analisis data didapatkan dimensi escape gap yang sesuai adalah 4,6 * 2,6 (p * t) cm. Hasil tangkapan dengan lebar karapas ≤ 10 cm pada bubu dengan escape gap lebih sedikit dari pada bubu tanpa escape gap (8% : 29%). Bubu dengan escape gap memiliki rata – rata berat yang lebih besar dari pada bubu tanpa escape gap (115,9 : 87,4). Uji-t menunjukkan t hitung < t tabel (1,981 < 2,037) sehingga penggunaan escape gap pada bubu lipat tidak berpengaruh nyata terhadap berat hasil tangkapan rajungan. Penelitian ini dimungkinan bisa memberikan hasil lebih nyata jika ulangan diperbanyak.
Kesediaan Membayar Terhadap Destinasi Wisata Omah Iwak Badher Bank Dewa Gede Raka Wiadnya; Sukandar Sukandar; A.P.W Marhendra; Anik Martinah Hariati; Ating Yuniarti; Citra Satrya Utama Dewi; Happy Nursyam; C Anam; Endang Yuli Herawati; muammar Kadhafi
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2021): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v5i2.3729

Abstract

Omah Iwak Badher Bank ialah salah satu destinasi wisata di Kabupaten Blitar yang dikelola oleh POKMASWAS Fajar Bengawan. Penelusuran reviewer pada google.co.id mendapatkan total 77 orang pemberi ulasan dengan rata-rata rating 4.5. Penelitian ini bertujuan untuk menilai rating destinasi terhadap responden terpilih, ialah mahasiswa S1 dan S3 Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan UB Malang. Total responden berjumlah 46 mahasiswa, 33 ialah mahasiswa S1 dan 13 mahasiswa S3. Kedua kelompok responden mendapat kesempatan yang sama untuk mengunjungi destinasi wisata. Rating dan penilaian terhadap destinasi dilakukan dengan memberikan 12 jenis pertanyaan kepada masing-masing resonden. Hasil penelitian mendapatkan bahwa rating responden mahasiswa S1 (3,7±0,57) dan S3 (3,7±0,48) lebih rendah dibandingkan dengan penilaian publik (4,5). Hal ini menunjukkan kualitas destinasi yang menjadi perhatian mahasiswa lebih tinggi dibandingkan dengan umum. Kesediaan membayar mahasiswa S1 (Rp. 150.000 Trip-1) pada destinasi wisata relatif lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa S3 (Rp. 250.000 Trip-1). Sebagai destinasi wisata baru, Omah Iwak Badher Bank perlu melakukan peningkatan jasa untuk meningkatkan kualitas destinasi.Kata Kunci: kesediaan membayar, jasa wisata, wisata alam, POKMASWAS Willingness-To-Pay To Omah Iwak Badher Bank Tourism DestinationABSTRACT Omah Iwak Badher Bank is one of the tourist destinations in Blitar Regency which is managed by POKMASWAS Fajar Bengawan. A reviewer search on google.co.id found a total of 77 reviewers with an average rating of 4.5. This study aimed to assess the destination rating of selected respondents, are undergraduate and doctoral students of the UB’s Faculty of Fisheries and Marine Science Malang. The total respondents were 46 students, 33 were S1 students and 13 were S3 students. Both groups of respondents received the same opportunity to visit tourist destinations. Rating and assessment of destinations was done by giving 12 types of questions to each respondent. The results found that the average rating of undergraduate student respondents was 3.7±0.57, and 3.7±0.48 for S3 students, respectively. These were lower than that of public assessment (4.5). This indivated that the quality of destination that are of concern to students is higher than the public. Willingness-t-pay of undergraduate students (Rp. 150,000 Trip-1) at tourist destinations was relatifly lower compared to doctoral students (Rp. 250,000 Trip-1). As a new tourist destination, Omah Iwak Badher Bank needs to improve its services to improve the quality of the destination.Keywords: willingness-to-pay, tourism services, nature tourism, POKMASWAS
Rancang Bangun dan Uji Hidrostatis Bubu Multifunnel Untuk Penangkapan Ikan Karang Eko Sulkhani Yulianto; Muhammad Arif Rahman; Mihrobi Khalwatu Rihmi; Sukandar Sukandar; Dewa Gede Raka Wiadnya; Ali Muntaha; Sunardi Sunardi
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiat.2021.007.01.3

Abstract

Bubu merupakan alat tangkap paling memungkinkan untuk penangkapan ikan hias karang. Namun dalam pengoperasiannya masih sering terjadi kegagalan akibat hempasan arus yang menyebabkan posisi bubu terbalik. Melalui rekayasa bubu lipat multifunnel, diharapkan permasalahan tersebut dapat dikurangi. Tujuan penelitian ini adalah merekayasa bubu lipat multifunnel, menghitung nilai hidrostatis serta uji coba penangkapan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan ekperimental fishing. Bubu lipat terdiri dari rangka besi, badan jaring, mulut bubu, tempat umpan serta pintu hasil tangkapan. Bubu didesain mempunyai enam mulut pada bagian sisi samping, bagian rangka hanya terdapat pada sisi atas dan bawah. Proses terbukanya bubu ketika dalam air karena adanya gaya apung pada rangka atas yang lebih besar dibandingkan gaya tenggelam pada rangka bawah. Besar gaya pada rangka atas -0,2344 kgf, rangka bawah 2,2753 kgf dan gaya total bubu sebesar 2,0409 kgf. Uji coba penangkapan memperoleh ikan kerapu, ikan kakatua dan morai.
Beardless Barb Cyclocheilichthys apogon (Valenciennes, 1842) (Cypriniformes: Cyprinidae) in Madura Island, Indonesia Veryl Hasan; Soemarno Soemarno; Maheno Sri Widodo; Dewa Gede Raka Wiadnya
BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Vol. 28 No. 3 (2021): BIOTROPIA Vol. 28 No. 3 December 2021
Publisher : SEAMEO BIOTROP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11598/btb.2021.28.3.1276

Abstract

Beardless Barb Cyclocheilichthys apogon (Valenciennes, 1842) is a species known from Southeast Asia, including Western Indonesia area (Borneo, Sumatra and Java). In Java Island, it was previously found in the mainland area. This paper provides the first record of C. apogon in the Lembung River, one of the major rivers in Madura Island, thereby extending the species distribution up to 150 km northeast from the earlier record. The specimens of C. apogon were characterized as follows: dorsal fin rays 12; anal fin rays 8–9; pectoral fin rays 17–18; lateral line scales 34–35. A description of detailed morfological characters of a specimen are provided.
Characteristics of Beach Seine Fishery of East Java: Facing Ministerial Decree of Marine Affairs and Fisheries No. 2/2015 Dewa Gede Raka Wiadnya; Budy Wiryawan; Marsoedi Marsoedi; Wahyu Endra Kusuma; Arief Darmawan
Research Journal of Life Science Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.48 KB) | DOI: 10.21776/ub.rjls.2017.004.01.9

Abstract

Catch biomass and time-trend perception of Beach seine fishery were studied during 2015, from four different sites in East Java: Padikde Madura, Santan Island Banyuwangi, Prigi Beach Trenggalek, and Dangkal Beach Pacitan. The study aimed to assess the impact of recently Ministerial Decree (No. 2/2015) on this particular fishery. Catch biomass was analyzed based on swept area method. Time trend perception was traced back from fishermen in relation to reduced catch biomass, catch size, habitat degradation, and income contribution from the fishery. The results showed that Beach Seines in East Java are considerably subsistence. It swept fixed-bottom habitats of 1–9 ha. Average catch biomass for all sites was 15±19.4 kg trip-1. With low price of fish catch, fishermen cannot place down their family income solely from this livelihood. Beach seine is more as to maintain tradition of subsistence. Fishermen clearly observed the reduced in catch biomass and catch size compared to what it used to be (±30 years ago). With very low contribution to total catch in the region, negligible impact to habitat degradation, and consumed no fuel subsidy, it is no real reason to include this gear in general ban through Ministerial Decree of Marine Affairs and Fisheries.
Uji Selektivitas Alat Tangkap Gillnet Millenium Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Kembung (Rastrelliger brachysoma) Alinda Putri Anggreini; Septiana Sri Astuti; Irfan Miftahudin; Putri Inova Novita; Dewa Gede Raka Wiadnya
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 1, No 1 (2017): JFMR VOL 1 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.198 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2017.001.01.5

Abstract

Keputusan Menteri No.2 2015 telah melarang semua trawl dan pukat tarik. Untuk mengimbangi kerugian tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengeluarkan jaring insang millenium (3,5 inci) dan  memberikannya untuk nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi selektivitas alat tangkap jaring insang millenium yang diluncurkan, yang menargetkan ikan kembung (R. brachysoma) dalam hasil tangkapannya. Penelitian dilakukan di Selat Madura, dengan membandingkan jaring insang millennium dengan jaring insang biasa (2,0 inci). Hasilnya menunjukkan kedua alat tangkap tersebut memiliki kategori panjang yang sama (18,28 ± 0,707951 untuk jaring insang millenium, dan 18,78 ± 0,92655 untuk jaring insang biasa). Semua ikan kembung (R.brachysoma) yang tertangkap ditemukan pada tahap kematangan penuh (tingkat kematangan III atau IV). Jaring insang umum menghasilkan biomassa tangkapan yang jauh lebih tinggi daripada jaring milenium (632 ekor), dikarenakan ukuran jaring yang lebih kecil. Jadi, kedua alat tangkap tersebut dianggap selektif untuk menangkap ikan kembung. Agar dapat diterima, diperlukan pengurangan ukuran jaring untuk jaring insang millenniumKata kunci : Gillnet millenium, selektivitas, kematangan gonad.
TEKNOLOGI KEJUTAN PANAS (HEAT.SHOCK) DALAM MENUNJANG PRODUKS| MASSAL PERCIL KATAK BENGGALA, Rana catesbeiana Dewa Gede Raka Wiadnya; Anik M. Hariati; A.P. Mahendra; Yanti Suryanti
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 8, No 3 (2002): (Vol.8 No.3 2002)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6471.353 KB) | DOI: 10.15578/jppi.8.3.2002.45-51

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Budidaya Perikanan Fakultas Perikanan UNIBRAW Malang, pada bulan September sampai dengan Desember 1998. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan dan metamorfosis kecebong katak benggala, Rana catesbeiana (Shaw). Penelitian dilakukan dalam dua unit resirkulasi sistem biofilter, masing-masing dilengkapidengan 12 akuarium.
Effect of Acute Toxicity of Commercial Organophosphate Insecticide Based on Chlorpyrifos on Fejervarya limnocharis Tadpoles (Anura: Dicroglossidae): Acute Toxicity of Commercial Chloropyrifos on Fejervarya limnocharis Tadpole Shima Ramadani; Agung Pramana Warih Marhendra; Dewa Gede Raka Wiadnya; Nia Kurniawan
Journal of Tropical Life Science Vol. 12 No. 2 (2022)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jtls.12.02.09

Abstract

Organophosphate pesticides, especially chlorpyrifos, are one of the most widely used insecticides in agriculture, but their toxicity and potential sensitivity effects on Anura, especially Fejervarya limnocharis are still unknown. The purpose of this investigation is to study F. limnocharis (Anura: Dicroglossidae) tadpole sensitivity to lethal (survivability) and sublethal effects (morphological alterations and swimming activity) of chlorpyrifos in Dursban 200EC commercial formula under acute exposure. An acute toxicity test was carried out on ten tadpoles (Gosner 25) in each repetition. The sample was obtained from artificial reproduction by injecting the Trial Batch 2000 IU hCG by Kings Lab. The acute toxicity testing consisted of three replicates with a chlorpyrifos concentration of 0; 0.4; 0.8; 1; 2; 4; and 8 µg/L. Physico-chemical parameters, mortality, morphological, and swimming alterations of each concentration were observed at 24th, 48th, 72nd, and 96th hours. The LC50 of chlorpyrifos for F. limnocharis tadpoles was 2.86 µg/L. The percentage of survivability F. limnocharis tadpoles decreased after exposure to chlorpyrifos above 1µg/L, while morphological alterations were observed in 2 µg/L and 4 µg/L after 48th hours exposure, and the swimming alterations have occurred at 24th hours in 1; 2; 4 and 8 µg/L. Morphological alterations were observed including asymmetrical body shape, edema, and abnormal tail shape. Based on the LC50 value, commercial chlorpyrifos has high-level toxicity on F. limnocharis tadpoles.Keywords: Acute, Chlorpyrifos, Dursban 200 EC, Fejervarya limnocharis, Tadpoles
Identifikasi Spesies Pendukung Perikanan Kembung dengan Alat Tangkap Purse Seine di Perairan Utara Probolinggo, Jawa Timur Dewa Gede Raka Wiadnya; Muhammad Arif Rahman; Ledhyane Ika Harlyan; Andi Khofifah Nurfadillah
Jurnal Kelautan Tropis Vol 26, No 1 (2023): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v26i1.16532

Abstract

Short mackerel is one of small pelagic species which is prioritized in fisheries management of East Java. The first steps to improve this fishery is to carry out stock assessment, the impact of fisheries on the environment, and effective management. This study aims to identify and categorize the species supporting the mackerel fishery in Fisheries Management Area (FMA) 712, especially those caught by purse seine vessels in IPPP Paiton, Probolinggo. This study found that there were two species of short mackerel, Rastrelliger branchysoma and R. kanagurta. There were 16 species interacting with this fishery, none of them were included in the Endangered, Threatened, and Protected (ETP) category based on the IUCN Redlist. These species are categorized into 2 groups, namely main secondary (5 species) and minor secondary (11 species), with the largest proportion being was goldstipe sardine. This information can be a start in the fisheries improvement program of short mackerel fishery in East Java. Future research related to the stocks, habitats and ecosystems of each species can be carried out to complete the information and support the formulation as well as implementation of fisheries improvement program of short mackerel fishery in East Java.  Ikan kembung merupakan salah satu jenis pelagis kecil yang menjadi prioritas dalam pengelolaan perikanan di Jawa Timur. Salah satu langkah awal untuk melakukan perbaikan perikanan ini adalah dengan melakukan penilaian terkait stok, dampak perikanan terhadap lingkungan, serta tata kelola atau pengelolaan yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkategorisasi spesies pendukung perikanan kembung pada Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 712, khususnya yang ditangkap oleh kapal-kapal purse seine dari IPPP Paiton, Probolinggo. Hasil penelitian mendapatkan bahwa ikan kembung yang tertangkap terdiri dari kembung perempuan (R. branchysoma) dan kembung lelaki (R. kanagurta). Spesies pendukung atau yang berinteraksi dengan perikanan ini ditemukan sebanyak 16 spesies, dengan tidak ada spesies yang masuk dalam kategori Endangered, Threatened, and Protected (ETP) berdasarkan Redlist IUCN. Spesies pendukung ini dikategorikan kedalam 2 kelompok, yaitu sekunder utama (5 spesies) dan sekunder minor (11 spesies), dengan proporsi terbesar adalah ikan tembang. Informasi ini dapat menjadi awal dalam proses perbaikan perikanan kembung di Jawa Timur. Penelitian lain terkait stok, habitat, dan ekosistem masing-masing spesies dapat dilakukan untuk melengkapi informasi dalam mendukung rumusan dan pelaksanaan program perbaikan perikanan kembung di Jawa Timur.
Pengembangan Amenitas dan Penguatan Tatakelola Wisata Kuliner Pantai Kondang Merak Kabupaten Malang Anik Martinah Hariati; Dewa Gede Raka Wiadnya; Condro Puspo Nugroho; Dyah Kinasih Wuragil; Surya Dewa Ramadhan; Buana Insan Kamil; Putri Nur Azizah; Elsa Syafi’ul Umma; Fitri Nur Azizah; Indria Graha Hayuningtyas; Muhammad Dailami
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 9, No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiat.2023.009.01.16

Abstract

Ekowisata pantai merupakan salah satu sektor ekonomi yang penting di Kawasan Malang Selatan, salah satunya adalah pantai kondang merak. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat strategis ini adalah untuk meningkatkan amenitas berupa pasar tradisional yang menjadi kebutuhan masyarakat kondang merak, meningkatkan tata Kelola wisata kuliner di Kawasan wisata Pantai Kondang Merak. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan 6 mahasiswa dalam kuliah kerja nyata tematik. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung, survey dan wawancara. Pasar yang dibangun memiliki ukuran 8x5 m, dengan tiang terbuat dari kayu dan atap digunakan sebagai tempat meletakkan solar panel untuk sumber energi terbarukan. Pendataan aspek sosial ekonomi di Pantai Kondang merak menunjukkan adanya beberapa hoestay, warung kuliner dan beberapa potensi wisata yang dapat dikunjungi masyarakat. Pengunjung pantai Kondang Merak lebih banyak ditemukan pada weekend dan hari libur daripada pada hari kerja.