Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

ANOMALI HUJAN BENGAWAN SOLO HILIR 1979 – 2017 SERTA KETERKAITANNYA DENGAN EL NIÑO DAN LA NIÑA Heri Mulyanti; Ayu Kurnia Ratna Sari
Rekayasa Sipil Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2019.013.01.4

Abstract

Rainfall anomaly associated with severe drought or flood. The research objective is to identified rainfall anomaly for 1979 – 2017 over Lower Bengawan Solo and its characteristic when El Nino or La Nina occur. Monthly data of 16 stasiuns used to analyze rainfall anomaly related to El Nino and La Nina. At specific years, it is found that wet anomaly occured 50% station (1989, 1995, 1998, and 1999). These years co-occurence with strong La Nina. Dry anomaly found at 1991, 1997, and 2002 which co-occurence with strong or moderate El Nino.
Penurunan Intensitas Hujan Ekstrem di Bengawan Solo Hilir dan Hubungannya dengan ENSO Heri Mulyanti; Harjono Harjono; Mrabawani Insan Rendra
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 18, No 1 (2020): April 2020
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.18.1.73-81

Abstract

Perubahan suhu global dapat mengubah sistem iklim, terutama presipitasi melalui peningkatan konveksi. Kondisi tersebut berpotensi terhadap kenaikan intensitas dan frekuensi hujan ekstrem. Hujan ekstrem merupakan sebab dari bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan kekeringan. Selain itu, pemanasan global berakibat pada El Nino/ Southern Oscillation (ENSO) dengan durasi kala ulang lebih pendek. ENSO berpengaruh terhadap iklim di sekitar wilayah monsunal Indonesia, terutama bagian timur.  Jawa bagian timur mengalami kekeringan ekstrem ketika ENSO positif kuat. Penelitian ini bertujuan untuk: a) mengidentifikasi perubahan curah hujan ekstrem di Bengawan Solo Hilir tahun 1979-2017; b) menjelaskan kejadian hujan ekstrem saat fenomena ENSO (El Niño/ Southern Oscillation). Penelitian menggunakan data curah hujan harian dari 16 stasiun hujan di Bengawan Solo Hilir mulai 1979 – 2017 (39 tahun) yang telah diuji homogenitas dan konsistensi. Data tersebut digunakan untuk memperoleh indeks ekstrem hujan berupa Rx1hari, Rx5hari, P95, P99, dan intensitas hujan harian. Tren hujan monotonik dihitung menggunakan statistik Mann-Kendall, adapun besarnya perubahan dianalisis menggunakan uji Sen’s slope. Hubungan antara hujan ekstrem dengan kejadian ENSO diketahui berdasarkan nilai korelasi Spearman-rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar stasiun hujan bagian timur-selatan mengalami penurunan hujan ekstrem berupa Rx1hari, P95, dan intesitas hujan harian (tren negatif) justru pada puncak musim hujan (Desember – Januari – Februari) dan transisi penghujan-kemarau (Maret-April-Mei). Penurunan hujan harian maksimum (Rx1hari) pada rentang 0,3 mm/tahun hingga 1,1 mm/tahun.  Kejadian ENSO tidak otomatis berakibat pada intensitas hujan ekstrem skala harian. Indeks ENSO dapat digunakan untuk analisis indeks ekstrem dengan skala kumulatif antarmusim maupun antartahun.  Hasil ini mengindikasikan bahwa variabel ENSO lebih tepat digunakan pada analisis kekeringan dan tidak berkaitan erat dengan bencana hidrometeorologi dalam skala pendek seperti banjir maupun banjir bandang.
Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung untuk Budidaya Jamur Merang Bagi Pemuda Desa Tambakmerak Kabupaten Bojonegoro Elika Febriati; Febri Novita Sari; Elana Firdayanti; Ilham Muchtar Ashari; Heri Mulyanti
Jurnal Abdimas Berdaya : Jurnal Pembelajaran, Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 02 (2019): Jurnal Abdimas Berdaya
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jab.v2i02.1

Abstract

Pemanfaatan limbah bonggol jagung untuk budi daya jamur merang merupakan upaya untuk mengurangi limbah hasil pertanian yaitu dari komoditas jagung. Agar budi daya jamur merang media bonggol jagung dapat memperoleh hasil yang maksimal maka perlu adanya pengoptimalisasian. Optimalisasi yang dilakukan dalam pemanfaatan bonggol jagung yaitu dengan memberikan pendampingan, dan pelatihan melalui penyuluhan, praktek, dan demonstrasi meliputi persiapan bahan, formulasi medium, pembuatan medium pertumbuhan jamur, dan manajemen pemeliharaan jamur. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini yaitu penyuluhan, praktek, dan pendampingan. Hasil pengabdian yang dapat dilihat dari segi dampak sosial ekonomi yaitu mampu memberikan motivasi kepada pemuda maupun masyarakat untuk lebih kreatif dalam berkarya melalui pemanfaatan barang-barang di sekitar karena selama ini belum pernah mendapatkan pengarahan ataupun motivasi yang memacu ekonomi kreatif warga. Serta, mampu menjadi pembuka cakrawala berpikir masyarakat untuk dapat memanfaatkan barang bekas atau limbah lainnya agar bernilai ekonomi, sehingga dapat dikonsumsi untuk sendiri maupun dipasarkan. Pengabdian ini dapat dikatakan berhasil ketika terdapat perubahan pengetahuan dan keterampilan masyarakat mengenai formulasi, pembuatan media pertumbuhan, serta teknik budidaya jamur merang memanfaatkan bonggol jagung. Kata Kunci : bonggol jagung, jamur merang, karang taruna
Keterkaitan Antara El Niño-Southern Oscillation (ENSO) Dengan Variabilitas Curah Hujan Bojonegoro Heri Mulyanti
Berkala Ilmiah Pertanian Vol 6 No 1 (2023): Februari
Publisher : Jember University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bip.v6i1.37221

Abstract

Indonesian climate, especially Java Island have been associated with El Niño-Southern Oscillation (ENSO). The research using rainfall station at Bojonegoro District from 1979 – 2009 to detect rainfall variability and its linkages with ENSO phenomenom. ENSO’s indexes then used to predict rainfall in Bojonegoro. Rainfall station was clustered using cluster analysis and then Mann-Kendall test used to predict rainfall trend of each cluster. There are 16 rainfall station that passed the rainfall test that can be conduct in the rainfall anomaly analysis. All stations have experienced both dry and wet anomalies during observation. Positive ENSO years have associated with more stations experienced dry anomalies; in other hand wet anomalies occurred more when negative ENSO. The stronger ENSO caused more extrem anomalies. There are obtained 5 clusters rainfall area over Bojonegoro District used HCA Ward method. Largest rainfall variations was experienced by cluster 5, Gondang and Jatiblimbing. Trend in rainfall only experienced by cluster 2 (Sumberejo and Mekuris) for December – January but another clusters didn’t experience such significant rainfall pattern change. October and November have been the most influenced month caused by ENSO; and positive ENSO anomaly caused prolonged dry season up to November. October and November’s rainfall can be predicted using SSTA Nino 3.4 index 3 months before.
Identifikasi Wilayah Hujan Di Kabupaten Bojonegoro Menggunakan Teknik Klaster Aglomerasi: Identification Rainfall Zone In Bojonegoro Regency Using Agglomerative Clustering Mulyanti, Heri
Jurnal Teknik Sipil Vol. 7 No. 2 (2022): De'Teksi : Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Universitas Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.753 KB) | DOI: 10.56071/deteksi.v7i2.396

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi wilayah hujan yang berada di Kabupaten Bojonegoro menggunakan data curah hujan tahunan. Penentuan wilayah hujan menggunakan teknik Agglomerative Hierarchical Cluster Analysis (HCA) dengan jarak Ward. Hasil penelitian memperlihatkan terdapat 5 klaster utama di wilayah Kabupaten Bojonegoro, yaitu klaster timur (Kecamatan Baureno), klaster utara (Kecamatan Bojonegoro), serta klaster di bagian selatan. Klaster bagian selatan, yaitu klaster 5 yang diwakili oleh Stasiun Jatiblimbing serta Gondang memperlihatkan variasi antartahun paling besar. Variasi besar ditunjukkan oleh curah hujan maksimum terbesar, minimum paling rendah, dan bersifat fluktuatif. Wilayah hujan klaster 5 tersebut sensitif terhadap gangguan iklim antartahun.
An insight from homogeneity testing of long-term rainfall datasets over East Java, Indonesia Mulyanti, Heri; Istadi; Gernowo, Rahmat
Journal of Emerging Science and Engineering Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : BIORE Scientia Academy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61435/jese.2024.e23

Abstract

Robust, reliable, and trustworthy ground observation datasets are the preliminary requirement for assessing the impact of climate change over regions. Principal testing to assess the quality of ground observation rely on the missing data and homogeneity result. The study used 40 years of monthly rainfall documented from different topographical features in the monsoonal region of East Java, Indonesia. The test included annual rainfall, early rainy season (October-November-December), and primary rain season (January-February-March). The homogeneity of rainfall determined by absolute technique: Pettitt’s test, the Standard Normal Homogeneity Test, the Buishand Rank Test, and the von Neumann Ratio. Among the time series, October-November-December observation results in better homogeneity. However, the rainfall datasets during primary rainy season showed the worst homogeneity. By performing annual and seasonal homogeneity test from 67 rainfall stations: 5 stations out of data length required, 5% stations ‘rejected’, 11% ‘suspect’, 11% ‘doubtful’, and 73% were ‘trusted’. Therefore, a total of 45 stations can be used as metadata for relative comparison and 7 stations can be considered to be useful for analysis despite ‘doubtful’. The remaining 10 stations need careful consideration to be used for future water management.  Change point detected particularly between the year of 1997 through 2000. Pettitt’s test has outstanding results in the case of extreme climatic anomaly, but less sensitive of continuous abrupt change. The von Neumann test could detect abnormal data, but was not suitable for datasets containing few extreme values. The insights from homogeneity testing were: a) it is important to remove any outliers in the datasets before conducting homogeneity testing, b) both parametric and nonparametric homogeneity tests should be performed, and c) comparisons should be made with surrounding rainfall stations. Comparison with trusted long-term rainfall data is valuable for stations labeled as ‘doubtful’ or ‘suspect’ to mitigate false detections in individual homogeneity tests. The identified ‘useful’ rainfall data can then serve as reference stations for relative homogeneity tests. These findings suggest that reference stations should be assessed within similar rainfall zones.  
Assessing Vulnerability of Agriculture to Drought in East Java, Indonesia: Application of GIS and AHP Mulyanti, Heri; Istadi, Istadi; Gernowo, Rahmat
Geoplanning: Journal of Geomatics and Planning Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/geoplanning.10.1.55-72

Abstract

Drought known as ‘silent killer’—unpredictable slow-moving hazard which cause severe damage to people and environment. Since agriculture is the first and foremost sector affected by drought, the risk of crop failure can be minimized by reducing vulnerability. Climate patterns can be considered as systematic conditions which are capable of assigning sensitivity regions to drought. Here, the study employs Oldeman’s Agro Climatic data as physical vulnerability indicator to assess and monitor the vulnerability of agriculture system to drought in East Java. The study used long-term monthly rainfall observation data to generate climatic map accompanied with socio-economic indicators to assess vulnerability of region to drought. Spatial distribution of vulnerability was mapped using Geographic Information Systems (GIS) combined with Analytic Hierarchy Process (AHP). The results show there are five categories of vulnerability to drought: very high, high, moderate, low, and very low based on standardized index. Madura Island, particularly Bangkalan, Sampang, and Sumenep considered as most vulnerable region to drought. In addition, most regions in the north plain of East Java, including Tuban, Lamongan, and Gresik categorized as highly vulnerable to drought. Factors affecting vulnerability are mostly related to drier climate which affect acreage and availability of irrigation. The socio-economic factors likewise smallholder farmers and poverty contribute to rising vulnerability level. South part of East Java, particularly Tulungagung and Blitar Regency was least vulnerable because of appropriate climate which induced to acreage of irrigated land. The study emphasizes the utilizing of Oldeman climate pattern as primary indicator in determining vulnerable regions. Smallholder farmers and poverty causing vulnerability in agriculture emerged as priority for further study. The results can provide new insights into drought management for most vulnerable regions by considering local climatic characteristics.
Penambahan Abu Sekam Padi Terhadap Perubahan Parameter Kimia Tanah Pada Lahan Agrosilvopastura Di Desa Bandungrejo Kecamatan Ngasem Wibowo, Candra Guruh Adi; Mulyanti, Heri; Elvania, Nindy Callista
Jurnal Sains Agro Vol 9, No 2 (2024): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jsa.v9i2.1537

Abstract

Penelitian ini menyelidiki pengaruh abu sekam padi pada lahan agrosilvopastura, dengan fokus pada perubahan suhu, pH tanah, dan kandungan N, P, K tanah. Penelitian dilakukan secara eksperimental kuantitatif menggunakan metode purposive sampling dan rencana acak lengkap (RAL). metode analisis data menggunakan analysis of variance (ANOVA) Hasilnya menunjukkan bahwa abu sekam padi mengubah suhu dan pH tanah, tetapi tanah yang diberi abu sekam padi tidak mengandung nitrogen (N) dan menunjukkan hambatan fosfor pada beberapa perlakuan. Namun perlakuan dengan 8% abu sekam padi memberikan hasil terbaik dengan kandungan fosfor dan kalium tinggi.
Edukasi Perubahan Iklim (EPI) Pelajar Sekolah Menengah: Perubahan Pengetahuan dan Sikap Mulyanti, Heri
Turast: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Vol 12, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/turast.v12i2.7139

Abstract

Global warming is a problem that will be faced by all young generations. The younger generation is expected to be the vanguard of a resilient society in the face of climate change, which is a result of global warming. The service is aimed at senior high school students (middle school age) at MTs Muhammadiyah Banjarnyar, Baureno, Bojonegoro Regency in April 2023. The activities take the form of socialization, discussions, and comparisons between pre-tests and post-tests. Pre- and post-event tests encompass aspects of knowledge and attitude. The service is expected to provide an understanding for students regarding the phenomena, actions, and reactions to climate change. The knowledge aspect shows an increase, while the attitude aspect does not exhibit a significant positive change. An educational program is needed to guide students to witness the effects of climate change firsthand, thereby transforming it into tangible actions.
Analisis Kualitas Buangan Air Limbah Unit Pengolahan Migas (Kilang) PPSDM Migas Cepu Evi Cici Kumala; fjasmine, Marshada; A. P. Rimansa, Salwa; Amalia, Faza; Mulyanti, Heri; Mahendra Kusuma, Rieza
Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Pembangunan Berkelanjutan
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpb.v7i2.37417

Abstract

Pencemaran lingkungan di sekitar sungai Bengawan Solo terjadi akibat adanya buangan limbah yang tidak dikelola dengan baik sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan terutama dibadan air. Untuk itu PPSDM Migas Cepu sebagai penghasil limbah cair dari proses pengolahan minyak melakuan proses pengolahan limbah cair sebelum dibuang ke badan air ke badan air, sehingga limbah yang dibuang tidak melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pengolahan air limbah di PPSDM Migas Cepu dalam memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2010. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei lapangan dan eksperimental di laboratorium, dengan pengambilan sampel air limbah dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PPSDM Migas Cepu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 parameter air limbah yang diuji telah memenuhi baku mutu, yaitu pH, temperatur, BOD5, COD, amonia, minyak dan lemak, dan fenol. Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan air limbah di PPSDM Migas Cepu cukup efektif dalam menghilangkan pencemar air limbah, namun perlu dilakukan perbaikan untuk mencapai kepatuhan terhadap standar baku mutu sulfida. Penelitian ini memberikan informasi penting tentang efektivitas pengolahan air limbah di PPSDM Migas Cepu dan membantu dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kualitas air limbah dan melindungi lingkungan.