Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

ANALISIS HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSEMENT AND RISK CONTROL (HIRARC) PERTAMBANGAN TRADISONAL WONOCOLO Sari, Andini Ratna; Callista E, Nindy; Mulyanti , Heri
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.46907

Abstract

Salah satu industri yang memiliki risiko tinggi adalah sektor pertambangan. Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia Kementerian ESDM dalam 3 tahun terakhir 2022-2024) menunjukan terdapat 679 kasus kecelakaan kerja dengan jumlah kematian 132 kasus sisanya 547 dengan kasus ringan hingga berat. Kabupaten Bojonegoro merupakan wilayah penghasil minyak mentah di Provinsi Jawa Timur. Di kawasan desa Kedewan, 30 kilometer dari kabupaten Bojonegoro, sedikitnya hingga saat ini tersisa 40%  sumur minyak produksi dari 700 titik sumur yang di masa lalu menjadi kekuasaan kolonial sumur-sumur itu tersebar di desa Wonocolo dan Hargomulyo, dengan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui potensi bahaya dan menganalisis risiko kerja yang kemungkinan besar terdapat pada area pertambangan minyak tradisional wonocolo khususnya pada pengolahannya dengan pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control) karena belum ada penelitian yang dilakukan pada pertambangan minyak tradisional Wonocolo, dan kebanyakan tambang tradisional sering beroperasi tanpa adanya pengawasan dari pihak terkait. Hasil menunjukkan bahwa analisis resiko yang terjadi meliputi fisik, kimia, ergonomi dan psikologis. Pada penilaian risiko terdapat kategori low sebanyak 3 kegiatan yaitu terluka akibat benda tajam, tertimpa yang menyebabkan terluka, tertimpa benda berat. Penilaian risiko tingkat medium ada 3 kegiatan yaitu terkilir, tertekan, stress. Terakhir penilaian risiko tingkat high ada 4 yaitu terbakar, terpeleset dan jatuh, terpapar asap beracun, dan terpapar uap minyak. Pengendalian risiko dilakukan dengan tindakan rekayasa dan administratif, seperti penimbunan tanah yang licin, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), dan pemasangan spanduk atau poster yang mengingatkan pekerja untuk beristirahat  yang cukup dan menggunakan APD