Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ANALISIS KAPASITAS TANGGUL SUNGAI KALI LAMONG AKIBAT BANJIR TAHUNAN DALAM KONDISI TERENDAM SEBAGIAN DAN SELURUHNYA DENGAN SOFTWARE HEC-RAS 5.0 Ikhsan, Cahyono
Dinamika Teknik Sipil: Majalah Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13/No.1/Juli 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (718.95 KB) | DOI: 10.23917/dts.v13i1.11592

Abstract

Sungai Kali Lamong setiap tahun mengalami banjir disebabkan debit aliran yang masuk ke penampang lebih besar dari daya tampungnya. Kapasitas tampungan berkurang karena adanya tumpukan sedimen di dasar sungai yang mengakibatkan kapasitas tampungan menjadi kecil, sehingga air melimpas melewati penampang namun masuh ditahan oleh tanggul kanan kiri sungai. Tanggul mengekang air banjir sehingga permukaan air meningkat, menggenang dan merendam tanggul mulai dasar sampai dengan puncak tanggul. Sungai Kali Lamong memiliki penampang berbentuk trapezium,  dengan lebar bawah  30 m dan lebar atas 40 m dengan kedalaman penampang 6 m. Tinggi tubuh tanggul pada kanan kiri penampang sungai adalah 2,1 m dan elevasi puncak mencapai +6,50 m. Analisis debit banjir rancangan dengan software HEC-RAS versi 5.0 dimulai dari debit air normal sampai dengan debit air banjir kritis puncak tanggul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debit aliran 100 m3/dt setara dengan elewasi muka air laut, sedangkan debit 1000 m3/dt setara dengan elevasi maksimal permukaan sungai dan pada debit rancangan 1500 m3/dt, ketinggian muka air banjir mencapai elevasi  puncak tanggul.Kata kunci: sungai kali lamong,kapasitas tanggul, debit banjir
ANALISIS KAPASITAS TANGGUL SUNGAI KALI LAMONG AKIBAT BANJIR TAHUNAN DALAM KONDISI TERENDAM SEBAGIAN DAN SELURUHNYA DENGAN SOFTWARE HEC-RAS 5.0 Ikhsan, Cahyono
Dinamika Teknik Sipil: Majalah Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13/No.1/Juli 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (718.95 KB) | DOI: 10.23917/dts.v13i1.11592

Abstract

Sungai Kali Lamong setiap tahun mengalami banjir disebabkan debit aliran yang masuk ke penampang lebih besar dari daya tampungnya. Kapasitas tampungan berkurang karena adanya tumpukan sedimen di dasar sungai yang mengakibatkan kapasitas tampungan menjadi kecil, sehingga air melimpas melewati penampang namun masuh ditahan oleh tanggul kanan kiri sungai. Tanggul mengekang air banjir sehingga permukaan air meningkat, menggenang dan merendam tanggul mulai dasar sampai dengan puncak tanggul. Sungai Kali Lamong memiliki penampang berbentuk trapezium,  dengan lebar bawah  30 m dan lebar atas 40 m dengan kedalaman penampang 6 m. Tinggi tubuh tanggul pada kanan kiri penampang sungai adalah 2,1 m dan elevasi puncak mencapai +6,50 m. Analisis debit banjir rancangan dengan software HEC-RAS versi 5.0 dimulai dari debit air normal sampai dengan debit air banjir kritis puncak tanggul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debit aliran 100 m3/dt setara dengan elewasi muka air laut, sedangkan debit 1000 m3/dt setara dengan elevasi maksimal permukaan sungai dan pada debit rancangan 1500 m3/dt, ketinggian muka air banjir mencapai elevasi  puncak tanggul.Kata kunci: sungai kali lamong,kapasitas tanggul, debit banjir
The Effect Of Lamong River Flow Diversion To Bed Surface Degradation Ikhsan, Cahyono
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 22, No 2 (2020): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v22i2.24449

Abstract

Abstract Kali Lamong River with a trapezoidal channel shape has a bottom width of about 30 m, a top width of 40 m and a depth of 3.5 m. In one of the river segments, the basis is in the form of a fixed bed and it is assumed that there is no sediment transport in this section. On the downstream side after the fixed bed section, the river segment is a mobile bed with river bed material that has an average grain diameter of 1.5 mm, a relative mass density of 2.6, and porosity of 0.3. Flowrate with Q50 is 1000.00 m3/sec with a maximum flow speed of 15 m/sec. Riverbed degradation will occur initially at the upstream point in the fixed and mobile beds. Depth of riverbed degradation calculated by the Parabolic model of 80.00 cm / year based on the solution of the equation.
The Effect Of Lamong River Flow Diversion To Bed Surface Degradation Ikhsan, Cahyono
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v22i2.24449

Abstract

Abstract Kali Lamong River with a trapezoidal channel shape has a bottom width of about 30 m, a top width of 40 m and a depth of 3.5 m. In one of the river segments, the basis is in the form of a fixed bed and it is assumed that there is no sediment transport in this section. On the downstream side after the fixed bed section, the river segment is a mobile bed with river bed material that has an average grain diameter of 1.5 mm, a relative mass density of 2.6, and porosity of 0.3. Flowrate with Q50 is 1000.00 m3/sec with a maximum flow speed of 15 m/sec. Riverbed degradation will occur initially at the upstream point in the fixed and mobile beds. Depth of riverbed degradation calculated by the Parabolic model of 80.00 cm / year based on the solution of the equation.
PEMBUATAN LAPISAN PELINDUNG (ARMOURING) SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK STABILITAS DASAR PERMUKAAN SUNGAI Ikhsan, Cahyono
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 14, No 1 (2012): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v14i1.14455

Abstract

Abstrak: Gradasi butir sedimen yang bergerak di dasar saluran atau sungai dengan berbagai variasi ukuran material menyebabkan terjadinya proses selective erosion selama proses aliran, yang memungkinkan terjadi perubahan struktur lapisan dasarnya. Terbentuknya lapisan armour secara alamiah dapat mempertahankan bentuk konfigurasi dasar sungai tersebut, namun bagaimana proses pembentukan lapisan armour, perubahan struktur lapisan penyusunnya serta kekasaran permukaannya menjadi sesuatu yang penting pada pencapaian  tujuan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Hidraulika menggunakan perangkat utama  sediment-recirculating flume terbuat dari plexiglass berdimensi lebar 0,60 m, panjang 10,00 m, tinggi 0,45 m serta kemiringan dasar yang dapat diatur hingga 3%. Flume ini dilengkapi dua pompa yang berkapasitas debit sampai dengan 150 l/dt. Material yang dipakai dicampur dengan komposisi 70% gravel, 30% pasir. Running dilakukan pada debit konstan, baik pada saat debit aliran low flow maupun hight flow, dan untuk setiap ranning terdapat 3 fase yaitu fase equilibrium, fase armour. Instrumen yang digunakan antara lain digital currentmeter, point gauge meter, sediment feeder, sediment trap, dan dibantu software surfer 8.0. Hasil penelitian tersebut dapat menggambarkan proses terjadinya armouring didasarkan pada kondisi aliran dan perilaku sedimen dasar bergerak, yang dinyatakan dengan adanya perubahan struktur lapisan dasar dan perubahan topografi permukaan dasar. Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya  sedimen dasar yang bergerak pada struktur lapisan mengakibatkan terbentuknya lapisan armouring yang berpengaruh pada stabilitas dasar saluran dan aman terhadap bahaya erosi dan degradasi.
ANALISIS DISTRIBUSI KECEPATAN ALIRAN PADA DAERAH SUDETAN WONOSARI SUNGAI BENGAWAN SOLO Zulhusni, Atsari Fildzah; Ikhsan, Cahyono; Suyanto, Suyanto
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.33 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36845

Abstract

Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah dan di beberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Setiap perencanaan bangunan air membutuhkan data debit aliran, dari data debit tersebut didapatkan data kecepatan aliran dalam waktu tertentu. Perkiraan kecepatan arus pada suatu aliran dilakukan dengan pengukuran di tempat yang mudah dijangkau pada penampang yang ditinjau bahkan dilakukan secara acak, sehingga hasil yang diperoleh sering tidak dapat mewakili kondisi yang sebenarnya secara tepat. Terjadinya kesalahan dalam pengukuran akan berdampak pada perkiraan jumlah debit aliran yang terjadi sehingga akan berpengaruh terhadap perencanaan bangunan secara keseluruhan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui distribusi kecepatan aliran dari cross section atau potongan melintang di lapangan dengan menggunakan metode Point Intregated Sampling (PIS) di Sudetan Wonosari Sungai Bengawan Solo, perbandingan kecepatan aliran sungai di hulu, sudetan dan hilir, jenis aliran yang terjadi pada aliran lur us maupun tikungan dari pengaruh kecepatan aliran sungai. Kemudian hasil debit yang diperoleh diplot dengan menggunakan program HEC-RAS 4.0 untuk mencari tinggi muka air. Data dari lapangan diolah dan dianalisis. Jenis aliran ditentukan dengan menggunakan Bilangan Froude dan Bilangan Reynolds. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan aliran dari hulu ke sudetan turun sebesar 0,07%, sudetan ke hilir naik sebesar 3,27%, debit dari hulu ke sudetan turun sebesar 2,38%, sudetan ke hilir turun sebesar 15,69%. Aliran yang didapat yaitu aliran turbulen dan subkritis.
KAJIAN DEBIT RANCANGAN BANJIR DAN KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI BAKI Azhari, Dony; Ikhsan, Cahyono; Sobriyah, Sobriyah
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (885.692 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36850

Abstract

Permasalahan banjir pada beberapa kota di Indonesia ini sudah ada sejak lama dan sering kali menjadi bencana yang merugikan berbagai pihak. Pada musim penghujan, daerah di tempuran antara Sungai Baki dengan Bengawan Solo rawan terjadi banjir dikarenakan tingginya elevasi muka air Bengawan Solo yang kemudian menyebabkan terjadinya aliran arus balik air pada pertemuan sungai.. Upaya-upaya untuk pengendalian banjir pun telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui elevasi arus balik air akibat pertemuan Sungai Baki dengan Bengawan Solo, kemampuan saluran Sungai Baki dalam menampung debit banjir, dan memberikan cara penanggulangan banjir dari analisis HEC RAS. Pada penelitian ini menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan untuk mengetahui debit banjir maksimum di Sungai Baki adalah metode Rasional. Sedangkan metode yang digunakan dalam perhitungan profil muka air yaitu metode tahapan standar. Dalam perhitungannya panjang sungai acuan di Bengawan Solo dibagi menjadi beberapa pias. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder bulan Desember 2007. Hasil analisis dan perhitungan debit maksimum di Sungai Baki dengan metode Rasional sebesar 1.138,858 m3/ detik. Debit yang mengalir di Bengawan Solo diketahui dari lengkung debit sebesar 1.904,7 m3/ detik. Perhitungan elevasi muka banjir di pertemuan sungai dengan metode tahapan standar sebesar 11,388 m. Berdasarkan analisis dengan program HEC RAS, dapat dilihat bahwa profil muka air yang terjadi di sungai Baki lebih tinggi dari tanggul sekitar. Oleh karena itu, dalam penelitian melakukan skenario simulasi pengendalian banjir dengan pemasangan tanggul dan kolam retensi yang dikombinasikan dengan pemasangan tanggul.
EVALUASI TINGGI MUKA AIR KALI MUNGKUNG SRAGEN TERHADAP ELEVASI BANJIR SUNGAI BENGAWAN SOLO Risdiyanto, Yudi; Ikhsan, Cahyono
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.483 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36866

Abstract

Kali Mungkung merupakan anak sungai yang bermuara ke Sungai Bengawan Solo. Jika ketinggian muka air sungai utama lebih tinggi dari anak sungai maka akan terjadi pembendungan terhadap saluran anak sungai. Kondisi ini mengakibatkan aliran anak sungai kembali ke hulu atau disebut backwater. Penelitian ini dilakukan di ruas Kali Mungkung dengan pertemuan Sungai Bengawan Solo. Analisis hidrologi dilakukan untuk menentukan besarnya debit banjir rencana periode ulang untuk Kali Mungkung. Tinggi muka air pada pertemuan sungai digunakan data dari hasil studi terdahulu pada DAS Bengawan Solo Hulu oleh BBWS Bengawan Solo. Analisis hidrolika dilakukan dengan melakukan simulasi dengan program HEC-RAS. Simulasi pertama yaitu kondisi penampang eksistig Kali Mungkung. Kondisi ke dua yaitu simulasi dengan penampang normalisasi. Kondisi ke tiga yaitu simulasi dengan mereduksi debit banjir rencana untuk penampang normalisasi (penerapan sumur resapan). Dari analisis hidrologi didapatkan debit banjir Kali Mungkung periode ulang Q5 = 375 m3/det, Q10 = 408 m3/det dan Q50= 480 m3/det. Hasil simulasi hidrolika kondisi eksisting terjadi limpasan banjir pada 22 titik. Hasil simulasi hidrolika dengan penampang normalisasi mampu mengurangi limpasan banjir menjadi 15 titik. Reduksi debit banjir rencana sebesar 20% dengan penerapan sumur resapan untuk penampang normalisasi mampu mengurangi limpasan banjir menjadi 10 titik.
Environmental Degradation Analysis of Former Bengawan Solo River Lake Ecosystem Ade Yudono, Andi Renata; Suntoro, Suntoro; Danisworo, Conrad; Ikhsan, Cahyono
Indonesian Journal of Geography Vol 56, No 3 (2024): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijg.97906

Abstract

The ecosystem of the former river section lake in the research area formed by the straightening of the river and located in the Sub-Urban area, faces significant environmental degradation such as pollution, erosion, and water shrinkage that threaten its sustainability. The magnitude of environmental degradation that occurs needs to be studied because it can result in a reduction in clean water and shallowing of the lake. Compared with lakes such as Poyang Lake in China, which has experienced a decline in water quantity and quality due to seasonal fluctuations, climate change and waste, this study offers a similar perspective by highlighting the interaction of natural and human factors, and adds a new dimension related to degradation caused by erosion. This study uses a comprehensive approach, namely by combining image analysis, field measurements using measuring sticks, USV, geodetic GPS, laboratory analysis, and interviews. The results of the study indicate that the lake water quality status ranges from "moderately polluted" to "heavily polluted," while the groundwater quality varies from "meets quality standards" to "lightly polluted." The high water quality status is caused by human activities and land conditions, as well as the high rate of erosion around the lake reaching 289.63 tons/ha/year, with an average soil loss of 0.11 tons/year. In addition, the lake in the study area has shrunk by up to 72% due to seasonal fluctuations and climate change. Based on this, effective management is needed to maintain the ecological balance and environmental health of the former river section lake.
Literature Review: Pengolahan Data Statistik dan Uji Signifikansi pada Persentase Penurunan BOD, COD, dan TSS Limbah Cair dengan Penambahan Bakteri Probioti Firmansyah, Indra; Utomo, Budi; Ikhsan, Cahyono
Sustainable Civil Building Management and Engineering Journal Vol. 2 No. 3 (2025): July
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/scbmej.v2i3.3947

Abstract

Limbah cair merupakan salah satu penyebab utama pencemaran lingkungan yang dapat mengancam ekosistem, sehingga diperlukan proses pengolahan yang efektif untuk mengurangi dampaknya. Berbagai upaya pengendalian telah dilakukan, dan salah satu alternatif teknologi terbaru adalah penambahan bakteri probiotik ke dalam proses pengolahan. Bakteri probiotik terbukti memiliki kemampuan menurunkan kadar parameter kualitas air limbah, yaitu BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), dan TSS (Total Suspended Solids). Berdasarkan hasil telaah, ditemukan tiga jenis probiotik yang paling banyak digunakan, yaitu Lactobacillus, Bacillus, dan kombinasi keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah data dan menguji apakah penurunan nilai parameter BOD, COD, dan TSS setelah penambahan bakteri probiotik signifikan secara statistik, mengklasifikasikan persentase penurunan nilai tersebut ke dalam kategori rendah, sedang, dan tinggi, serta menguji perbedaan signifikan dalam penurunan parameter antara ketiga jenis bakteri secara statistik. Metode yang digunakan adalah pengolahan data sekunder yang diperoleh dari jurnal-jurnal relevan, kemudian diproses menggunakan IBM SPSS Statistics. Analisis dilakukan melalui statistik deskriptif, uji normalitas, dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penambahan bakteri probiotik berhasil menurunkan kadar BOD, COD, dan TSS secara signifikan berdasarkan uji Wilcoxon Rank-Test (p < 0,05), dengan BOD turun dari 2.100 mg/L menjadi 70 mg/L dan COD dari 132 mg/L menjadi 38,1 mg/L. (2) Distribusi nilai persentase penurunan menunjukkan bahwa mayoritas data untuk ketiga parameter (BOD, COD, dan TSS) berada pada kategori sedang, yang mencerminkan efektivitas pengolahan yang baik secara umum. Namun, beberapa data di kategori rendah menunjukkan perlunya optimalisasi, sementara kategori tinggi menunjukkan potensi hasil optimal. (3) Hasil uji ANOVA menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antar jenis bakteri (Lactobacillus, Bacillus, dan kombinasi keduanya) terhadap penurunan BOD, COD, dan TSS (p > 0,05), yang mengindikasikan bahwa pemilihan jenis bakteri tidak mempengaruhi efektivitas, sehingga fokus sebaiknya diarahkan pada pengelolaan proses pengolahan limbah cair.