Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Studi penempatan Circuit Breaker Outgoing (CBO) dan perhitungan relay pada Penyulang Puma berdasarkan pembacaan arus maksimal di Gardu Induk PLN New Bintaro Agusutrisno Agusutrisno; Wahyu Prabowo; Bayu Bagoes Wicaksono
Jurnal Teknika Vol 16, No 1 (2020): Edisi Juni 2020
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v16i1.7721

Abstract

Dalam penyaluran listrik seringkali mengalami gangguan atau arus hubung singkat yang disebabkan oleh banyak hal. Dari arus gangguan hubung singkat tersebut akan berdampak pada penurunan kualitas peralatan listrik yang ada di gardu induk maupun gardu distribusi. Untuk itu diperlukannya studi proteksi untuk mengamankan atau melindungi dari gangguan tersebut. Telah berhasil dilakukan studi tentang tentang optimalisasi fungsi circuit breaker outgoing (CBO) sebagai sistem perlindungan pada Penyulang Puma Gardu Induk New Bintaro PLN. Metode yang digunakan adalah metode perhitungan berdasarkan data yang bersumber dari spesifikasi Gardu Induk New Bintaro PLN. Berdasarkan hasil perhitungan arus gangguan hubung singkat, maka CBO harus ditempatkan yaitu 50 % dari panjang Penyulang Puma. Hasil perhitungan pada OCR didapat arus setting primer 157,5 A, nilai konstanta setting 0,143, dan waktu kerja relay 0,297 detik. Sedangkan perhitungan pada ground fault relay (GFR) didapat arus setting primer 41, 506 A, nilai konstanta setting 0,136 dan waktu kerja relay 0,273 detik. Sehingga waktu yang dibutuhkan CBO untuk memutus arus gangguan hubung singkat sangat cepat yaitu untuk arus gangguan hubung singkat 3 phasa sebesar 0,297 detik dan arus gangguan hubung singkat 1 phasa sebesar 0,273 detik. In the distribution of electricity often experience interference or short circuit current caused by many things. The short-circuit fault current will have an impact on the decline in the quality of electrical equipment in substations and distribution substations. For this reason, protection studies are needed to secure or minimize these disturbances. A successful study has been carried out on optimizing the role of circuit breaker outgoing (CBO) as a protection system for the New PLN Bintaro Substations. The method used is a calculation method based on data sourced from PLN New Bintaro Substations. Based on the calculation of the short circuit fault current, then the CBO must be placed at 50% of the length of the puma feeder. The calculation results obtained on the OCR primary setting current 157.5 A, the value of the constant setting 0.143, and the working time of the relay 0.297 seconds. For the calculation on the ground fault relay (GFR), the primary setting current is 41, 506 A, the value of the setting constant is 0.136 and the relay working time is 0.273 seconds. So the time needed for CBO to break the short circuit fault current is very fast, namely for the 3 phase short circuit fault current of 0.297 seconds and the 1 phase short circuit fault current of 0.273 seconds.
Rancang Bangun Pemonitor kWH Meter Berbasis Internet of Things Suhendar Suhendar; Anggoro Suryo Pramudyo; Bayu Bagoes Wicaksono
Setrum : Sistem Kendali-Tenaga-elektronika-telekomunikasi-komputer Vol 12, No 1 (2023): Edisi Juni 2023
Publisher : Fakultas Teknik Elektro - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/setrum.v12i1.20424

Abstract

Mayoritas pengguna tidak dapat mengelola penggunaan listrik dengan baik dengan baik seperti lupa mematikan lampu saat bepergian, kipas angin elektronik tetap menyala, televisi yang dibiarkan hidup karena ditinggal tidur, lupa mengoffkan air conditioner, dan penggunaan barang elektronik lainnya yang tidak perlu menjadi faktor penyebab terjadinya pemborosan listrik. Hal ini pun menjadi pemicu tingginya tagihan listrik yang semakin naik harga tiap kWH-nya. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan merancang bangun pemonitor kWh meter untuk memantau penggunaan energi listrik berbasis internet of things. Hasil penelitian menunjukkan bahwa smart mobile kWh meter berbasis Internet of Things (IoT) dapat diakses menggunakan smartphone berbasis android. Parameter listrik yang dapat dimonitor mencakup tegangan, arus, daya, dan serapan energi.  Keempat parameter tersebut terbaca dengan akurat melalui sinyal sensor PZEM004T yang memiliki tingkat ketelitian sebesar 97,7%. Hasil pembacaan nilai tegangan, arus, daya, energi, dan biaya listrik ditampilkan secara real time untuk memudahkan proses monitoring. Smart mobile kWh meter memberi keleluasaan untuk memonitor penggunaan listrik pada ruang lingkup pengguna yang lebih luas, termasuk  menyajikan data riwayat penggunaan beban yang juga dapat dicetak terpisah ketika kWh meter milik PLN mengalami kerusakan.