Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Transmission and reflection of waves on curtain wall breakwater Subekti Subekti; Ahmad Shulhany
Jurnal Teknika Vol 17, No 1 (2021): Available Online in June 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v17i1.11026

Abstract

Judul: Gelombang transmisi dan refleksi pada pemecah gelombang dinding tiraiTitle: Transmission and reflection of waves on curtain wall breakwater Pemecah gelombang sangat dibutuhkan pada kolam pelabuhan untuk mendapatkan perairan yang tenang sehingga kapal dapat naik/turunkan penumpang dan bongkar-muat barang secara aman dan nyaman. Pemecah gelombang dinding tirai merupakan salah satu pemecah gelombang yang hemat material jika dibandingkan dengan tipe pemecah gelombang tipe urugan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kedalaman dinding pada pemecah gelombang dinding tirai dan kecuraman gelombang datang terhadap nilai gelombang transmisi dan gelombang refleksi. Penelitian ini dilakukan dengan model fisik pada saluran gelombang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin dalam dinding terendam relative terhadap kedalaman (h/d) pemecah gelombang dinding tirai maka nilai koefisien gelombang transmisi (Kt)  semakin rendah dan semakin tinggi nilai wavestepness (Hi/L) dari gelombang datang makanilai koefisien transmisi gelombang semakin rendah juga. Adapun koefisien gelombang refleksi (Kr) berlaku sebaliknya. Breakwaters are needed in harbour pools to get calm waters so that ships can board/unload passengers and load and unload goods safely and comfortably. The curtain wall breakwater is one of the material-efficient breakwaters when compared to the fill type breakwater. This research aimed to ascertain the influence of the wall's depth on the curtain wall breakwater and the steepness of the incident wave on the transmission and reflection wave values. This research was conducted with a physical model on the wave channel. Based on the results of the study indicate that the more profound the submerged wall relative to the depth (h/d) of the curtain wall breakwater, the lower the value of the wave transmission coefficient (Kt) and the higher the wave steepness (Hi/L) value of the incident wave, the lower the wave transmission coefficient value too. The reflection wave coefficient (Kr) is the opposite.
Analisis dan Evaluasi Kapasitas Sistem Drainase di Perumahan Dasana Indah Kabupaten Tangerang Aditya Widiastomo; Restu Wigati; Bambang Adhi Priyambodho; Subekti Subekti; Ngakan Putu Purnaditya
Jurnal Fondasi Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/fondasi.v11i2.17024

Abstract

Banjir menjadi salah satu permasalahan yang terjadi setiap tahunnya terutama pada kawasan padat penduduk, seperti di Perumahan Dasana Indah Kabupaten Tangerang. Dampak banjir dapat mengganggu aktivitas masyarakat,  menimbulkan kerugian sosial, ekonomi, dan kesehatan. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kapasitas saluran drainase pada Perumahan Dasana Indah Tangerang dapat menampung besaran debit banjir rencana kala ulang 5 tahun dan mendapatkan solusi. Data yang digunakan  adalah data sekunder (berupa data curah hujan dan luas daerah tangkapan) dan data primer (berupa pengukuran dimensi saluran eksisting).  Analisis distribusi curah hujan yang terpilih adalah Distribusi Gumbel, intensitas curah hujan dengan Metode Mononobe, perhitungan banjir menggunakan Metode Rasional, dan kecepatan saluran dengan Metode Manning. Hasil dari penelitian didapatkan saluran 1 (QS1 = 2,081 m3/s < QT1 = 3,231 m3/s); saluran 2 (QS2 = 2,161 m3/s < QT2 = 4,331 m3/s); dan saluran 3 (QS3 = 2,135 m3/s < QT3 = 4,525 m3/s). Solusi untuk mengatasi masalah banjir pada saluran-saluran tersebut adalah dengan merencanakan ulang dimensi, yaitu saluran 1 (b1 = 1,712 m, y1 = 0,856 m, w1 = 0,214 m, H1 = 1,070 m); saluran 2  (b2 = 2,010 m, y2 = 1,005 m, w2 = 0,251 m, H2 = 1,256 m); dan saluran 3 (b3 = 1,840 m, y3 = 0,920 m, w3 = 0,230 m, H3 = 1,150 m). Juga dapat dilakukan alternatif perencanaan sesuai lebar sealuran yang ada, yaitu  saluran 1 (b1 = 1,400 m, y1 = 1,057 m, w1 = 0,264 m, H1 = 1,321 m); saluran 2  (b2 = 1,500 m, y2 = 1,378 m, w2 = 0,345 m, H2 = 1,723 m); dan saluran 3 (b3 = 1,400 m, y3 = 1,232 m, w3 = 0,308 m, H3 = 1,541 m).
Edukasi perlindungan pantai wilayah pesisir (Pulo Panjang, Serang, Banten) Subekti Subekti; Andi Maddeppungeng; Mahmudin Mahmudin; Yusril Hadi; Ahmad Shulhany
Civil Engineering for Community Development (CECD) Vol 1, No 1 (2022): Civil Engineering for Community Development
Publisher : Department of Civil Engineering Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/cecd.v1i1.17252

Abstract

Pulo Panjang merupakan sebuah desa yang wilayahnya berupa pulau kecil yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Berdasarkan hasil survei dengan mendatangi lokasi yang terdampak bencana pada wilayah pesisir Pulo Panjang sering terjadi bencana banjir banjir, rob (air pasang), erosi dan abrasi pantai. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana erosi dan abrasi pantai yang terjadi di wilayah Pulo Panjang. Metode digunakan dalam pengabdian masyarakat in adalah memberdayakan masyarakat dengan Edukasi Perlindungan Pantai Wilayah Pesisir (Pulo Panjang, Serang - Banten) guna membangun kesadaran masyarakat tentang potensi bencana pada pesisir Pulo Panjang dan tindakan mitigasi dapat dilakukan oleh masyarakat setempat. Kegiatan edukasi dalam 2 (dua) bentuk kegiatan yaitu sosialisasi/diskusi potensi bencana wilayah pesisir dan edukasi mitigasi bencananya dengan masyarakat Pulo Panjang dan tokoh-tokoh masyarakat. Mitigasi bencana pada erosi pantai dapat dilakukan secara alamiah (tanaman mangrove, karang, gumuk pasir) dan secara buatan (konstruksi seawall, groin, pemecah gelombang terpisah & sejajar pantai). Edukasi pada pengabdian masyarakat ini lebih difokuskan pada mitigasi bencana erosi secara alami yaitu penanaman mangrove, pencegahan pengambilan pasir pantai dan pencegahan pengambilan batu karang. Pulo Panjang is a village whose territory is a small island located in the administrative area of Pulo Ampel District, Serang Regency, Banten Province. Based on the results of a survey visiting locations affected by disasters in the coastal area of Pulo Panjang, floods often occur, floods, tidal waves, erosion, and coastal abrasion. This service activity aims to empower the community in dealing with the potential erosion and coastal abrasion that occurred in the Pulo Panjang area. The method used in this community dedication is to empower the community with Coastal Protection Education for the Coastal Area (Pulo Panjang, Serang - Banten) to build public awareness about the potential for disasters on the Pulo Panjang coast and mitigation actions can be carried out by the local community. Educational activities in 2 (two) forms of activity, namely socialization/discussion of potential disasters in coastal areas and education on disaster mitigation with the Pulo Panjang community and community leaders. Disaster mitigation of coastal erosion can be done naturally (mangroves, corals, sandbanks) and artificially (construction of seawalls, groins, and detached breakwaters & parallel to the coast). Education in community service is more focused on mitigating natural erosion disasters, namely planting mangroves, preventing beach sand taking, and preventing coral rock.