Yaslis Ilyas
Kajian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

IMPLEMENTASI BALANCED SCORE CARD (BSC) DALAM ANALISIS KINERJA TRIWULAI 1 TAHUN 2024 PADA INSTALASI FARMASI RSUP FATMAWATI Julianto, Mito; Ilyas, Yaslis
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.46201

Abstract

Rumah sakit Fatmawati sebagai rumah sakit pemerintah selain melakukan misi sosial juga dituntut untuk meningkatkan kualitas layanan dengan biaya yang terkendali sehingga memberikan kepuasan pasien. Instalasi Farmasi memiliki peran penting dalam keberhasilan pelayanan di rumah sakit dengan didukung manajemen logistik farmasi yang tepat dapat membantu mengendalikan biaya dan mengoptimalkan keuntungan. Balanced Scorecard (BCS) dapat digunakan sebagai alat manajemen untuk mengukur kinerja Instalasi Farmasi secara komprehensif dari aspek keuangan dan non-keuangan. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji implementasi Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerja Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati antara aspek keuangan dan non-keuangan. Metode yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan retrospektif terhadap data sekunder dari sistem informasi rumah sakit RSUP Fatmawati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator kinerja Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati belum sesuai dengan prinsip Balanced Scorecard. Diperlukan penyesuaian indikator agar dapat menggambarkan kinerja secara komprehensif dari aspek keuangan, proses bisnis internal, pelanggan, serta pertumbuhan dan pembelajaran. Pengukuran kinerja dengan indikator yang tepat penting untuk memastikan peningkatan kualitas layanan farmasi dan optimalisasi keuntungan. Rekomendasi diberikan terkait penyesuaian indikator kinerja, pembentukan tim khusus, penyediaan anggaran, sosialisasi dan pelatihan penetapan target dan evaluasi berkala serta sistem reward and punishment.
Literature Review: The Impact of Entrepreneurial Leadership on The Quality of Health Services Hanafi, Yunisa Hasna; Ilyas, Yaslis
Jurnal Health Sains Vol. 6 No. 6 (2025): Journal Health Sains
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jhs.v6i6.2617

Abstract

The quality of health services plays a crucial role in achieving better health outcomes globally. Despite the availability of healthcare, poor service quality leads to millions of deaths annually. Entrepreneurial leadership, characterized by innovation, risk-taking, and strategic adaptability, is vital in improving service quality. This literature review examines the role of entrepreneurial leadership in enhancing healthcare service quality, particularly in hospitals. Secondary data was gathered from Google Scholar, PubMed, and ScienceDirect, focusing on studies published between 2020 and 2025. The review reveals that entrepreneurial leadership fosters innovation, increases work engagement, and improves hospital adaptability to evolving patient needs. The findings suggest that hospitals with entrepreneurial leaders can achieve continuous improvements in service quality by adapting to changes, enhancing efficiency, and fostering creativity within their teams. This research emphasizes the need for further studies to explore the direct impact of entrepreneurial leadership on healthcare service quality, as the current literature lacks in-depth analysis of this relationship.
STRATEGI INTERVENSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN UNTUK MENGATASI KEKURANGAN DOKTER DI PEDESAAN: LITERATURE REVIEW Putri, Rona Firmana; Ilyas, Yaslis
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.25707

Abstract

Kekurangan tenaga kesehatan di pedesaan merupakan permasalahan global yang menghambat masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan. Hampir semua pedesaan dan daerah terpencil di seluruh negara mengalami kekurangan tenaga kesehatan, khususnya dokter. Dokter memainkan peran penting di antara tenaga kesehatan. Perpindahan dokter dari pedesaan dan daerah terpencil ke perkotaan telah menimbulkan kekhawatiran besar bagi para pembuat kebijakan kesehatan. Distribusi dokter yang tidak proporsional dapat menyebabkan gangguan terhadap kinerja dan stabilitas sistem kesehatan. Indonesia merupakan salah satu negara yang masih mengalami permasalahan kekurangan dokter di pedesaan hingga saat ini. WHO telah merekomendasikan strategi untuk mengatasi kekurangan tenaga kesehatan di pedesaan dan daerah terpencil, salah satunya adalah melalui intervensi pendidikan yang terdiri atas lima kategori. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hasil penerapan intervensi pendidikan di beberapa negara dalam merekrut dokter ke pedesaan sehingga dapat menjadi strategi bagi Indonesia untuk mengatasi kekurangan dokter di pedesaan. Database yang digunakan sebagai pencarian literatur yaitu PubMed, Scopus, dan Embase. Ditemukan 296 artikel dari tiga database dan diperoleh 6 artikel penelitian yang relevan dengan topik. Hasil kajian literatur menunjukkan bahwa penerapan intervensi pendidikan yang direkomendasikan oleh WHO berdampak positif dalam mengatasi kekurangan dokter di pedesaan. Karena itu, Indonesia dapat menerapkan intervensi ini sebagai salah satu strategi dalam mengatasi kekurangan dokter di pedesaan.
Analisis Klaim Penggantian Biaya Pelayanan Pasien Covid-19 kepada BPJS Kesehatan oleh Rumah Sakit Sugiarto, Sugiarto; Ilyas, Yaslis
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 11, No 2 (2022): June
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.74576

Abstract

Latar belakangPenyakit COVID-19 merupakan bencana non-alam yang merupakan penyakit menular atau penyakit infeksi emerging. Diperlukan percepatan penanganan COVID-19 dalam bentuk pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sehingga rumah sakit perlu meningkatkan kapasitas pelayanan klinik dan menyiapkan fasilitas yang sesuai standar serta membutuhkan logistik yang cukup untuk operasional. Operasional pelayanan COVID-19 memerlukan biaya sebagai keberlangsungan supply chain di rumah sakit. Data BPJS Kesehatan Januari - Oktober 2021, pengajuan klaim COVID-19 yang diajukan oleh rumah sakit sebanyak 1.345.970 kasus dengan total biaya sebesar Rp. 72,3 triliun. Terdapat 1.180.858 kasus COVID-19 yang telah terverifikasi dengan total biaya sebesar Rp. 64,1 triliun. Dari pengajuan klaim COVID-19 yang terverifikasi terdapat 933.708 kasus yang sesuai atau 79,07 % kasus dengan biaya sebesar Rp. 50,5 triliun. Klaim dispute sebanyak 170.335 kasus atau 14,42 % kasus dengan biaya sebesar Rp.9,9 triliun. Dan sebanyak 4.567 kasus atau 6,12 % kasus mengalami kadaluarsa atau yang tidak sesuai ketentuan dengan nilai biaya sebesar Rp. 193 milyar (BPJS).  Maka perlu adanya pengkajian mengenai klaim pelayanan COVID-19 untuk dapat menerapkan klaim penggantian biaya pelayanan pasien COVID-19 ke BPJS sesuai ketentuan dan mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam pengajuan klaim BPJS oleh rumah sakit.MetodeKajian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan data sekunder yang berdasarkan dari penelusuran literatur, bahan bacaan dan jurnal ilmiah.HasilKlaim penggantian biaya pelayanan pasien COVID-19 telah diatur Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/5673/2021 tentang Petunjuk Teknis Klaim Penggantian Biaya Pelayanan Pasien Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Mekanisme pengajuan klaim penggantian biaya pelayanan pasien COVID-19 dilakukan oleh rumah sakit secara kolektif ditujukan kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan cq. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan dan ditembuskan ke Dinas Kesehatan daerah kabupaten/kota dan BPJS Kesehatan. Besaran tarif pelayanan kesehatan yang digunakan mengikuti ketentuan tarif per hari/cost per day untuk rawat inap dan menggunakan tarif INA-CBG untuk rawat jalan kelas A regional 1. Pembayaran jaminan pasien COVID-19 yang lengkap secara administrasi pengajuan akan diberikan uang muka maksimal 50% dari setiap jumlah klaim yang diajukan oleh rumah sakit. Perhitungan tarif jaminan pasien COVID-19 di rawat inap adalah tarif INA CBG ditambah jumlah Length of Stay (LOS) pasien dikalikan cost per day dikurangi komponen APD dan obat-obatan hibah/sumbangan/bantuan pemerintah.KesimpulanKlaim yang diajukan perlu dilakukan verifikasi oleh BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan. Verifikasi dilakukan secara administrasi untuk menguji kebenaran, validasi dan akurasi terhadap klaim yang diajukan fasilitas kesehatan. Administrasi ini tidak seharusnya menjadi kendala dalam memberikan pelayanan kesehatan saat pandemi ini. Diutamakan dalam ketahanan jaminan kesehatan nasional selain keuangan adalah masalah mutu, yaitu mampu menurunkan angka kematian.  Namun secara administrasi sistem verifikasi klaim masih memiliki kendala dalam proses pencairan klaim penggantian pelayanan COVID-19 saat ini.