Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemodelan Magnetotellurik 2D Menggunakan Metode Elemen Batas Imran Hilman Mohammad; Wahyu Srigutomo; Doddy Sutarno
Jurnal Matematika & Sains Vol 16, No 2 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam permasalahan elektromagnetik untuk aplikasi geofisika, rangkaian persamaan Maxwell dapat disederhanakan menjadi persamaan Helmholtz, sehingga dapat dicari solusi permasalahan menggunakan berbagai skema numerik. Metode elemen batas merupakan metode numerik untuk memecahkan persamaan diferensial parsial yang telah dikembangkan dalam beberapa dekade ini untuk memecahkan berbagai permasalahan medan elektromagnet. Metode ini memiliki keunikan dibandingkan metode numerik lain untuk memecahkan persamaan diferensial parsial, karena hanya membutuhkan diskretisasi pada bidang-bidang batas domain pemodelan. Solusi pada batas domain dapat digunakan untuk mencari solusi pada seluruh  domain pemodelan, membuat metode ini memiliki algoritma numerik yang sangat efisien. Dalam makalah ini, metode elemen batas digunakan untuk menghitung respon magnetotellurik 2D dalam bentuk resistivitas semu dan fasa impedansi modus TE (transverse electric). Pemodelan elemen hingga digunakan sebagai pembanding hasil pemodelan elemen batas yang dikembangkan. Kata kunci : Metode elemen batas, Magnetotelurik 2D.   2D Magnetotelluric Modelling using Boundary Element Method Abstract In most formulations of electromagnetic methods in geophysics, the set of Maxwell’s equations can be simplified into Helmholtz’s equation which leads to possibility of solving electromagnetic problems using various numerical schemes. The boundary element method is a numerical method for solving partial differential problems which in the last several decades has been applied in electromagnetic problems. The method poses unique advantage in comparison to other methods; it requires discretization only on the boundaries of the modeling domain.  Solutions in the boundaries can be used to find solutions on the entire modeling domain, which makes the boundary element method a highly efficient numerical method. This paper will discuss 2D magnetotelluric (MT) modeling using boundary element method. The method is applied to calculate 2D MT responses, expressed in apparent resistivity and phase of impedance, for transverse electric (TE) mode.  The results obtained by the method are compared to those calculated by analytical solution and finite element modeling to show the accuracy of boundary element method. Keywords: Boundary-element method, 2D magnetotelluric.
Interpretation of 1D Vector Controlled-Source Audio-Magnetotelluric (CSAMT) Data Using Full Solution Modeling Imran Hilman Mohammad; Wahyu Srigutomo; Doddy Sutarno; Prihadi Sumintadiredja
Journal of Mathematical and Fundamental Sciences Vol. 45 No. 2 (2013)
Publisher : Institute for Research and Community Services (LPPM) ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.math.fund.sci.2013.45.2.7

Abstract

In conventional controlled-source audio-magnetotelluric (CSAMT) prospecting, scalar CSAMT measurement is usually performed because of its simplicity and low operational cost. Since the structure of earth's conductivity is complex, the scalar CSAMT method can lead to a less accurate interpretation. The complex conditions need more sophisticated measurements, such as vector or tensor CSAMT, to interpret the data. This paper presents 1D vector CSAMT interpretation. A full solution 1D CSAMT forward modeling has been developed and used to interpret both vector and scalar CSAMT data. Occam's smoothness constrained inversion was used to test the vector and scalar CSAMT interpretations. The results indicate the importance of vector CSAMT to interpret CSAMT data in complex geological system.
Investigasi Gerakan Tanah dan Akuifer Menggunakan Metode Electrical Resistivity Tomography di Sekitar Lereng BGG Jatinangor Budy Santoso; Setianto, Risdiana; Imran Hilman Mohammad
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.129 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v2i1.15392

Abstract

Penelitian gerakan tanah dan akuifer telah dilakukan disekitar lereng Bandung Giri Gahana (BGG), Jatinangor, pada bulan Juni – November 2017. Faktor pemicu terjadinya gerakan tanah yaitu adanya batuan yang dapat berfungsi sebagai bidang gelincir serta lapisan pembawa air (akuifer). Bidang gelincir adalah bidang yang berada pada lapisan yang stabil dan bersifat kedap air (impermeable). Akuifer adalah lapisan batuan yang permeable baik yang terkonsolidasi atau yang tidak terkonsolidasi dengan kondisi jenuh air. Metode Geofisika yang dapat mengidentifikasi bidang gelincir dan akuifer yaitu Metode Geolistrik Electrical Resistivity Tomography (ERT). Berdasarkan hasil pengukuran ERT, bidang gelincir terdapat pada lempung pasiran dengan nilai resistivitas : (50 – 78) Ohm.m, sedangkan bidang geser yang menyebabkan pergerakan tanah terdapat pada bahan rombakan dengan nilai resistivitas : (79 – 660) Ohm.m. Berdasarkan hasil pengukuran ERT, gerakan tanah yang terdapat dilokasi penelitian pergerakannya lambat sehingga dikategorikan ke dalam tipe rayapan. Lapisan pasir (akuifer) yang terdapat dibawah bidang geser memiliki resistivitas rendah dengan nilai : (9 – 25) Ohm.m.
KARAKTERISTIK KANDUNGAN VOLUMETRIK AIR DAN KONDUKTIVITAS AIR PORI TANAH LAHAN PERTANIAN DAN BUKAN PERTANIAN DESA CIWARUGA LEMBANG BANDUNG BARAT MOHAMMAD, IMRAN HILMAN; AGUSTINE, ELEONORA
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 12, No 02 (2022)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.62 KB) | DOI: 10.24198/jme.v12i02.45183

Abstract

Penelitian ini menjelaskan pola kandungan air pori (VWC), konduktivitas air pori dan konduktivitas larutan pori di lahan pertanian dan bukan pertanian pada desa Ciwaruga Bandung secara kualitatif. Penelitian dilakukan dengan teknik coring di daerah pertanian dan bukan pertanian dimana sampel tanah diambil sedalam 20 cm sebanyak enam titik untuk daerah pertanian dan 2 titik di daerah bukan pertanian. Titik contoh diukur setiap 5 cm menggunakan sensor 5TE Decagon untuk mendapatkan variasi nilai VWC, konduktivitas air pori dan konduktivitas larutan pori terhadap kedalaman. Hasil analisis lahan pertanian menunjukan variasi nilai VWC yang relatif bergerak dari tinggi ke rendah seiring pertambahan kedalaman diikuti dengan pola konduktivitas larutan pori yang berfluktuasi stabil dan mengikuti pola konduktivitas air pori. Sementara lahan bukan pertanian memiliki pola VWC yang berkebalikan dari pola pada lahan pertanian diiringi pola konduktivitas larutan pori yang lebih teratur dan tidak mengikuti pola konduktivitas air pori.Kata kunci: Volumetric water content, konduktivitas air pori, konduktivitas larutan pori