Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH PEMBANGUNAN TERMINAL BARUGA KOTA KENDARI TERHADAP NILAI TATA GUNA LAHAN DIKAWASAN SEKITARNYA Hujiyanto Hujiyanto; Edward Ngii; Adris Ade Putra
Jurnal Perencanaan Wilayah Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Perencanaan Wilayah
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpw.v5i1.11960

Abstract

Penelitian ini bertujuan: 1) Mengkaji pembangunan terminal Baruga terhadap perubahan (land use) tata guna lahan di sekitarnya, 2)Menganalisis variabel yang berkorelasi dan memiliki pengaruh yang signifik an serta mengetahui model persamaan perhitungan nilai jual lahan. 3) Menganalisis pengaruh Pembangunan terminal Baruga terhadap perubahan harga lahan  atau nilai lahan.Obyek penelitian ini adalah kawasan sekitar terminal Baruga, untuk meneliti perubahan tata guna lahan dan nilai jual lahan. Variabel variabel untuk penelitian perubahan nilai jual lahan di sekitar kawasan terminal Baruga yaitu : Jarak lahan, luas lahan dan lebar jalan akses. Penelitian ini dilakukan dengan teknik Observasi lapangan/survey, pembagian kuesioner dan wawancara langsung terhadap pemilik lahan. Jumlah responden adalah 194 sampel. Data dianalisis dengan menggunakan Analisis Korelasi Pearson dan Regresi Berganda (SPSS).            Hasil penelitian ini adalah terjadi perubahan penggunaan lahan/tata guna lahan, , Variabel yang berkorelasi dan berpengaruh signifikan terhadap nilai jual lahan yaitu (Lebar jalan akses) dengan nilai 0,543 dan angka sig 0,000 sedangkan  model persamaan regresi adalahY = 325.306,22 – 1.042,73 X1 – 4,453 X2 + 33.931,75X3. Sedangkan Nilai jual lahan disekitar terminal baruga yaitu Segmen I= . 348.563,- / m2, Segmen II= Rp. 294.150,- / m2, Segmen II= Rp. 303.965,- / m2.
Sifat Mekanis Batu Kapur Muna Sebagai Agregat Konstruksi Berdasarkan Uji Abrasi Dan Impact Edward Ngii; Adris Ade Putra; Munansar Munansar
Dinamika : Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 9, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.448 KB) | DOI: 10.33772/djitm.v9i2.4186

Abstract

Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara adalah salah satu daerah di Sulawesi Tenggara yang memiliki daerah tambang batu kapur yang berada di desa Meleura dan Labaha. Pemanfaatan batu kapur masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan kapur bagi lahan pertanian. Pemanfaatan batu kapur dibidang konstruksi belum menjadi perhatian karena sifat mekanis batu kapur masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanis batu kapur muna sebagai agregat konstruksi melalui uji mekanis di laboratorium. Batu kapur diperoleh dari lokasi penambangan di desa Meleura dan Labaha. Batu kapur dipecah dan disaring menggunakan susunan saringan 11/2”, 1”, ¾”, ½”, dan 3/8”. Uji mekanis terhadap kedua batu kapur dilakukan dengan uji abrasi (SNI 03-2417-1991) dan impact  (BS 812:part 3:1975). Selanjutnya hasil pengujian dibandingkan terhadap spesifikasi yang berlaku untuk agregat konstruksi. Hasil uji mekanis menunjukan bahwa batu kapur asal Desa Meleura Kabupaten Muna lebih keras dibanding dari Desa Labaha dengan nilai abrasi masing-masing sebesar 41,66% dan 79,51%. Batu kapur Meleura memiliki nilai Aggregate Impact  Factor (AIV) sebesar 23,06% sehingga layak digunakan sebagai agregat untuk mutu beton kelas II (K125–K275). Penggunaan batu kapur Meleura sebagai agregat konstruksi jalan raya, masih dimungkinkan jika nilai abrasi batu kapur dapat diturunkan dari batas maksimal 40%. Kata kunci: batu kapur, beton, perkerasan, agregat, muna
Pemasangan Instalasi Pompa Hidram Pada Bendungan Rawa Sungai Desa Lalouesamba, Kecamatan Lalembuu, Kabupaten Konawe Selatan Agustan Agustan; Edward Ngii; Adris Ade Putra; Lawalendo Lawalendo; Ridwansyah Nuhun; Rudi Balaka
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpmit.v5i1.29105

Abstract

Lalouesamba Village has the potential for a swamp river to flow which never dries up throughout the season, while the number of villagers increases every year and the area of the village continues to grow. To anticipate these sources of water demand, this service aims to install hydram pump installations on the swamp river dam in question. The stages of its implementation are a) preparation of materials, b) field measurement survey, c) repair of swamp river dam bunds, d) sluice gate work, e) pump assembly, f) installation of pipe installation and pump holders, g) testing and measurement of yield discharge hydram pump, h) installation of hose lines, i) handover of assets to the village. The survey results obtained that the distance between the pump and the settlement was around 400 meters with a height of 14 meters from the surface of the swamp water. The repair of the weir raised the water level by about 50 cm. Meanwhile, the hydram pump installation was able to function as planned and produce a burst discharge of 1 liter per 4 seconds. The hose was installed as far as 400 m. The hydram pump asset installation was handed over to the village head of Lalouesamba to be cared for and used properly
COMMUNITY EMPOWERMENT ON INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT IN KABANGKA VILLAGE MUNA REGENCY La Welendo; Edward Ngii; Adris Ade Putra; Siti Nurjanah Ahmad; Waode Sitti Warsita Mahapati
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpmit.v5i1.40170

Abstract

Community service is a form of higher education tri dharma, namely a team of lecturers from the Faculty of Engineering, Halu Oleo University which was held in Kabangka village, Muna Regency. Kabangka Village is a potential area and sufficient natural resources, in this case the spring tourism potential (Fotuno Sangia) which is often visited by local and even foreign tourists, agricultural land is very fertile, but road access to the village needs serious attention from all parties. . Community service aims to contribute in the form of knowledge about infrastructure development to improve the welfare of the community in Kabangka Village, Muna Regency. The process of implementing this service is a technique of implementing infrastructure and outreach to the farming community and the local village government. The Community Partnership Program is carried out by involving the community in the kabangka village of Muna Regency. The methods used in community service are sample provide, direct and face-to-face discussions with the community, and field applications in infrastructure development oriented to improving village roads. The results of the implementation of community service contribute to product work on infrastructure development, especially the improvement of village roads as access to community mobility movements to support economic, social, educational, and other activities. The community has a fairly good response and high enthusiasm for the program carried out by the lecturer team.  
PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT PESISIR TERHADAP DAMPAK PERUBAHAN IKLIM MELALUI MODEL ‘KAMPUNG IKLIM’ DI DESA BAJO INDAH Rudi Balaka; Edward Ngii; Adris Ade Putra; Agustan Agustan; Laode M. Golok Jaya; Sitti Nurjannah Ahmad; Tahir Azikin; Ahmad Syarif Sukri; Triantini. S. Putri; Fitriah.S Fitriah.S
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpmit.v5i1.41207

Abstract

The most obvious phenomenon of the impact of climate change in the coastal area of Bajo Indah village is seen in sea level rise, so that during high tide, sea water enters through the drainage towards the lowlands. Apart from that, another phenomenon is an increase in air temperature, strong winds, high waves and extreme rainfall. In addition, an increase in air temperature causes a decrease in the quantity of clean water, which results in a clean water crisis experienced by the coastal communities of Bajo Indah village. The dominant processes of coastal abrasion and erosion occur along the coast. This coastal area is an area that has a high vulnerability to climate change. One result is the concentration of settlements that are close to the coastline. The purpose of this service is for the community to gain knowledge about the phenomenon of climate change that is occurring so that the community knows and is able to make the necessary adaptations and mitigations to minimize the negative impacts of climate change.
KAJIAN GEOMETRIK JALAN TERHADAP TINGKAT KESELAMATAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROVINSI (STUDI KASUS JALAN BATAS KAB. MUNA/KAB. BUTON TENGAH – WAARA– WAMENGKOLI) Harmunadin Harmunadin; Edward Ngii; Thahir Azikin
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) Vol.2 No.1 Mei Tahun 2020
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jmr.v2i1.13950

Abstract

Keselamatan berlalu lintas oleh pengguna jalan merupakan tujuan dari UU No. 22 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2010. Salah satu faktor penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan umum diakibatkan oleh kondisi jalan yang terkait dengan desain geometrik jalan. Kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan provinsi di Kabupaten Buton Tengah dengan panjang 38,60 km pada spot-spot tertentu sering terjadi kecelakaan lalu lintas sesuai dengan data aktual kecelakaan lalu lintas dari Satlantas Kota Bau-Bau telah mengalami peningkatan kecelakaan yang sangat signifikan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2018.Tujuan dari penelitian ini adalah prioritas perbaikan geometrik jalan oleh penyelenggara jalan pada spot-spot yang sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah Metode Analisis Hierarki Proses yang dikembangkan oleh Thomas L Saaty (1970), dengan mengambil data aktual kecelakaan lalu lintas pada Satlantas Kota Bau-Bau dan data existing geometrik jalan pada spot-spot yang sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Hasil    perhitungan  menyimpulkan bahwa skala prioritas perbaikan geomertik jalan yaitu     alinyemen    horisontal 31,75%, penampang melintang 24,29%, alinyemen vertikal 22,43% dan jarak pandang 21,53%. Prioritas perbaikan geomertik jalan dalam upaya  mengurangi potensi kecelakaan   lalu lintas di jalan provinsi di Kabupaten Buton Tengah    oleh penyelenggara     jalan harus  dilakukan  secara bertahap disesuaikan   dengan kemampuan anggaran dari pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.   Kata kunci : Geometrik jalan, Keselamatan lalu lintas, Prioritas perbaikan