Upaya peningkatan kesejahteraan petani menghadapi berbagai tantangan, seperti rendahnya pengetahuan, keterampilan, sumber daya, motivasi, serta masalah kelembagaan. Salah satu program pemerintah untuk menjamin transparansi penyaluran pupuk bersubsidi adalah melalui kartu tani. Namun, banyak kelembagaan petani belum berfungsi optimal sebagai kelas belajar, wahana kerja sama, dan unit produksi dalam program ini. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kinerja dan strategi penguatan kelembagaan guna mendukung efektivitas program pupuk bersubsidi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan program pupuk bersubsidi, kenerja kelembagaan kelompok tani dan strategi penguatan kelembagaan kelompok tani dalam program pupuk bersubsidi di Kabupaten Cilacap. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kwantitatif dan kualitatif. Analisis yang dilakukan analisis matriks IFAS dan EFAS, dan analisis SWOT serta analisis QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Program Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Cilacap berdasarkan jumlah petani bertransaksi dalam kategori baik yaitu 68,06 %, Kinerja kelembagaan kelompok kelompok tani dalam penerapan program pupuk bersubsidi termasuk dalam kategori baik dengan capaian 53,52%. Faktor internal dan eksternal penerapan program pupuk bersubsidi berada pada kuadran I merupakan situasi yang sangat menguntungkan bagi kelompok tani yaitu kelompok memiliki kekuatan untuk memanfaatkan peluang dalam penguatan kelembagaan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Hasil analisis QSPM diperoleh nilai TAS tertinggi yaitu 6,48 dengan strategi “Pengembangan “DATSUBEMA” (Data, Susun dan Tebus Bersama)”. Prioritas strategi ini adalah mengoptimalkan kekuatan kelompok tani dalam mentaati kesepakatan baik diinternal kelompok maupun ekternal untuk mengoptimalkan peluang bahwa Gabungan Kelompok Tani ditahun-tahun mendatang menjadi titik serah pupuk bersubsidi.