Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MALT lymphoma in terminal ileum a case report Indrawati, Yeti
Jurnal Biomedik : JBM Vol 8, No 1 (2016): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.8.1.2016.12336

Abstract

Abstrak: Mucosa associated lymphoid tissue lymphoma (MALToma) merupakan subtipe ketiga tersering dari limfoma non-Hodgkin. Gejala klinis sering insidius sebagai lesi yang low grade dan cenderung terlokalisasi untuk waktu lama. Saluran cerna, terutama lambung, merupakan lokasi ekstranodal tersering. MALToma dari ileum jarang ditemukan dengan patogenesis yang tidak diketahui pasti. Mengenai 5-year survival untuk MALToma dilaporkan 81%. Kami melaporkan kasus seorang laki-laki berusia 80 tahun dirawat di Bagian Emergensi RS Siloam Manado dengan nyeri abdomen dan adanya massa dalam abdomen. Pemeriksaan radiologi abdomen dan USG memperlihatkan adanya massa pada area usus halus. Pada pasien ini dilakukan laparotomi. Hasil histopatologik menunjukkan suatu MALT limfoma dari ileum terminalis.Kata kunci: MALT limfoma, ileum terminalis.Abstract: Mucosa associated lymphoid tissue lymphoma (MALToma) is the third most common non-Hodgkin’s lymphoma subtype. Clinical presentation is often insidious as a low grade lesion and the disease tends to remain localized for a long period of time. The gastrointestinal tract, but in particular the stomach, is by far the most common extra-nodal site. MALToma of ileum, however is rare. Little is known with certainty about the pathogenesis of the disease but overall 5-year survival for MALToma is reported as 81%. We reported an 80-year-old male presented to the Emergency Department of Siloam Hospital Manado with abdominal pain and an abdominal mass. He underwent an abdominal radiology and abdominal ultrasound which showed a mass in the small intestinal area. A laparotomy and a tumor biopsy were performed on him. The histopathological result was consistent with MALT lymphoma of terminal ileum.Keywords: MALT lymphoma, terminal ileum
Laporan Kasus : PSEUDOHYPERKALEMIA DAN PSEUDOHYPOKALEMIA AKIBAT HIPERLEUKOSITOSIS YANG EKSTRIM PADA KEGANASAN HEMATOLOGI Hanggara, Dian Sukma; Indrawati, Yeti
Majalah Kesehatan FKUB Vol 6, No 3 (2019): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1198.653 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2019.006.03.6

Abstract

Pseudohyperkalemia dan pseudohypokalemia mengacu pada peningkatan ataupun penurunan kadar kalium serum yang tidak sesuai dengan kondisi sistemik pasien yang sebenarnya. Ketika klinisi dihadapkan pada kasus-kasus hiperkalemia atau hipokalemia, pertanyaan pertama yang seharusnya muncul adalah apakah hasil tersebut sesuai dengan kondisi klinis pasien. Beberapa faktor dapat menyebabkan timbulnya pseudohyperkalemia ataupun pseudohypokalemia, di antaranya adalah hiperleukositosis yang sering muncul pada kasus-kasus keganasan hematologi. Hiperleukositosis sangat berpengaruh pada hasil pemeriksaan laboratorium seperti kalium, fosfat, dan tekanan oksigen arterial. Kami menyajikan dua kasus dengan hasil kalium serum yang palsu pada pasien leukemia myeloid dengan jumlah leukosit yang sangat tinggi. Satu sampel pemeriksaan darah awal dari satu pasien menunjukkan hipokalemia dan pasien lainnya menunjukkan hiperkalemia tanpa keluhan yang sesuai. Sampel darah berikutnya yang diambil dari pasien pertama segera diperiksa setelah dilakukan sentrifugasi, yang memperlihatkan hasil elektrolit yang normal. Ketidaksesuaian dari hasil laboratorium ini kemungkinan disebabkan oleh aktivitas metabolisme leukosit secara in vitro pada kasus-kasus hiperleukositosis. Hasil laboratorium yang tidak sesuai ini dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang salah baik dalam hal penegakan diagnosis dan pemberian terapi. Penemuan mengenai ketidaksesuaian hasil elektrolit dengan kondisi klinis pasien pada keganasan hematologi yang disertai dengan hiperleukositosis dapat mencegah intervensi terapeutik yang tidak tepat. Ke-simpulannya, hiperleukositosis dapat menyebabkan pseudohyperkalemia dan pseudohypokalemia yang dapat dicegah dengan pengambilan sampel yang benar dan analisis serum atau plasma dengan segera setelah proses sentrifugasi. 
Pengaruh Self Esteem, Self Efficacy Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Perawat RS Siloam Manado) Indrawati, Yeti
JURNAL RISET BISNIS DAN MANAJEMEN Vol 2, No 4 (2014): JRBM Vol 2 No 4 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini meneliti pengaruh self esteem, self efficacy, dan kepuasan kerja terhadap kinerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris mengenai terdapat atau tidaknya a) pengaruh signifikan dari self esteem terhadap kepuasan kerja, b) pengaruh signifikan dari self efficacy terhadap kepuasan kerja, c) pengaruh signifikan dari self esteem terhadap kinerja, d) pengaruh signifikan dari self efficacy terhadap kinerja, e) pengaruh signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja. Responden pada penelitian ini adalah perawat di RS Siloam Manado. Pengumpulan data menggunakan penyebaran kuesioner secara langsung. Data dianalisis menggunakan analisis jalur. Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa terdapat pengaruh signifikan dari self esteem terhadap kepuasan kerja, pengaruh yang signifikan dari self efficacy terhadap kepuasan kerja, pengaruh yang signifikan dari self efficacy terhadap kinerja perawat, pengaruh yang signifikan dari kepuasan kerja terhadap kinerja perawat, dan pengaruh yang tidak signifikan dari self esteem terhadap kinerja perawat. Kata kunci : Self Esteem, Self Efficacy, Kepuasan Kerja, dan Kinerja
PERAN SEMANGAT KERJA UNTUK MENGATASI GAP ANTARA PENEMPATAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI PAPUA Indrawati, Yeti; Suratini, Suratini; Idrus, Achmad; Pongtiku, Arry; Labo, Irwan Adam
The Journal of Business and Management Research Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : Magister Manajemen Universitas Yapis Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55098/tjbmr.v4i1.42

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Peran Semangat Kerja Untuk Mengatasi Gap Antara Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perhubungan Provinsi Papua. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan kuisioner, menggunakan sumber dari penelitian terdahulu dan metode observasi ataupengamatan langsung. Analisis yang akan digunakan penulis adalah kuantitatif, yang menggunakan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Dinas Perhubungan Provinsi Papua yang berjumlah 197 orang. yang mana sampel ini diambil keseluruhan dari populasi dengan teknik penarikan sampel jenuh. Data analisis dengan menggunakan IBM SPSS AMOS 22 dan Sobel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Penempatan kerja secara tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja pegawai melalui semangat kerja, artinya secara tidak langsung penempatan kerja dapat meningkatkan kinerja pegawai apabila pegawai semangat dalam bekerja pada Dinas Perhubungan Provinsi Papua.
Immature Platelet Fraction Pada Pasien Sepsis: Hubungannya dengan Derajat Keparahan Sepsis Indrawati, Yeti; Hartono, Benny
TIN: Terapan Informatika Nusantara Vol 6 No 3 (2025): August 2025
Publisher : Forum Kerjasama Pendidikan Tinggi (FKPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47065/tin.v6i3.8187

Abstract

Sepsis and septic shock are major health problems that contribute to increased mortality rates. Early detection and assessment of sepsis severity are critical for appropriate management. This study aims to evaluate the role of Immature Platelet Fraction (IPF) as a biomarker for detecting the development and severity of sepsis in patients, compared to Procalcitonin (PCT). This cross-sectional study involved 42 patients admitted to the Emergency Department of Dr. Saiful Anwar Hospital, Jambi, from May to June 2017. Data collected included clinical parameters, laboratory tests, and the SOFA score. The results showed that IPF levels were significantly higher in patients with severe sepsis compared to those with uncomplicated sepsis (p=0.007) and had a significant positive correlation with the SOFA score (r=0.502, p=0.005). IPF also effectively differentiated septic patients from those with SIRS (p=0.003) and demonstrated diagnostic performance comparable to PCT in distinguishing severe sepsis from uncomplicated sepsis (AUC 0.811 for IPF and 0.868 for PCT). This study concludes that IPF can be a useful biomarker for detecting and assessing the severity of sepsis, with potential widespread application in healthcare settings at a low cost.