Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENILAIAN JUMLAH NEUTROFIL, LIMFOSIT DAN TROMBOSIT, KADAR PROTEIN REAKTIF C, KADAR ALBUMIN, RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT, SERTA RASIO TROMBOSIT LIMFOSIT SEBELUM DAN SETELAH TERAPI PADA PENDERITA KARSINOMA PAYUDARA Hartono, Benny; Pontoh, Victor S.; Merung, Marselus A.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 7, No 3 (2015): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.7.3.2015.9487

Abstract

Abstract: Breast carcinoma is a type of carcinoma that has sufficiently high prevalence and can occur in men and women, with a much higher prevalence in women. In addition to the high number of cases, more than 70% of patients with breast carcinoma was found at an advanced stage. There are several studies measuring markers of inflammation and the levels of albumin in the search for an independent prognostic association in various carcinomas. The ratio of neutrophils to lymphocytes, ratio of platelets to lymphocyte, C-reactive protein, and albumin are predictors in analyzing the changes that occur before and after treatment (chemotherapy and/or surgery) in patients with breast carcinoma. This was an interventional analytical study with a cross-sectional design, conducted in Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado during the period of May 2014 to April 2015. The results showed that there were 43 females with breast carcinoma with an average age of 52.16 years. The state dof carcinoma were as follows: stage IIIA 5 patients (11.6%), IIIB 25 patients (58.1%), IIIC 11 patients (25.6%), and stage IV 2 patients (4.7%). Modality of chemotherapy plus surgery was performed on 40 patients (93%), chemotherapy only on 2 patients (4.7 %), and surgery only on 1 patient (2.3%). Among the treated patients there were significant declines in the value of neutrophils, platelets, C-reactive protein, neutrophil lymphocyte ratio, and platelet lymphocyte ratio, moreover, there were significant inclines in lymphocytes and albumin. Conclusion: Modality of chemotherapy and/or surgery in patients with breast carcinoma significantly affected the haemopoetic process (declines of neutrophil and platelet counts, NLR and TLR values), declined CRP levels, but inclined lymphocyte count as well as albumin levels when compared before and after treatment.Keywords: breast carcinoma, C-reactive protein, albumin, neutrophil lymphocyte ratio, thrombocyte lymphocyte ratioAbstrak: Karsinoma payudara (KPD) merupakan salah satu jenis karsinoma yang memiliki prevalensi cukup tinggi dan dapat terjadi pada pria maupun wanita, dengan prevalensi yang jauh lebih tinggi pada wanita. Selain jumlah kasus yang tinggi, lebih dari 70% penderita KPD ditemukan pada stadium lanjut. Terdapat beberapa penelitian mengukur petanda peradangan dan kadar albumin dalam mencari kaitan prognostik independen pada berbagai karsinoma. Rasio neutrofil limfosit, rasio trombosit limfosit, protein reaktif C, dan albumin menjadi prediktor dalam menganalisis perubahan yang terjadi sebelum dan setelah terapi (kemoterapi dan/atau operasi) pada pasien KPD. Penelitian ini merupakan penelitian intervensional analitik dengan desain potong lintang, yang dilakukan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado selama periode Mei 2014 - April 2015. Hasil penelitian mendapatkan 43 pasien KPD yangdirawat dengan usia rata-rata 52,16 tahun. Keadaan karsinoma stadium IIIA pada 5 pasien (11,6%), IIIB 25 pasien (58,1%), IIIC 11 pasien (25,6%), dan stadium IV 2 pasien (4,7%). Pemberian modalitas kemoterapi dan operasi pada 40 pasien (93%), hanya kemoterapi 2 pasien (4,7%), dan hanya operasi 1 pasien (2,3%). Terjadi penurunan bermakna pada nilai hitung neutrofil dan trombosit, protein reaktif C, rasio neutrofil limfosit dan rasio trombosit limfosit pada pasien yang diterapi. Selain itu terjadi peningkatan bermakna pada nilai hitung limfosit dan albumin. Simpulan Tindakan yang diberikan baik kemoterapi dan/atau operasi pada pasien karsinoma payudara memengaruhi proses hemopoetik (penurunan hitung neutrofil, trombosit, nilai NLR, nilai TLR) dan penurunan kadar CRP, serta peningkatan limfosit dan kadar albumin saat dibandingkan sebelum dan setelah diberikan perlakuan.Kata kunci: karsinoma payudara, protein reaktif C, albumin, rasio neutrofil limfosit, rasio trombosit limfosit
DISFUNGSI TIROID, ANTIBODI PEROKSIDASE DAN HORMON PERANGSANGNYA Stefanus Lembar; Benny Hartono
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 15, No 2 (2009)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v15i2.948

Abstract

Hypothyroid in the pregnancy particularly in first trimester can influence the development of brain and neurophysiologic system infoetus. The diagnose approach of hypothyroid with laboratory evaluation which measure AntiTPO, TSH, and FT4 is the recommendedchoice. Full attention should be paid towards the treatment and management of hypothyroid in the pregnancy in order to avoid anybad complication.
Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Dalam Pelayanankesehatan Telemedicine Pada Masa Covid-19 Di Indonesia Benny Hartono; Alendra; Ridha Kurniawan
JURNAL YURIDIS UNAJA Vol. 5 No. 1 (2022): JURNAL YURIDIS UNAJA
Publisher : Universitas Adiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35141/jyu.v5i2.642

Abstract

kedudukan atau posisi dokter dan pasien tidak sederajat, karena dokter dianggap paling tahu tentang segala seluk-beluk penyakit, sedangkan pasien dianggap tidak tahu apa- apa tentang penyakit tersebut dan ia menyerahkan sepenuhnya pada dokter, dokter ditempatkan sebagai pelindung dan pasien ditempatkan sebagai klien. Saat ini bentuk hubungan hukum tersebut bergeser ke bentuk kesederajatan antara pasien dan dokternya, segala sesuatu dikomunikasikan antara kedua belah pihak, kesepakatan ini lazim disebut dengan persetujuan tindakan medik (Informed consent) sehingga tuntutan kehati-hatian dan profesionalitas di kalangan dokter semakin mengemuka Spesifikasi penelitian yang dilakukan adalah penelitian normatif.penelitian normatif ini adalah dengan melakukan penelitian terhadap peraturan perundang-undangan khususnya Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang diubah menjadi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016. Secara umum telemedicine adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang digabungkan dengan kepakaran medis untuk memberikan layanan kesehatan, mulai dari konsultasi, diagnosa dan tindakan medis, tanpa terbatas ruang atau dilaksanakan dari jarak jauh. Untuk dapat berjalan dengan baik, sistem ini membutuhkan teknologi komunikasi yang memungkinkan transfer data berupa video, suara dan gambar secara interaktif yang dilakukan secara real time dengan mengintegrasikan ke dalam teknologi pendukung. Termasuk teknologi pengolahan citra untuk menganalisis citra medis.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN DALAM PELAYANANKESEHATAN TELEMEDICINE PADA MASA COVID-19 DI INDONESIA Hartono, Benny; Kurniawan, Ridha; -, Alendra
Ilmu Hukum Prima (IHP) Vol. 4 No. 1 (2021): JURNAL ILMU HUKUM PRIMA
Publisher : jurnal.unprimdn.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jihp.v4i1.5883

Abstract

Kedudukan atau posisi dokter dan pasien tidak sederajat, karena dokter dianggap paling tahu tentang segala seluk-beluk penyakit, sedangkan pasien dianggap tidak tahu apa- apa tentang penyakit tersebut dan ia menyerahkan sepenuhnya pada dokter, dokter ditempatkan sebagai pelindung dan pasien ditempatkan sebagai klien. Saat ini bentuk hubungan hukum tersebut bergeser ke bentuk kesederajatan antara pasien dan dokternya, segala sesuatu dikomunikasikan antara kedua belah pihak, kesepakatan ini lazim disebut dengan persetujuan tindakan medik (Informed consent) sehingga tuntutan kehati-hatian dan profesionalitas di kalangan dokter semakin mengemuka Spesifikasi penelitian yang dilakukan adalah penelitian normatif.penelitian normatif ini adalah dengan melakukan penelitian terhadap peraturan perundang-undangan khususnya Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang diubah menjadi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016. Secara umum telemedicine adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang digabungkan dengan kepakaran medis untuk memberikan layanan kesehatan, mulai dari konsultasi, diagnosa dan tindakan medis, tanpa terbatas ruang atau dilaksanakan dari jarak jauh. Untuk dapat berjalan dengan baik, sistem ini membutuhkan teknologi komunikasi yang memungkinkan transfer data berupa video, suara dan gambar secara interaktif yang dilakukan secara real time dengan mengintegrasikan ke dalam teknologi pendukung. Termasuk teknologi pengolahan citra untuk menganalisis citra medis. Keywords: Perlindungan, hukum, pasien, Telemedicine, covid-19
Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Dalam Pelayanankesehatan Telemedicine Pada Masa Covid-19 Di Indonesia Benny Hartono; Alendra; Kurniawan , Ridha
JURNAL YURIDIS UNAJA Vol. 5 No. 1 (2022): JURNAL YURIDIS UNAJA
Publisher : Universitas Adiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35141/jyu.v5i2.642

Abstract

kedudukan atau posisi dokter dan pasien tidak sederajat, karena dokter dianggap paling tahu tentang segala seluk-beluk penyakit, sedangkan pasien dianggap tidak tahu apa- apa tentang penyakit tersebut dan ia menyerahkan sepenuhnya pada dokter, dokter ditempatkan sebagai pelindung dan pasien ditempatkan sebagai klien. Saat ini bentuk hubungan hukum tersebut bergeser ke bentuk kesederajatan antara pasien dan dokternya, segala sesuatu dikomunikasikan antara kedua belah pihak, kesepakatan ini lazim disebut dengan persetujuan tindakan medik (Informed consent) sehingga tuntutan kehati-hatian dan profesionalitas di kalangan dokter semakin mengemuka Spesifikasi penelitian yang dilakukan adalah penelitian normatif.penelitian normatif ini adalah dengan melakukan penelitian terhadap peraturan perundang-undangan khususnya Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang diubah menjadi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016. Secara umum telemedicine adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang digabungkan dengan kepakaran medis untuk memberikan layanan kesehatan, mulai dari konsultasi, diagnosa dan tindakan medis, tanpa terbatas ruang atau dilaksanakan dari jarak jauh. Untuk dapat berjalan dengan baik, sistem ini membutuhkan teknologi komunikasi yang memungkinkan transfer data berupa video, suara dan gambar secara interaktif yang dilakukan secara real time dengan mengintegrasikan ke dalam teknologi pendukung. Termasuk teknologi pengolahan citra untuk menganalisis citra medis.
Immature Platelet Fraction Pada Pasien Sepsis: Hubungannya dengan Derajat Keparahan Sepsis Indrawati, Yeti; Hartono, Benny
TIN: Terapan Informatika Nusantara Vol 6 No 3 (2025): August 2025
Publisher : Forum Kerjasama Pendidikan Tinggi (FKPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47065/tin.v6i3.8187

Abstract

Sepsis and septic shock are major health problems that contribute to increased mortality rates. Early detection and assessment of sepsis severity are critical for appropriate management. This study aims to evaluate the role of Immature Platelet Fraction (IPF) as a biomarker for detecting the development and severity of sepsis in patients, compared to Procalcitonin (PCT). This cross-sectional study involved 42 patients admitted to the Emergency Department of Dr. Saiful Anwar Hospital, Jambi, from May to June 2017. Data collected included clinical parameters, laboratory tests, and the SOFA score. The results showed that IPF levels were significantly higher in patients with severe sepsis compared to those with uncomplicated sepsis (p=0.007) and had a significant positive correlation with the SOFA score (r=0.502, p=0.005). IPF also effectively differentiated septic patients from those with SIRS (p=0.003) and demonstrated diagnostic performance comparable to PCT in distinguishing severe sepsis from uncomplicated sepsis (AUC 0.811 for IPF and 0.868 for PCT). This study concludes that IPF can be a useful biomarker for detecting and assessing the severity of sepsis, with potential widespread application in healthcare settings at a low cost.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN DALAM PELAYANANKESEHATAN TELEMEDICINE PADA MASA COVID-19 DI INDONESIA Hartono, Benny; Kurniawan, Ridha; -, Alendra
Ilmu Hukum Prima (IHP) Vol. 4 No. 1 (2021): JURNAL ILMU HUKUM PRIMA
Publisher : jurnal.unprimdn.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jihp.v4i1.5883

Abstract

Kedudukan atau posisi dokter dan pasien tidak sederajat, karena dokter dianggap paling tahu tentang segala seluk-beluk penyakit, sedangkan pasien dianggap tidak tahu apa- apa tentang penyakit tersebut dan ia menyerahkan sepenuhnya pada dokter, dokter ditempatkan sebagai pelindung dan pasien ditempatkan sebagai klien. Saat ini bentuk hubungan hukum tersebut bergeser ke bentuk kesederajatan antara pasien dan dokternya, segala sesuatu dikomunikasikan antara kedua belah pihak, kesepakatan ini lazim disebut dengan persetujuan tindakan medik (Informed consent) sehingga tuntutan kehati-hatian dan profesionalitas di kalangan dokter semakin mengemuka Spesifikasi penelitian yang dilakukan adalah penelitian normatif.penelitian normatif ini adalah dengan melakukan penelitian terhadap peraturan perundang-undangan khususnya Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang diubah menjadi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016. Secara umum telemedicine adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang digabungkan dengan kepakaran medis untuk memberikan layanan kesehatan, mulai dari konsultasi, diagnosa dan tindakan medis, tanpa terbatas ruang atau dilaksanakan dari jarak jauh. Untuk dapat berjalan dengan baik, sistem ini membutuhkan teknologi komunikasi yang memungkinkan transfer data berupa video, suara dan gambar secara interaktif yang dilakukan secara real time dengan mengintegrasikan ke dalam teknologi pendukung. Termasuk teknologi pengolahan citra untuk menganalisis citra medis. Keywords: Perlindungan, hukum, pasien, Telemedicine, covid-19
Uji efektivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa parasidiaca L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus dan Salmonella typhi Benny Hartono
PHARMANAJA : PHARMACEUTICAL JOURNAL OF UNAJA Vol. 4 No. 1 (2025): PHARMANAJA : PHARMACEUTICAL JOURNAL OF UNAJA
Publisher : Program Studi Farmasi UNAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to evaluate the antibacterial effectiveness of kepok banana (Musa paradisiaca L.) peel extract against Staphylococcus aureus and Salmonella typhi. The research was conducted at the laboratory of Universitas Adiwangsa Jambi. The banana peel extract was obtained through maceration using 96% ethanol as a solvent. Antibacterial activity was tested using the disc diffusion method against both bacterial strains. The results showed that the extract exhibited significant antibacterial activity, as indicated by the inhibition zones formed at various extract concentrations. The highest extract concentration produced the largest inhibition zones, with 15.2 mm against Staphylococcus aureus and 13.8 mm against Salmonella typhi. These findings suggest that kepok banana peel extract has potential as a natural antibacterial agent effective against both gram-positive and gram-negative bacteria. This opens the opportunity for utilizing banana peel waste as a plant-based antibacterial alternative.
PENGARUH REBUSAN DAUN SELEDRI (APIUM GRAVEOLENS L) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAAL LIMA KOTA JAMBI Paranita Utama; Yeti Indrawati; Melly Miranda; Benny Hartono; Pela Meyadsa; Desi Primayani; Rudi Asmajaya
Nightingale: Journal of Nursing Vol. 3 No. 2 (2024): Nightingale: Journal of Nursing
Publisher : Universitas Adiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

World Health Organization (WHO) menyebutkan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah menjadi 29,2 % di tahun 2030 warga dunia terkena hipertensi. Pada penderita hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik atau dilakukan penanganan yang tepat dapat menimbulkan komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rebusan daun seledri (Apium graveolens l) terhadap penurunan tekanan darah di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi. Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik dengan jenis desain penelitian pra-eksperiment design one group pre test – post test Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Paal Lima yaitu sebanyak 377 penderita. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 40 orang dengan menggunakan teknik sampling purposive sampling. Pada variabel tekanan darah, instrument penelitian yang digunakan yaitu tensi meter dan stetoskop. Analisis data secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan rebusan daun seledri rata-rata tekanan darah sistole adalah 168,42 dan rata-rata tekanan darah diastole adalah 92,42. Sedangkan sesudah diberikan rebusan daun seledri rata-rata tekanan darah sistole adalah 160,41 dan rata-rata tekanan darah diastole adalah 87,92. Ada pengaruh rebusan daun seledri (Apium graveolens l) terhadap penurunan tekanan darah dengan p value = 0,000 < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rebusan daun seledri dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran untuk mempertimbangkan terapi non farmakologis seperti menggunakan obat-obatan herbal yang salah satunya adalah rebusan daun seledri sebagai penurun tekanan darah.