Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KAJIAN KERAWANAN LONGSOR LAHAN DI KABUPATEN BERAU BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Krisnantara, Guruh; Karondia, Loryena Ayu; Wahyudi, Ilham; Dani, M. Fadly; NA, Athoullah
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jppg.v6i2.15488

Abstract

Identifikasi penyebab tanah longsor pada dasarnya dapat dianalisis menggunakan pendekatan spasial. Pemetaan daerah rawan bencana tanah longsor di Berau memiliki manfaat untuk mengidentifikasi dampak dari bencana sehingga dapat dimitigasi dan dilakukan tindakan yang bersifat preventif terhadap daerah dengan kategori tingkat risiko tinggi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menentukan kawasan rawan tanah longsor; (2) menentukan mitigasi yang tepat. Tahapan inti dari penelitian adalah menentukan tingkat potensi bencana tanah longsor dilakukan dengan cara menggabungkan dan memberikan nilai serta bobot dari parameter dari data di lapangan yaitu data kemiringan lereng, litologi, curah hujan, dan struktur geologi yang terbentuk didaerah penelitian. Area yang memiliki kerawanan tinggi pada dasarnya adalah yang memiliki litologi yang berasal dari batuan sedimen yang cenderung memiliki tingkat kekompakan yang rendah serta penggunaan lahan yang berupa permukiman, lahan garapan, dan semak belukar. Beberapa unit analisis yang teridentifikasi memiliki tingkat kerawanan yang tinggi direkomendasikan untuk dilakukan mitigasi struktural dengan melihat gap yang terjadi pada parameter penyusunnya. Jika parameter curah hujan yang tinggi, direkomendasikan untuk pembuatan catchment area dan juga pembuatan saluran drainase permanen. Selain itu, jika kondisi litologi dan penggunaan lahan yang sebagai gap atau nilai parameter yang tinggi, maka rekomendasi mitigasi adalah berupa normalisasi penggunaan lahan mengikuti karakteristik litologinya.
Deformation Analysis on The Wall of Coal Reclaim Tunnel In Binungan, Suaran, Kalimantan Timur Using Terestrial Surveys Ihsan Naufal Muafiry; Nurdiansyah Nurdiansyah; Yan Adriansyah; Loryena Ayu Karondia; Sigit Kurniawan; Danang Widitomo
Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 2 (2022): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2022.29.2.2

Abstract

Abstract This study is conducted in the Binungan Suaran tunnel (Kalimantan Timur, Indonesia), at the cross-section of DDH2_A and DDH3, owned by Berau Coal Ltd. The purpose of this study is to observe the magnitude, direction and rate of change of the position of coal reclaim tunnel wall when the tonnage of stockpile above decreased significantly. By installing four reflector stickers on the DDH2_A and eight reflector stickers on the DDH3_A1, the three-dimensional position of the reflector is observed periodically using total station and then used for displacement and velocity analysis. It is found that the total displacement of the tunnel wall is ranging from 2-12 mm with its fastest rate of 0.17 mm/day. Mostly, tunnel drifted in vertical direction (Up-Down). The displacement at the DDH3_A1 is about 4.29 mm to 6.70 mm with significant plunge. Although two reflectors at the DDH2_A section shows downward movement, their plunge angle are small (-7.77o and -15.85o). Such movement is considered originally from the last phase of elastic deformation, for example tunnel returns to its original position after the loss of weight of the coal stockpile from 146,361 tons on April 29th, 2019 to 56,009 tons on May 24th, 2019. Keywords: Tunnel, coal stockpile tonnage, vertical deformation, total station. Abstract Penelitian ini dilakukan di terowongan Binungan Suaran (Kalimantan Timur, Indonesia), tepatnya pada sektor DDH2_A dan DDH3 milik PT. Berau Coal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati besar, arah dan laju perubahan posisi dinding terowongan stockpile batubara pada saat tonase stockpile diatasnya menurun secara signifikan. Dengan memasang empat stiker reflektor pada sektor DDH2_A dan delapan stiker reflektor pada sektor DDH3_A1, posisi tiga dimensi reflektor diamati secara berkala menggunakan total station kemudian akan digunakan untuk analisis perpindahan dan kecepatan. Ditemukan bahwa perpindahan total dinding terowongan berkisar antara 2-12 mm dengan laju tercepat 0,17 mm/hari. Didapatkan perpindahan tersebut paling besar pada komponen vertikal (Up-Down directions). Perpidahan posisi dinding ke arah atas di sektor DDH3_A1 sekitar 4,29 mm hingga 6,70 mm dengan arah vektor yang cukup curam. Meskipun dua reflektor pada sektor DDH2_A menunjukkan gerakan ke bawah, sudut terjunnya kecil (-7,77o dan -15,85o). Deformasi vertikal pada dinding tunnel stockpile batubara tersebut dianggap berasal dari fase terakhir deformasi elastis, misalnya terowongan kembali ke posisi semula setelah kehilangan beban stockpile batubara dari 146.361 ton pada 29 April 2019 menjadi 56.009 ton pada 24 Mei 2019. Keywords: Terowongan, tonase timbunan batubara, deformasi vertikal, total station.
Analisis Suhu Permukaan Lahan Menggunakan Data Penginderaan Jauh Seri Waktu Purnama, Syaiful Muflichin; Ningrum, Rheina; Karondia, Loryena Ayu; Putri, Caesarean Fadhilah
GEOID Vol. 19 No. 3 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v19i3.1185

Abstract

The research site is Tanjung Redeb Sub-district, Berau Regency, East Kalimantan. Tanjung Redeb Sub-district is experiencing a rapid urban development process. As a result, human demand for land use, especially built-up land, is increasing and affecting the amount of vegetation. The decreasing amount of vegetation leads to an increase in land surface temperature. The aim of this study is to determine the land surface temperature in the time series from 2014 to 2022 and to determine the relationship with changes in land cover. The analysis process is carried out using a remote sensing data approach through several extractions, namely the use of guided classification with random forest algorithms, NDVI (Normalised Difference Vegetation Index) and LST (Land Surface Temperature). The results of this study show that the land surface temperature of Tanjung Redeb District is dominated by temperatures of 21.4C-24.6C. While the results of the correlation test between vegetation index and land surface temperature obtained a value of -0.57154 (has a moderate relationship) with a correlation value marked (-) which shows the relationship that occurs in the opposite direction, the higher the vegetation index value, the lower the temperature and the R square (R2) of 0.417, the R2 value can prove that vegetation density has an influence of 41.7% on land surface temperature and the rest is influenced by other factors.
Pemetaan Tutupan Lahan pada Area Sempadan Sungai menggunakan Teknologi Fotogrametri (Studi Kasus: Sebagian Sempadan Sungai Kelay, Kecamatan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau) Karondia, Loryena Ayu; Anwar, Datu Fachrie Ihza
GEOID Vol. 19 No. 3 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v19i3.1211

Abstract

Tutupan lahan merupakan wujud fisik yang dapat dilihat secara visual di permukaan bumi. Beragam contoh jenis tutupan lahan seperti area terbangun, area permukiman, badan air, dan lain sebagainya dapat diidentifikasi secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan memetakan tutupan lahan yang ada pada area Sempadan Sungai Kelay, Kabupaten Berau. Pemetaan dilakukan dengan menggunakan metode fotogrametri untuk mendapatkan gambaran tutupan lahan secara real time tanpa terhambat oleh awan. Proses pemetaan foto udara dilakukan menggunakan Drone Phantom 4 yang termasuk dalam jenis close range UAVs. Hasil dari pemotretan udara diproses menjadi peta yang melalui proses georeferencing menggunakan metode projective transformation dan pemeriksaan ketelitian GCP dan ICP yang telah disesuaikan dengan Perka BIG nomor 15 tahun 2014 untuk memastikan ketelitian dari foto udara yang dihasilkan. Hasil dari pemetaan tutupan lahan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi rujukan untuk Pemerintah di Kabupaten Berau dalam melakukan pemeliharaan area Sempadan Sungai Kelay. Mengingat, menurut Peraturan Pemerintah RI No. 38 tahun 2011, Area Sempadan pada tiap Sungai paling sedikit berjarak 5 meter dari tepi luar kaki tanggul untuk menjaga ekosistem daratan dan Sungai yang tidak saling mengganggu. Sementara area sempadan Sungai Kelay masih didominasi oleh lahan terbangun. Dari penelitian ini, didapatkan hasil bahwa pada area penelitian, terdapat 0,366 hektar Permukiman yang seharusnya tidak diperbolehkan berdiri di atas Sempadan Sungai.
VALIDASI ALGORITMA ESTIMASI TOTAL SUSPENDED SOLID DAN CHL-A PADA CITRA SATELIT AQUA MODIS DAN TERRA MODIS DENGAN DATA IN SITU (Studi Kasus : Laut Utara Pulau Jawa) Karondia, Loryena Ayu; Jaelani, Lalu Muhamad
GEOID Vol. 11 No. 1 (2015)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v11i1.1470

Abstract

Total Suspended Solid (TSS) dan Chl-a merupakan beberapa parameter penentu kualitas air. Konsentrasi Total Suspended Solid yang tinggi dan konsentrasi Chl-a yang sedikit mengganggu proses fotosintesis perairan, kehidupan biota laut, dan pada pertumbuhan populasi fitoplankton yang membentuk dasar dari rantai makanan laut dan merupakan sumber utama oksigen atmosfer. Beberapa metode dapat digunakan untuk memantau perubahan persebaran TSS dan Chl-a yang terjadi di wilayah tersebut, salah satunya menggunakan teknologi penginderaan jauh. Metode penginderaan jauh merupakan metode akuisisi data menggunakan satelit.Didalam metode penginderaan jauh tersebut, dibutuhkan algoritma-algoritma estimasi TSS dan Chl-a yang akurat dalam mengestimasi nilai TSS dan Chl-a. Satelit penginderaan jauh yang digunakan adalah Satelit Aqua Modis dan Sateit Terra Modis. Penelitian ini dilakukan untuk validasi beberapa algoritma yang telah ada dengan data in situ. Algoritma yang divalidasi dalam penelitian ini adalah agoritma yang telah tersedia di dalam perangkat lunak Seadas. Dari hasil penelitian ini, didapat bahwa algoritma yang tersedia di dalam perangkat lunak Seadas belum akurat untuk melakukan perhitungan estimasi TSS dan Chl-a.
Pemetaan Zonasi Kerawanan Banjir berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus : Kabupaten Berau, Kalimantan Timur) Karondia, Loryena Ayu; Fitrian, Rahma; Hizkia, Hizkia
GEOID Vol. 18 No. 1 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v18i1.1756

Abstract

Bencana banjir merupakan bencana yang seringkali melanda wilayah di Indonesia tidak terkecuali untuk Kabupaten Berau. Kabupaten Berau merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur yang setiap tahunnya seringkali dilanda banjir setiap musim penghujan. Dihimpun dari berita linimasa, bencana banjir seringkali melanda beberapa wilayah di Kabupaten Berau dan berdampak negatif terhadap kondisi infrastruktur, lahan pertanian dan juga perkebunan. Meskipun tidak ditemukan nilai rupiah yang pasti terkait kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir, namun menjadi sangat penting pemetaan zonasi banjir mengingat kejadian banjir di Kabupaten Berau yang terus terjadi setiap tahunnya. Parameter yang digunakan untuk menentukan kerentanan banjir terdiri dari tekstur tanah, curah hujan, ketinggian lahan, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan. Dari pemetaan parameter kerentanan banjir yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa Kabupaten Berau didominasi dengan kelas kerawanan sedang yaitu seluas 8725,56 km2 atau sebesar 40,16% dari luas wilayah Kabupaten Berau, kemudian kelas kerawanan kurang rawan dengan luas wilayah 5820,76 km2 atau sebesar 26,79%, kerawanan tidak rawan yaitu seluas 3596,39 km2 atau sebesar 16,55%, dan kelas kerawanan rawan seluas 3402,08 km2 atau 15,66%. Sedangkan tingkat kerawanan yang terendah yaitu kelas kerawanan sangat rawan yaitu dengan luas 182,82 km2 atau sebesar 0,84% dari luas wilayah Kabupaten Berau. Dihimpun dari 17 data titik aktual kejadian banjir yang terjadi pada tahun 2020 dan 2021 di beberapa wilayah di Kabupaten Berau, menunjukkan hasil bahwa area yang masuk dalam kategori zona rawan banjir sesuai dengan kondisi aktual banjir Kabupaten Berau. Peta Zonasi Rawan Banjir Kabupaten Berau yang sudah dihasilkan ini diharapkan dapat menjadi rujukan pihak stakeholder dalam melakukan perencanaan pembangunan dan tindak mitigasi bencana di Kabupaten Berau.
Analisa Kerentanan Pesisir Kota Semarang menggunakan algoritma CVI (Coastal Vulnerability Index) Karondia, Loryena Ayu; Handoko, Eko Yuli; Handayani , Hepi Hapsari
GEOID Vol. 18 No. 1 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v18i1.1759

Abstract

Kenaikan muka air laut merupakan salah satu penyebab permasalahan penting yang memberikan dampak negatif terhadap kehidupan sosial ekonomi pesisir juga terhadap ekosistem pesisir. Selain kenaikan permukaan laut, terdapat pula parameter yang membentuk kerentanan pesisir yang meliputi geomorfologi pantai, elevasi daratan di sekitar pesisir, perubahan garis pantai, pasang surut air laut, dan tinggi gelombang. Dihimpun dari berita linimasa, pesisir Semarang seringkali terdampak banjir rob yang menyebabkan area pesisir tergenang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa setiap parameter dalam algoritma Coastal Vulnerability Index (CVI) yang berperan dalam membentuk kerentanan pesisir. Algoritma CVI merupakan algoritma yang cukup popular digunakan dalam berbagai macam literatur yang meneliti terkait kerentanan pesisir yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Hal tersebut dikarenakan parameter yang digunakan dalam algoritma CVI mencakup lanskap dari area pesisir berupa geomorfologi, kelerengan, dan juga perubahan garis pantai serta juga interaksi antara daratan yang berada dalam pesisir dengan kenaikan muka air laut, pasang surut air laut, dan tinggi gelombang. Dari pehitungan algoritma CVI didapat hasil bahwa kerentanan pesisir Semarang berada pada kategori sangat tinggi dengan score kerentanan berkisar 45,644. Dimana semua parameter yang ada pada algoritma CVI, menjadikan pesisir Semarang berada pada kategori sangat rentan.