Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Hubungan Antara Durasi Hemodialisis Dengan Periodontitis Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Sri Rezeki; Sunnati .; Dara Mauliza
Cakradonya Dental Journal Vol 8, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gagal ginjal kronik merupakan masalah kesehatan dunia, dengan jumlah penderita yang bertambah setiap tahun. Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal secara perlahan yang berkaitan dengan penurunan laju filtrasi glomerulus. Pasien gagal ginjal kronik biasanya diberikan terapi hemodialisis untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta mengeluarkan produk sisa metabolisme. Pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis sering terjadi periodontitis akibat kondisi kebersihan mulut yang buruk, dan menjadi semakin parah seiring bertambahnya durasi hemodialisis yang dijalani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara durasi hemodialisis dengan periodontitis. Penelitian analitik cross sectional ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Subjek penelitian sebanyak 99 orang dengan usia 2059 tahun. Dilakukan pemeriksaan kedalaman poket periodontal dan pemeriksaan OHI-S terhadap subjek penelitian. Berdasarkan hasil uji chi-square terdapat hubungan yang bermakna antara durasi hemodialisis dengan periodontitis (p0,05). Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara durasi hemodialisis dengan periodontitis.
Perdarahan Gingiva Pada Masa Sebelum Menstruasi Sunnati .; Ridha Andayani
Cakradonya Dental Journal Vol 7, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gingivitis adalah salah satu penyakit yang paling lazim diderita oleh masyarakat. Gingivitis merupakan inflamasi yang hanya mengenai jaringan gingiva tanpa menyerang tulang alveolar dan ligamen periodontal (tanpa mengakibatkan kehilangan perlekatan). Perdarahan gingiva adalah salah satu tanda klinis dari gingivitis. Perdarahan gingiva terjadi satu atau dua hari sebelum terjadinya menstruasi, yang biasanya hilang setelah dimulainya menstruasi. Salah satu indeks untuk mengukur perdarahan gingiva adalah Papillary Bleeding Index (PBI). Penelitian ini bertujuan untuk melihat indeks perdarahan gingiva pada masa sebelum menstruasi, yaitu 12 hari sebelum menstruasi. Penelitian deskriptif ini dilakukan di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Subjek penelitian berjumlah 65 orang yang berasal dari angkatan 20092011. Pada subjek diberikan kuesioner dan pemeriksaan klinis, yaitu pemeriksaan Indeks Perdarahan Papila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 64 subjek (98,5%) memiliki Indeks Perdarahan Papila 0, sebanyak satu subjek (1,5%) memiliki Indeks Perdarahan Papila 1 dan tidak terdapat subjek yang memiliki Indeks Perdarahan Papila 2 dan 34. Disimpulkan bahwa 98,5% pada penelitian ini
Efektifitas Berkumur Dengan Obat Kumur Kombinasi Minyak Esensial dan Teh Hijau Sunnati .
Cakradonya Dental Journal Vol 6, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plak adalah lapisan lunak berwarna kuning keabu-abuan pada permukaan gigi yang terdiri atas mikroorganisme. Akumulasi plak pada permukaan gigi merupakan penyebab utama penyakit periodontal. Pencegahan penyakit periodontal dapat dilakukan dengan kontrol plak secara mekanis (sikat gigi dan dental floss) dan kimiawi (pasta gigi dan obat kumur). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur kombinasi minyak esensial dan teh hijau. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental klinis. Subjek penelitian sebanyak 24 siswa(i) SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh yang sesuai dengan kriteria inklusi. Pada hari pertama penelitian dilakukan pemeriksaan indeks plak, lalu subjek berkumur dengan obat kumur kombinasi minyak esensial dan teh hijau selama tiga hari. Pada hari ketiga, subjek kembali diperiksa indeks plak. Data dianalisis menggunakan uji t berpasangan. Hasil analisis statistik menunjukkan perbedaan penurunan indeks plak yang signifikan (p0,05). Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penurunan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur kombinasi minyak esensial dan teh hijau.
Perbandingan Efektifitas Penyuluhan Metode Ceramah dan Demonstrasi Terhadap Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Siswa SD Zuraida Usman Bany; Sunnati .; Winda Darman
Cakradonya Dental Journal Vol 6, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak telah mengalami peningkatan tetapi prevalensi karies gigi pada anak tetap tinggi. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya dengan metode ceramah dan demonstrasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifitas penyuluhan metode ceramah dan demonstrasi terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas V SDN 7 Labuhanhaji. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu dengan rancangan pretest dan posttest group design. Subjek pada penelitian ini berjumlah 40 siswa, yang dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 20 siswa. Teknik pengambilan subjek adalah total sampling. Skor pengetahuan siswa sebelum dan sesudah penyuluhan diukur dengan memberikan kuisioner. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor pengetahuan yang bermakna pada kedua metode (p0,05). Peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sesudah diberikan penyuluhan dengan metode ceramah lebih baik dibandingkan dengan metode demonstrasi (p0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penyuluhan metode ceramah lebih efektif dibandingkan metode demonstrasi dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN DENTAL (DENTAL ANXIETY) TERHADAP PERSEPSI NYERI KETIKA SKELING PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS SYIAH KUALA Cut Fera Novita; Sunnati .; Shabirah Inas Ferrina Siregar
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v9i1.9876

Abstract

Kecemasan dental merupakan masalah yang sering terjadi pada pasien yang melkan perawatan ggi dan mulut. Kecemasan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi persepsi nyeri seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pasien dan persepsi nyeri yang dirasakan ketika skeling. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Metode pengambilan subjek dilakukan dengan teknik purposive sampling. Subjek penelitian berjumlah 72 orang yang diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin, terdapat sebanyak 44 orang perempuan dan 28 orang laki-laki. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner kecemasan dental corah dan visual analog scale untuk pengukuran nyeri. Hasil analisis menggunakan statistika deskriptif frekuensi dan crosstabs menunjukkan frekuensi tertinggi tingkat kecemasan subjek penelitian yaitu kecemasan ringan sebanyak 47 orang (65,35) dan persepsi nyeri ringan sebanyak 36 orang (76,6%) ketika dilakukan perawatan skeling. Kesimpulan penelitian ini adalah pasien dengan perawatan skeling mengalami kecemasan ringan dan persepsi nyeri yang ringan.Kata Kunci: Kecemasan dental, persepsi nyeri, skeling
DAMPAK KARAKTERISTIK MALOKLUSI GIGI ANTERIOR BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHANNYA TERHADAP STATUS PSIKOSOSIAL Rafinus Arifin; Sunnati .; Armi Amanda Daulay
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v9i2.9741

Abstract

Usia puncak pertumbuhan anak merupakan masa peralihan antara masa anak-anak hingga menuju masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional. Maloklusi adalah suatu anomali yang menyebabkan gangguan fungsi oral dan estetika serta memerlukan perawatan jika sudah mengganggu fisik dan emosional. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa remaja pada usia puncak pertumbuhan yang mengalami maloklusi gigi anterior akan berdampak negatif terhadap status psikososial remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak karakteristik maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial (studi kasus pada usia puncak pertumbuhan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Banda Aceh dengan menggunakan indeks PIDAQ). Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dan penelitian ini dilakukan di SMP Negeri dengan total subjek 279 siswa. Subjek diberikan kuisioner PIDAQ untuk mengetahui dampak karakteristik maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial. Hasil uji Wilks Lamda menunjukkan dampak signifikan karakteristik maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial pada usia puncak pertumbuhan, diperoleh nilai p=0,003 (p0,05). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya dampak karakteristik maloklusi gigi anterior berdasarkan tingkat keparahannya terhadap status psikososial pada usia puncak pertumbuhan.Kata kunci: maloklusi, protrusif, PIDAQ
GAMBARAN STATUS PERIODONTAL PADA PASIEN SINUSITIS (KAJIAN DI POLIKLINIK THT RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA) Sunnati .; Sri Rezeki; Zulfan M. Alibasyah; Dewi Saputri; Syifa .
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 4, No 2 (2019): DESEMBER
Publisher : Dentistry Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sinusitis is an inflammation of nose and paranasal sinuses. Signs and symptoms that found in sinusitis patients are problem in sense of smell, facial pain, nasal obstruction, and discharge of mucopurulentnasal drip. Nasal obstruction tend to causes patient mouth breathing then patient having symptom ofxerostomia. In xerostomia patient which accompanied by decrease of salivary flow rate, theantimicrobial action of saliva will decrease, so the formation of plaque will increase. This study aimsto determine periodontal status of sinusitis patients. This research is a descriptive study with nonexperimental design. The method used to select the subject is purposive sampling, which the subjectsare sinusitis outpatients in Ear, Nose, Throat Polyclinic of Meuraxa Hospital. This research startedfrom August to October 2019 in Meuraxa Hospital, Banda Aceh. Research done by the examination ofOHIS, pocket periodontal depth, and clinical attachment loss. The results show that subjects with acutesinusitis are 24% and chronic sinusitis are 76%. Oral hygiene of sinusitis patients show 72% fair scoreand 28% poor score. Periodontal pocket depth under 4 mm in percentage of 100%. Clinical attachmentloss show 88% mild, 8% fair, and 4% severe. The conclusion of this study are no sinusitis patienthaving good oral hygiene, but the higher score is fair oral hygiene with percentage of 72%. Periodontalpocket depth in all subjects are under 4 mm. Mild clinical attachment loss is the greater with percentageof 88%.Keywords: Sinusitis, oral hygiene, periodontal pocket, clinical attachment loss
HUBUNGAN STRES NEGATIF (DISTRES) DENGAN PERDARAHAN GINGIVA PADA PASIEN RUMAH SAKIT JIWA BANDA ACEH Sunnati .; Ridha Andayani; C Putroe Ula Rahifa; Sri Rezeki
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 4, No 1 (2019): OKTOBER
Publisher : Dentistry Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gingival bleeding is an early feature of gingivitis. Gingivitis is characterized by gingival redness,swelling, and bleeding on probing. Gingival bleeding may be caused by local factor and systemicfactors. Negative stress (distress) is thought to be the risk factor of gingival bleeding. Previous studiesshowed that negative stress (distress) may contribute to the severity of gingival bleeding. However, insome cases heavy gingival bleeding was found in the presence of minimal plaque retention. Theobjective of this study was to see the correlation between negative stress (distress) and gingivalbleeding. This study was an analytic cross-sectional study taking Banda Aceh mental hospital. Thesubjects of this study were 58 patients aged between 15 60 years old. There were 30 male and 28female patients. Data was collected from medical record, history taking and clinical examination ofgingival bleeding and oral hygiene index-simplified (OHI-S). Statistic analysis using chi-square testrevealed that there was no correlation between negative stress (distress) to gingival bleeding (p0.05).Conclusion: This study shows that there is no significant correlation between negative stress (distress)to gingival bleeding. Keywords: Gingival bleeding, negative stress (distress), OHI-S
GAMBARAN JARAK DISKLUSI GIGI POSTERIOR WORKING SIDE PADA SKEMA OKLUSI CANINE GUIDANCE Ifwandi .; Sunnati .; Isma I. Harahap
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 3, No 1 (2018): JANUARY
Publisher : Dentistry Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

anine guidance is a form of mutually protected articulation in which the vertical and horizontaloverlap of the canine teeth disengage the posterior teeth in the excursive movements of the mandible.The shorter distance to reach disclusion will have better impact to stomatognatic system. The aim ofthis study is to see the distance of posterior teeth of working side disclusion with canine guidanceocclusal scheme. This study is a descriptive survey using crosssectional study desain with 28 totalsubjects. Subject who has canine guidance occlusal scheme will be examinated the distance ofposterior teeth of working side disclusion clinically. The benchmark is made by marking the insisivuscentral maxilla by marker pen. The result of this study on right working side there are 81,8% subjecthad discluded second molar on 1mm, there are 50% subject had discluded first molar on 1 mm,54,5% subject had discluded first and second premolar on 1 mm. The result of this study on leftworking side there are 87% subject had discluded second molar on 1mm, there are 60,9% subject haddiscluded first molar on 1 mm, 56,5% subject had discluded second premolar on 1 mm, 69,6% subject had discluded first premolar on 1 mm. The conclusion of this study is distance of disclusion ofposterior teeth most often occurs on 1 mm for first and second molars, on 2 mm for second and firstpremolar.Keywords: disclusion, working side, canine guidance
FREKUENSI TINGKAT KESEHATAN PERIODONTAL PADA REMAJA SMP NEGERI 3 BANDA ACEH YANG DIPERIKSA MELALUI CPITN Nuzulul Ismi; Sunnati .; Zulfan M. Alibasyah
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 1, No 2 (2016): JULY
Publisher : Dentistry Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractPeriodontal disease is one of the most common oral health problems. Adolescent is an importantperiod in periodontal status because suffered from periodontal disease is increasing. The number ofadolescent suffered from this disease is increasing and effected in periodontal status. There are severalmethods used in order to measure the severity of periodontal disease, one of the methods is CPITN.The purpose of this study was to identify the frequency of periodontal health on students of SMP 3Baiturrahman Banda Aceh who aged between 12-14. This is a cross sectional descriptive study. Thenumber of subject was 96 students. In detail, there were 33 subjects (34,3%) aged 12, 44 subjects(45,8%) aged 13 and 19 subjects (19,8%) aged 14. Data was collected through interview and clinicalexamination. The result of this study indicated that 26 subjects (27,1%) had a health periodontal tissue(score 0). On the other hand, 1 subject (1%) with bleeding on probing (score 1). Furthermore, 68subjects (70,9%) had both supragingiva/subgingiva calculus (score 2). Only 1 subject (1%) hadabsolute pocket 4-5 mm (score 3). No subject (0%) had absolute pocket 6 mm (score 4). Based onscore CPITN, the kind of proper and effective oral treatment for these subjects are home care, scalling,oral hygiene care and no indicated to complex therapy. It can be concluded that level of periodontalhealth on students of SMP 3 Baiturrahman Banda Aceh who aged between 12-14, 68 subjects (70,9%)had both supragingiva/subgingiva calculus (score 2) and it was the highest score.Keywords: adolescent, CPITN, periodontal status