Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Implementasi Hidden Curriculum Melalui Ekstrakurikuler Keagamaan: Studi Kasus Achmad Syarifuddin; Dede Sutisna; Ani Cahyadi; Padjrin Padjrin; Cholidi Cholidi
Intizar Vol 27 No 1 (2021): Intizar
Publisher : Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/intizar.v27i1.8741

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program pembinaan keberagamaan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler dan implementasi hidden curriculum di Madrasah Aliyah Patra Mandiri Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskritif analitis, maka dalam pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan analisis datanya menggunakan analisis data model Milles dan Huberman, yaitu melalui proses reduksi, display dan verifikasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa implementasi hidden curriculum dalam ekstrakurikuler keagamaan melalui tiga cara yaitu 1) kegiatan rutin yaitu doa bersama, salat zuhur berjamaah, salat Duha, salaman pagi, dan silaturahmi siswa dengan guru; 2) kegiatan mingguan yaitu Tahsinul Qur’an, Marhaba, Barzanji. Muhadhoroh, dan salat Jumat; dan 3) keteladanan guru yaitu kedisplinan, silaturahmi dewan guru, berpakaian rapi dan sopan, dan hidup Bersih.
Persepsi Mahasiswa Tentang Lagu “Man Ana” dan Keputusan Belajar Bahasa Arab Prita Priantini Ch Dede Sutisna
Al-Tadabbur Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46339/altadabbur.v8i1.781

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauhmana persepsi mahasiswa KPI tentang lagu “Man Ana” dan keputusan belajar bahasa Arab. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dirancang sebagai survei deskripstif korelasional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam. Sampel secara simple random sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara penyerapan terhadap objek dan keputusan mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk belajar bahasa Arab lebih lebih lanjut; tidak terdapat hubungan antara pemahaman terhadap objek dan keputusan mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk belajar bahasa Arab lebih lebih lanjut; dan terdapat hubungan antara penilaian mahasiswa KPI berupa  terhadap objek dan pendalaman arti lirik lagu “Man Ana”.
KONFLIK INTERPRETASI FATWA MUI DALAM PELAKSANAAN IBADAH SELAMA PANDEMI COVID-19 Jujun Junaedi; Mukhlis Aliyudin; Dede Sutisna; Prita Priantini NC
AL-TADABBUR Vol 6, No 2 (2020): Edisi Desember 2020
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia segala gerak dan aktivitas menjadi terbatas, termasuk beribadah, MUI berijtihad dengan mengeluarkan fatwa tentang pelaksanaan ibadah di masa pandemi Covid-19 ini. Namun, hal tersebut menuai pro dan kontra, khususnya tentang peniadaan shalat berjama’ah di masjid dan shalat Jum’at yang diganti menjadi shalat Dzuhur di rumah. Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi penengah agar tidak terjadi perpecahan antar umat muslim di Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif studi kasus ekplanatori. Eksplanatori yang digunakan untuk mencari keterangan atas aspek-aspek dan argumentasi sebab akibat. Data yang dipelajari melalui dokumen tertulis digunakan untuk merekonstruksi dan menganalisis kasus. Konflik internal umat Islam dalam saat ini, didasarkan kepada kesalahpahaman dalam memahami fatwa MUI No. 14 tahun 2020. Hal yang harus dipahami adalah seseorang terkena virus Covid-19 maka dia tidak boleh berada di komunitas publik termasuk untuk kepentingan ibadah publik, bukan berarti meniadakan ibadah tapi semata kepentingan memberikan perlindungan agar tak menular kepada yang lain. Apabila seseorang dalam kondisi sehat dan berada di kawasan rendah terjangkit virus Covid-19 maka kewajiban ibadah tetap dilaksanakan, dengan catatan harus memperhatikan protokol kesehatan, sosial dan bermasyarakat
Penguatan Tujuan Pendidikan Islam Berlandaskan Kepada Tujuan Hidup Manusia Dede Sutisna; Andewi Suhartini; Nurwadjah Ahmad
Eduprof : Islamic Education Journal Vol. 5 No. 1 (2023): Eduprof : Islamic Education Journal
Publisher : Program Pascasarjana, Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47453/eduprof.v4i2.179

Abstract

Pendidikan memiliki peranan yang begitu penting dalam kehidupan manusia, karena hakikat pendidikan itu sendiri adalah untuk memanusiakan dan mendewasakan manusia, sehingga menjadi manusia seutuhnya. Pendidikan merupakan proses membimbing manusia menjadi manusia seutuhnya dan sewajarnya sebagai manusia yang merupakan ciptaan Allah SWT. Dalam pendidikan, hal pokok yang wajib dipersiapkan yaitu merumuskan tujuan. Dengan tujuan ini, proses pendidikan akan terarah dan terlaksana secara sistematis dan terorganisir sehingga menghasilkan pendidikan yang sesuai dengan harapan dan tidak melenceng dari norma-norma kehidupan di masyarakat. Tujuan pendidikan Islam tidak bisa dipisahkan dari tujuan hidup manusia sebagai seorang hamba Allah, membentuk pribadi muslim yang benar-benar beriman kepada Allah dan seluruh kehidupannya berorientasi kepada Allah semata. Tujuan pendidikan Islam pada intinya adalah menjadikan manusia sebagai hamba yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada Allah yang tercermin dalam kepribadiannya yang memiliki akhlak mulia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun terhadap lingungan atau alam semesta. Maka, tujuan pendidikan Islam tersebut berlandaskan kepada tujuan hidup manusia di dunia ini sebagai seorang muslim. Dalam al-Quran, manusia setidanya memiliki tiga tujuan dalam hidupnya, yaitu untuk beribadah, sebagai khalifah dan saling mengenal dengan sesamanya, dalam artian agar mencapai hidup yang rukun dalam masyarakat. Dalam konteks hubungan dengan Rabb-nya, manusia adalah hamba Allah yang memiliki kewajiban menunaikan penghambaan dan pengabdian kepada-Nya. Sedangkan dalam konteks hubungan dengan alam semesta ia adalah khalifah, sebagai pengatur dan penjaga alam semesta. Dan untuk menciptakan alam semesta yang damai dan sejahtera, maka perlunya tanggung jawab bersama dalam menciptakan tatanan kehidupan dunia yang damai. Untuk menjadikan manusia sebagai hamba yang shaleh, perlu proses melalui pendidikan. Maka, pendidikan Islam merupakan alat untuk merealisasikan tujuan hidup manusia di dunia ini. Karena tanpa pendidikan, manusia tidak akan mampu menjadi insan yang terdidik sehingga tercapainya derajat shaleh.