Sri Irianti
Center for Public Health Intervention Technology, National Institute of Health Research and Development, Ministry of Health

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

CURRENT STATUS AND FUTURE CHALLENGES OF HEALTHCARE WASTE MANAGEMENT IN INDONESIA Irianti, Sri
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 23, No 2 Jun (2013)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.675 KB)

Abstract

Abstrak Latar belakang: Dalam memberikan pelayanan kesehatan, rumah sakit maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya menghasilkan limbah medik yang mempunyai risiko menularkan penyakit-penyakit  tular darah dan penyakit lainnya  apabila tidak dikelola secara aman. Tujuan:Diperolehnya gambaran tentang kondisi dan praktik Pengelolaan Limbah Layanan Kesehatan (PLLK) di beberapa rumah sakit umum (RSU) di Indonesia, agar dapat digunakan oleh RSU dan sarana pelayanan kesehatan lainnya untuk melaksanakan PLLK secara aman. Bahan dan Cara: Kajian berupa survei dilakukan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan dengan cara mengirimkan kuesioner terstruktur di100 RSU pada tahun 2004. Hanya 76 RSU yang mengisi kuesioner. Lingkup survei meliputi aspek sanitasi RSU, di antaranya PLLK yang meliputi variabel ketersedian unit organisasi yang bertanggungjawab dalam PLLK, rencana pengelolaan limbah medik , ketersediaan pedoman PLLK, praktik pemilahan dan teknologi pengolahan limbah medik. Hasil: Sebagian besar RSU telah mempunyai unit yang bertanggungjawab dalam PLLK, namun hanya sekitar 33% yang mempunyai rencana PLLK. Demikian pula hanya sekitar 30% RSU yang memilah limbahnya menjadi tiga kategori sesuai pedomanPLLK, walaupun lebih dari 60% RSU telah mempunyai buku pedoman PLLK sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/2004. Insinerasi merupakan cara pemusnahan limbah yang dipilih oleh mayoritas RSU. Kesimpulan: Masih banyak RSU yang disurvei belum mengelola limbahnya sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/2004 seperti diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun termasuk  limbah layanan kesehatan. Kata kunci: fasilitas kesehatan, pengelolaan limbah layanan kesehatan, kebijakan, risiko kesehatan Abstract Background: In providing healthcare services, hospitals and other healthcare facilities generate medical wastes which can spread blood-borne diseases and other waste diseases if they do not manage their medical wastes safely. Material and Method: Information presented in this paper is part of a survey of Environmental Health Directorate regarding hospital sanitation using a structured questionnaire mailed to 100 general hospitals in 2004. There were 76 hospitals participated in the survey by filling in the questionnaires and sending them back to the Environmental Health Directorate. Study variables include availability of sanitation unit responsible for Health Care Waste Management (HCWM), HCWM plans, HCWM guidelines, waste segregation practices, and HCWM technologies used. Result: Majority of hospitals had sanitation units; however, only about 30% hospitals had HCWM plans. Moreover, only about 33% hospitals segregated their wastes into three categories as recommended by HCWM guidelines, although more than 60% hospitals owned HCWM guidelines according to Health Ministerial Decree No. 1204/2004. Incineration is a preferred means of medical waste treatment technology. Conclusion: There were many surveyed hospitals did not comply with Ministerial Health Decree No.1204/2004 in terms of safe HCWM as mandated by Government Regulations No. 18 and 85/1999 concerning Hazardous Waste Management, including HCWM. Keywords: healthcare institution, healthcare waste, policy, health risk.
ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT : STUDI KASUS DI PUSKESMAS BANGKINANG KOTA TAHUN 2024 nabilla, muthia; Irianti, Sri; Herniwanti, Herniwanti; Dewi, Oktavia; Susanti, Nurvi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.38781

Abstract

Pengelolaan limbah medis layanan kesehatan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan melindungi lingkungan dari risiko pencemaran. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Kelola Limbah (Sikelim) Kementerian Kesehatan, hanya 16,1% Puskesmas di Kabupaten Kampar yang telah melakukan pemilahan limbah medis sesuai standar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pengelolaan limbah medis di Puskesmas Bangkinang Kota. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus eksploratif, penelitian ini melibatkan 13 informan, termasuk kepala Puskesmas, penanggung jawab kesehatan lingkungan, petugas kesehatan di setiap unit penghasil limbah medis, dan petugas kebersihan. Aspek yang diteliti mencakup sumber daya manusia dan sarana prasarana, proses pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, tempat penampungan sementara, pemusnahan, dan kejadian tertusuk limbah padat tajam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan limbah medis padat di Puskesmas Bangkinang Kota masih belum memenuhi standar, ditandai dengan kurangnya kualifikasi pendidikan petugas kesehatan lingkungan, ketidakteraturan pengumpulan limbah medis di lokasi, serta ketiadaan jalur khusus pengangkutan limbah dan tempat penampungan sementara yang sesuai dengan Permen LHK No.56/2015. Kesimpulannya, pengelolaan limbah medis di Puskesmas ini perlu diperbarui agar tidak menimbulkan risiko penyakit. Disarankan agar Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar memperbarui kebijakan Standar Prosedur Operasional (SPO) pengelolaan limbah medis di Puskesmas Bangkinang Kota guna mencegah penularan penyakit dan memenuhi persyaratan teknis serta mengikuti kebijakan nasional dalam pengelolaan limbah layanan kesehatan yang aman sebagai bagian dari upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).  
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKINANG KOTA TAHUN 2024 Rahmi, Rawdhotul; Irianti, Sri; Herniwanti, Herniwanti; Dewi, Oktavia; Alamsyah, Agus
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.38782

Abstract

Diare menjadi penyebab kematian terbesar pada anak balita Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2021 diare merupakan penyakit utama yang menyebabkan kematian pada balita di seluruh dunia dan menyebabkan 525.000 balita meninggal setiap tahunnya, sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang Kota tercatat proporsi diare sebanyak 8,2%. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota Tahun 2024. Menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang dan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita sebanyak 812 balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota dengan sampel sebanyak 153 ibu balita yang diambil dengan teknik simple random sampling. Data hasil penelitian dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan (p value=0,010), sikap (p value=0,024), tindakan (p value=0,006), perilaku cuci tangan (p value=0,001), akses air minum (p value=0,000), pekerjaan (p value=0,006), dengan kejadian diare pada balita. Secara kualitatif mayoritas responden menyatakan penggunaan jamban sudah baik dan banyak responden yang telah menggunakan jamban sesuai dengan syarat kesehatan dan perilaku orangtua balita dalam pembuangan pempers sekali pakai termasuk kategori buruk. Kesimpulannya, variabel akses air minum menjadi faktor dominan yang paling mempengaruhi dalam kejadian diare pada balita. Disarankan setiap kepala keluarga berperan memastikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) para anggota keluarganya melalui pengelolaan air minum dan cuci tangan pakai sabun (CTPS) agar terhindar dari penyakit diare.
ANALISIS SANITASI LINGKUNGAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Sari, Nova Mustika; Irianti, Sri; Dewi, Oktavia
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.43227

Abstract

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini disebarkan terutama dari manusia ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Ae. Aegypti) yang telah tercemar virus dengue. Penyakit DBD dari tahun 2021-2023 mengalami peningkatan di setiap Puskesmas yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir. Tahun 2023, ada 31 kasus di Puskesmas Tembilahan Kota. Untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang sanitasi lingkungan pada kondisi rumah penderita penyakit DBD dan nonpenderita penyakit DBD di wilayah kerja Puskesmas Tembilahan kota Kabupaten Indragiri Hilir. Menggunakan kualitatif dengan desain fenomenologi. Analisis data menggunakan Thematic analysis. Informan utama pada penderita DBD dan nonpenderita DBD dan informan pendukung petugas kesehatan dan tokoh Masyarakat. Penelitian menunjukan bahwa perilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD masih kurang optimal, sehingga berisiko terjadinya penyakit DBD dilihat dari kurangnya melakukan tindakan 3M Plus. Kondisi sanitasi lingkungan dan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit DBD masih berisiko terjadinya penyakit DBD. Masyarakat diharapkan sadar untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD dengan selalu melaksanakan kegiatan 3M Plus, dan bagi Puskesmas agar membentuk program-program inovatif untuk meningkatkan pemahaman, partisipasi dan kemandirian masyarakat dalam melaksanakan PSN.