Diare menjadi penyebab kematian terbesar pada anak balita Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2021 diare merupakan penyakit utama yang menyebabkan kematian pada balita di seluruh dunia dan menyebabkan 525.000 balita meninggal setiap tahunnya, sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang Kota tercatat proporsi diare sebanyak 8,2%. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota Tahun 2024. Menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang dan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita sebanyak 812 balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota dengan sampel sebanyak 153 ibu balita yang diambil dengan teknik simple random sampling. Data hasil penelitian dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan (p value=0,010), sikap (p value=0,024), tindakan (p value=0,006), perilaku cuci tangan (p value=0,001), akses air minum (p value=0,000), pekerjaan (p value=0,006), dengan kejadian diare pada balita. Secara kualitatif mayoritas responden menyatakan penggunaan jamban sudah baik dan banyak responden yang telah menggunakan jamban sesuai dengan syarat kesehatan dan perilaku orangtua balita dalam pembuangan pempers sekali pakai termasuk kategori buruk. Kesimpulannya, variabel akses air minum menjadi faktor dominan yang paling mempengaruhi dalam kejadian diare pada balita. Disarankan setiap kepala keluarga berperan memastikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) para anggota keluarganya melalui pengelolaan air minum dan cuci tangan pakai sabun (CTPS) agar terhindar dari penyakit diare.