Claim Missing Document
Check
Articles

PERTUMBUHAN AKAR STEK SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) HASIL PENGERATAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENGERAT BIBIT SINGKONG (RABIKONG) Sandi Asmara; R. A. Diana Widyastuti; Purba Sanjaya
Jurnal Agrotek Tropika Vol 10, No 2 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, MEI 2022
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v10i2.5969

Abstract

Umumnya bahan tanam Singkong berasal dari stek batang yang diambil dari sisa panen penanaman sebelumnya. Jumlah akar yang tumbuh pada stek batang dan menjadi umbi adalah salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya produksi singkong. Beberapa literatur menyatakan bahwa beberapa sistem pelukaan batang atau pengeratan akan mempegaruhi pertumbuhan dan jumlah akar yang tumbuh dari batang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengeratan pada pertumbuhan akar (panjang dan jumlah) dan produksi umbi Singkong. Peneltian ini berlangsung pada bulan Juli sampai November 2020 di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan pengeratan akan meningkatkan panjang akar, dan jumlah akar singkong hingga umur 8 minggu setelah tanam, tetapi kemudian menurun pada 16 miggu setelah tanam. Pertumbuhan akar singkong optimum yang terjadi pada umur 8 minggu ditandai dengan panjang akar maksimum sepanjang 17.97 cm dan jumlah akar sebanyak 41,42 buah. Dalam aspek produksi, pada minggu ke 16 setelah tanam terjadi penurunan jumlah umbi singkong dari 7,25 buah pada perlakuan kontrol menjadi 4,375 buah pada perlakuan keratan. Hal ini diduga karena penerapan teknik budidaya yang kurang tepat terutama pada kegiatan pemupukan dan pemangkasan.
The growth of 'Crystal' guava seedling in response to pinching and dormancy breaking chemicals Raden Ajeng Diana Widyastuti; Setyo Dwi Utomo; Darwin H. Pangaribuan; Purba Sanjaya; Hayane Adeline Warganegara; Widia Agustin
Kultivasi Vol 21, No 3 (2022): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v21i3.40791

Abstract

AbstractPinching and dormancy breaking chemicals (DBC) application are potentially used to regulate the growth of plant. This study aims to evaluate the growth response of ‘Crystal’ guava (Psidium guajava L.) seedling in response to pinching and DBC application. This experiment was carried out in the Integrated Field Laboratory, Faculty of Agriculture, Universitas Lampung from March to June 2021, with a randomized completely block design (RCBD) with 2 factors (pinching and DBC) and repeated four times. The results showed that pinching could reduce the increase of height of guava seedling. The combination of pinching with DBC could significantly increase the number of new emerging leaves, branches, and shoots as well as the length of new shoots. The leaf area on new emerging leaves was not affected by pinching and DBC factors. The application of DBC to non-pinched plants inhibited vegetative growth and precisely increased generative growth, as indicated by the increase of the number of flowers produced. The most recommended treatment to improve the vegetative growth of guava plant seedlings was a combination of pinching and KNO3 40 g L-1.Keywords: 'Crystal' guava, KNO3, vegetative growth, pinching, dormancy breaking chemicals. AbstrakPinching dan pemberian zat pemecah dormansi berpotensi untuk digunakan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengevalusi respon pertumbuhan bibit tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) 'Kristal' terhadap perlakuan pinching dan pemberian zat pemecah dormansi (ZPD). Percobaan ini dilaksanakan di lahan Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Maret hingga Juni 2021, dengan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial (pinching dan ZPD) yang diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa teknik pinching dapat menurunkan pertambahan tinggi tanaman jambu. Namun hal ini justru dapat memperbaiki pertumbuhan bibit jambu. Kombinasi pinching dengan ZPD dapat meningkatkan jumlah daun, cabang, dan tunas baru serta panjang tunas baru secara signifikan. Luas daun baru tanaman jambu tidak dipengaruhi oleh faktor pinching dan ZPD. Pemberian ZPD pada tanaman yang tidak dipinching menghambat pertumbuhan vegetatif, sebaliknya meningkatkan pertumbuhaan generatif dengan indikator peningkatan jumlah bunga yang diproduksi. Perlakuan yang paling direkomendasikan untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif bibit tanaman jambu adalah kombinasi antara pinching dan KNO3 40 g L-1.Kata kunci: jambu biji ‘Kristal’, KNO3, pertumbuhan vegetatif, pinching, zat pemecah dormansi
Teknik fermentasi campuran bahan organik sebagai sumber nutrisi organik pada sayuran sawi yang ditanam dengan hidroponik Darwin H. Pangaribuan; Yohannes Cahya Ginting; Rugayah Rugayah; Purba Sanjaya; Agus Karyanto; Kurnia Cahyani Dewi; Intan Puspita Sari
Kultivasi Vol 21, No 3 (2022): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v21i3.38509

Abstract

AbstrakNutrisi organik untuk budidaya sistem sumbu hidroponik merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi kendala mahalnya harga pupuk anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode ekstraksi terbaik antara metode air hangat, air dingin, dan fermentasi kemudian menentukan waktu fermentasi terbaik dari unsur hara organik campuran rumput laut, sabut kelapa dan daun kelor yang diharapkan memiliki kandungan nutrisi organik yang mendekati dengan formula nutrisi anorganik. Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan: (i) percobaan pertama meneliti jenis metode ekstraksi, dan (ii) percobaan kedua meneliti waktu fermentasi terbaik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor tunggal dan diulang sebanyak 6 kali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unsur hara organik yang dicampur dengan rumput laut, sabut kelapa dan daun kelor belum mampu menyamai unsur hara campuran AB Mix pada budidaya tanaman sawi secara hidroponik. Bobot segar tanaman sawi pada sub percobaan metode ekstraksi menunjukkan bahwa metode fermentasi menghasilkan 11,28 g atau 52,22% dari bobot segar tanaman hasil perlakuan nutrisi AB Mix yang mencapai 21,60 g. Bobot segar tanaman sawi pada sub percobaan waktu fermentasi menunjukkan bahwa fermentasi 20 hari menghasilkan 1,83 g atau 50,8% dari bobot segar tanaman hasil perlakuan hara AB Mix yang mencapai 3,60 g. Waktu fermentasi terbaik diperoleh pada 20 hari fermentasi.Kata Kunci: anorganik, bahan segar, metode ekstraksi, waktu fermentasi Abstract Organic nutrition for the wick hydroponic system is an alternative solution to overcome the high cost of inorganic fertilizers. This study aims to determine the best extraction method between warm water, cold water, and fermentation, then determine the best fermentation time from the organic nutrient mixture of seaweed, coconut husk and Moringa leaves which are expected to have the same organic nutrient content as the inorganic nutrition formula. This study consisted of 2 experiments, the first experiment examined the type of extraction method and the second experiment examined the best fermentation time. The experimental design used was a randomized block design (RBD) with a single factor and was repeated 6 times. The results of this study indicate that the organic nutrients mixed with seaweed, coconut husk and Moringa leaves have not been able to equal to the AB-mix nutrients in hydroponic mustard cultivation. Fresh weight of mustard in the extraction method sub-experiment showed that the fermentation method was only able to produce 11.28 g or 52.22% of the fresh weight of plants produced by AB Mix nutrition which reached 21.60 g. Fresh weight of mustard plants in the sub-experiment of fermentation time showed that 20 days of fermentation was only able to produce 1.83 g or 50.8% of the fresh weight of plants treated with AB Mix nutrients which reached 3.60 g. The best fermentation time was obtained at 20 fermentation days.Keywords:  inorganic, fresh weight, extraction method, fermentation time
Pelatihan Pembuatan Mikroorganisme Lokal untuk Mendukung Rumah Pangan Lestari di Desa Sidodadi-Wates, Kabupaten Pringsewu Raden Ajeng Diana Widyastuti; Kus Hendarto; Hayane A. Warganegara; Purba Sanjaya; Indah Listiana; Helvi Yanfika
Open Community Service Journal Vol. 1 No. 1 (2022): Open Community Service Journal
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.708 KB) | DOI: 10.33292/ocsj.v1i1.2

Abstract

Kegiatan Rumah Pangan Lestari merupakan suatu upaya menuju ketahanan pangan yang perlu digalakkan mulai dari rumah tangga. Pemanfaaatan lahan pekarangan yang dilakukan di daerah pedesaan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga serta memberikan pangan bergizi untuk keluarga. Bahan makanan yang diperoleh dari lahan pekarangan juga harus sehat dan bergizi. Pertanian yang sehat dapat diwujudkan dengan penerapan pertanian organik. Sisa tanaman dari lahan pekarangan merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pertanian organik. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah pembuatan pupuk mikroorganisme lokal sebagai media tanam yang berasal dari bonggol pisang dan rebung bambu. Pembuatan pupuk Mikroorganisme Lokal (MOL) merupakan langkah pengaplikasian teknologi tepat guna yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi Kelompok Wanita Tani Berkah Mandiri Desa Sidodadi Wates, Kabupaten Pringsewu. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan tahapan sosialisasi, pelatihan dan pendampingan hingga tahap akhir dalam pembuatan pupuk Mikroorganisme Lokal. Peserta pelatihan merupakan bagian dari Kelompok Wanita Tani Berkah Mandiri Desa Sidodadi Wates, Kabupaten Pringsewu. Adanya program Rumah Pangan Lestari dan pembuatan pupuk Mikroorganisme Lokal adalah upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mewujudkan pertanian organik dengan bahan yang mudah didapatkan. Masyarakat berharap kegiatan pemberdayaan ini dapat berkelanjutan.
Pemanfaatan PETOKONG (Pemotong Bibit Singkong) Untuk Menciptakan Bibit Singkong Seragam dan Meningkatkan Produksi Sandi Asmara; Sapto Kuncoro; Raden Ajeng Diana Widyastusi; Purba Sanjaya
Open Community Service Journal Vol. 1 No. 2 (2022): Open Community Service Journal
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.577 KB) | DOI: 10.33292/ocsj.v1i2.6

Abstract

Keberadaan limbah batang singkong dan ketersediaan bibit yang berkualitas menjadi permasalahan yang ada di Desa Sukobinangun. Ketepatan waktu tanam akibat kurangnya bibit serta kualitas bibit yang ada menjadi fenomena yang memerlukan solusi. Mahalnya bibit dan masih rendahnya produksi singkong per hektar juga memerlukan adanya perubahan. Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah melaksanakan diseminasi alat PETOKONG hasil penelitian Fakultas Pertanian Unila ke masayarakat untuk menghasilkan bibit singkong dengan kapasitas tinggi, berkualitas dan berdaya tumbuh tinggi. Solusi lain adalah membuktikan keunggulan pertumbuhan dan kualitas bibit hasil kinerja PETOKONG dibanding dengan bibit yang dibuat menggunakan golok. Metode yang digunakan dalam diseminasi teknologi ini ke masyarakat adalah metode “THREE IN ONE” yaitu metode penyelesaian masalah dengan menerapkan tiga bentuk pemberdayaan masyarakat yang terintegrasi dalam satu rangkaian kegiatan diseminasi. Pemberdayaan pertama, meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan masyarakat dalam menangani dan mengelola limbah batang singkong dengan penerapan teknologi PETOKONG. Pemberdayaan kedua, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan masyarakat dalam membuat produk bibit singkong berkualitas menggunakan Teknologi PETOKONG. Pemberdayaan ketiga, meningkatkan kemampuan masyarakat mengembangkan potensi dan peluang pasar pengadaan bibit singkong berkualitas sebagai upaya untuk memacu motivasi masyarakat tentang spirit kewirausahaan melalui pertambahan nilai produk turunan serta peningkatan pendapatan masyarakat Kampung Sukobinangun, khususnya Kelompok Tani mitra
KERAGAMAN TANAMAN DAN SUMBANGAN PENERIMAAN TUMPANGSARI KOPI DAN LADA DI KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG Fembriarti Erry Prasmatiwi; Rusdi Evizal; Otik Nawansih; Novi Rosanti; Rommy Qurniati; Purba Sanjaya
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 1 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, FEBRUARI 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i1.6476

Abstract

In Tanggamus, pepper trees are commonly intercropped in coffee plantations with coffee-pepper intercropping type (dominant coffee), coffee pepper type (dominant pepper), and agroforestry type. The intercropping system plays a role in improving agro-ecosystems, increasing farm productivity and income. This study aimed to study crops diversity, productivity and income of coffee-pepper intercropping farming. This study used a survey method. The survey locations were determined purposively in two sub-districts which were centers of coffee cultivation in Tanggamus, namely Ulu Belu and Air Naningan District. In the Ulu Belu District, the villages of Sinar Banten, Sinar Galih, Petai Kayu were selected purposively, and in the Air Naningan District were Datar Lebuay Village and Air Kubang Village. Primary data was collected by visiting plantations and interviewing farmers. Sample farmers were determined randomly with a total of 137 samples. The diversity of intercrops was analyzed by calculating the Benefit Index Value and Importance Value Index. The results showed that coffee plantations were generally intercropped (79-86%) with coffee and pepper. Based on the Importance Value Index, in Ulu Belu the most important intercrops were pepper, banana, avocado and cayenne pepper, while in Air Naningan they were pepper, jengkol, cayenne pepper and durian. The income of intercropping coffee farmers could reach IDR 24 million/hectare/year. This income was obtained from both the coffee-pepper intercropping or the coffee-non-pepper intercropping. The productivity of intercropping coffee ranged from 528-1,097 kg/hectare. The productivity of pepper intercrops ranged from 0.45-0.54 kg per tree and contributed 11-29% of coffee income.
PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN DAN WAKTU TURUN HUJAN SETELAH APLIKASI TERHADAP DAYA KENDALI HERBISIDA GLIFOSAT Meylita Mustikawati; Dad R. J. Sembodo; Purba Sanjaya; Hidayat Pujisiswanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, No 3 (2020): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 8, SEPTEMBER 2020
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v8i3.4518

Abstract

Aplikasi herbisida glifosat banyak dipilih untuk mengendalikan gulma karena memiliki spektrum pengendalian yang luas. Hujan merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan efektivitas herbisida glifosat sedangkan penambahan surfaktan dalam aplikasi herbisida glifosat dapat meningkatkan efektivitas herbisida tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan surfaktan dan waktu turun hujan setelah aplikasi serta interaksinya terhadap daya kendali herbisida glifosat. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi dengan 14 perlakuan dengan 5 ulangan yang diujikan pada gulma Paspalum conjugatum, Setaria plicata, Asystasia gangetica, Praxelis clematidea, Cyperus rotundus, dan Cyperus kyllingia. Petak utama yaitu tanpa penambahan surfaktan dan penambahan surfaktan 0,1% sedang anak petak yaitu waktu turun hujan setelah aplikasi dengan waktu turun hujan 0, 1, 2, 3, 4, dan tanpa hujan setelah aplikasi. Data dianalisis ragam dan diuji lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan surfaktan dapat meningkatkan daya kendali herbisida glifosat, dan waktu turun hujan setelah aplikasi dapat menurunkan daya kendali herbisida glifosat. Penambahan surfaktan pada aplikasi herbisida glifosat yang diikuti hujan setelah aplikasi memiliki daya kendali yang lebih tinggi dibandingkan dengan aplikasi herbisida tanpa surfaktan.
PENGENALAN KLON UBIKAYU GENJAH SEBAGAI ALTERNATIF PANEN MUDA PADA PETANI DAN INDUSTRI TAPIOKA DI LAMPUNG Kukuh Setiawan; Ardian Ardian; Setyo Dwi Utomo; Fitri Yeli; Ahmad Syaifudin; Arif Surtono; Sungkono Sungkono; Agustiansyah Agustiansyah; Purba Sanjaya
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 2, September 2
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i2.7799

Abstract

Abstrak: Lampung merupakan sentra produksi ubikayu di Indonesia dengan luas area sekitar 199.385 ha.  Luas area terbesar berada di Lampung Tengah sekitar 120 ribu ha.  Salah satu kendala utama selain harga ubikayu yang sering berfluktuasi adalah panen muda atau awal di tingkat petani dan industri tapioka.  Tujuan penulisan makalah ini adalah pengenalan klon ubikayu yang genjah sebagai solusi penen muda di tingkat petani.  Penanaman ubikayu klon genjah dengan produksi tinggi ini dilaksanakan di tiga kabupaten di Lampung, yaitu Lampung Selatan, Lampung Timur, dan Lampung Tengah Great Giant Food (GGF).  Ada 7 klon yang digunakan, yaitu Vamas, Vati, Litbang UK 2, Daun 9 (berumur genjah), dan Adira 4, UJ3, UJ5 (berumur 10-12 bulan).  Jarak tanam yang digunakan adalah 100 x 80 cm atau populasi 12.500 tanaman/ha.  Data pendukung untuk pengenalan klon ubikayu genjah adalah tinggi tanaman, bobot ubi dan kadar pati.  Saat pertumbuhan awal, yaitu 1 bulan setelah tanam (BST) terlihat tidak berbeda antara ubikayu berumur genjah dan yang berumur normal (10-12 BST).  Namun, pada saat tanaman berumur 7 BST, tinggi tanaman Vamas mencapai rata-rata 227 cm sebaliknya UJ3 mempunyai rata-rata tinggi tanaman sekitar 257 cm.  Selanjutnya, bobot ubi Vamas dan UJ3 masing-masing mencapai 36,1 ton/ha dan 25,3 ton/ha.  Dengan demikian Vamas bisa direkomendasikan sebagai klon ubikayu genjah karena mampu berproduksi tinggi pada umur 7 BST
Pemanfaatan Asap Cair untuk Pengendalian Hama dan Penyakit Kakao Rusdi Evizal; Purba Sanjaya; Afandi Afandi; Sudi Pramono; Sugiatno Sugiatno; Liska Mutiara Septiana; Dedy Prasetyo; Fembriarti Erry Prasmatiwi
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 2, September 2
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i2.7810

Abstract

Tanggamus merupakan sentra produksi kakao kedua setelah Pesawaran, antara lain di Kecamatan Air Naningan. Permasalahan yang dihadapi petani adalah produktivitas yang masih rendah antara lain sebagai akibat dari kurangnya pemeliharaan tanaman dan adanya serangan hama dan penyakit antara lain hama pengisap dan hama penggerek buah kakao yang menyebabkan buah tidak dapat dipanen. Tujuan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah: (1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani dalam pemeliharaan terutama sanitasi dan pemangkasan kakao, (2) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani dalam pembuatan asap cair, (3) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani dalam aplikasi asap cair untuk pengendalian hama buah kakao. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelompok Tani Makmur, Pekon Sidomulyo, Kecamatan Air Naningan.Kegiatan PKM ini dilaksanakan secara partisipatif menggunakan metode pertemuan tatap muka, FGD, pelatihan (coaching), dan pendampingan (asistensi).Kesimpulan hasil PKM ini adalah bahwa pengabdian masyarakat sudah dilaksanakan dengan peserta dari Kelompok Tani Makmur, Desa Sidomulyo, Kecamatan Air Naningan, Tanggamus melalui kegiatan penyuluhan, FGD, coaching, dan pendampingan petani. Efektifitas aplikasi asap cair untuk pengendalian hama kakao dipengaruhi oleh pemangkasan tajuk pohon. Pengabdian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam aplikasi asap cair untuk meningkatkan ketahanan terhadap hama tanaman kakao dengan nilai meningkat dari 39-59 menjadi 83-100.Kata kunci: Asap cair, busuk buah kakao, penggerek 
Diseminasi Teknologi Budidaya Padi Sawah dengan Metode Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada Kelompok Tani Mekar Jaya 1, Kecamatan Ngambur, Kabupaten Pesisir Barat Purba Sanjaya; Kus Hendarto; Abdullah Aman Damai; Yuniar Aviati Syarief; Erwanto Erwanto; Dian Rahmalia; Kuswanta Futas Hidayat
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 1, No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v1i1.5793

Abstract

Masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan tanaman padi sawah di Provinsi Lampung adalah masih rendahnya produktivitas dan produksi di tingkat petani jika dibandingkan dengan potensi genetik dari varietas padi sawah yang ditanam. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu teknologi budidaya padi sawah yang dapat dilakukan yaitu harus memasukkan input jumlah pupuk yang tepat sesuai kebutuhan tanaman dan cara aplikasi yang tepat, serta dipadupadankan dengan teknologi pengelolaan tanaman secara terpadu (PTT-Padi Sawah). Dalam pengembangannya, untuk memecahkan masalah usahatani di wilayah  tertentu, PTT tidak menggunakan pendekatan paket teknologi, melainkan dengan pendekatan penerapan teknologi yang bersifat spesifik lokasi. Tujuan utama penerapan PTT adalah untuk meningkatkan produksi, pendapatan petani, dan menjaga kelestarian lingkungan. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan metode penyuluhan di sentra produksi padi sawah Kabupaten Pesisir Barat, yaitu  Kecamatan Ngambur. Kegiatan pengabdian terkait Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu pada padi sawah meningkatkan pengetahuan petani tentang teknik budidaya padi  dari sebelumnya 27,5 % menjadi 78,9 % yang berarti bahwa kegiatan pengabdian membawa perubahan yang sangat baik terhadap pengetahuan petani. Berdasarkan analisis lokasi pengabdian, dibutuhkan paket teknologi spesifik lokasi untuk daerah Kecamata Ngambur dengan berpedoman dengan sistem pengelolaan tanaman terpadu (PTT) serta memperhatikan jadwal tanam yang tepat.
Co-Authors , Agustiansyah Abdul Kadir Salam Abdullah Aman Damai Afandi Afandi Afandi Afandi Afandi Afandi Afrianti, Zulvina Afriliyanti, Rizki Agus Karyanto Agus Karyanto Agustiansyah Agustiansyah Agustin, Widia Ahmad Syaifudin Ahmad Syaifudin Ainin Niswati, Ainin Anisa Nur Rahmah, Anisa Nur Ardian Ardian Ardian Ardian Ardian Ardian Ardiansyah, Prima Ari Kusuma Basri Ari Kusuma Basri Aviati S., Yuniar Basri, Ari Kusuma Dad R. J. Sembodo Darwin H. Pangaribuan Dedy Prasetyo Dedy Prasetyo Desi Anjarwati Doni Ramadhan, Doni Eko Pramono Ermia Citra Esatika Erwanto Erwin Yuliadi Erwin Yuliadi Fauzan, Teo Achmad Fauzi, Teo Achmad Febriyanti, Kartika Hikmahniar Fembriarti Erry Prasmatiwi Fitri Yeli Fitri Yelli Hadi, Muhammad Syamsoel Hayane A. Warganegara Hayane Adeline Warganegara, Hayane Adeline Helvi Yanfika Hidayat Pujisiswanto Hidayat Pujisiswanto Husna Fii Karisma Jannah Indah Listiana Intan Puspita Sari Irawan, Bayu Hadi Setya Irwan Sukri Banuwa Irwan Sukri Banuwa Kukuh Setiawan Kukuh Setiawan Kukuh Setiawan Kurnia Cahyani Dewi Kus Hendarto Kus Hendarto Kushendarto Kushendarto Kushendarto Kushendarto, Kushendarto Kuswanta Futas Hidayat Kuswanta Futas Hidayat Kuswanta Futas Hidayat Kuswanta Futas Hidayat Liman Liman, Liman M Hafidz Yugo M. Syamsoel Hadi Maria Viva Rini Meylita Mustikawati Muhammad Kamal Muhammad Kamal Muhammad Mirandy Pratama Sirat Muhammad Nurdin Muhammad Syamsul Hadi Muhammad Syamsul Hadi, Muhammad Syamsul Muhtarudin Muhtarudin Niskan Walid Masruri Novi Kurnia Novi Rosanti Otik Nawansih Prima Ardiansyah Puput Azizah Pusvika, Niluh D. Raden Ajeng Diana Widyastusi Raden Ajeng Diana Widyastuti Rahmalia, Dian Rahman, Hafidz Fatur Ramadiana, Sri Ratna Ermawati Riki Pratama Rivai, Mahfud Rommy Qurniati Rugayah Rusdi Evizal Sandi Asmara Sapto Kuncoro Sarno Sarno Septiana, Liska Mutiara Setiawan, Wawan A Setyo Dwi Utomo Setyo Dwi Utomo Solikhin Solikhin Solikhin Solikhin Sudi Pramono Sudi Pramono . Sugiatno Sugiatno Sugiatno Sugiatno Sugiatno Sugiatno Sukma, Delta Tiara Sungkono Sungkono Sungkono Sungkono Sunyoto Sunyoto Surmini, Surmini Surnayanti Surnayanti Surtono, Arif Syahrio Tantalo Teguh Endaryanto Tumiar Katarina Manik Warji Warji Wawan Abdullah Setiawan WAWAN ABDULLAH SETIAWAN, WAWAN ABDULLAH Widia Agustin Widyastuti, R A Diana Widyastuti, R.A Diana Widyastuti, RA Diana Widyastututi, RA Diana Wijaya, Agung Kusuma Yeli, Fitri Yohanes C Ginting Yohannes Cahya Ginting Yuyun Fitriana