Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbandingan Kinerja Berahi dan Level Estradiol Kambing Kacang dan Kambing Nubian yang Diinduksi dengan PGF2α Mulyadi Adam; Raja Nurul Huda; Widya Zahara; Tongku Niswan Siregar; Sri Wahyuni; Cut Nila Thasmi; Rosmaidar Rosmaidar
Jurnal Sain Veteriner Vol 36, No 1 (2018): Juni
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10432.789 KB) | DOI: 10.22146/jsv.38444

Abstract

The experiment was conducted to compare estrous performance between and estradiol level kacang and Nubian goats estrous induction by prostaglandin F2 alpha (PGF2α). Eight female goats were divided into two groups, groups 1 (K1) consisted five Nubian goats and group 2 (K2) included three kacang goats with criterias as follows: age 1.5-3.0 years old, not pregnant, at least two months postpartum, and healthy clinically. All goats were estrous synchronized by double injection 7,5 mg PGF2α intramuscularly with 10 days interval. Goats that appeared estrus symptoms were mated naturally to a male goat. Determination of estrous intensity was performed using scoring method. Blood samples were taken at the first time the goats were mated (day 0). The measurement of estradiol concentration was done by enzyme linked immunosorbent assay (ELISA) method. Data of intensity, onset, duration, and estradiol level were analyzed using t test. The results showed that the rate of intensity, onset, duration, and estradiol level of estrous at KI vs KII were 2.08±0.52 vs 1.85±0.67, 56.00±34.11 vs 40.80±18.20 hours, and 24.00±26.15 vs 33.80±9.10 hours, and 103.51±42.49 vs 67.95±38.44 pg/ml (P>0,05). It can be concluded there was no difference of estrous performance and estradiol level between kacang and Nubian which estrous induction with PGF2α. The relationship between the intensity of estrus estradiol level in the Nubian goats was 0.995 while the kacang goats was 0.890.
PEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN TEPUNG BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP PERSENTASE KARKAS DAN PERSENTASE LEMAK ABDOMINAL PADA AYAM PEDAGING Ahmad Syakir; Nurliana Nurliana; Sri Wahyuni Wahyuni
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 5, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK V 2017
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.881 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v5i1.2167

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efek pemberian pakan terbatas dan tepung bawang putih terhadap persentase karkas, dan persentase lemak abdominal. Sebanyak 72 ekor yang dibagi atas empat perlakuan: Perlakuan I, diberikan pakan ad libitum dan tidak diberikan tepung bawang putih, Perlakuan II, diberikan pakan ad libitum dan diberikan tepung bawang putih 3 mg/ekor/hari, Perlakuan III setiap 4 hari diberikan pakan ad libitum, selang 1 hari dipuasakan (24 jam), dan tidak diberikan tepung bawang putih, Perlakuan IV, setiap 4 hari diberikan pakan ad libitum, selang 1 hari puasa (24 jam), dan saat pemuasaan diberikan tepung bawang putih 3 mg/ekor/hari. Masing-masing perlakuan terdiri atas tiga ulangan. Pemberian tepung bawang putih dilakukan dengan cara dicampurkan kedalam pakan komersil dan diberikan selama dua kali (pagi dan sore). Pengambilan sampel ayam pada umur 36 hari. Variabel yang diamati yaitu: persentase karkas dan persentase lemak abdominal. Data dianalisis dengan analisis varian dan dilanjutkan dengan uji Duncan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan terbatas dan tepung bawang putih berpengaruh nyata (P
ISOLASI SALMONELLA SP. DAN PREVALENSINYA PADA TEMBOLOK (INGLUVIENS) AYAM BURAS DAN AYAM RAS DI PASAR AYAM PEUNAYONG KOTA BANDA ACEH (Isolation of Salmonella sp. and Prevalence from Crops (Ingluviens) in Local Chicken and Broiler in Poultry Market Peunayong Banda Aceh) Sri Wahyuni; Erina .; M. Daud AK; Fakhrurrazi .; M. Jalaluddin; Teuku Zahrial Helmi
Jurnal Sain Veteriner Vol 40, No 3 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.64584

Abstract

Abstract              The crop is the part of the chicken's digestive tract that is more likely to break during processing. This research aimed to isolate Salmonella sp. from crop in local chickens and broiler from the Peunayong Chicken Market in Banda Aceh. Samples were swab contents of crop from 15 crops of local chickens and 15 crops of broiler. This research is a Cross sectional study with Carter method, starts with a swab of crop contents and then is inserted into the Selenite Cystine Broth (SCB) media, if the color of the media becomes orange, then followed by streaking bacteria on Salmonella Shigella Agar (SSA) media. Then observed the morphology that grew on SSA media including size, shape, surface, elevation, edges, aspects and colony color, followed by Gram stain to observe bacterial morphology microscopically. The research data were analyzed descriptively, displayed in figures and tables. The results of the isolation showed that 7 from 15 samples (46%) of local chicken cropping and 15 from 15 samples (100%) of broiler were positive for Salmonella sp. Therefore, it can be concluded that Salmonella sp. can be isolated from local chicken and broiler, Salmonella sp. prevalence is higher in broiler than in local chicken.Keywords : Eviserasi; Food borne disease; Gram negatif; Zoonotic disease Abstrak              Tembolok merupakan bagian saluran pencernaan ayam yang lebih mungkin pecah selama pemrosesan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi Salmonella sp. pada tembolok ayam buras dan ayam ras yang berasal dari Pasar Ayam Peunayong Kota Banda Aceh. Sampel berupa swab isi tembolok dari 15 tembolok ayam buras dan 15 tembolok ayam ras. Penelitian ini merupakan Cross sectional dengan metode Carter dimulai dari swab isi tembolok kemudian dimasukkan kedalam media Selenite Cystine Broth (SCB), apabila warna media menjadi orange dilanjutkan dengan penanaman bakteri pada media Salmonella Shigella Agar (SSA). Kemudian diamati morfologi yang tumbuh pada media SSA meliputi ukuran, bentuk, permukaan, elevasi, tepi, aspek dan warna koloni, dilanjutkan dengan pewarnaan Gram untuk mengamati morfologi bakteri secara mikroskopis. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif, ditampilkan dalam bentuk gambar dan tabel. Hasil isolasi didapatkan bahwa pada 7 dari 15 (46%) sampel tembolok ayam buras dan 15 dari 15 sampel (100%) sampel tembolok ayam ras positif terdapat Salmonella sp. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa Salmonella sp. dapat disolasi dari tembolok ayam buras dan ayam ras, prevalensi Salmonella sp. lebih tinggi pada ayam ras dibandingkan ayam buras.Kata kunci : Eviserasi; Food borne Disease; Gram negative; Zoonotic disease