Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN UKM MELALUI PENINGKATAN MODAL KERJA DENGAN VARIABEL INTERVENING PENGEMBANGAN BISNIS PADA UKM MAKANAN KECIL DI KOTA SEMARANG Fatmasari Sukesti; - Nurhayati
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2015: Prosiding Bidang Sosial Ekonomi dan Psikologi The 2nd University Research Colloquium
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.965 KB)

Abstract

Usaha kecil dan menengah (UKM)  adalah pelaku bisnis yang bergerak pada berbagai bidang usaha, yang menyentuh kepentingan masyarakat. Peran UKM sangat pentingdalam pembangunan perekonomian di Indonesia, terutama dalam penyediaan tenaga kerja dan sumber penghasilan bagi kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah. UKMjuga membantu Pemerintah dalam upaya pemberantasan kemiskinan melalui pengembangan perekonomian sistem kerakyatan. Melihat peran dan potensinya, pengembangan UKM ini sangat penting guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mendukung peningkatan perekonomian daerah. Penelitian ini bertujuan mengujipengaruh modal kerja dengan variabel intervening pengembangan bisnis terhadap peningkatan kinerja UKM di kota Semarang. Data yang digunakan adalah data primer dari hasil survey kuesioner pada 90 orang pemilik UKM makanan kecil sebagai sampel di kota Semarang. Dengan menggunakan metode regressi linear hasil penelitian menunjukkan bahwa modal kerja berpengaruh signifikan pada pengembangan bisnis UKM, pengembangan bisnis UKM berpengaruh signifikan pada kinerja UKM dan modal kerja berpengaruh tidak signifikan pada kinerja UKM. Keywords : modal kerja, pengembangan bisnis, kinerja, UKM
PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR IRIGASI MENGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) DAERAH IRIGASI RINTAU KECAMATAN SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU Ucok Riswanto Sinabutar; - Nurhayati; - Marsudi
Jurnal Teknik Sipil Vol 16, No 2 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL VOL 16 NO 2 EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v16i2.32558

Abstract

Kebutuhan air untuk sektor irigasi/pertanian sangat besar dan kian meningkat seiring dengan pertambahan penduduk, sementara ketersediaan air semakin berkurang, sehingga pemenuhan kebutuhan air dalam jumlah besar dengan kualitas air yang baik semakin sulit tercapai. Tujuan penelitian adalah menentuan prioritas pengelolaan infrastruktur irigasi pada Daerah Irigasi Rintau, Desa Bungkang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Penilaian kriteria dan alternatif dilakukan oleh 45 orang responden yang terdiri dari berbagai unsur profesi yang ada di Kabupaten Sanggau. Kriteria yang digunakan adalah ketersediaan air, debit air dilapangan, finansial dan sumber daya manusia. Hasil penelitian menunjukkan prioritas pertama untuk kriteria adalah ketersediaan air yang mutlak/utama terpenuhi dalam penentuan prioritas pengelolaan infrastruktur irigasi dengan bobot 0,360. Kriteria debit air di lapangan kriteria kedua dengan bobot 0,230. Prioritas ketiga ada kriteria finansial dengan bobot 0,225. Prioritas terakhir adalah kriteria sumber daya manusia dengan bobot 0,185.Pengelolaan infrastruktur irigasi adalah prioritas pertama pada perbaikan bangunan bendung dengan nilai bobot global 0,273. Perbaikan bendung dinilai sangat penting untuk ditangani pemerintah. Prioritas kedua pada pemberdayaan petani dengan nilai bobot global 0,250. Prioritas ketiga pada perbaikan bangunan bagi dengan nilai bobot global 0,249 dan prioritas terakhir pada perbaikan saluran dengan nilai bobot global 0,228.Kata kunci: prioritas, irigasi, AHP, Rintau
KAJIAN KERUSAKANJARINGAN RAWA PASANG SURUT Erwin Supriadi; - Nurhayati; Slamet Widodo; - Marsudi
Jurnal Teknik Sipil Vol 16, No 1 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL VOL 16 NO 1 EDISI JUNI 2016
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.177 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v16i1.24393

Abstract

Pengelolaan jaringanrawapasangsuruthal prinsip yang menjadi dasar adalah keseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan rawa pasang surut dengan memperhatikan daya rusak air di daerah rawa pasang surut. Tujuan utama dari pengelolaan rawa pasang surut adalah untuk melestarikan rawa pasang surut sebagai sumber air dan meningkatkan kemanfaatannya untuk mendukung kegiatan sosial, ekonomi, budaya, dan pengembangan wilayah. Instrumen yang berperan dalam jaringan rawapasangsurut adalah bangunan air (pintu air), saluranprimer,saluran sekunder dan salurantersier. Wilayah penelitian dilakukan di Sekunder A kanandanSekunder B kananDesaRasau Jaya II Kecamatan Rasau Jaya,memiliki luas sekitar 869 ha. Berdasarkan analisa pedoman penilaian kinerja jaringan reklamasi rawa hasil kinerja jaringan untuk jaringan TR 3, TR 5, TR7 memiliki kinerja baik perlu pemeliharaan rutin untuk Primer arah Rasau Jaya, Primer arah Tanjung Wangi, Sekunder A kanan, Sekunder B kanan, TR 1, TR 9, TR 11, TR 13, TR 15, TR 17, TR 19, TR 21, TR 23, TR 25, TR 27, TR 29, TR 31, TR 33, TR 35, TR 37, TR 39, TR 41, TR 43, TR 45, TR 47 memiliki kinerja sedang dan perlu pemeliharaan berkala sedangkan TR 49 memiliki kinerja buruk sehingga perlu dilakuan rehabilitasi, berdasarkan hasil kinerja secara umum disimpulkan jaringan rawa desa Rasau Jaya II masih berfungsi guna menunjang sektor pertanian dan sektor lainnya di Desa Rasau Jaya II
KAJIAN PENATAAN RUANG PADA KIOS ATAU RUKO LANTAI DUA PASAR TRADISIONAL (STUDI KASUS PASAR MAWAR KOTA PONTIANAK) - Habiburrahman; - Nurhayati; Slamet Widodo; - Marsudi
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 1 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2017
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.185 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v17i1.24848

Abstract

Pasar tradisional mawar kota Pontianak merupakan pasar yang bernuansa modern, saat ini sedang dihadapkan dengan berbagai masalah yang salah satunya tidak berfungsinya bangunan tingkat dua pasar dimaksud.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar dapat berfungsi bangunan tingkat dua pasar tradisional mawar dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif dengan melakukan kuisioner pada pengguna pasar, kriteria yang ditentukan yakni aksesibilitas, keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyaman, dan Estetika dan komponen ruang yakni bangunan pasar, kios dagang, jarak antar kios atau ruko serta sirkulasi udara. Hasil analisis yang menjadi permasalahan pada tingkat dua pasar mawar yakni keamanaan bangunan pasar, keamanan kios dagang, kebersihan bangunan pasar, kebersihan kios atau ruko tingkat dua, kebersihan gang antar kios, kondisi aromatik pada lantai dua, kondisi penghawaan pada lantai dua dan seterusnya. berdasarkan kriteria yang telah ditentukan pada penelitian ini  untuk aksesibilitas dengan skor 1354 kategori kurang baik (KB), Keamanan dengan skor 1029,5 kategori kurang baik (KB), keselamatan dengan skor 1836,5 kategori kurang baik (KB), kesehatan dengan skor 525 kategori kurang baik (KB), kenyamanan dengan skor 650,5 kategori kurang baik (KB), estetika dengan skor 655,5 kategori kurang baik (KB), penelitian ini memberikan usulan penataan ulang ruko atau los pada tingkat dua pasar mawar dengan membuang sebagian ruko dengan membuat ruang komunal pada pasar dimaksud agar dapat memberikan kenyaman, penghawaan, keamanan, serta penerangan pada lantai dua pasar mawar dimaksud. Selain itu juga pada sisi sisi bangunan lantai dua pasar pawar dilakukan usulan penataan ruang dengan menghilangkan ruko atau los dimaksud agar menjadi ruang terbuka yang dapat digunakan sebagai gerai yang dapat disewakan selain itu juga disisi-sisi tersebut di desain dengan kaca sebagai sehingga memberikan penerangan, penghawaan serta kenyamanan bagi para pelaku pasar.  Kata-kata kunci: ruko atau kios, penataan ruang, diskriftif kualitatif
PENGENDALIAN GENANGAN DI KAWASAN PERKOTAAN DATARAN RENDAH DAERAH TANGKAPAN AIR SALURAAN PRIMER WAHID HASYIM KECAMATAN DELTA PAWAN KABUPATEN KETAPANG Irvan Dritha; - Nurhayati; Aji Ali Akbar
Jurnal Teknik Sipil Vol 20, No 2 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2020
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v20i2.52090

Abstract

Permasalahan mendasar yang belum terselesaikan di Kecamatan Delta Pawan Kabupaten Ketapang, yaitu genangan sehingga kota terlihat kumuh. Tujuan penelitian adalah menganalisis tutupan lahan eksisting, mengevaluasi kapasitas tampungan saluran eksisting daerah tangkapan air drainase Wahid Hasyim yang dipengaruhi pasang surut di sungai pawan, dan merencanakan konsep sistem pengendalian genangan. Tutupan lahan diolah menggunakan Sistem Informasi Geografis (GIS), kapasitas tampungan saluran disimulasikan menggunakan HEC RAS. Hasil penelitian menunjukkan tutupan lahan pada daerah tangkapan air drainase wahid hasyim terdiri atas lahan terbangun 35,97%, lahan tidak terbangun 63,98% dan perairan 0,05%. Elevasi muka air maksimum adalah 9,024 m, elevasi muka air minimum adalah 7,906 m dan elevasi muka air rata-rata adalah 8,478 m. Muka air tertinggi akibat pasang yang masuk ke dalam saluran primer tidak melebihi penampang eksisting saat kondisi tidak ada curah hujan, namun jika terjadi curah hujan maksimum dengan periode ulang 10 tahun, maka air di saluran akan meluap dan menggenangi daerah tangkapan airnya. Pengendalian genangan di kawasan perkotaan Delta Pawan dapat dilakukan dengan normalisasi saluran, mendesain rumah tepian sungai dengan rumah panggung, dan tiap rumah menampung air hujan untuk mengurangi limpasan air.
KAJIAN PENANGANAN DAN PENGELOLAAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN (STUDI KASUS DAERAH PENGALIRAN PARIT TOKAYA) - Andri; - Nurhayati
Jurnal Teknik Sipil Vol 16, No 1 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL VOL 16 NO 1 EDISI JUNI 2016
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v16i1.25513

Abstract

Sistem drainase pada daerah pengaliran Parit Tokaya masih merupakan sistem saluran terbuka yang hanya mengandalkan tampungan sementara pada saluran dan mengalirkannya secara grafitasi. Upaya yang telah dilakukan pemerintah Kota Pontianak sejauh ini masih belum mampu menuntaskan permasalahan genangan banjir, untuk itu perlu dilakukan kajian untuk penanganan dan pengelolaan sistem drainase perkotaan. Permasalahan yang dihadapi pada sistem drainase daerah pengaliran Parit Tokaya diantaranya adalah kapasitas tampung pada saluran yang sangat kecil, daya hantar yang lemah akibat kemiringan saluran yang landai dan hambatan aliran yang besar, daerah pengaliran Parit Tokaya merupakan dataran banjir Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang dipengaruhi oleh pasang surut sehingga menggenangi sebagian lahan dan mempengaruhi aliran pada sebagian saluran drainase, hambatan aliran pada sebagian saluran cukup besar karena kondisi fisik saluran sendiri, tingkat sedimentasi berupa ketebalan endapan lumpur dan banyaknya sampah terdapat pada saluran yang sangat tinggi. Penanganan banjir untuk daerah pengaliran Parit Tokaya dapat digolongkan dalam tiga bagian yaitu, konveksi adalah memelihara dan meningkatkan daya hantar saluran dengan mengurangi hambatan aliran berupa pelebaran dan kedalaman saluran, retensi dan konservasi dilakukan dengan mengurangi limpasan permukaan dengan memelihara kawasan daerah pengaliran Parit Tokaya yang sebagian besar masih berupa material tanah gambut, dispersi aliran dan interkoneksi jaringan dilakukan dengan membagi beban aliran, memecah konsentrasi aliran dengan pembangunan sekat aliran, interkoneksi, perubahan dan rekayasa arah aliran. Kata kunci : drainase, Parit Tokaya, genangan banjir, sedimentasi, sampah, dimensi saluran, konveksi, retensi, konservasi, dispersi, interkoneksi.
OPTIMASI KETERSEDIAAN AIR BAKU UNTUK AIR BERSIH DI KABUPATEN SAMBAS Gembong Ary Sulistyarso; - Marsudi; - Nurhayati
Jurnal Teknik Sipil Vol 15, No 2 (2015): JURNAL TEKNIK SIPIL VOL 15 NO 2 EDISI DESEMBER 2015
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.073 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v15i2.25727

Abstract

Penyediaan air bersih di Kabupaten Sambas saat ini menggunakan sumber air baku yang berasal dari air permukaan yaitu sungai yang terdapat di seputar wilayah Kota Sambas. Berdasarkan hasil laporan pengoperasian Instalasi Pengolahan Air (IPA) diperoleh data kualitas air sungai yang ada terus mangalami degradasi dan cenderung semakin bertambah buruk. Salah satu alternatif untuk menanggulangi hal tersebut adalah memanfaatkan sumber air lain yang berpotensi sebagai sumber air baku. Adapun sumber air yang ada di Kabupaten Sambas dan belum termanfaatkan adalah Sumber Air Riam Cagat dan Riam Pencarek. Studi ini untuk mengetahui ketersediaan air di Riam Cagat dan Riam Pencarek yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku di Kabupaten Sambas dan mendapatkan sistem jaringan transmisi air baku dari ke 2 (dua) sumber tersebut ke Ibukota Kabupaten Sambas.Perhitungan kebutuhan air baku yang dihitung terdiri dari kebutuhan air domestik  yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan non domestik yang berasal dari fasilitas umum dengan tahun proyeksi 25 tahun. Analisa ketersediaan air di kedua sumber menggunakan perhitungan debit andalan Q90 metode NRECA dan simulasi sistem transmisi air baku dari sumber air menuju PDAM Sambas menggunakan software Watercad 8.0. Hasil studi ini menunjukan bahwa ketersediaan air pada Sumber Air Riam Pencarek dalam bentuk debit andalan (Q90) sebesar 189,91 liter/detik dan Sumber Air Riam Cagat dalam bentuk debit andalan (Q90) sebesar 148,87 liter/detik. Ketersediaan air di Sumber Air Riam Pencarek dapat memenuhi kebutuhan air baku untuk 4 (empat) kecamatan di Kabupaten Sambas (Alternatif I), yaitu Kecamatan Galing, Kecamatan Teluk Keramat sebagian kecil, Kecamatan Sejangkung, dan Kecamatan Sambas dengan kebutuhan air baku sebesar 167,83 liter/detik. Sedangkan, ketersediaan air di Sumber Air Riam Pencarek dan Riam Cagat dapat memenuhi kebutuhan air baku untuk 7 (tujuh) kecamatan di Kabupaten Sambas (Alternatif II), yaitu Kecamatan Galing, Kecamatan Teluk Keramat, Kecamatan Tekarang, Kecamatan Jawai, Kecamatan Jawai Selatan, Kecamatan Sejangkung, dan Kecamatan Sambas dengan kebutuhan air baku sebesar 319,22 liter/detik. Sistem Jaringan Transmisi Air Baku Kabupaten Sambas Alternatif I memungkinkan untuk ditransmisikan dengan metode gravitasi, diameter dan jenis pipa yang dibutuhkan untuk menstransmisikan Air Baku yaitu Pipa Galvanis Iron (GI) diameter 400 mm, Pipa HDPE PN12,5 diameter 400. Pipa HDPE PN10 diameter 400 mm, dan pipa HDPE PN8 diameter 400 mm.Sistem Jaringan Transmisi Air Baku Kabupaten Sambas Alternatif II memungkinkan untuk ditransmisikan dengan metode gravitasi untuk Kecamatan Galing, Kecamatan Sejangkung, dan Kecamatan Sambas. Sedangkan untuk Kecamatan Teluk Keramat, Kecamatan Tekarang, Kecamatan Jawai Selatan, dan Kecamatan Jawai hanya sampai pada titik akhir Kecamatan Teluk Keramat saja. Diameter dan jenis pipa yang dibutuhkan untuk menstransmisikan air baku yaitu Pipa GI diameter 550 mm, pipa GI diameter 400 mm, pipa HDPE PN12,5 diameter 550 mm, pipa HDPE PN10 diameter 500 mm, pipa HDPE PN8 diameter 450 mm.Kata kunci : defisit air, kebutuhan air bersih, ketersediaan air, sumber air baku
PENENTUAN SKALA PRIORITAS PADA REHABILITASI JARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN BENGKAYANG (STUDI KASUS DAERAH IRIGASI KETIAT B) Endang Savitri; - Nurhayati
Jurnal Teknik Sipil Vol 16, No 2 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL VOL 16 NO 2 EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1014.003 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v16i2.26008

Abstract

Kegiatan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi untuk mencapai sasaran nasional rehabilitasi irigasi 3juta ha dan pembangunan irigasi 1juta ha dalam mendukung  pemenuhan  Kedaulatan  Pangan  merupakan  salah  satu  program kegiatan yang dilaksanakan pemerintah untuk mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat seperti yang diamanatkan dalam UU No11 tahun 1974 tentang pegairan. Dikewenangan Kewenangan Kabupaten Bengkayang terdiri dari 71 DI dengan jumlah total 10.945Hadan6 DR dengan jumlah total 873,13 Ha.Kondisi jaringan irigasi dengan rusak berat sebesar 1.136Ha,rusak sedang 1.422,8 5Ha,rusak ringan 218,90 Ha dan kondisi baik sebesar 8.167,25 Ha.Alih fungsi lahan juga menjadi penyebab berkurangnya areal potensial tanam.Pemerintah Kabupaten Bengkayang melalui Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang, pada tahun 2015 telah mengalokasikan dana sebesar Rp6.328.370.000,00 untuk rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi atau sebesar16% dari total biaya yang diperlukan untuk menangani seluruh jaringan irigasi yang masuk dalam kategori rusak. Pemerintah Kabupaten Bengkayang memiliki keterbatasan keuangan untuk merehabilitasi jaringan irigasi,sehingga diperlukan suatu kebijakan dari stakeholder terkait dalam menentukan skala prioritas penanganan tersebut dengan suatu  pendekatan  yang  menggunakan  analisa  yang  dapat  mengintegrasikan b
ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH UNTUK AIR MINUM PEDESAAN DI KABUPATEN SANGGAU, KALIMANTAN BARAT, INDONESIA Herlina -; - Nurhayati; Aji Ali Akbar
Jurnal Teknik Sipil Vol 19, No 2 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v19i2.52089

Abstract

Kebutuhan air bersih meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Penyediaan air bersih dapat meningkatkan mutu lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis ketersediaan air dan kebutuhan air pada Kelurahan Sungai Sengkuang, Kabupaten Sanggau.  Hasil Penelitian menunjukkan kebutuhan air bersih di Kelurahan Sungai Sengkuang rata-rata hingga pada tahun 2035 adalah 6,4744 liter/detik dan pada jam puncak 11,3302 liter/detik. Ketersediaan air maksimum sebesar 159,603 liter/detik terjadi di bulan November dan ketersediaan air minimum sebesar 10,710 liter/detik terjadi di Bulan Juli. Ketersediaan air di Bulan Februari, Juli dan Bulan September patut diwaspadai karena masuk dalam periode kering. Ketersediaan air bersih di daerah tangkapan air Sungai Sengkuang dapat melayani sebanyak 7.049 jiwa penduduk hingga tahun 2035.  
ARAHAN KONSEP JALUR HIJAU DI KOTA PONTIANAK Albertus Agung Iman kalis; - nurhayati
Jurnal Teknik Sipil Vol 18, No 1 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2018
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v18i1.26707

Abstract

Ketersediaan jalur hijau yang ada di kota Pontianak memiliki peran yang penting dalam menjaga lingkungan yang sehat, menyerap polusi dari kendaraan dan menjaga keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial dan budaya. Hal ini dikarenakan dinamika pembangunan yang begitu pusat di perkotaan perlu diimbangi dengan keberadaan ruang terbuka hijau yang memadai untuk meredam dampak-dampak buruk yang ditimbulkan oleh aktivitas pembangunan terhadap lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan sebuah arahan konsep didalam pembuatan jalur hijau pada median jalan protokol yang ada di kota Pontianak. Dimana pertimbangan didalam menyusun arahan konsep ini menggunakan pohon / tanaman yang dapat menyerap karbon, menyerap suara serta memiliki nilai estetika.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kulitatif. Dengan hasil pembuatan model diperoleh sebuah model yang berisikan jenis pohon, tanaman serta jarak tanam yang ada mengikuti bentuk dan panjang di jalan Tanjungpura dan Sutoyo Pontianak. Kata Kunci : Jalur hijau, kota Pontianak.