Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KAJIAN OPERASIONAL PINTU AIR DAERAH IRIGASI RAWA (D.I.R) PIMPINAN KOMPLEK PADA MUSIM HUJAN (RENDENG) (BLOK SUNGAI SERABEK, KABUPATEN SAMBAS) Fajar Rezky Novianto; - Umar; Danang Gunarto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.49059

Abstract

Daerah Irigasi Rawa (D.I.R) Pimpinan Komplek (Blok Sungai Serabek, Kabupaten Sambas) dengan luas wilayah 2524,85 hektar dipengaruhi oleh hujan dan pasang surut air laut. Permasahan yang terjadi yaitu belum adanya pengaturan tata air agar dapat memenuhi kebutuhan air dan tidak berpengaruh pada produksi tanaman pertanian di daerah irigasi rawa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan besarnya kebutuhan air yang dibutuhkan dan merancanakan operasional pintu air di Daerah Irigasi Rawa (D.I.R) Pimpinan Komplek (Blok Sungai Serabek, Kabupaten Sambas). Analisis data untuk mendapatkan besarnya kebutuhan air irigasi dengan menggunakan data hasil analisis curah hujan efektif dan evapotranspirasi serta analisis data pintu air (underflow) dengan menggunakan data hidrologi. Hasil analisis menunjukkan bahwa kebutuhan air irigasi pola tanam padi-padi dimulai awal pengolahan lahan pada awal bulan Januari maka perhitungan manual untuk kebutuhan air irigasi maksimum didapat sebesar 1,22 l/dt/ha sedangkan minimum didapat sebesar -0,80 l/dt/ha. Sedangkan hasil analisis operasional pintu air sebagai contoh pada perhitungan pintu air 2. Untuk muka air di bagian hulu setinggi 1,60 m dilakukan bukaan pintu setinggi 0,20 m sedangkan untuk muka air di bagian hulu setinggi 0,20 m dilakukan bukaan pintu setinggi 0,57 m yang berarti pada saat muka air di hulu tinggi maka dilakukan bukaan pintu air yang rendah. Kata kunci : Daerah irigasi rawa, Hidrologi, Kebutuhan air, Pintu air (underflow)
PENGATURAN PINTU AIR (UNDERFLOW) UNTUK PENGATURAN MUKA AIR DI LAHAN PERKEBUNAN DAERAH IRIGASI RAWA (D.I.R) PIMPINAN KOMPLEK (BLOK SUNGAI SANGE) Yogi Wicahya; - Kartini; - Umar
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.48971

Abstract

Daerah rawa di Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Sambas dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Daerah Rawa Pimpinan Komplek dengan luas wilayah 3385,16 Ha, sampai saat ini belum adanya pengaturan tata air agar kebutuhan air tanaman terpenuhi dan tidak mempengaruhi produksi pertanian maupun perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan besarnya kebutuhan air tanaman palawija dan pengaturan pintu air pada Daerah Irigasi Rawa (D.I.R) Pimpinan komplek (Blok Sungai Sange). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah curah hujan maksimum, data klimatologi dari stasiun Paloh, pengukuran dimensi pintu air serta elevasi muka air dihulu dan dihilir pintu air. Untuk menghitung besarnya evapotranspirasi digunakan metode Penman modifikasi serta analisis data pintu air (underflow). Kebutuhan air tanaman untuk palawija (DR) sebesar 0,91 l/det.ha pada awal bulan Agustus sedangkan minimum didapat sebesar 0,45 l/det.ha pada pertengahan bulan Desember. Bukaan pintu air disesuaikan dengan tinggi elevasi muka air tanaman palawija, yaitu 50 cm dibawah permukaan tanah.Kata kunci : Daerah Irigasi Rawa, Kebutuhan air, Pintu air (underflow)
PENGATURAN PINTU AIR (UNDERFLOW) UNTUK PENGATURAN MUKA AIR DI LAHAN PERTANIAN DAERAH IRIGASI RAWA (D.I.R) SEMELAGI KOMPLEK Ade Kurniawan; - Umar; Danang Gunarto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 1 (2022): JeLAST EDIS FEBRUARI 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i1.58135

Abstract

Daerah rawa di Kalimantan Barat khususnya di Kabupaten Sambas yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut telah cukup lama direklamasi/diusahakan oleh sebagian penduduk setempat untuk lahan pertanian. Permasalahan yang terjadi adalah kebutuhan air yang semakin meningkat,  untuk itu dilakukan pengoperasian pintu air Semelagi Komplek yang saat ini mengalami masalah dalam hal volume air yang tidak merata. Penelitian ini bertujuan mencari besar kebutuhan air yang dibutuhkan dan dilakukannya Pengaturan pintu air pada Daerah Irigasi Rawa (D.I.R) Semelagi Komplek pada blok tanaman padi-padi, penelitian dilakukan dengan  mengolah  data curah hujan dan iklim untuk menentukan berapa besar kebutuhan air irigasi  dan lakukan perhitungan pengaturan pintu air. Dari hasil  pengolahan data  didapatkan hasil  Kebutuhan Drainase di daerah irigasi rawa (DIR) Semelagi Komplek didapat modulus drainase Q2 sebesar 7,30 l/s/ha, Q5 sebesar 10,18 l/s/ha, Q10 sebesar 11,69 l/s/ha, Q20 sebesar 12,92 l/s/ha, Q50 sebesar 14,33 l/s/ha, dan Q100 sebesar 15,29 l/s/ha. Dan pengaturan pintu air pada Daerah Irigasi Rawa (D.I.R) Semelagi Komplek, sebagai contoh pada pengoperasian pintu air 1 dapat untuk muka air dibagian hulu setinggi 1,60 m dilakukan bukaan pintu setinggi 0,03 m, sedangkan untuk muka air di bagian hulu setinggi 0,20 m dilakukan bukaan pintu setinggi 0,25 m yang berarti pada saat muka air di hulu tinggi maka di lakukan bukaan pintu air yang rendah agar air dari hulu tidak banyak terbuang sehingga dapat mencukupi kebutuhan air pada lahan pertanian dan perkebunan.Kata Kunci:, Daerah irigasi rawa ,Kebutuhan air irigasi, Pintu air.
KAJIAN BANJIR KAWASAN PERSIMPANGAN PARIT AMPERA, PARIT M.YAMIN DAN PARIT HARAPAN JAYA Uray Zielda; - Umar; Danang Gunarto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.49269

Abstract

Banjir adalah permasalahan yang kerap terjadi di kawasan perkotaan, yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti curah hujan yang tinggi, pendangkalan sungai, dan kapasitas drainase yang kurang memadai. Banjir di kawasan persimpangan Parit Ampera, Parit M.Yamin, dan Parit Harapan Jaya juga dipengaruhi oleh tingginya intensitas hujan yang yang dapat mengakibatkan meningkatnya elevasi muka air banjir. Penelitian ini dilakukan di jalan M.Yamin, Kelurahan Sungai bangkong, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji banjir di kawasan persimpangan Parit Ampera, Parit M.Yamin dan Parit Harapan Jaya. Analisa data dilakukan dengan software HEC-RAS 5.0.5 sebagai pemodelan drainase yang ada, untuk menampilkan tampang memanjang dan melintang, kurva ukur debit, dan gambar perspektif alur. Penelitian dilakukan pada kondisi saat hujan maksimum periode ulang 2, 5, 10 dan 20 tahun. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat beberapa kawasan yang mengalami banjir dan genangan khususnya pada kawasan yang elevasinya rendah, seperti banjir yang terjadi di kawasan Parit M.Yamin II periode ulang 2, 5, 10 dan 20 tahun, yaitu pada STA.700 hingga STA.900 dengan tinggi banjir 0,32 m – 0,44 m di atas jalan raya. Untuk di kawasan Parit Harapan Jaya terjadi genangan air yaitu pada STA.480 dengan tinggi genangan 0,01 m – 0,06m di atas jalan raya. Kata kunci : Banjir, genangan, HEC-RAS, hidrologi, hujan, kawasan
ANALISA KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI TERDU Leni Dwiwana; - Nurhayati; - Umar
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 1 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.388 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i1.32202

Abstract

Daerah irigasi Terdu Anjongan terletak di Desa Anjongan dengan luas area pertanian sebesar 57 hektar yang mengambil sumber air dari Sungai Tangkit. Informasi ketersediaan dan kebutuhan air sangat penting dalam kegiatan irigasi. Faktor yang mempengaruhi cara penyedian dan pemberian air adalah kondisi tanah pertanian, tanaman, iklim setempat termasuk kondisi hujan, topografi tanah, dan lain-lain. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder dan data primer. Data sekunder berupa klimatologi dan peta topografi. Data primer meliputi posisi global daerah irigasi, dimensi saluran, dan kecepatan aliran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi perhitungan evapotranspirasi dengan metode Penman Modifikasi, ketersediaan air irigasi menggunakan metode Mock. Hasil analisa ketersediaan air menggunakan metode Mock didapat debit andalan 80% Sungai Tangkit sebesar 0,028 m3/detik atau 28 liter/detik. Analisa imbangan air dengan membandingkan debit ketersediaan dan debit dipintu pengambilan diperoleh hasil dari kedua pola tanam yang dianalisa menunjukan ketersediaan air memungkinkan penanaman dengan pola padi-padi dan pola tanam padi-padi jagung. Kata Kunci: Kinerja jaringan irigasi, Terdu Anjongan
INFILTRASI PADA LAHAN PASANG SURUT Hengky Wiranata Sy; - Nurhayati; - Umar
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.36779

Abstract

Infiltrasi  dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah dan kerapatan dari pertumbuhan akar tanaman yang mengikat agregat tanah tersebut dan pola aliran air di lahan . Penelitian  ini bertujuan infiltrasi pada lahan rawa pasang surut. Penelitian ini ,menggunakan data primer yaitu laju infiltrasi, pasang surut 24 jam, permeabilitas, porositas, kadar air dan kandungan bahan organik. Data sekunder berupa peta lokasi. Data lapangan dikalibrasi menggunakan metode Horton..  Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju infiltrasi tertinggi terjadi pada titik P.2 sebesar 227,99 mm/jam saat kondisi surut, sedangkan laju infiltrasi terendah terjadi saat pasang di titik P.1 sebesar 146,39 mm/jam. Laju infiltrasi berbanding terbalik dengan kadar air, laju infiltrasi  berbanding lurus dengan permeabilitas dan kandungan bahan organik.Kata kunci : laju infiltrasi, pasang surut, infiltrasi Horton, sifat tanah.
PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN LAHAN DAS SEKADAU BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SEKADAU R . Hartono; - Nurhayati; - Umar
Jurnal Teknik Sipil No 1 (2015): JURNAL TEKNIK SIPIL VOL 15 EDISI JUNI 2015
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v15i1.17851

Abstract

Meningkatnya pembangunan wilayah dan lajunya pertumbuhan penduduk  di DAS Sekadau menyebabkan alih fungsi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemanfaatan lahan eksisting dan mengevaluasi kesesuaian lahan terhadap rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sekadau tahun 2011-2031 serta merekomendasikan pengelolaan lahan berbasis rencana tata ruang khususnya di DAS Sekadau. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan melakukan pendekatan keruangan melalui analisa spasial menggunakan program ArcGIS 10.1. Dari hasil analisa spasial, kemudian dijelaskan secara deskriptif terhadap perencanaan, pemanfaatkan dan pengelolaan ruang DAS Sekadau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan DAS Sekadau didominasi oleh kawasan budidaya yaitu sekitar 173.053,66 Ha (67,21%) yang terdiri dari persawahan, kebun campuran, ladang dan perkebunan kelapa sawit. Sekitar 82.363,31 Ha (31,99%) masih berupa semak belukar, hutan produksi biasa, hutan produksi terbatas dan hutan lebat. Selebihnya berupa kawasan terbangun (permukiman, fasilitas perdagangan dan jasa komersial, pemerintahan dan pelayanan umum) seluas 1.461,61  Ha (0,57%)  dan sisanya 614,56 Ha (0,24%) berupa danau/ atau sungai. Tingkat kesesuaian penggunaan lahan eksisting tahun 2015 terhadap alokasi ruang DAS Sekadau berdasarkan RTRW Kabupaten Sekadau tahun 2011-2031 menunjukan 11,75% (33.471,97 Ha) penggunaan lahan yang tidak sesuai dan 88,25% (224.021,18 Ha) untuk penggunaan lahan yang sesuai. Upaya pengelolaan lahan DAS Sekadau berbasis rencana tata ruang wilayah dilakukan dengan membagi lahan ke dalam berbagai kawasan yang sesuai kemampuan sumberdaya lahan serta menerapkan strategi pengelolaan lahan yang tepat dengan pemilihan komoditas pertanian yang sesuai, penerapan sistem usaha tani yang tepat, peningkatan produktifitas lahan serta upaya konservasi tanah dan air. Kata-kata kunci: pemanfaatan lahan, evaluasi, rencana tata ruang wilayah, DAS