Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

EVALUASI DISAIN TRITISAN PLAT BETON UNTUK PERUMAHAN DI SEMARANG Eddy Prianto
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2004: PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL-HASIL PENELITIAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7269.483 KB)

Abstract

Disain tritisan suatu bangunan tropis sangatlah bervariasi. Hal ini sangat penting dalam usaha mengatasi pancaran sinar matahari dan tampias curah hujan yang masuk dalam bangunan.Kecenderungan yang berkembang di lapangan, pemakaian tritisan sudah tidak lagi memperhatikan fungsi awalnya. Hal ini ditunjukkan dengan pemakaian tritisan diatas pintu & jendela-jendela pada bangunan di kota Semarang yang berdimensi kurang dari 1.00m.Tulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi kembali ketepatan pemakaian tritisan datar kecil tersebut dan bagaimana sebaiknya untuk bangunan perumahan di Kota Semarang ?Penelitian yang didukung dengan sarana simulasi komputer ini, memungkinkan kita untuk mendapatkan banyak animasi dan variasi temuan, disamping effisensi waktu dibanding penelitian lapangan. Pada akhirnya didapatkan bahwa bangunan dikota Semarang harus lebih serius mempertimbangkan bentuk dan dimensi tritisan orientasi ke Utara. Rasio tinggi bangunan dan lebar tritisan 2:3 untuk orientasi Utara dan 1:3untuk orientasi Selatan.
AUDIT ENERGI SISTEM PENCAHAYAAN PADA GEDUNG PRODUKSI J PT PHAPROS, TBK Ratih Wahyu Wijayanti; Eddy Prianto; Joko Windarto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.02 KB)

Abstract

PP No. 70 tahun 2009 menyatakan bahwa pemanfaatan energi oleh pengguna sumber energi dan energi wajib dilakukan secara hemat dan efisien tidak terkecuali pada industri farmasi PT. Phapros, Tbk. Sebagai perusahaan farmasi yang kegiatan sehari-harinya memproduksi obat mengkonsumsi energi yang besar. Tidak hanya pada sistem kelistrikan tetapi juga sistem pencahayaan, karena perusahaan ini beroperasi seminggu penuh sehingga perlu dilakukan pengamatan pada sistem pencahayaan apakah telah hemat dan sesuai dengan yang direkomendasikan oleh SNI 03-6197-2000 atau tidak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menganalisa data kuat pencahayaan dan membandingkan dengan standar yang ada. Hasil dari analisa terhadap data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat 14 ruangan yang tidak memenuhi standar SNI 03-6197-2000 hingga menimbulkan pemborosan. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah dengan mengurangi jumlah lampu serta daya lampu pada ruangan yang melebihi standar tersebut. Jika langkah-langkah penghematan tersebut diterapkan maka akan didapatkan  penghematan hingga Rp 7.016.760,- per tahun pada konsumsi energi sistem pencahayaan. Rekomendasi penghematan yang lain menggunakan teknologi sensor untuk mengendalikan pencahayaan ruangan.    Kata kunci : audit, pencahayaan, Phapros, SNI
ANALISA EKONOMI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PENERAPAN GREEN ROOF (STUDI KASUS GEDUNG PRODUKSI J PT. PHAPROS SEMARANG) Dwi Apriyanti; Eddy Prianto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.539 KB)

Abstract

Industri sebagai pengguna sector energi terbesar berupaya untuk mengendalikan konsumsi energinya sebagai usaha untuk melakukan penghematan energi yang pada akhirnya akan menghemat biaya pembelian energi dan memberikan keuntungan finansial bagi perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan pemasangan atap hijau (green roof) pada bangunan yang membutuhkan treatment pendinginan tertentu. Atap hijau ini merupakan langkah untuk mengurangi beban pendinginan pada bangunan gedung. Ide pemanfaatan atap hijau akan diterapkan pada gedung produksi J PT. Phapros. Untuk menilai kelayakan dalam rencana investasinya, maka dilakukan analisa besarnya biaya yang dibutuhkan, penghematan yang diperoleh, serta waktu pengembalian modal (payback periode). Dari hasil analisa diperoleh bahwa investasi yang dibutuhkan sebesar Rp. 115.725.714, potensi penghematan yang dapat diperoleh sebesar Rp. 44.683.8604/ bulan dan waktu pengembalian modal selama 2,6 bulan. Kata kunci : atap, energi, gedung, green roof, pendinginan
Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Thermal pada Bangunan Publik di Daerah Tropis ( Studi kasus : Masjid Raya Al-Mashun Medan ) Muhammad Amin; Hernowo Danusputra; Eddy Prianto
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2004: PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL-HASIL PENELITIAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9648.368 KB)

Abstract

Bangunan yang baik adalah hangunan yang dapat mewadahi semua aktifitas penggunanya. Masjid sebagai salah satu bangunan ibadah bagi agama islam, yang mewadahi segala kegiatan ritual ibadah. Sebagai salah satu contoh kegiatan ibadah yang dilaksanakan di dalam masjid adalah shalat. Dimana dalam pelaksanakan ibadah shalat terkait di dalamnya bahwa pengguna berada dalam kenyamanan fisik maupun psikologis dimana akan tercapainya maksud dari ibadah tersebut yaitu untuk mendekatkan diri kepadaNyaDisini yang dapat diukur adalah kenyamanan thermal para pengguna bangunan Masiid dan memperbandingkannya dengan program kenyamanan yang telah dipublikasikan oleh DR. Riciard de Dear. Akan dilihat sejauh mana pengaruh bukaan terhadap kenyamanan thermalpada saat pengukuran langsung di lapangan dengan sensasi thermal yang dirasakan oleh para pengguna bangunan. Disini akan dibahas Masjid Raya Al-Mashun Medan sebagai studi kasus dari penulisan ini
GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG Arta Okta listiani; Eddy Prianto; Agung Dwiyanto
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.369 KB)

Abstract

Semarang, Ibu Kota Jawa Tengah, memiliki perkembangan pesat di bidang seni. Seni yang sedangberkembang adalah seni rupa kontemporer. Pesatnya perkembangan seni dan minat masyarakat Semarangterhadap seni tidak di imbangi dengan fasilitas kesenian yang ada di Semarang. Pameran seni di Semarangbiasanya hanya dilakukan di lobby hotel, sehingga tidak menarik minat masyarakat. Belum adanya ruang yangcukup untuk melakukan eksplorasi dan eskperimentasi berkesenian di Semarang membuat kota Semarang(nyaris) kehilangan “aura" keseniannya. Kini, sulit ditemukan gedung-gedung “bergengsi” yang berkenanmenampung agenda-agenda kesenian lantaran secara finansial dianggap sangat tidak menguntungkan.Pentas-pentas seni kontemporer hanya digelar di ruang-ruang sempit yang relatif tidak memiliki saranamemadai dan “magnet” yang mampu menyedot publik untuk berduyun-duyun mendatanginya. Oleh karena itudiperlukan sebuah wadah berupa Galeri Seni di Semarang yang mampu menampung seluruh kegiatan yangberkaitan dengan hasil karya seni di Semarang. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal – hal mendasar mengenai Galeri , pengertianseni rupa kontemporer itu sendiri, standart–standart mengenai tata ruang dalam Galeri, studi bandingbeberapa Galeri Seni Rupa di Semarang dan Galeri – Galeri Seni Rupa Kontemporer di luar Kota Semarang.Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Galeri Seni Rupa Semarang dan pembahasan konsep perancangandengan penekanan desain Arsitektur Modern. Tapak yang digunakan adalah tapak yang berada di KotaSemarang yang sesuai dengan tempat untuk Galeri Seni. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa danruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Galeri SeniRupa Kontemporer di Semarang”. Konsep perancangan ditekankan desain Arsitektur Modern, yaitu menggunakan banyak jendela padabangunan Galeri Seni Rupa Semarang ini. Untuk konsep bangunan Galeri ini berupa single building denganfasilitas penunjang yang menjadi daya tarik pengunjung. Dengan demikian masyarakat secara umum memilikikesempatan untuk mengenal, melihat, dan mempelajari seni rupa secara edukatif, efektif, dan rekreatif. 
TOWN HOUSE DI BONTANG Abdi kusuma; Eddy Prianto
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1276.844 KB)

Abstract

 Kota Bontang merupakan salah satu kota yang sedang berkembang di Kalimantan Timur.Pertambahan penduduk yang semakin meningkat tiap tahunnya, menyebabkan banyak permukiman yang tidakteratur akibat tidak dibarengi dengan pembangunan yang sepadan. Dengan makin bertambahnya jumlahpenduduk suatu kota dan tingginya tingkat aktivitas warganya, maka dibutuhkan desain sebuah permukimanyang mampu mengakomodasi kegiatan masyarakatnya serta menjadi sebuah solusi untuk pertambahanjumlah penduduk suatu kota, yaitu Town House. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Town House, standarstandarmengenai tata ruang dalam Town House, studi banding beberapa perumahan yang ada di dalamnegeri maupun luar negeri. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Town House di Bontang dan pembahasankonsep perancangan dengan penekanan desain Arsitektur Modern. Tapak yang digunakan adalah tapak asliyang berada di Kota Bontang. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilanbangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Town House di Bontang”. Konsep perancangan ditekankan desain Arsitektur Modern dengan konsep taman, yaitu konsep dimana tanaman atau vegetasi menjadi salah satu point penting dalam pembangunan. Untuk bangunan TownHouse sendiri yang mempunyai tiga tipe, dirancang dengan orientasi bangunan yang berbeda-beda tiaptipenya, dengan sistem struktur atap dak beton yang tujuannya untuk mengenalkan struktur atap dak di KotaBontang serta pengoptimalan waktu pembangunan karena Town House adalah sebuah permukiman yangmemiliki nilai jual tinggi.
COMMUNITY CENTER DI BSD CITY Almesa Yuli Hasyyati; Eddy Prianto; Atiek Suprapti
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2633.345 KB)

Abstract

Oleh : Almesa Yuli Hasyyati, Eddy Prianto, Atiek Suprapti Budiarto BSD City yang berada di Kota Tangerang Selatan di mana mayoritas penduduknya adalah wargapendatang atau kaum urban diprediksi akan terus meningkat dan tentunya komunitas-komunitas yang ada dikota ini pun akan semakin beragam. Oleh karena itu, dengan semakin bertambahnya penduduk BSD,kebutuhan masyarakat pun makin beragam sehingga dibutuhkan suatu Community Center untuk menampungaktivitas-aktivitas masyarakat yang beragam untuk mewadahi komunitas-komunitas yang berada di dalamnya. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Community Center,persyaratan perencanaan dan perancangan Community Center, studi banding beberapa fasilitas yang serupadengan Community Center seperti Club House dan referensi Community Center di beberapa negara. Tapakterpilih dari beberapa alternatif tapak yaitu tapak yang berada di Jl. BSD Boulevard Barat BSD City. Selain itujuga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yangdipakai dalam perancangan “Community Center di BSD City”. Konsep perancangan menggunakan penekanan desain Green Architecture sesuai dengan konsep yangdiusung BSD City, yaitu sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadaplingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yangdilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energy dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.Penerapan konsep ini dapat terlihat dari fasad bangunan-bangunan di Community Center yang menggunakanbambu sebagai material utamanya serta penerapan rain water harvesting hampir di seluruh bangunannya.
STADION AKUATIK DI BANDUNG ichsan ahmadi; eddy prianto; bambang setioko
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1746.48 KB)

Abstract

Prestasi Indonesia di bidang olahraga air yang semakin meningkat, namun terdapat kekurangan dalam perkembangan proses pembibitan dan pelatihan bagi atlet-atlet renang Indonesia untuk generasi yang akan datang. Salah satu faktor kekurangannya dikarenakan oleh fasilitas-fasilitas olahraga renang yang belum memadai, melainkan hanya terdapat satu stadion olahraga renang yang sesuai dengan standar kompetisi dengan vanue yang memadai baik skala nasional maupun internasional yaitu Jakabaring Aquatic Stadium di Palembang. Pekan Olahraga Nasional (PON) merupakan ajang pentas olahraga paling megah di Indonesia yang diselenggarakan setiap empat tahun. Sebagai ibukota Jawa Barat, Bandung terpilih sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX tahun 2016. Salah satu tanggapan dari pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu pemerintah Provinsi Jawa Barat akan membangun kolam renang bertaraf nasional maupun internasional sebagai persiapan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX tahun 2016.
APARTEMEN MAHASISWA TERPADU DI TEMBALANG jumratul akbar; eddy prianto; erni setyowati
IMAJI Vol 2, No 1 (2013): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1262.789 KB)

Abstract

Remaja  ini  apartemen  menjadi  pilihan  masyarakat  modern  di  kota-kota  besar  sebagai tempat hunian yang memberikan kepraktisan dan efisiensi waktu,  dimana kultur waktu yang cepat menjadi sangat penting. Tidak hanya kalangan masyarakat yang sudah berkeluarga, Mahasiswa pun pada  umumnya  perlu  tempat  tinggal  yang  dapat  memberikan  kenyamanan  dalam  proses  belajar, tidur  dan  melakukan  aktifitas  lainnya.  Saat  ini,  daerah  Tembalang,  Semarang  mengalami peningkatan  dalam  bidang  bisnis  real  estate,  dan  perumahan.  Sejauh  ini,  masalah  hunian  bagi mahasiswa  hanya  diselesaikan  dengan  adanya  kamar-kamar  sewa  (kost),  tetapi  dikarenakan banyaknya  rumah  yang  berdiri  maka  kawasan  sekitar  Kampus  menjadi  kurang  tertata.  Seiring dengan  pertumbuhan  mahasiswa  yang  cukup  pesat  di  kecamatan  Tembalang,  Semarang.  Maka apartemen adalah salah satu alternatif hunian yang dapat mewadahi mahasiswa. Kajian  diawali  dengan  mempelajari  tinjauan  mengenai  apartemen  atau  rumah  susun, meliputi  definisi  apartemen,  jenis  ruang,  dan  sistem  pengelolaan.  Selanjutnya  tinjauan  mengenai Kota Semarang umumnya dan Kecamatan Tembalang khususnya, meliputi data fisik dan non fisik, potensi, dan kebijakan tata ruang wilayah, serta perkembangan apartemen di Kota Semarang. Data studi  banding  yang  diperoleh  dari  apartemen  di  Kota  Depok  dan  Surabaya  juga  dikaji  untuk memperoleh standar jumlah dan luasan unit hunian. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan  parameter  konsep  desain  bioklimatik  dalam  upaya  menyelaraskan  dan  menyesuaikan dengan  iklim  yang  ada  di  kota  semarang.  Selain  itu,  dilakukan  juga  pendekatan  kontekstual, fungsional, teknis, dan kinerja untuk menghitung kebutuhan dan kapasitas ruang serta mewujudkan citra  bangunan  hunian  yang  modern,  nyaman,  terpadu  serta  ramah  lingkungan.  Pemilihan  tapak dilakukan pada beberapa alternatif tapak dengan scoring menggunakan matriks pembobotan.Selanjutnya  dilakukan  tahap  eksplorasi  desain.  Dan  sebagai  kesimpulan,  diperoleh  luasan program  ruang  yang  diperlukan  pada  apartemen  serta  ilustrasi  desain  berupa  gambar  grafis  2dimensi dan 3 dimensi.
RENTAL OFFICE DI SEMARANG DENGAN PENEKANAN DESAIN GREEN ARCHITECTURE Amalia, Alifiani; Bambang Supriyadi; Eddy Prianto
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1580.462 KB)

Abstract

Semarang sebagai pusat bisnis eksklusif di Jawa Tengah memiliki potensi yang paling mewadahi yaitupada sektor perdagangan dan jasa. Sarana perkantoran merupakan suatu wadah bagi masyarakat yangbergerak pada sektor perdagangan dan jasa yang di dalamnya menjadi suatu pusat pengolahan informasi,pengambilan keputusan dan kebijaksanaan bisnis. Di sisi lain, pekerja jasa, pekerja profesi, dan pekerja bisnisatau sering disebut freelancer lebih cenderung memilih membangun kantor-kantor pribadi dan ditempati pulasecara pribadi. Akibatnya terjadi persaingan pemanfaatan ruang kota dan penampilan fisik fasilitas-fasilitaskota yang menyebabkan lahan semakin terbatas dan harga semakin mahal.Oleh karena itu perlu suatu upayaperencanaan dan perancangan ke arah Green Architecture yang dapat meminimalkan dampak negatif yangditimbulkan oleh suatu bangunan. Konsep perancangan ditekankan desain Green Architecture yaitu demi menciptakan kenyamanan danpola hidup sehat bagi pengguna dan lingkungan bangunan tersebut.Konsep dan filosofi Green Architectureditampilkan secara eksplisit dalam bentuk dan penampilan bangunan. Melihat potensi yang ada pada tapak,maka penekanan konsep desain lebih difokuskan pada aspek tepat guna lahan (appropriate site development).Untuk konsep fisik bangunan Rental Office itu sendiri mengadaptasi dari potensi lingkungan yang ada denganmengambil filosofi keteduhan dari vegetasi yang sangat dominan pada tapak sehingga semaksimal mungkindipertahankan keberadaannya. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Rental Office, standarstandarmengenai tata ruang dalam Rental Office, studi banding beberapa Rental Office di Semarang dan diJakarta yang sesuai dengan konsep perkantoran yang dibutuhkan para freelancer yaitu perkantoran yangstategis dan eksklusif namun dengan harga terjangkau sesuai dengan alokasi dana masing-masing instansiatau perusahaan tersebut. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Rental Office. Tapak yang digunakanadalah lahan kosong yang diperuntukkan sebagai kawasan bisnis sesuai kebutuhan lahan sesuai dengan hasilstudi ruang. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan,struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Rental Office di Semarang dengan penekanan desainGreen Architecture”.