Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

GEDUNG PAMER DAN PERAGA IPTEK KELAUTAN DI SEMARANG desy ratna; eddy prianto; bambang setioko
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1884.429 KB)

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap tahunnya semakin berkembang pesat, hal ini ditunjukkan dengan adanya berbagai macam teknologi yang dapat memudahkan manusia khususnya siswa dalam memahami pelajaran. Indonesia memiliki kekayaan alam berupa dasar laut yang beragam, namun tidak semua masyrakat Indonesia mengetahui hal ini sehingga masih banyak masyarakat yang belum sadar untuk menjaga dan melestarikan lingkungan laut. Berdasarkan Keputusan Menteri No. 75/M/Kp/XI/2001 perlu adanya wadah mengenai IPTEK di setiap provinsi, kenyataanya Indonesia hanya memiliki empat wadah, diantaranya Taman Mini Indonesia Indah (Jakarta), Taman Pintar (Yogyakarta), Science Center Trams Studio (Bandung), IPTEK Sundial (Padalarang). Kota Semarang yang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah memiliki dua buah pintu masuk kedalam Provinsi Jawa Tengah, yaitu ditunjukan dengan adanya Pelabuhan Tanjung Mas dan Bandara Internasional Ahmad Yani. Namun dengan potensi tersebut Semarang belum mampu mengolah dan mengembangkannya, terutama disektor pariwisata. Sedangkan disektor masyarakat dan pendidikan, Semarang memiliki 6 universitas negeri. Salah satu diantaranya merupakan universitas terbaik di Jawa Tengah yaitu Universitas Diponegoro, dengan kata lain masyarakat kota Semarang mempunyai kualitas pelajar yang berkompeten, hanya saja kurangnya fasilitas edukasi yang dapat mendukung kualitas masyarakat kota Semarang.
SMA ISLAM UNGGULAN DI SEMARANG Dewi Murti Sari; Edy Darmawan; Eddy Prianto
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.969 KB)

Abstract

Kota Semarang saat ini memiliki fasilitas pendidikan dengan jumlah yang relatif cukup banyak. Dengan jumlah penduduk kota Semarang yang semakin meningkat, semakin bertambah pula kebutuhan masyarakat akan fasilitas pendidikan yang berkualitas. Karena saat ini masyarakat lebih jeli dalam memilih fasilitas pendidikan yang dikehendaki. Masyarakat menginginkan peningkatan pendidikan secara kuantitas dan juga peningkatan pendidikan secara kualitas. Dengan mayoritas pemeluk agama Islam, Semarang mengindikasikan peningkatan peminat fasilitas pendidikan Islam yang ada. Namun banyak wadah pendidikan Islam yang hanya berorientasi pada ilmu-ilmu teoritis Islam saja sehingga menghasilkan lulusan yang pasif dan statis. Sementara jumlah pendaftar yang meningkat secara signifikan, SMA Islam yang ada tidak mampu menampung banyaknya pendaftar dikarenakan terbatasnya kapasitas. Dengan demikian dibutuhkan sebuah SMA Islam Unggulan yang mampu mewadahi peserta pendidikan tidak hanya secara kuantitas tetapi juga kualitas pemenuhan iptek dan imtaq.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai SMA unggulan, arsitektur Islam, standar-standar mengenai tata ruang SMA, serta studi banding beberapa SMA Islam Unggulan di Semarang. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi SMA Islam Unggulan di Semarang dan pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain arsitektur islam. Tapak yang digunakan adalah berada di BWK VI yaitu di Kec.Tembalang tepatnya di jalan Graha Panorama. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “SMA Islam Unggulan di Semarang”.Konsep perancangan ditekankan menggunakan desain arsitektur Islam. Tapak bangunan diatur sedemikian rupa mengambil bentuk dari simbol Islami berbentuk segi delapan. Dengan demikian delapan bangunan utama disesuaikan penempatannya dengan bentuk lahan. Kemudian fasad bangunan, pintu gerbang, serta model atap mengambil motif dari simbol Islami pula. Bangunan masjid ditempatkan pada tengah tapak sebagai simbol Ka’bah yang menjadi pusat kegiatan beribadah umat Islam
ANALISA PERBANDINGAN SUHU PERMUKAAN DINDING RUMAH VERNAKULAR PANTAI DAN GUNUNG Hermawan Hermawan; Eddy Prianto; Erni Setyowati
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 2, No 3 (2018): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2018
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.471 KB) | DOI: 10.31848/arcade.v2i3.77

Abstract

Abstract: Research on thermal performance will have implications for building energy savings. The method of discussing thermal performance is varied. In this study will look at the performance of the building envelope in creating thermal comfort of buildings. The study used a field study by comparing the temperature of wall surfaces in vernacular houses in coastal and mountain areas. Measurements were carried out for 5 days in three different periods, namely the dry season to rain, the rainy season and the rainy season to the dry season. The results showed differences in wall surface temperature between vernacular houses on mountains and beaches. This is in accordance with the conditions of climate variables at different locations in height. The location of the beach has a higher tendency than the location of the mountain.Keyword: wall surface temperature, vernacular house, thermal performance  Abstrak: Penelitian tentang kinerja termal akan berimplikasi pada penghematan energi bangunan. Metode pembahasan kinerja termal banyak ragamnya. Pada penelitian ini akan melihat kinerja selubung bangunan dalam menciptakan kenyamanan termal bangunan. Penelitian menggunakan studi lapangan dengan membandingkan suhu permukaan dinding pada rumah vernakular di daerah pantai dan gunung. Pengukuran dilakukan selama 5 hari pada tiga periode yang berbeda yaitu musim peralihan kemarau ke hujan, musim hujan dan musim peralihan hujan ke kemarau.  Hasil penelitian menunjukkan perbedaan suhu permukaan dinding antara rumah vernakular di gunung dan pantai. Hal ini sesuai dengan kondisi variabel iklim pada lokasi yang berbeda ketinggiannya. Lokasi pantai mempunyai kecenderungan lebih tinggi dibanding lokasi gunung.Kata Kunci: suhu permukaan dinding, rumah vernakular, kinerja termal
SURFACE TEMPERATURE CHARACTERISTICS OF FLY ASH BOTTOM ASH BRICK AGAINST SUN LIGHTS Vira Ansari; Eddy Prianto; Agung Dwiyanto
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Idealog Vol 7 No 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v7i1.4290

Abstract

Fly Ash and Bottom Ash are by-products produced from the coal combustion process in Steam Power Plants (PLTU). In accordance with PP101 of 2014, Fly Ash and Bottom Ash (FABA) are included in the B3 Waste category that requires special treatment in accordance with applicable regulations. At this time, the Republic of Indonesia Government Regulation No. 22 of 2021 concerning the Implementation of Environmental Protection and Management, where FABA is included in Registered Non-B3 Waste. With these changes, it is hoped that FABA can be used extensively (massively) and continuously. Based on these developments, it is necessary to test the FABA material as a building wall to determine the temperature obtained when exposed to hot sunlight so that in the future the FABA material can be used as a reference as a material for the manufacture of building materials. This research method uses qualitative research methods, where this study aims to analyze the walls of the building using the model as the object of research, on the reduction of the sun with the influence of sunlight, humidity, and air temperature. The results of this study are to determine the wall temperature of FABA which includes: high peak temperature and lowest temperature. The findings obtained are that the orientation of sunlight af ects the temperature or the resulting temperature in the FABA wall model and for further research it is better to use a cover/roof in order to get the ideal temperature like the original building wall covered with a roof. Keywords : Bottom ash, Fly ash, Weather Conditions, FABA Wall
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA TERMAL PADA RUANG INDOOR DAN OUTDOOR Ruliyanto Ruliyanto; Eddy Prianto
Jurnal Arsitektur GRID Vol 4, No 1 (2022): Juni
Publisher : Jurnal Arsitektur GRID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52429/grid.v4i1.871

Abstract

Salatiga merupakan salah satu kota di Jawa tengah memiliki iklim sejuk, dikarenakan secara geografis merupakan daerah dataran tinggi dengan keberadaan Gunung Merbabu. Kenyamanan iklim yang sejuk ini mengakibatkan banyak orang berbondong-bondong ke kota Salatiga untuk bertamasya dan melakukan relaksasi dalam waktu tempuh tidak lebih dari satu hari. Hal ini mengakibatkan investor dan para pengusaha kuliner membangun resto yang juga menawarkan area wisata alam kesejukan kota Salatiga untuk  dijadikan tempat tujuan pengunjung domestik maupun pendatang dari kota lain. Salah satu resto di Salatiga yang dirasakan memiliki kenyamanan termal yang mampu mewakili resto modern di Salatiga adalah “Kala Resto Salatiga”. Resto ini memiliki desain yangmenarik dan memiliki dua area penyajian di indoor dan outdoor. Berdasar dari kondisi tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai kinerja termal pada bangunan resto tersebut. Penelitian ini lebih melihat ke bagaimana perubahan suhu ruang, kelembapan , dan kecepatan angin. Pada dasarnya kenyamanan kinerja termal sebuah ruang juga  dipengaruhi dengan variabel iklim dan dari sisi individu. Pada penelitian ini mengambil obyek bangunan. Data variabel iklim yang diukur meliputi suhu ruang, kelembaban ruang dan kecepatan angin, sebagai beberapa unsur yang menciptakan kenyamanan ruang. Dari data pengukuran tersebut diharapkan diketahui suhu ruang, dan dianalisa dengan standar kenyamanan sebuah bangunan. Hasil dari penelitian ini adalah kenyamanan termal di indoor dan outdoor dipengaruhi oleh cuaca saat penelitian, dan juga dari sisi bentuk massa secara arsitektural  dan material yang menyelimuti ruang.
EXPERIMENTAL STUDY OF EFFECT WATERPOOLFORTHERMAL COMFORT IN RESIDENTIAL MARIA ROSITA MAHARANI; Eddy Prianto
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Idealog Vol 7 No 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v7i1.4803

Abstract

Dimasa pandemi covid-19 ini banyak orang melakukan sebagian besar aktivitasnya didalamrumah. Untuk itu diperlukan ruang yang nyaman untuk mendukung setiap aktivitas berjalan denganoptimal. Salah satu solusi yang dipercaya oleh masyarakat adalah adanya kolam air dalamrumah dapat membantu menurunkan suhu ruang. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari seberapa besar pengaruhkolam air didalam rumah terhadap perubahan suhu ruang dan kenyaman termal didalamruang. Objekpenelian berada pada pusat kota Semarang. Jawa Tengah. Metode penelitian pada studi ini menggunakan paradigma kuantitatif, dengan pengumpulan data dari sumber empirik primer, melalui observasi,wawancara, pengukuran dan dokumentasi. Adapaun variabel yang ditentukan adalah suhukering, kelembapan dan kecepatang udara sebagai variabel bebas, dan kenyaman termal berdasarkanSNI 03-6572-2001 sebagai variabel terikat. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa diwaktumenjelang siang hingga sore hari, suhu kering di ruangan dengan kolam air malahan lebih tinggi dibandingan dengan suhu ruangan tanpa kolam air. Namun hasil perhitungan temperatur efektif yangdiperoleh dari kombinasi antara suhu kering, kelembapan dan kecepatan angin menunjukkan perbedaanhasil yang tidak terlalu signifikan. Dapat disimpulkan bahwa keberadaan elemen air dalamruang tidakmemberikan pengaruh yang signifikan terhadap kenyamanan termal dalam ruang. Kata Kunci: temperatur efektif, kenyamanan termal, ruang, kolam air
TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN BARU DI DALAM KAMPUNG MANGKUKUSUMAN, KOTA YOGYAKARTA Kartika Putri, Tabita Febriawaty; Eddy Prianto
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 9 No 2 (2022): December
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v9i2a6

Abstract

Abstrak_ Rumah tinggal pasca pandemi Covid-19 kini tidak hanya dijadikan sebagai tempat untuk beristirahat, namun juga sebagai tempat untuk bekerja dan juga belajar. Rumah tinggal di area perumahan baru di Mangkukusuman Kota Yogyakarta merupakan area rumah tinggal yang didesain tanpa pertimbangan penanggulangan kebisingan. Penanggulangan kebisingan dapat dilakukan melalui desain bentuk rumah, penempatan denah, maupun pemilihan bahan bangunan yang sesuai untuk mereduksi kebisingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan pada sampel rumah di perumahan baru di Mangkukusuman Kota Yogyakarta serta mengidentifikasi sumber-sumber kebisingan yang ada pada area tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran kebisingan pada titik-titik tertentu pada sampel rumah yang sudah ditentukan menggunakan Sound Level Meter (SLM). Tingkat kebisingan yang diukur merupakan tingkat kebisingan yang ada pada semua frekuensi (125 Hz – 8000 Hz), sehingga satuan tingkat kebisingan yang digunakan adalah dalam dBA. Kebisingan pada area perumahan baru tersebut bisa melebihi batas nyaman yang ditentukan karena sumber bunyi yang berbeda-beda. Kata kunci : Kebisingan; Rumah Tinggal; Sumber Kebisingan. Abstract_ Residential houses post Covid-19 pandemic are not only used as a place to rest, but also used as a place to work and study. The residential house at a new housing area in Mangkukusuman, Yogyakarta City is a residential area that is/are designed without considering noise management. Noise management can be done through house shape design, floor plans placement, as well as the selection of appropriate building materials to reduce noise. This research aims to determine the levels of noise in sampel houses in new residential area in Mangkukusuman, Yogyakarta City and to identify any sources of noise in the area. This research was conducted by measuring noise at certain points in a predetermined sampel of houses using a Sound Level Meter (SLM). The levels of noise measured are the levels of noise at all frequencies 125 Hz – 8000 Hz, so the unit of the levels of noise that is used is dBA. Noise in the new residential area can exceed the specified comfort limit due to different sound sources. Keywords : Noise; Residential House; Noise Source.
KINERJA TERMAL SERAMBI PADA ARSITEKTUR VERNAKULAR KASUS STUDI: MUSEUM NILA DI PROVINSI RIAU Arman Susilo; Eddy Prianto
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 10 No 1 (2023): Nature
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v10i1a5

Abstract

The Sang Nila Utama museum building is a vernacular architectural form of traditional buildings that have changed from Riau Malay architecture. This shape change certainly affects the thermal performance of the building itself, which in turn will lead to thermal comfort. Comfort is influenced by a) temperature (oC), b) relative humidity (%), c) wind speed (m/s), and d) MRT (mean radiant temperature). This study aims to determine the thermal performance of the building corridor in terms of spatial climatic factors on temperature and humidity. The method used in this study is a quantitative descriptive correlation, measuring variables of temperature and humidity in the museum corridor and interior. The results of research on the temperature variable in 2 (two) days showed a deasedecreasehe the average thermal performance of the microclimate on the porch of 0.2%, which was shown from the + (positive) value, and from the porch to the interior, there was an increase of 1%, which was shown from the value - (negative). From the average value of the temperature variable, the museum is out of a comfortable condition according to SNI T-14-1993-03.
Study of Orientation on The Effectiveness of Photovoltaic Shading Installation in The Ulil Albab Mosque, Yogyakarta Dyah Hendrawati; Erni Setyowati; Eddy Prianto; Agung Dwiyanto
Journal of Architectural Research and Design Studies Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : Departement of Architecture, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jars.vol8.iss2.art1

Abstract

A mosque is a place of worship oriented towards the Qibla, which for the Yogyakarta area is in the northwest direction, or 294.7°. The Qibla will affect the orientation and possibly the shape of the building. The northwest direction of buildings in Yogyakarta has a relatively high solar factor value. The orientation of the building and the dominant shape of the building towards the Qibla cannot be avoided by architects because of the rule of shafts during congregational prayers. This research is expected to find the practical orientation and layout of photovoltaic installations that function as shading, which can reduce solar heat radiation. It is hoped that the distinctive orientation of the mosque will have great potential to produce maximum renewable energy by installing solar/photovoltaic panels. The orientation has excellent potential for a mosque building to produce maximum renewable energy by installing photovoltaic (PV) panels in addition to the roof. This research aims to clearly and measurably determine the potential for renewable energy in an existing mosque, namely the Ulil Albab Mosque, Yogyakarta. The method used in this research is to carry out simulations on all facade orientations using FormIt software to find the most effective potential facades for installing PV. This research shows the most significant potential for installing photovoltaics without disturbing the performance of other buildings and getting optimal energy on the side west by producing 86,76 kWh/year. Keywords: orientation; performance; PV; solar radiation