Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT DI PACITAN Arief Setyawan; Sarwiji Suwandi; St. Y. Slamet
Jurnal Pendidikan Karakter Vol. 8, No. 2 (2017)
Publisher : LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.455 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v7i2.21778

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam kumpulan cerita rakyat dari Pacitan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan sumber data penelitian berupa Buku Cerita Rakyat dari Pacitan terbitan Grasindo 2004 yang memuat 10 judul cerita. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjuk- kan bahwa Cerita Rakyat dari Pacitan sebagai suatu karya sastra mengandung nilai pendidikan karakter yang meliputi: (1) religius; (2) jujur; (3) kerja keras; (4) kreatif; (5) rasa ingin tahu; (6) semangat kebang- saan; (7) menghargai prestasi; (8) cinta damai; (9) peduli lingkungan; (10) peduli sosial; dan (11) tang- gung jawab. Nilai-nilai tersebut menjadi dasar bahwa cerita rakyat selain digunakan sebagai media memperkenalkan kisah-kisah yang diyakini nenek moyang kepada keturunannya, juga bisa sekaligus menjadi sarana mendidik karakter pada diri mereka. Kata Kunci: pendidikan karakter, nilai-nilai karakter, cerita rakyat, Pacitan  CHARACTER EDUCATION CONTENT IN FOLKLORE PACITAN’S Abstract: This study aims to describe the value of character education in the compilation of Pacitan’s folklore. The method used is qualitative descriptive method with data source of research in the form of folklore from Pacitan published by Grasindo 2004 which contains 10 story titles. Data analysis is done by content analysis technique. The results show that Pacitan folklore as a literary work contains the value of character education which includes: (1) religious; (2) honest; (3) hard work; (4) creative; (5) curiosity; (6) Spirit of nationalism; (7) respecting achievement; (8) love of peace; (9) environmental care; (10) social care; and (11) responsibility. These values form the basis that folklore is used as a medium for introducing stories that ancestors believed to their descendants, as well as being a means of educating their character. Keyword: character education, character values, folklore, Pacitan
CHARACTER EDUCATION VALUES IN PACITAN FOLKLORE Arief Setyawan; Sarwiji Suwandi; St. Y. Slamet
Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni Vol 18, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.198 KB) | DOI: 10.24036/komposisi.v18i1.7925

Abstract

Folklore as one of the cultural output with robust  value of character education from of the community where the story was created and developed. The study aims to describe the value of character education in the compilation of folklore. The method used is qualitative descriptive method with data source of research in the form of folklore from Pacitan published by Grasindo 2004 which contains 10 story titles. The research data is collected by reading the story plot as well as the content of the meaning or message in each story and noting. Data analysis is done by content analysis technique, that is research analysis that want to reveal the idea of writer or creator both manifested and latent. The results show that Pacitan folklore as a literary work contains the value of character education which includes: (1) religious, (2) honest, (3) hard work, (4) creative, (5) curiosity, (6) Spirit of nationalism, (7) respecting achievement, (8) love of peace, (9) environmental care, (10) social care, and (11) responsibility. These values form the basis that folklore is used as a medium for introducing stories that ancestors believed to their descendants, as well as being a means of educating their character.Keyword: character education, folklore, Pacitan.MUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT DI PACITAN AbstrakCerita rakyat sebagai salah satu produk kebudayaan tentu sarat akan nilai pendidikan karakter dari masyarakat tempat cerita itu lahir dan berkembang. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam kumpulan cerita rakyat tersebut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan sumber data penelitian berupa Buku Cerita Rakyat dari Pacitan terbitan Grasindo 2004 yang memuat 10 judul cerita. Data penelitian dikumpulkan dengan membaca secara cermat terkait alur cerita maupun kandungan makna atau amanat dalam setiap cerita dan melakukan pencatatan. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis isi (content analysis), yakni analisis penelitian yang mengungkap gagasan penulis atau pencipta baik yang termanifestasi maupun yang laten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cerita Rakyat dari Pacitan sebagai suatu karya sastra mengandung nilai pendidikan karakter yang meliputi: (1) religius, (2) jujur, (3) kerja keras, (4) kreatif, (5) rasa ingin tahu, (6) semangat kebangsaan, (7) menghargai prestasi, (8) cinta damai, (9) peduli lingkungan, (10) peduli sosial, dan (11) tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut menjadi dasar bahwa cerita rakyat selain digunakan sebagai media memperkenalkan kisah-kisah yang diyakini nenek moyang kepada keturunannya, juga bisa sekaligus menjadi sarana mendidik karakter pada diri mereka.Kata kunci: pendidikan karakter, cerita rakyat, Pacitan.
PENERAPAN RESTORATIVE JUSTICE DALAM PENYELESAIAN KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS MENGAKIBATKAN MATINYA ORANG OLEH ANAK (Studi Kasus di Wilayah Hukum Kepolisian Resor Pasuruan) Arief Setyawan
Dinamika Vol 28, No 15 (2022): Dinamika
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.224 KB)

Abstract

ABSTRACTThis research is motivated by the many cases of traffic accidents by children with imprisonment sanctions that have a negative impact on children. The problem raised is the application of restorative justice in resolving cases of traffic accidents that result in the death of people by children in the jurisdiction of the Pasuruan Resort Police, along with obstacles and efforts. Empirical juridical research with sociological approach and legislation approach. The results of this study are the Unit Gakkum Satlantas Polres Pasuruan implement restorative justice in cases of traffic accidents that resulted in the death of people through diversion. Barriers experienced: there is no clear rule of law, difficulty in getting approval from the victim's family, pre-diversion takes a long time, legal awareness is still low and intervention from the community. Efforts to overcome these obstacles: form special regulations, provide understanding to the families of victims regarding the restorative justice settlement process, the Police coordinate with other agencies, conduct socialization and counseling, and the Police act as mediators in the diversion process.Keywords: Restorative Justice, Traffic Accident, Child, Death Person ABSTRAKSkripsi ini dilatarbelakangi banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas oleh anak dengan sanksi pidana penjara yang menimbulkan dampak negatif bagi anak. Adapun permasalahan yang diangkat adalah penerapan restorative justice dalam penyelesaian kasus kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan matinya orang oleh anak di wilayah hukum Kepolisian Resor Pasuruan, beserta hambatan dan upaya. Penelitian yuridis empiris dengan metode pendekatan sosiologis dan pendekatan peraturan perundang-undangan. Hasil dari penelitian ini adalah Unit Gakkum Satlantas Polres Pasuruan menerapkan restorative justice pada kasus kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan matinya orang melalui diversi. Hambatan yang dialami: tidak ada aturan hukum yang jelas, sulitnya mendapat persetujuan dari pihak keluarga korban, pra diversi membutuhkan waktu lama, kesadaran hukum masih rendah dan intervensi dari masyarakat. Upaya untuk mengatasi hambatan tersebut: membentuk peraturan khusus, memberikan pemahaman kepada keluarga korban terkait proses penyelesaian secara restorative justice, Kepolisian berkoordinasi dengan instansi lain, melakukan sosialisasi dan penyuluhan, serta Kepolisian menjadi penengah dalam proses diversi.  Kata Kunci: Restorative Justice, Kecelakaan Lalu Lintas, Anak, Matinya Orang