Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KLASIFIKASI DAN KEKHASAN PAMERAN SENI RUPA DI YOGYAKARTA: KASUS ENAM INSTITUSI BUDAYA Purnomo, D. Heri; Widharyanto, B.
Imaji Vol 18, No 2 (2020): IMAJI OKTOBER
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v18i2.40192

Abstract

Penelitian ini mengkaji klasifikasi dan kekhususan pameran seni rupa yang dilakukan olehenam institusi budaya di Yogyakarta. Untuk menjawab isu tersebut, penelitian ini menggunakanpendekatan kualitatif. Data yang berupa jenis dan karakteristik pameran seni rupa diperolehdengan teknik wawancara dan analisis dokumen. Data penelitian selanjutnya dianalisis melaluitiga tahap, yakni identifikasi, klasifikasi, dan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwapameran seni rupa yang dilaksanakan oleh enam institusi budaya memiliki ruang lingkup sebagaiberikut: MGA dalam 18 kategori, TBY dalam 33 kategori, BBY dalam 29 kategori, TRB dalam31 kategori, LAF dalam 16 kategori, dan JG dalam 31 kategori. Temuan lainnya adalah masingmasing institusi budaya menunjukkan kekhasan pameran seni rupa dalam kategori tertentu.Kata Kunci: klasifikasi, karakteristik, pameran, seni rupaCLASSIFICATION AND TYPICALITY OF FINE ART EXHIBITIONS IN YOGYAKARTA: THE CASE OF SIX CULTURAL INSTITUTIONSAbstractThis research examines the classification and uniqueness of fine art exhibitions conductedby six cultural institutions in Yogyakarta. This study used a qualitative approach to answerthe question. Data presented in the form of the type and characteristics of fine art exhibitionswere obtained through interview techniques and document analysis. Further research data wereanalyzed through three stages, namely identification, classification, and interpretation. The resultsshow that fine art exhibitions conducted by six cultural institutions had the following scope: MGAin 18 categories, TBY in 33 categories, BBY in 29 categories, TRB in 31 categories, LAF in 16categories, and JG in 31 categories. Another finding is that each cultural institution shows theuniqueness of fine art exhibitions in certain categories.Keywords: classification, characteristics, exhibition, fine art
Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru Bahasa Indonesia SMA di Bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Sumba Barat Daya Engel Bertha Halena Gena; B. Widharyanto; Yuliana Setyaningsih
Jurnal Edukasi Sumba (JES) Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : SekolahTinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53395/jes.v3i1.2

Abstract

Abstrak: Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional merupakan dua kompetensi guru yang sangat erat hubungannya dengan tugas profesi seorang guru. Kompetensi pedagogik yaitu kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran sedangkan kompetensi profesional yaitu kompetensi guru dalam melaksanakan tugas kependidikan yang berkaitan dengan bidang studi. Tulisan ini menyoroti kemampuan penguasaan pedagogik, penyusunan perangkat pembelajaran (RPP), keterampilan mengajar, dan pengetahuan profesional guru Bahasa Indonesia SMA di Bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Sumba Barat Daya Tahun 2017. Peneliti menggunakan metode kuantitatif deskriptif dalam mengungkapkan data yang terkumpul melalui teknik tes, teknik observasi, dan studi dokumenter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru termasuk dalam kualifikasi Baik sedangkan tingkat penguasaan dalam penyusunan perangkat pembelajaran, keterampilan mengajar, dan pengetahuan profesional guru termasuk dalam kualifikasi Kurang. Artinya, perlu adanya upaya peningkatan khususnya pada penyusunan RPP, keterampilan mengajar, dan pengetahan profesional guru Bahasa Indonesia.Kata kunci: Kompetensi pedagogic; kompetensi professional; guru bahasa Indonesia.
LEARNING STYLE AND LANGUAGE LEARNING STRATEGIES OF STUDENTS FROM VARIOUS ETHNICS IN INDONESIA Bonifasius Widharyanto; Heribertus Binawan
Jurnal Cakrawala Pendidikan Vol 39, No 2 (2020): CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOL. 39, NO. 2, JUNE 2020
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.071 KB) | DOI: 10.21831/cp.v39i2.28173

Abstract

Learning styles, language learning strategies, and ethnicity are three important factors in language learning. The information about these three things is very useful for language teachers to prepare and implement effective language learning. This study was conducted to describe the students ' learning style and language learning strategy and to know the similarities/differences from the two elements of Java, Papua, Flores, Dayak, and Batak ethnics. A number of 175 participants were involved in the study. Research data were obtained through the Fleming's learning VARK questionnaire and a language learning strategy questionnaire from Oxford. The results of the two questionnaires were analyzed to determine the type of learning style and language learning strategy. The first finding suggests that the main learning styles of students from the five ethnics are variants [aural] and [kinesthetic] including variations in bimodal, and trimodal. The second finding shows that the major language learning strategy is metacognitive and affective. The third finding reveals some similarities and unique differences in their learning style and learning strategy.
Urgensi Penggunaan Media Dalam Pembelajaran BIPA Level A-1 Ferilia Krisna Awanda, Agatha; Rahardi, R. Kunjana; Widharyanto, B.
Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran Vol. 4 No. 2 (2024): Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran
Publisher : Bale Literasi: Lembaga Riset, Pelatihan & Edukasi, Sosial, Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58218/alinea.v4i2.911

Abstract

Penelitian ini berfokus pada pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Level A-1. Penelitian kuantitatif ini dilakukan di SMK Bunda Mulia, yang berlokasi di Jalan AM Sangaji No. 20, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Populasi yang menjadi subjek penelitian ini terdiri dari siswa WNA China, siswa WNA Tiongkok, dan para pengajar BIPA. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yang disebarkan kepada peserta didik dan pengajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran BIPA dapat meningkatkan antusiasme pemelajar. Integrasi media dalam proses belajar mengajar terbukti memberikan pengaruh positif terhadap minat dan motivasi siswa dalam mempelajari bahasa Indonesia. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pemanfaatan teknologi dan media sebagai alat bantu dalam pengajaran BIPA, yang tidak hanya membuat pembelajaran lebih menarik tetapi juga lebih efektif.
TRAINING EVALUATION OF ELEMENTARY SCHOOL TEACHERS OF 3T REGIONS OF MAHAKAM ULU REGENCY BY USING KIRKPATRICK Prijowuntato, Sebastianus Widanarto; Widharyanto, Bonifasius
IJIET (International Journal of Indonesian Education and Teaching) Vol 5, No 2 (2021): July 2021
Publisher : Sanata Dharma University Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/ijiet.v5i2.3540

Abstract

This study aims to determine the success of training for elementary school teachers in Mahakam Ulu Regency, North Kalimantan in 2016 and 2017. The evaluation method used is the evaluation method proposed by Kirkpatrick. In this study, two of the four levels were investigated. The study method used is the Kirkpatrik evaluation model level one and two. At level one, participants conduct evaluations related to satisfaction and level two participants evaluate learning. At level one, participants are asked to fill in satisfaction instruments. The results of the satisfaction instrument entry were analyzed using weighting on each of the satisfaction dimensions. At level two, participants are asked to work on the pre-test and post-test instruments. Data were analyzed using the Wilcoxon Test. The results showed that the level of participant satisfaction for first level was 83.848% for 2015 and 83,178% for 2016. Both scores showed positive reactions to the training. For For second level, learning, the average increase in knowledge was 10.984 for 2015 and 9.4 for 2016. The increase in the mean score was significantly based on the Wilcoxon test. 
Analisis Kebutuhan Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Multimodalitas dengan Pendekatan Permainan Bahasa Anak Usia Dini: Indonesia Sulistyaningrum, Caecilia Fani; Widharyanto, B.; Rahardi, R. Kunjana
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 18 No 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/st.v18i1.24640

Abstract

ABSTRAK Pendidikan anak usia dini memerlukan inovasi media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan perkembangan mereka. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kebutuhan pengembangan buku cerita bergambar berbasis multimodal dan pendekatan permainan edukatif untuk membantu anak usia dini memperoleh bahasa. Penelitian ini berjenis deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner berskala likert yang dibagikan kepada 43 pendidik dan 17 orang tua siswa. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif sederhana dan hasil analisis disajikan dalam bentuk persentase yang dilengkapi dengan ilustrasi diagram batang. Secara ringkas, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil survei berdasarkan tingkat persetujuan responden terhadap suatu pernyataan kuesioner. Sebagian kecil responden menyatakan sangat tidak setuju, 0,00% tidak setuju, 0,30% tidak setuju, 2,12% netral, 55,30% setuju, dan 42,27% sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Sebagian besar responden cenderung setuju atau sangat setuju, dengan persentase tertinggi terdapat pada kategori setuju 55,30% dan sangat setuju 42,27%, menunjukkan bahwa mayoritas memiliki pandangan positif terhadap pernyataan tersebut. Kata kunci: Buku cerita bergambar, multimodalitas, pembelajaran bahasa, anak usia dini, permainan edukatif   ABSTRACT Early childhood education requires innovation in learning media that is interesting and by their development. This study aims to describe the need for the development of multimodal-based picture storybooks and educational game approaches to help early childhood acquire language. This study is a quantitative descriptive study. Data were collected through a Likert-scale questionnaire distributed to 43 educators and 17 parents of students. The data were then analyzed using simple descriptive statistical techniques, and the results of the analysis were presented in the form of percentages accompanied by bar chart illustrations. In summary, the results of this study indicate that the survey results are based on the level of respondent agreement with a questionnaire statement. A small number of respondents stated that they strongly disagreed, 0.00% disagreed, 0.30% disagreed, 2.12% were neutral, 55.30% agreed, and 42.27% strongly agreed with the statement. Most respondents tended to agree or strongly agree, with the highest percentage in the agreed category of 55.30% and strongly agree 42.27%, indicating that the majority had a positive view of the statement. Keyword: Multimodality-based picture story books, Early childhood, Language learning, Educational game approach
URGENSI PENGGUNAAN MEDIA TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN BIPA BERBASIS BUDAYA YOGYAKARTA BAGI TINGKAT PEMULA USIA ANAK Suarjaya, Ignatius Dimas Adi; Rahardi, R. Kunjana; Widharyanto, B.
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v10i1.950

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik kebutuhan bahan ajar dan media pembelajaran dalam pembelajaran BIPA bermuatan budaya Yogyakarta bagi penutur asing tingkat pemula, mengembangkan bahan ajar BIPA bermuatan budaya Yogyakarta bagi penutur asing tingkat pemula, dan mendeskripsikan penilaian bahan ajar BIPA bermuatan budaya Yogyakarta bagi penutur asing tingkat pemula. Kuantitatif deskriptif digunakan sebagai metode dalam penelitian ini. Penggunaan media pembelajaran teknologi menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikkan. Melalui penggunaan media, pemelajar BIPA terkhusus untuk tingkat pemula usia anak akan lebih mudah untuk mempelajari materi BIPA. Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data, diperoleh skor 3,6 pada poin media pembelajaran teknologi, serta skor 3,8 pada poin media audio visual. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat keperluan media pembelajaran berbasis teknologi dalam pembelajaran BIPA tingkat pemula usia anak.
PERLAWANAN PEREMPUAN TERHADAP DISKRIMINASI DALAM NOVEL LUSI LINDRI KARYA Y. B. MANGUNWIJAYA Puspito, Pitrus; Widharyanto, Bonifasius; Herujiyanto, Antonius
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 19 No 2 (2023): Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fon.v19i2.7446

Abstract

ABSTRAK: Fokus penelitian ini adalah perlawanan perempuan terhadap diskriminasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk perlawanan perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lusi Lindri Karya Y. B. Mangunwijaya. Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif kualitatif. Data penelitian yang berupa kalimat, rangkaian kalimat atau paragaraf dianalisis dengan teori analisis wacana kritis Sara Mills. Secara umum model analisis wacana kritis Sara Mills menekankan pada wacana mengenai feminis untuk melihat bagaimana posisi wanita ditampilkan dalam teks. Posisi-posisi yang dimaksud Sara Mills, yaitu dalam arti siapa yang menjadi subjek-objek penceritaan serta posisi pembaca dalam wacana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua bentuk perlawanan yang dilakukan oleh perempuan terhadap diskriminasi, yakni perlawnanan radikal dan perlawanan kompromis. Kedua perlawanan tersebut ditampilkan sebagai posisi subjek, posisi objek, dan posisi pembaca yang sesuai dengan teori analisis wacana Sara Mills. Hasil penelitian ini juga menunjukkan sikap afirmasi Y.B. Mangunwijaya terhadap perlawanan yang dilakukan perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lusi Lindri.KATA KUNCI: Analisis Wacana Kritis Sara Mills; Diskriminasi; Perlawanan Perempuan  WOMEN'S RESISTANCE TO DISCRIMINATIONIN THE NOVEL LUSI LINDRI BY Y. B. MANGUNWIJAYA ABSTRACT: The focus of this research is women's resistance to discrimination. This study aims to analyze the form of women's resistance to discrimination in the novel Lusi Lindri by Y. B. Mangunwijaya. This study uses a qualitative descriptive methodology. Research data in the form of sentences, series of sentences or paragraphs were analyzed using Sara Mills' critical discourse analysis theory. In general, Sara Mills' critical discourse analysis model emphasizes discourse on feminists to see how the position of women is presented in the text. The positions referred to by Sara Mills, namely in terms of who are the subjects of the narrative and the position of the reader in the discourse. The results of the study show that there are two forms of resistance by women against discrimination, namely radical resistance and compromise resistance. The two resistances are shown as subject position, object position, and reader position according to Sara Mills' theory of discourse analysis. The results of this study also show that Y.B. Mangunwijaya against women's resistance to discrimination in Lusi Lindri's novel.KEYWORDS: Sara Mills' Critical Discourse Analysis; Discrimination; Women's resistance
ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KAMUS DIGITAL BERBASIS BUDAYA INDONESIA UNTUK PEMBELAJARAN BIPA Yuniarti, Eva; Widharyanto, B.; Prihatin, Pius Nurwidasa
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 20 No 2 (2024): FON: JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA iNDONESIA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fon.v20i2.9001

Abstract

ABSTRAK: Bahan ajar BIPA digunakan oleh pemelajar BIPA sebagai sarana belajar untuk mencapai indikator dari standar kompetensi Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek budaya Indonesia yang dibutuhkan sebagai isi kamus digital berbasis budaya Indonesia untuk pembelajaran BIPA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini merupakan jenis analisis isi. Analisis isi dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji kebutuhan pengembangan kamus digital berbasis budaya Indonesia untuk pembelajaran BIPA. Sumber data adalah pemelajar BIPA yang sedang belajar di lembaga bahasa BIPA. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada pemelajar BIPA dan wawancara dengan pengajar BIPA, serta melakukan analisis dokumen buku ajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga aspek budaya yang paling diminati untuk menjadi isi kamus digital yaitu, tradisi, tempat wisata, dan religi. Model kamusnya yaitu bergambar dan berdeskripsi.KATA KUNCI: Bahan ajar; BIPA; Budaya Indonesia; Kamus Digital> ANALYSYS OF THE DEVELOPMENT NEEDS OF AN INDONESIAN CULTURE-BASED DIGITAL DICTIONARY FOR INDONESIAN LANGUAGE LEARNING ABSTRACT: Teaching materials for Indonesian for Foreign Speakers (BIPA) are utilized by BIPA instructors and learners as learning tools to achieve the indicators of the Indonesian Language Competency Standards for Foreign Speakers. This research aims to describe the cultural aspects of Indonesia needed as content for a culture-based digital dictionary for BIPA learning. The method used in this research is qualitative descriptive. This study is a type of content analysis. Content analysis in this research is used to examine the needs for the development of a culture-based digital dictionary for BIPA learning. The data source is BIPA learners studying at BIPA language institutions. Data collection techniques involve distributing questionnaires to BIPA learners, conducting interviews with BIPA instructors, and analyzing teaching materials documents. The results of this research show that there are three cultural aspects that are most favored to be included in the digital dictionary, namely, traditions, tourist destinations, and religious aspects. The dictionary model includes images and descriptions.KEYWORDS: Teaching materials; BIPA; Indonesia Culture; Digital Dictionary
PERKEMBANGAN KAJIAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN 2014-2024 Suarjaya, Ignatius Dimas Adi; Widharyanto, B.; Nugraha, Setya Tri; Kunjana Rahardi, R.
Jurnal Dedikasi Pendidikan Vol 9, No 2 (2025): JULI 2025
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/dedikasi.v9i2.6392

Abstract

Reading comprehension is a crucial indicator of students' literacy, yet in Indonesia, this skill remains underdeveloped, as evidenced by consistently low PISA rankings. This study aims to describe the progress of research on students' reading comprehension in Indonesia over the past decade and assess how these studies contribute to understanding the issue of low literacy skills. The study employs a library research method, analyzing 18 scholarly articles indexed in SINTA 3 and 4 between 2014 and 2024. The findings reveal that from 2014 to 2019, research focused on developing learning models and strategies, such as SQ3R and multiliteracy, which proved effective in enhancing reading comprehension. Between 2020 and 2022, the focus shifted to analyzing reading comprehension levels, while 2023–2024 explored innovative methods leveraging technology. Although these strategies show positive impacts, challenges persist, particularly in consistent implementation and teachers' limited creativity in applying new techniques. This study highlights the need for ongoing collaboration among educators, policymakers, and researchers to improve reading comprehension in Indonesia through technology-based approaches and more intensive teacher training programs