Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : Jurnal Prestasi Olahraga

PENGARUH INTERVAL TRAINING TERHADAP VO2MAX ATLET UKM GULAT UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA ZOLA SEPTIAN, LAZOARDY; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Mahasiswa PKO
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGARUH INTERVAL TRAINING TERHADAP VO2MAX ATLET UKM GULAT UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA LAZOARDY ZOLA SEPTIAN S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya e-mail: lazoardyzzoolla@gmail.com TUTUR JARMIKO, S.Pd., M.Kes. Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya e-mail: tuturjatmiko@yahoo.co.id ABSTRAKDaya tahan merupakan faktor dasar dalam setiap cabang olahraga terutama olahraga bela diri untuk mendukung performa saat pertandingan agar dapat maksimal. Pengertian daya tahan sendiri adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebih setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Beberapa cabang olahraga tentunya memerlukan VO2max untuk menunjang dalam pertandingan. Salah satu cabang olahraga yang memerlukan VO2max adalah cabang olahraga gulat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan interval training terhadap peningkatan Vo2Max dan seberapa besarkah pengaruh latihan interval training terhadap peningkatan Vo2Max pada atlet UKM Gulat Universitas Negeri Surabaya. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode praeksperimen dengan latihan interval training. Hal ini subyek yang diteliti adalah manusia yang memiliki perbedaan aktivitas, bakat, motivasi, gizi, kondisi fisik dan lingkungan yang di pengaruhi. Penelitian yang melibatkan satu variable bebas yaitu: latihan interval training, serta variabel terikat yaitu Vo2Max. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test post-test Group desigh. Dengan subjek Subyek dalam penelitian ini adalah atlet UKM gulat Universitas Negeri Surabaya dengan jumlah 9 atlet putra. Hasil penelitian menujukkan bahwa rata-rata(mean), standar deviasi(SD), dan VO2max dari masing-masing data pre test yang terendah 31,9 dan tertinggi 40,9 dan post test yang terendah 37,1 dan yang tertinggi 44,5. Kemudian rata-rata (mean) ­pre test kemampuan daya tahan adalah 35,5 , dan post test adalah 39,9. Standar deviasi (SD) pre test sebesar 3,17 dan post test sebesar 2,64. Perubahan (D) sebesar 36,5. Maka kesimpulannya terdapat pengaruh yang signifikan antara interval training terhadap VO2max atlet putra UKM gulat Universitas Negeri Surabaya sebesar 6,8 %.
PENGARUH LATIHAN BOX JUMP DAN SIDE HOP TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT TEGAK PEMAIN SEKOLAH SEPAKBOLA CERME PUTRA U-17 DIYAS ANJASMARA, DWIKY; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Mahasiswa PKO
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mencari jawaban dari rumusan masalah yang telah ditentukan, yaitu (1)Apakah ada pengaruh box jump terhadap kemampuan lompat tegak?, (2) Apakah ada pengaruh latihan side hop terhadap kemampuan lompat tegak?, (3) Apakah ada perbedaan latiahn box jump dan side hop terhadap kemampuan lompat tegak?Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif eksperimen. Sasaran penelitian yaitu atelt yang aktif latihan di sekolah sepakbola cerme putra u-17 yang berjumlah 20 orang dan dibagi menjadi dua kelompokdengan mengunakan sampel random. Teknik pengumpulan data menggunakan test vertical jump.Hasil penelitian menggunakan perhitungan statistik Uji t paired sampel t-test diketahui bahwa kelompok latihan Box Jump memiliki pengaruh Terhadap kemampuan lompat tegak dikarenakan hasil Sig. (2-tailed) 0,000<0,05 dan kelompok latihan Side Hop memiliki pengaruh terhadap kemampuan lompat tegak dikarenakan hasil Sig. (2-tailed) 0,000<0,05. Dapat disimpulkan bahwa latihan Box Jump dan Side Hop memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan lompat tegak. Hasil perhitungan statistik uji t menggunakan independent sample t,dapat dipaparkan bahwa hasil nilai Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yaitu (0,139>0,05) dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil latihan Box Jump dan Side Hop, data peningkatan lompat tegak, kelompok latihan Side Hopmemiliki persentase kenaikan lebih besar dibandingkan dengan kelompok latihan Box Jump, yaitu 10,93% untuk latihan Side Hop berbanding 8,37% untuk kelompok latihan Box Jump. Kata kunci: Pengaruh, Box Jump, Side Hop, Lompat Tegak
PERBANDINGAN HASIL KONDISI FISIK DAN ANTROPOMETRI ATLET GULAT GAYA GREGO ROMAN PENGCAB KABUPATEN TUBAN DENGAN PENGCAB KABUPATEN MALANG DWI YULIANTO, PRANANDA; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Mahasiswa PKO
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi belum adanya data yang jelas mengenai perbandingan kondisi fisik dan antropometri atlet gulat gaya grego roman Kabupaten Tuban dengan Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kondisi fisik dan antropometri atlet gulat gaya grego roman pengcab Kabupaten Tuban dengan pengcab Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu. Dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran. Subjek penelitian adalah atlet gulat gaya grego roman pengcab Kabupaten Tuban sebanyak 4 atlet dengan pengcab Kabupaten Malang sebanyak 4 atlet yang berada di kelas yang sama. Sehingga total subjek penelitian ini adalah 8 atlet. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tes kondisi fisik dan pengukuran antropometri. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dalam bentuk persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekuatan otot lengan atlet gulat Tuban sebanyak 42 kali masuk dalam katagori sedang. Sedangkan atlet gulat Malang sebanyak 47 kali masuk kategori sedang. Kekuatan otot perut atlet gulat Tuban sebanyak 31 kali masuk dalam kategori kurang, Sedangkan atlet gulat Malang sebanyak 33 kali masuk kategori kurang. Tes kelentukan atlet gulat Tuban 55 cm dan Malang 53,75 cm keduanya masuk ke dalam kategori baik. Tes kecepatan atlet gulat Tuban adalah 04,80 detik masuk dalam kategori kurang, Sedangkan atlet gulat Malang 04,54 detik kali masuk kategori sedang. Tes kelincahan Tuban 11,80 detik dan atlet gulat Malang 11,6 detik. Tes keseimbangan atlet gulat Tuban adalah 30.40 detik dan hasil atlet gulat Malang masuk dalam kategori baik dengan rata-rata 39.68 detik. Tes daya tahan atlet gulat Tuban adalah 38,8 ml/kg/mnt masuk dalam katagori sedang. Sedangkan rata-rata yang diperoleh atlet gulat Malang adalah 40,15 ml/kg/mnt masuk kategori sedang. Tes indeks massa tubuh (IMT) atlet gulat Tuban adalah 22,5 /kg/m² dan hasil tes imt atlet gulat Malang masuk dalam kategori baik dengan rata-rata 22,275 kg/m². Hasil pengukuran lingkar lengan atas atlet gulat Tuban adalah 31,25 cm. Sedangkan atlet gulat Malang masuk dalam kategori baik dengan rata-rata 30,5 cm. Hasil pengukuran lingkar pinggang atlet gulat Tuban adalah 72,75 cm dan atlet gulat Malang masuk dalam kategori baik dengan rata-rata 74 cm. Hasil pengukuran lingkar paha atlet gulat Tuban adalah 54 cm dan atlet gulat Malang masuk dalam kategori sedang dengan rata-rata 54,75 cm. Hasil pengukuran panjang tungkai atlet gulat Tuban adalah 94,25 cm dan atlet gulat Malang masuk dalam kategori baik dengan rata-rata 92,75 cm. Hasil pengukuran skinfold trisep atlet gulat Tuban adalah 7,25 mm masuk dalam kategori baik dan atlet gulat Malang 8,5 mm masuk kategori kurang. Hasil pengukuran skinfold subscapula atlet gulat Tuban adalah 8 mm masuk dalam kategori baik. Sedangkan skinfold subscapula yang diperoleh atlet gulat Malang 8,75 mm masuk kategori sedang. Hasil pengukuran skinfold suprailliaca atlet gulat Tuban adalah 6 mm masuk dalam kategori baik dan atlet gulat Malang 7 mm masuk kategori sedang. Kata kunci : Gulat, Kondisi Fisik, Antropometri
PENGARUH LATIHAN ALTERNATE LEG BOUND DAN KANGAROO JUMP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI ATLET SSB PORASS TRENGGALEK KU 16-17 TAHUN WAHYU ROMADHONI, BIMA; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Mahasiswa PKO
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban dari rumusan masalah, yaitu pengaruh latihan alternate leg bound terhadap daya ledak otot tungkai , pengaruh latihan kangaroo jump terhadap daya ledak otot tungkai dan, perbedaan pengaruh antara latihan alternate leg bound dan kangaroo jump terhadap daya ledak otot tungkai. Metode Penelitian ini adalah kuantitatif eksperimen dengan sasaran penelitian sebanyak 20 atlet SSB Porass Trenggalek KU 16-17 tahun yang dibagi menjadi 2 kelompok dengan menggunakan teknik ordinal pairing dalam pembagian kelompoknya. Teknik pengumpulan data menggunakan standing broad jump untuk mengetahui daya ledak otot tungkai dari setiap atletnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok latihan alternate leg bound terdapat pengauh yang signifikan terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai dikarenakan hasil pehitungan statistik menggunakan paired sample t test nilai dari Sig. (2-tailed) 0,000<0,05 dan kangaroo jump juga terdapat pengaruh terhadap daya ledak otot tungkai dikarenakan hasil perhitungan statistik menggunakan paired sample t test nilai dari Sig. (2-tailed) 0,000<0,05, artinya dapat disimpulkan bahwa kedua latihan tersebut dapat dijadikan variasi latihan dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai. Untuk uji t hasil diantara kedua latihan tersebut menggunakan independent sample t test bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kedua latihan karena nilai dari Sig. (2-tailed) 0,536>0,05 dan dapat disimpulkan bahwa kedua latihan tersebut tidak terdapat perbedaan pengaruh dikarenakan sama-sama terdapat peningkatan. Berdasarkan data peningkatan kemampuan daya ledak, kelompok latihan alternate leg bound memiliki persentase kenaikan yang lebih besar dari kelompok latihan kangaroo jump yaitu 6,64% persentase milik kelompok latihan alternate leg bound berbanding 6,11% persentase milik kelompok latihan kangaroo jump .Berikut merupakan hasil dari penelitian ini sehingga bisa dijadikan kajian dan masukan kepada para pelatih cabang olahraga sepakbola Kabupaten Trenggalek, tetapi setiap pelatih ataupun praktisi olahraga perlu memperhatikan, mengkaji, dan menganalisa kebutuhan yang sesuai dengan atlet dalam meningkatkan kualitas serta prestasi di masa mendatang. Kata kunci : pengaruh, latihan alternate leg bound, latihan kangaroo jump, daya ledak otot, sepakbola
ANALISIS KONDISI FISIK DAN ANTROPOMETRI TIM BOLAVOLI PUTRA MAGETAN YUNIOR VIDYA PUTRI, YUNIAR; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilatar belakangi belum adanya data yang diambil mengenai kondisi fisik dan antropometri Tim bolavoli putra Magetan Yunior. Tim Bola voli Putra Magetan Yunior merupakan Klub bola voli di Magetan, dalam naungan Dinas Pemuda dan olahraga. Tim bola voli Magetan Yunior memiliki atlet-atlet berprestasi yang mampu bersaing dalam kejuaraan ditingkat daerah. Dalam perkembangannya bola voli memiliki teknik dan taktik yang semakin berkembang. Club Magetan Yunior memiliki atlet-atlet berprestasi yang mampu bersaing dalam kejuaraan ditingkat daerah. Kondisi fisik dan antropometri yang bagus akan membantu atlet utuk mencapai prestasi yang maksimal, dalam penguasaan teknik dan taktik . komponen kondisi fisik yang dimiliki atlet adalah Kecepatan reaksi, Kelentukan, Kelincahan, Kekuatan otot peras tangan, Kekuatan otot punggung, Kekuatan daya ledak otot tungkai, dan komponen antropometri yang dimiliki atlet adalah Tinggi Badan, Berat Badan, Panjang Lengan dan Panjang Tungkai. Metode dalam analisa ini menggunakan kuantitatif dengan analisis pendekatan deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti data ilmiah tentang keadaan atlet terutama pada kondisi fisik olahraga bola voli, sehingga pelatih dan atlet memperoleh acuan untuk pembuatan progam latihan serta dapat mengembangkan prestasi atlet baik pada saat latihan maupun saat bertanding. Metode penelitian ini adalah atlet tim bolavoli putra Magetan Yunior yang sejumlah 12 orang. Kesimpulan: 1.) Kondisi fisik kelentukan tim bolavoli Putra Magetan Yunior tergolong sedang. 2.) Kondisi fisik kekuatan otot peras tangan kanan dan kiri tim bola voli Putra Magetan Yunior tergolong sedang. 3.) Kondisi fisik kekuatan otot punggung tim bola voli Putra Magetan Yunior tergolong sedang. 4.) Kondisi fisikdaya ledak otot tungkai tim bola voli Putra Magetan Yunior tergolong sedang. 5.) Kondisi fisik kelentukan tim bola voli Putra Magetan Yunior tergolong baik. 6.) Kondisi antropometri berat badan dan tinggi badan tim bolavoli Putra Magetan Yunior mempunyai rata-rata 62.42 Kg dan 171.42 cm. 8.) Kondisi antropometri panjang lengan tim bola voli Putra Magetan Yunior tergolong Kurang. 9). Kondisi antropometri panjang tungkai tim bola voli Putra Magetan Yunior tergolong baik.Kata kunci: Analisis, Kondisi Fisik, Antropometri, BolavoliAbstrack Volleyball Team Son Magetan Yunior is a Volleyball Club in Magetan, under the auspices of Youth and Sports Department. The Magetan Junior volleyball team has outstanding athletes capable of competing in regional championships. In its development the volleyball has a growing technique and tactics. Club Magetan Yunior has outstanding athletes capable of competing in regional championships. Good physical and anthropometric conditions will help the athlete to achieve maximum performance, in mastery of technique and tactics. the components of the physical condition of the athlete are the speed of the reaction, the elasticity, the agility, the muscle strength of hand squeeze, the strength of the back muscles, the force of explosive muscles of the limbs, and the anthropometric components of the athlete are height, weight, arm length and limb length. Methods in this analysis use quantitative analysis with descriptive approach. The purpose of this study is to provide evidence of scientific data about the athletes condition, especially on the physical condition of volleyball, so that trainers and athletes get a reference for the preparation of training programs and can develop athletes achievements both during training and during matches. This research method is athlete of team of Bolet Junior Mens bolavoli that number 12 people. Conclusion: 1.) The physical condition of bolavoli team of youngster Son of Magetan Yunior is moderate. 2.) Physical strength of muscle strength squeezed right hand and left of volleyball team Son of Magetan Yunior classified moderate. 3.) The physical condition of the back muscle power of the Junior Youth Son volleyball team is moderate. 4.) The physical condition of muscular power of muscle limbs of the Junior Youth Son Volleyball team is moderate. 5.) The physical condition of the youth football team volleyball of the Junior Youth Magetan is quite good. 6.) The anthropometric condition of body weight and height of the Junior Youth Magistrates bolavoli team has an average of 62.42 kg and 171.42 cm. 8.) The anthropometric condition of the length of the arms of the Junior Youth Son Volleyball team is less. 9). The long anthropometric condition of the foot of the Junior Youth Son volleyball team is quite good.Keywords: Analysis, Physical Condition, Anthropometry, Volleyball
KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT BAHU, KEKUATAN OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KONSENTRASI TERHADAP KETEPATAN TEMBAKAN PEMANAH JARAK 50 METER RONDE RECURVE RIZAL, MUHAMMAD; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKCabang olahraga panahan bisa dilakukan perorangan maupun sendiri menggunakan anak panah,busur, dan sebuah target untuk sasaran dalam memanah. Tetapi dalam prosesnya cabang olahraga panahan untuk mencetak score tinggi tersebut tidaklah menjadi hal yang mudah, banyak beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu kekuatan dan konsentrasi yang tinggi. Untuk mendapatkan hasil melepaskan anak panah tepat pada titik target face dibutuhkan beberapa komponen kondisi fisik seperti: kekuatan otot bahu, kekuatan otot lengan, kekuatan otot perut, dan konsentrasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui; kontribusi kekuatan otot bahu, kekuatan otot lengan, kekuatan otot perut, dan konsentrasi terhadap ketepatan memanah jarak 50 meter pada ronde recurve baik secara individual maupun secara serentak (bersama-sama). Sasaran penelitian ini adalah atlet klub panahan Surabaya sebanyak 10 atlet. Metode dalam analisa ini menggunakan metode statistik korelasional, sedangkan proses pengambilan data dilakukan dengan melakukan tes kekuatan otot bahu (expanding dynamometer test), kekuatan otot lengan (push-up test), kekuatan otot perut (sit-up test), dan konsentrasi (excercise grid concentration test). Kesimpulan: 1). Variabel kekuatan otot bahu (X1) memberikan kontribusi sebesar 3,42%. 2). Variabel kekuatan otot lengan (X2) memberikan kontribusi sebesar 4,33%. 3). Variabel kekuatan otot perut (X3) hanya memberikan kontribusi sebesar 12,64%. 4). Variabel konsentrasi (X4) hanya memberikan kontribusi sebesar 1,14%. 5). Keempat variabel secara bersama-sama memberikan kontibusi sebesar 21,53% terhadap ketepatan memanah (Y). Masing ? masing variabel tidak memiliki kontribusi yang signifikan dan secara keseluruhan juga tidak terdapat kontribusi signifikan, jadi tidak dapat digeneralisasikan ke dalam populasi. Kata Kunci : Kekuatan Otot Bahu, Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Perut, Konsentrasi, dan Ketepatan Memanah Jarak 50 meter pada Ronde Recurve.
PERBANDINGAN ANTROPOMETRI ATLET GULAT GAYA BEBAS DAN GAYA GREGO PUSLATDA JAWA TIMUR PRAYOGO, IMAM; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PERBANDINGAN ANTROPOMETRI ATLET GULAT GAYA BEBAS DAN GAYA GREGO ROMAN PUSLATDA JAWA TIMUR IMAM PRAYOGO Mahasiswa S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya E-Mail : bonjol928@gmail.com TUTUR JATMIKO, S.Pd., M.Kes. Dosen S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya E-Mail: Abstrak Di zaman modern banyak orang yang tertarik dengan olahraga. karena disamping olahraga dapat menyenangkan dan dapat menghilangkan stres. olahraga juga dapat menyehatkan tubun dan tubuh menjadi bugar. banyak macam olahraga yang populer di zaman sekarang seperti olahraga permainan, individu, beladiri, aquatik, dan lintasan. Dalam dunia olahraga dikenal dengan beberapa cabang olahraga beladiri salah satunya adalah gulat, cabang olahraga yang dilengkapi dengan peraturan dan dipatuhi oleh pesertanya. Olahraga gulat memiliki beberapa macam kategori teknik yaitu: teknik-teknik tangkapan, teknik bantingan, dan teknik gulungan. Dalam olahraga gulat terdapat dua kategori gaya bertanding yaitu gaya bebas dan gaya grego. Dalam olahraga gulat ada beberapa faktor pendukung kesuksesan atlet salah satunya adalah antropometri, Antropometri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran dimensi tubuh manusia (ukuran, berat, volume, dan panjang) dan karakteristik khusus dari tubuh seperti ruang gerak. Antropometeri yang diteliti meliputi massa otot lengan, massa otot kaki, massa lemak, tinggi badan dan berat badan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan memperoleh data skunder dari KONI Jawa Timur pada PON Jawa Barat 2016. Rata-rata massa otot lengan kanan atlet gulat gaya bebas 2,06 dan atlet gulat gaya grego 2,06 , rata-rata massa otot lengan kiri atlet gulat gaya bebas 2,04 dan atlet gulat gaya grego 1,94 maka atlet gulat gaya bebas lebih baik dari pada gaya grego dengan selisih 0,12, rata-rata massa otot kaki kanan atlet gulat gaya bebas 6,26 dan gaya grego 6,02 maka massa otot kaki kanan gulat gaya bebas lebih kuat dari pada gaya grego dengan selisih 0,24, rata-rata massa otot kaki kiri atlet gulat gaya bebas 6,26 dan gulat gaya grego 5,84 maka massa otot kaki kiri atlet gulat gaya bebas lebih kuat dari gaya grego dengan selisih 0,42, rata-rata massa lemak atlet gulat gaya bebas 6,69 kg dan gaya grego 8,71 maka massa lemak atlet gulat gaya bebas lebih rendah dari pada atlet gulat gaya grego dengan selisih 2,02, rata-rata tinggi badan atlet gulat gaya bebas 1,68 dan gaya grego 1,66 maka atlet gaya bebas memiliki rata-rata lebih tinggi dengan selisih 0,02, rata-rata berat badan atlet gulat gaya bebas 71,57dan gaya grego 70,86 maka atltet gulat gaya bebas lebih berat dari faya frefo dengan selisih 0,71, rata-rata indeks massa tubuh atlet gulat gaya bebas 25,16 dan gaya grego 25,37 maka atlet gulat gaya bebas lebih rendah dari atlet gulat gaya grego dengan selisih 0,21. Hasil pengolahan data yang diperoleh dari KONI Jawa Timur bahwa semua hasil yang diperoleh atlet gulat gaya bebas lebih baik dari pada massa otot atlet gulat gaya grego. Kata kunci: gulat,gaya bertanding, antropometri Abstract In modern times many people are interested in sports. because besides exercise can be fun and can relieve stress. exercise can also be healthy for the body and the body becomes fit. many types of sports are popular in the present era such as sports, individual, martial arts, aquatics, and trajectory. In the world of sports known as a number of martial arts sports, one of them is wrestling, a sport that is equipped with regulations and obeyed by its participants. Wrestling sports have several categories of techniques, namely: catching techniques, kickback techniques, and roll techniques. In wrestling there are two categories of competing styles, namely freestyle and grego style. In wrestling sports there are several supporting factors for athlete success, one of which is anthropometry, Anthropometry is the study of measurements of human body dimensions (size, weight, volume, and length) and special characteristics of the body such as space. The anthropometry studied included arm muscle mass, leg muscle mass, fat mass, height and weight. This research uses quantitative descriptive method by obtaining secondary data from KONI East Java in West Java PON 2016. Average muscle mass of freestyle athlete wrestling right arm 2.06 and grego style wrestling athlete 2.06, average left arm muscle mass freestyle wrestling athletes 2.04 and grego style wrestling athletes 1.94 then freestyle wrestling athletes are better than grego style with a difference of 0.12, the average freestyle athlete wrestling 6.43 muscle mass and grego 6 style , 02 the freestyle wrestling right leg muscle mass is stronger than the grego style with a difference of 0.24, the average muscle mass of the left leg wrestling athlete of the freestyle 6.26 and grego style wrestling 5.84, the muscle mass of the wrestling athletes left leg freestyle is stronger than grego style with a difference of 0.42, the average fat mass of freestyle wrestling athlete 6.69 kg and grego style 8.71, the fat mass of freestyle wrestling athletes is lower than grego style wrestling athletes with a difference of 2 , 02, the average freestyle wrestling athlete height is 1.68 and g if the grego is 1.66, the freestyle athlete has a higher average of 0.02 difference, the average freestyle athlete body weight 71.57 and the grego style 70.86, then the freestyle wrestling weight is heavier than the frefo mode with the difference 0.71, the average body mass index of freestyle wrestling athletes 25.16 and grego style 25.37, freestyle wrestling athletes are lower than grego style wrestling athletes with a difference of 0.21. The results of processing data obtained from KONI East Java that all the results obtained by freestyle wrestling athletes were better than the grego style wrestling athletes muscle mass. Keywords: wrestling, competing style, anthropometry.
PENGARUH LATIHAN BARBELL SQUAT DAN BARBELL DEADLIFT TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ATLET GULAT KABUPATEN TUBAN MUSTOFA, MISBAHKUL; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK PENGARUH LATIHAN BARBELL SQUAT DAN BARBELL DEADLIFT TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ATLET GULAT KABUPATEN TUBAN Nama : Misbahkul Mustofa NIM : 15060474026 Program Studi : S1 Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas : Fakultas Ilmu Olahraga Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya Pembimbing : Tutur Jatmiko, S.Pd., M.Kes Gulat merupakan olahraga prestasi yang dilakukan oleh dua orang yang saling menjatuhkan atau membanting, menguasai, dan mengunci lawannya dalam keadaan terlentang dengan menggunakan teknik yang benar sehingga tidak membahayakan. Tercapainya prestasi dalam olahraga gulat membutuhkan beberapa faktor diantaranya adalah fisik, teknik, taktik, dan mental. Dalam penelitian ini mengkaji tentang seberapa besar peningkatan kekuatan otot tungkai dengan metode latihan barbell squat dan barbell deatlift. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan barbell squat dan barbell deadlift terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai atlet gulat Kabupaten Tuban. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif eksperimen. Sampel penelitian ini adalah 20 atlet gulat Kabupaten Tuban laki-laki kelompok umur junior (16-21) tahun dan terbagi menjadi 2 kelompok. Penelitian ini dilakukan selama 6 minggu dengan frekuensi 3 hari dalam seminggu. Hasil penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi statistik SPSS 22.0 dengan hasil Sig. (2-tailed) 0,004 < 0,05 ada pada latihan barbell squat dan Sig. (2-tailed) 0,001 < 0,05 pada kelompok barbell deadlift. Peningkatan presentase kelompok barbell squat dari pretest ke posttest adalah 8,3% dan peningkatan presentase kelompok barbell deadlift dari pretest ke posttest adalah 4,2%. Kesimpulan dari keseluruhan tes menunjukkan adannya peningkatan kekuatan dan latihan barbell squat lebih baik dalam meningkatkan kekuatan otot tungkai atlet gulat Kabupaten Tuban. Kata kunci: Gulat, Barbell squat, Barbell deadlift, Kekuatan otot tungkai.ABSTRACTTHE EFFECT OF EXERCISE BARBELL SQUAT AND BARBELL DEADLIFT ON INCREASING THE STRENGTH OF THE MUSCLE ATLET STAINLESS IN TUBAN DISTRICTName : Misbahkul MustofaSRN : 15060474026Study Program : S1Department : Sports Coaching EducationFaculty : Faculty of Sports ScienceInstitute Name : Surabaya State UniversityAdvisor : Tutur Jatmiko, S.Pd., M.Kes.Wrestling is an achievement sport carried out by two people who drop or slam each other, master, and lock their opponents in a supine state by using the right techniques so that they are not harmful. Achieving achievements in wrestling requires a number of factors including physical, technical, tactical and mental. In this study we examined how much increased leg muscle strength with the barbell squat training method and deatlift barbell. The purpose of this study was to determine whether there was an effect of barbell squat exercises and deadlift barbells on increasing the strength of limb muscles in wrestling athletes in Tuban Regency. The method used in this research is quantitative experiments . This sampel study was 20 athletes wrestling Tuban District graying male junior age group ( 16-21 ) years and is divided into 2 groups.This research was conducted for 6 weeks with a frequency of 3 days a week. The results of this study used the help of the SPSS 22.0 statistical application with the results of Sig. (2-tailed) 0.004 <0.05 in barbell squat training and Sig. (2-tailed) 0.001 <0.05 in the deadlift barbell group . The increase in the percentage of the barbell squat group from pretest to posttest was 8.3% and the percentage increase in the barbell deadlift group from pretest to posttest was 4.2%. The conclusion of the whole test shows that there is an increase in strength and exercise of barbell squat better in increasing the strength of leg muscles in wrestling athletes in Tuban Regency.Keywords : Wrestling, Barbell squat, Barbell deadlift, Leg muscle strength
PENGARUH LATIHAN BARBELL BACK SQUAT TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ATLET ANGKAT BESI BOJONEGORO IVAN ADITYA PRATAMA, MOCHAMMAD; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angkat Besi adalah-suatu cabang-olahraga-yang mengandalkan kekuatan untuk mengangkat bahan dari besi. Tercapainya prestasi dalam cabang olahraga angkat besi membutuhkan-beberapa aspek penting diantaranya adalah fisik, teknik, taktik, dan-mental. Dalam penelitian ini mengkaji tentang seberapa besar peningkatan-kekuatan-otot-tungkai-dengan-metode-latihan-barbell-back-squat. Tujuan dari-penelitian ini-adalah untuk-mengetahui apakah ada pengaruh latihan barbell back squat-terhadap peningkatan-kekuatan-otot-tungkai-atlet angkat besi Bojonegoro. Metode yang digunakan-dalam penelitian ini-adalah kuantitatif eksperimen. Sampel penelitian -berjumlah 7 atlet angkat besi laki-laki kelompok umur-junior (15-21) tahun dan terbagi menjadi 1 kelompok. Penelitian ini dilakukan selama 6 minggu dengan-frekuensi-3-hari-latihan dalam seminggu. Hasil penelitian ini-diolah-menggunakan bantuan aplikasi statistik SPSS 22.0 dengan hasil Sig. (2-tailed) 0,002 < 0,05 pada latihan barbell back squat. Peningkatan presentase-kelompok barbell back squat dari pretest ke posttest adalah 3,12%. Kesimpulan dari keseluruhan tes menunjukkan adannya peningkatan-kekuatan-otot-tungkai-dari-atlet-angkat-besi Bojonegoro yang signifikan-setelah-diberikan latihan-barbell-back-squat. Kata-kunci: Angkat-Besi, Barbell back squat, Kekuatan-otot-tungkai.
PENGARUH LATIHAN HIIT (HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING) DAN CONTINUOUS RUNNING TERHADAP PERUBAHAN DENYUT NADI BASAL DAN VO2MAX PADA MAHASISWA AKTIF NON-ATLET BRASTANGKARA, GHANA; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK PENGARUH LATIHAN HIIT (HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING) DAN CONTINUOUS RUN TERHADAP PERUBAHAN DENYUT NADI BASAL DAN VO2MAX PADA MAHASISWA AKTIF NON-ATLET Nama : Ghana Brastangkara Nim : 15060474093 Program Studi : S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas : Ilmu Olahraga Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya Pembimbing : Tutur Jatmiko, S.Pd., M.Kes. Latihan kondisi fisik yang teratur dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan meningkatkan unsur fisiologis dalam tubuh karena latihan fisik mengunakan serta bergantung pada intensitas, durasi dan frekuensi untuk melakukan suatu latihan sehingga dengan demikian memungkinkan manusia untuk mencapai prestasi dan tingkat kebugaran yang baik dan prima. Dalam pelatihan fisik banyak metode dan bentuk-bentuk latihan serta pola dalam latihan yang dapat digunakan tergantung dari tujuan latihan tersebut. Metode latihan kondisi fisik yang dapat meningkatkan kemampuan fisik, dan meningkatkan kebugaran yaitu dengan latihan HIIT (High Intensity Interval Training) dan latihan Continuous running dimana latihan tersebut sama sama meningkatkan daya tahan akan tetapi dengan metode yang berbeda. Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengunakan metode latihan HIIT (High Intensity Interval Training) dan Contiunous Running yang dimana latihan ini dilakukan dalam waktu yang sama namun dengan intensitas yang berbeda. Di dalam penelitian ini penulis mencoba untuk menggunakan inovasi dan ingin mengetahui seberapa efektifitasnya latihan HIIT dan Contiunous Running ini dalam perubahan Denyut Nadi Basal dan VO2Max. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui apakah ada pengaruh latihan HIIT (High Intensity Interval Training) terhadap Perubahan Denyut Nadi Basal pada mahasiswa aktif Non-atlet. Untuk Mengetahui apakah ada pengaruh latihan HIIT (High Intensity Interval Training) terhadap perubahan VO2Max pada mahasiswa aktif Non-atlet. Untuk Mengetahui apakah ada pengaruh latihan Contiunous Running terhadap perubahan Denyut Nadi Basal pada mahasiswa aktif Non-atlet. Untuk Mengetahui apakah ada pengaruh latihan Continuous Running terhadap perubahan VO2Max pada mahasiswa aktif Non-atlet. Untuk Mengetahui apakah ada perbedaan latihan HIIT (High Intensity Interval Training) dan Continuous Running terhadap perubahan Denyut Nadi Basal pada mahasiswa aktif Non-atlet. Untuk Mengetahui apakah ada perbedaan latihan HIIT (High Intensity Interval Training) dan Continuous Running terhadap Perubahan VO2Maxpada mahasiswa aktif Non-atlet. Untuk Mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh latihan HIIT (High Intensity Interval Training) dan Contiunous Running terhadap perubahan Denyut Nadi Basal dan VO2Max pada mahasiswa aktif non-atlet. Hasil analisa yang didapat bahwa kelompok HIIT memiliki rata-rata usia 20 tahun. dengan tinggi badan rata-rata 2.78 M². dan berat badan rata-rata 58,48 Kg. untuk IMT subjek penelitian rata-rata memiliki IMT sebesar 21.11 (Kg/M²) dimana menunjukkan bahwa subjek penelitian termasuk dalam kategori normal. Begitupun pada perlakuan treadment pada kelompok HIIT memiliki perubahan pada denyut nadi basal dengan persentase sebesar 10.04% dan VO2Max dengan persentase sebesar 7.26%. Pada kelompok B atau Continuous Run memiliki rata-rata usia 20 tahun. dengan tinggi badan rata-rata 2.78 M². dan berat badan rata-rata 60,18 Kg. untuk IMT subjek penelitian rata-rata memiliki IMT sebesar 21.65 (Kg/M²) dimana menunjukkan bahwa subjek penelitian termasuk dalam kategori normal. Begitupun pada perlakuan treadment pada kelompok Continuous Run ini memiliki perubahan pada denyut nadi basal dengan persentase sebesar 7.73% dan VO2Max dengan persentase sebesar 6.56%. Kata Kunci: Latihan, HIIT (High Intensity Interval Training), Continuous Running, Denyut Nadi Basal, VO2Max. ABSTRACT THE EFFECT OF HIIT (HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING) AND CONTINUOUS RUN EXERCISE ON CHANGES IN NAL BASAL AND VO2MAX TESTS IN NON-ATLET ACTIVE STUDENTS Name : Ghana Brastangkara Nim : 15060474093 Study Program : S-1 Sports Coaching Education Department : Sports Coaching Education Faculty : Science Sports Name of Institution : Surabaya State University Advisor : Tutur Jatmiko, S.Pd., M.Kes. Regular physical condition training can improve physical fitness and increase physiological elements in the body because physical exercise uses and depends on the intensity, duration and frequency of doing an exercise so as to enable humans to achieve good and excellent levels of fitness. In physical training many methods and forms of training and patterns in the exercises that can be used depend on the purpose of the exercise. One method of exercising physical conditions that can improve physical abilities, and improve fitness is by training HIIT (High Intensity Interval Training) and Continuous running exercises where the exercises together increase endurance but with different methods. In this study the author tries to use the HIIT (High Intensity Interval Training) and Continuous Runningmethods trainingin which this exercise is carried out at the same time but with different intensities. In this study the author tries to use innovation and wants to know how effective HIIT and Contourunous Running exercises are in changes in Basal Pulse and VO2Max. The purpose of this study is to determine whether there is an effect of HIIT (High Intensity Interval Trainingtraining)on Changes in Basal Pulse in active Non-athlete students. To find out whether there is an effect of HIIT (High Intensity Interval Training) changes in exercisesVO2Max onin active non-athlete students. To find out whether there is an effect of theexercise Contextual Running on changes in Basal Pulse in active Non-athlete students. To find out whether there is an effect ofexercises Continuous Running on changes in VO2Max in active non-athlete students. To find out whether there are differences inexercises HIIT (High Intensity Interval Training) and Continuous Running on changes in Basal Pulse in active Non-athlete students. To find out whether there are differences in HIIT (High Intensity Interval Training) and Continuous Runningagainst Changes in exercisesVO2Maxin active non-athlete students. To find out whether there are differences in the influence of HIIT (High Intensity Interval Training) and Contunous Running exercises on changes in Basal Pulse and VO2Max in active non-athletic students. The analysis results obtained that HIIT groups have an average age of 20 years. with an average height of 2.78 M². and an average body weight of 58.48 Kg. for BMI research subjects had an average BMI of 21.11 (Kg / M²) which indicates that the research subjects belong to the normal category. Likewise, thetreatment treadment in the HIIT group has a change in the basal pulse with a percentage of 10.04% and VO2Max with a percentage of 7.26%. In group B or Continuous Run has an average age of 20 years. with an average height of 2.78 M². and average body weight of 60.18 Kg. for BMI research subjects have an average BMI of 21.65 (Kg / M²) which indicates that the research subjects belong to the normal category. Likewise thetreatment treadment in thegroup Continuous Run has a change in the basal pulse with a percentage of 7.73% and VO2Max with a percentage of 6.56%. Keywords: Exercise, HIIT (High Intensity Interval Training), Continuous Run, Basal Pulse, VO2Max.