Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Indonesia Law Reform Journal (ILREJ)

Legal Protection for Buildings with Traditional Architecture in the Modern Era of Bali I Putu Andika Pratama; I Made Artana; Nathan Franklin; Ni Made Anggia Paramesthi Fajar; Putu Chandra Kinandana Kayuan
Indonesia Law Reform Journal Vol. 3 No. 2 (2023): July 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/ilrej.v3i2.28073

Abstract

Along with the times, Balinese traditional architecture is increasingly being eroded by modern architectural art and also by the occurrence of damages. The purpose of this paper is to analyze the protection of traditional architectural buildings in the modern Balinese era  and problems related to the preservation of traditional architecture in the modern Balinese era. This research adopts the doctrinal research and uses primary, secondary and tertiary legal materials. These legal materials were collected using a card system with a statute approach, a fact approach, and an analytical conceptual approach. Findings of the study show that: first, according to national law, Balinese traditional architecture is a cultural heritage and is regulated in Indonesian Law Number 5 of 1992 concerning Cultural Heritage Objects. Meanwhile, in the Province of Bali, Balinese traditional architecture is regulated in the Regional Regulation of the Province of Bali Number 5 of 2005 concerning Architectural Requirements for Buildings; secondly, one of the ways taken by the Government of Bali Province to preserve Balinese traditional architecture is to apply it to buildings. Balinese architecture, besides being used in the physical form of buildings, is also applied to the design of fences and gates along the main roads and streets in the environment. Balinese architecture is also required to be applied to government-owned houses or buildings, and official residences.   Abstrak Arsitektur tradisional Bali seiring perkembangan jaman semakin tergerus oleh seni arsitektur modern dan juga terjadinya kerusakan-kerusakan. Tujuan penulisan ini adalah menganalisis perlindungan bangunan arsitektur tradisional di era Bali modern dan permasalahan terkait pelestarian arsitektur tradisional di era Bali modern. Penelitian ini merupakan Doctrinal Research dengan menggunakan bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Teknik pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan sistem kartu dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan fakta, dan pendekatan analisis konseptual. Hasil dari penelitian ini yaitu: Pertama, Secara hukum nasional, arsitektur tradisional Bali merupakan salah satu cagar budaya dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Sedangkan di Provinsi Bali, arsitektur tradisional Bali telah diatur di dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2005 tentang Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung; kedua, Salah satu cara yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali untuk pelestarian arsitektur tradisional Bali adalah dengan mengaplikasikannya pada bangunan gedung. Arsitektur Bali selain digunakan dalam bentuk fisik dari bangunan gedung, juga diberlakukan untuk desain pagar dan gerbang disepanjang jalan raya dan jalan lingkungan. Arsitektur Bali juga diwajibkan untuk digunakan terhadap bangunan atau gedung milik pemerintah, rumah dinas maupun rumah jabatan.
Area-based Medical Waste Management Issues in A Sustainable Environmental Perspective Ni Made, Anggia Paramesthi Fajar; I Putu Andika Pratama; I Wayan Putu, Sucana Aryana; I Dewa Agung Ayu, Mas Puspitaningrat; Nathan Franklin
Indonesia Law Reform Journal Vol. 4 No. 2 (2024): July, 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/ilrej.v4i2.35759

Abstract

Abstract Medical waste, which includes toxic and hazardous waste, is generated from activities that occur in health facilities and has the potential to transmit various disease-causing agents. Therefore, medical waste must be managed in accordance with the principles of area-based management. This research is a doctrinal legal research project that employs a combination of primary, secondary, and tertiary legal materials. The methodology for collecting legal materials involves a document study that incorporates both a statute and analytical conceptual approaches. The results and discussion demonstrate the unavailability of land for the management of medical waste, including toxic and hazardous materials. This situation compels healthcare facility management to form collaborative relationships with medical waste management companies specialising in the disposal of toxic and hazardous waste. Consequently, the management of medical waste at area-based healthcare facilities remains unfulfilled. Abstrak Limbah medis (limbah B3) pada dasarnya merupakan limbah hasil proses kegiatan yang terjadi di fasilitas kesehatan yang sifatnya sangat potensial dapat menularkan berbagai bibit penyakit. Sehingga limbah medis (limbah B3) perlu untuk dikelola dengan baik dengan prinsip pengelolaan berbasis wilayah. Penelitian ini merupakan penelitian hukum doktrinal dengan menggunakan bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Teknik pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan studi dokumen dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan analisis konseptual. Hasil dan pembahasan yaitu adanya ketidaktersediaan lahan untuk membuat pengelolaan limbah medis (limbah B3) sehingga menjadikan fasilitas pelayanan kesehatan harus menjalin kerjasama dengan perusahaan pengelola limbah medis (limbah B3) dalam hal pengelolaannya. Sehingga berdasarkan hal tersebut masih belum dapat mewujudkan pengelolaan limbah medis (limbah B3) fasilitas pelayanan kesehatan berbasis wilayah.