Putu Deskarta
Program Studi Teknik Sipil, Fakutas Teknik, Universitas Udayana

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Perilaku Runtuh Balok Beton Bertulang dengan Sengkang Welded Wire Fabric (WWF) Sudarsana, I Ketut; Deskarta, Putu; Sanjaya, Putu Chandra Wira
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 25, Nomor 1, JULI 2019
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.183 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v25i1.20394

Abstract

The use of Welded Wire fabric (WWF) has been widely tested and proven to behave very well as stirrups in a column, but its behavior has not been widely known when used on beams. This research was conducted to evaluate the behavior of beams with stirrup reinforcement of WWF M4 grid. A total of nine beam specimens with dimensions of 330mm x 180mm x 1500mm were made and tested under monotonic loading until failure loads with three variations of stirrup, where each variation was made of three beam specimens and four concrete cylinders. The concrete was a ready mix concrete with an average compressive strength of 22,875 kN at 28 days. Beams were tested on simply supported with two concentrated loads at a distance of 500 mm from each support. The loads was applied incrementally and the middle span deflections were recorded for each increase in loads. The test results show that the stirrups of WWF M4 grid on beam specimens can increase the shear capacity, stiffness and control the occurrence of the first inclined crack. When compared to conventional stirrups (BJTP ∅ 6mm), beams with WWF M4 stirrups show better behavior.
PERBANDINGAN PERUBAHAN KINERJA STRUKTUR RANGKA STRUKTUR BETON BERTULANG DAN BAJA DENGAN DINDING PENGISI I Ketut Sudarsana; Putu Deskarta -
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 19, No. 2, Juli 2015
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (813.2 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan kinerja struktur rangka dengan dinding pengisi pada struktur beton bertulang dan struktur baja. Analisis dilakukan dengan membuat empat model struktur yaitu M1, M1I, M2 dan M2I yang berurutan merupakan struktur beton rangka terbuka (open frame), struktur beton rangka dinding pengisi (infill frame), struktur baja rangka terbuka dan struktur rangka dinding pengisi. Kinerja dari struktur didapatkan melalui analisis non-linear static pushover. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemodelan dinding pengisi pada struktur baja lebih efektif untuk meningkatkn kekakuan dari struktur baja dan membuat struktur baja berada dalam level kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan struktur beton bertulang. Namun pemodelan dinding pengisi pada struktur baja memberikan pengaruh yang lebih kecil terhadap kekuatan dan daktilitas struktur dibandingkan dengan struktur beton bertulang. Pada struktur rangka dinding pengisi baik pada struktur baja maupun struktur beton bertulang, keruntuhan struktur ditentukan oleh kegagalan pada elemen strut.
KUAT GESER BAJA KOMPOSIT DENGAN VARIASI TINGGI PENGHUBUNG GESER TIPE-T DITINJAU DARI UJI GESER MURNI Ida Bagus Rai Widiarsa; Putu Deskarta
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No. 1 Januari 2007
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1422.022 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas geser dari penghubung geser tipe-T dengan tinggi penghubung geser (h) yang bervariasi, sedangkan lebar penghubung geser (l) dan tebal penghubung geser (t) konstan. Mutu beton f’c direncanakan 22,5 MPa. Benda uji untuk pengujian tekan digunakan kubus (15x15x15) cm sebanyak 8 buah, sedangkan pengujian kuat geser shear connector dilakukan terhadap 4 jenis spesimen komposit, dimana tinggi penghubung geser setiap jenis bervariasi yaitu 30 mm, 45 mm, 60 mm, dan 75 mm dan masing-masing dibuat 3 benda uji. Masing-masing benda uji dibuat dari kombinasi baja H-beam (200x200) mm, panjang 200 mm dan pelat beton berukuran (280x340x100) mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan tinggi penghubung geser 30 mm, spesimen komposit langsung runtuh tanpa menimbulkan retak belah pada pelat beton. Hal ini disebabkan karena luas bidang muka penghubung geser tipe T yang terlalu kecil sehingga penghubung geser tidak mampu memberikan gaya tarik belah pada pelat beton. Pada spesimen komposit dengan tinggi penghubung geser lebih dari 30 mm, semuanya mengalami retak belah pada pelat beton. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penambahan tinggi penghubung geser tipe-T meningkatkan kapasitas penghubung geser, walaupun nilai yang dicapai agak seragam. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh panjang beton di muka penghubung geser, sehingga pada saat hancur spesimen komposit belum mencapai kapasitas maksimumnya
HUBUNGAN GAYA DAN DEFORMASI BAUT PADA SAMBUNGAN KAYU AKIBAT GAYA SENTRIS Putu Deskarta; Dharma Putra
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 17, No. 1, Januari 2013
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.275 KB)

Abstract

Abstrak:.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gayaterhadap deformasi (slip) baut pada sambungan kayu akibat beban  sentris. Hubungan ini akan digunakan sebagai dasar untuk menghitung kekuatan sambungan kayu karena beban eksentris dengan mengacu kepada teori ICR (titik pusat rotasi sementara) yang umum digunakan pada sambungan baja. Benda uji adalah sambungan kayu simetris dengan pengikat baut. Ada dua kelompok sampel yaitu kelompok untuk pembebanan sentris dan kelompok untuk pembebanan eksentris. Ada delapan jenis perlakuan dengan benda uji untuk beban sentris. Benda uji berupa kayu tepi yang sama berukuran 4/12 dan kayu tengah dengan variasi ukuran 4/12 dan 6/12 serta variasi diameter baut 8mm, 10 mm dan 12mm. Untuk beban eksentrik dibuat satu jenis perlakuan dengan benda uji memakai kayu tepi ukuran 4/12 dan kayu tengah 6/12 serta 4baut berdiameter 8mm. Setiap jenis perlakuan terdiri dari 3 kali pengulangan sehingga total ada 27 buah benda uji. Hasil penelitian menunjukkan hubungan gaya dan deformasi membentuk kurva lengkung yang dapat disederhanakan sebagai kurva  bilinier. Kurva linier pertama memiliki kemiringan lebih besar dari kurva kedua pada deformasi < 2 mm. Sudut kemiringan tergantung pada kekakuan lentur baut. Semakin besar kekakuan, Semakin besar kemiringan.Berdasarkan rumus PKKI NI-5 1961, S1 = k1.db3 (1 - m1 sin ?) dan S2 = k2.d2 (1 - m2 sin ?), di dalam perhitungan kekuatan sambungan ijin, diperoleh nilai k dan m yang berbeda, sesuai dimensi kayu pusat dan diameter baut. Selanjutnya untuk menghitung gaya baut pada kelompok baut digunakan rumus Fi = K. (ri / rmaks) x ?ijin (1-m.sin?). Kekuatan sambungan baut menerima beban eksentris dari hasil perhitungan menggunakan teori ICR, dibandingkan dengan hasil pengujian adalah sekitar setengahnya.
PENGARUH LUAS BIDANG REKATAN LAPIS GFRP TERHADAP KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG Ida Bagus Rai Widiarsa; Putu Deskarta
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 9, No. 2 Juli 2005
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.08 KB)

Abstract

Debonding of GFRP plate from the surface of concrete results the capacityof strenghtened reinforced concrete beams becomes not optimal. To obtain the optimalflexural capacity and avoiding the debonding of GFRP plate from concrete surface,therefore it is important to know the influence of bonding area between GFRP plateand concrete surface.Samples that were used in this research were concrete cylinders with diameter of 15cm and height of 30 cm, and concrete beams with the size of 10 cm x 14 x cm 140 cm.Beams reinforcement consist of flexural reinforcement of 2Ø10 mm and shearreinforcement of Ø6 mm with space of 60 mm. The samples were made in 4 types thatwere beam without addition of GFRP sheet; beam with addition of 2 sheets of GFRPplate and 100% addition of bonding area of GFRP; beam with addition of 2 sheets ofGFRP plate and 200% addition of bonding area of GFRP; and beam with addition of 2sheets of GFRP plate and 200% addition of bonding area of GFRP with side folding.The GFRP plates that were used in this research consist of glass fiber which in form of woven roving glued to the beams by epoxy resin. The data that were observed such asbeams failure model, maximum load and deflection.The results of this research show that the addition of bonding area of GFRP improvedthe flexural capacity of reinforced concrete beam. The addition of 100%, 200% and200% with side folding of bonding area of GFRP plate increased the maximummoment of beams by 14%, 21,39% and 14%, respectively. On the other hand it did notwork optimally due to the debonding between GFRP plate and beam. The averagebonding strength of GFRP plate on the beams was 1,453 MPa which was 1/5 of therequired bonding strength of GFRP plate
STUDI EKSPERIMEN ATAS KEKUATAN PENGHUBUNG GESER TIPE LEKATAN DARI TULANGAN BAJA LUNAK BERBENTUK SPIRAL Dewa P.G. Sugupta; Putu Deskarta; Adi Janitra Suardian
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 16, No. 1 Januari 2012
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.196 KB)

Abstract

This study was an experimental study on spiral-shaped bond shearconnector that is used in steel-concrete composite beams. Spiral is made of mildsteel reinforcement that has the same dimension between its diameter and its feetdistance (single spiral). Specimens was designed according to Austaralian StandarAS 2327, Part 1, 1980 consisting of I shape steel profile and two concrete slabsattached to the flanges of the profile. Four types or groups of specimens were madewith the same strength of concrete (27.65 MPa) and steel. Two spirals withdiameter of 2 inch, 2.5 inch, 3 inch and 3.5 inch were applied in each specimenrespectively and each group of specimen was consisted of three identicalspecimens. Then the specimens were tested by the pushout test method untilfailure. The results of experimental study shows that this type bond shear connectorthat was made of steel reinforcing bars had given strength to bear shear force. Allspecimens experienced failure purely due to the slip (bond failure) between thespiral and concrete. Moreover, in elastic conditions there was no real differentbehavior among the specimen groups. Differences in behavior occured at postelasticcondition that was started from the compression force value of 120 kN (60kN for each spiral). The value of the failure compressive force for specimen group I, II, III and IV were 160 kN, 170 kN, 175 kN and 180 kN, respectively revealingthat there was consistency condition between the length of bond and the value ofthe failuer forces.
PENGARUH TULANGAN KEKANGAN TERHADAP KUAT REKATAN DAN PANJANG PENYALURAN TULANGAN TERTANAM PADA BETON Putu Deskarta
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 22, No. 2, Juli 2018
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.176 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2018.v22.i02.p03

Abstract

Kuat rekatan antara tulangan dengan beton dan panjang penyaluran baja tulangan sangat dipengaruhi oleh tegangan kekangan yang diberikan oleh beton. Tegangan kekangan ini bergantung pada tebal selimut beton dan tulangan kekangan yang tersedia. Penelitian tentang kuat rekatan tulangan umumnya dilakukan dengan memakai benda uji tarik cabut (pull-out) dengan posisi tulangan pada tengah penampang. Hal ini tidak mencerminkan kondisi tulangan pada balok beton bertulang yang mengalami lentur. Oleh sebab itu dilakukan penelitian pengaruh luas tulangan kekangan persatuan panjang terhadap rekatan tulangan yang tertanam pada tepi beton, dengan metoda pengujian ujung balok lentur. Penelitian ini dilakukan dengan membuat benda uji berupa tulangan yang tertanam pada balok beton dengan ukuran penampang 150x150 mm dan panjang yang bervariasi. Variasi panjang tulangan diambil dengan menggunakan acuan nilai panjang penyaluran dari formula SNI yang kemudian dikurangi secara bertahap. Tulangan ditanam pada tepi dengan tebal selimut beton yang konstan yaitu sebesar 2,5 kali diameter tulangan. Benda uji diberikan tulangan kekangan berupa sengkang dengan jarak yang divariasikan. Dari dua variable yang divariasikan itu dibuat 20 jenis benda dan setiap jenis benda uji diwakilkan oleh satu benda uji. Dari hasi penelitian tersebut didapat, panjang penyaluran dari tulangan semakin mengecil dengan meningkatnya luas tulangan sengkang. Selain itu didapat juga bahwa meningkatkan luas tulangan sengkang dapat meningkatkan kuat rekatan dari tulangan yang ditanamkan pada beton.
STUDI EKSPERIMEN PERILAKU STRUKTUR RANGKA BATANG COLD FORMED STEEL TERHADAP BEBAN TEKAN Putu Deskarta
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 20, No. 2, Juli 2016
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.872 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2016.v20.i02.p09

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku struktur baja ringan (CFS) dan perilaku elemen batangnya serta mendapatkan perbandingan antara kekuatan elemen batang dan sambungan terhadap kekuatan struktur. Tiga jenis benda uji dibuat yaitu; benda uji tekan  elemen batang, benda uji geser sambungan 4 skrup dan sambungan 6 skrup, dan benda uji struktur rangka.  Baja ringan yang dipakai adalah baja canal C 75-75 dengan tegangan leleh minimum   550 Mpa, dan skrup yang dipakai adalah jenis self drilling screw gauge 12 dengan kuat geser baut 9 kN dan kuat tarik baut 15,2 kN. Dari uji tekan elemen batang dengan panjang 75 cm didapat kuat tekan nominal sebesar 12 kN. Numerical analisis memakai metode finite strip oleh Schafer memberikan  hasil sekitar 80% dari hasil experiment. Nilai yang lebih kecil didapat karena tidak dimodelkan nya tekukan pada pelat badan. Pada pengujian geser sambungan didapat kuat geser nominal per skrup sebesar 3 kN. Formula British BS 5950 memberikan prediksi yang cukup tepat yaitu sekitar 108% dari hasil experiment. Selanjutnya didapat, jarak skrup ke pelat ujung 2*d dan jarak antar skrup 4*d memberikan hasil kuat geser yang sama dengan sambungan yang memakai jarak skrup yang lebih besar dari di atas. Hasil pengujian struktur rangka menunjukkan bahwa struktur rangka yang memakai joint 6 skrup memberikan hasil beban ultimit yang sama dengan yang memakai 4 skrup. Saat beban ultimit, gaya batang terbesar terjadi pada batang tekan atas yang telah mencapai kuat tekan elemen batang. Ini menandakan kekuatan batang terpakai sepenuhnya pada struktur tersebut. Program SAP 2000 memberikan Hasil memberikan prediksi beban ultimit yang cukup tepat yaitu sekitar 112,5% dari hasil experiment.
PERKUATAN GESER BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN GLASS FIBER REINFORCED POLYMER (GFRP) Putu Deskarta
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2 Juli 2009
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.133 KB)

Abstract

In order to know the effect of GFRP plates on increasing capacity ofreinforced concrete beams, an experiment on reinforced concrete beamsstrengthened by GFRP plates is made. This experiment is focused on finding theeffects of bounding GFRP plates to the side surfaces of the beams on increasingcapacity of the beams.In this experiment the effect of adding GFRP plates having fiber directions of00/900, ±450 and 00 to the increasing shear capacity of reinforced concrete sectionwas studied. The beams had section dimension of 100 cm by 150 cm and length950 cm. The GFRP plates were added on the two side surfaces of the beams bycovering the surfaces with epoxy resin and then add glass fiber in the form ofwoven roving in the direction needed and finally cover again with the epoxy. Thebeams were simply supported and subjected to four points load. Data recordedwere the load-deflection at every step of loading until failure and modes of failureof the beams. The result shows that the beams without GFRP fail in shear failure mode and thebeams with GFRP fail in flexural failure mode. More over, addition of GFRP to thebeams increases the load capacity of the beams by 12.48% averagely. The fiberdirection gives a slight difference to the increasing capacity and the amount of theincreasing capacity given by the fiber direction of 0o/90o, 0o, and ±45o are 13.744%,11.374%, and 12.322% respectively. Theoretically the fiber direction of ±45oshould gives the highest value, but this is not happen because of de-bounding of theGFRP plate from the surface of the beams.
PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN DAN TANPA DINDING PENGISI Ida Bagus Dharma Giri; Putu Deskarta -; Ni Made Ratih Nawangsari
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 19, No. 2, Juli 2015
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.982 KB)

Abstract

Dinding pengisi selama ini hanya dianggap sebagai elemen non struktural yang dalam perencanaannya hanya dianggap sebagai beban merata dan tidak dimodelkan, namun kenyataannya terjadi interaksi antara dinding dan rangka yang memikulnya ketika terjadi beban gempa. Baja sebagai material struktur utama gedung dan adanya dinding di dalamnya yang berinteraksi dengan rangka ketika terjadi gaya gempa, maka dilakukan analisis terhadap perbandingan perilaku struktur rangka baja dengan dan tanpa dinding pengisi dengan memodel 5 struktur, yaitu: M1 Sistem Rangka Open Frame, M2A Sistem Rangka Dengan Dinding Penuh arah X yang dimodel dengan strut diagonal ekivalen, M2B Sistem Rangka Dengan Dinding Penuh arah X yang dimodel dengan shell element, M3A dengan lantai dasar gedung sebagai parkir tak berdinding, dinding pada lantai selanjutnya dimodelkan sebagai strut diagonal ekivalen, dan M3B dengan lantai dasar gedung sebagai parkir tak berdinding, dinding pada lantai selanjutnya dimodelkan sebagai shell element. Kelima model struktur dibebani dan dirancang berdasarkan pedoman perencanaan SNI Baja 03-1729-2002, SNI Gempa 03-1726-2012 dan PPIUG’83. Dari hasil analisis dan pembahasan dapat diambil simpulan bahwa simpangan puncak pada M1 paling besar yaitu 12,7 kali lebih besar dari simpangan puncak M2B. M1 paling elastis dan M2B paling kaku. Berdasarkan nilai drift ratio, terjadi mekanisme soft storey pada M3A dan M3B.. Periode struktur M1 paling besar dibandingkan model struktur lainnya (paling lentur) sedangkan M2B yang memiliki periode terkecil (paling kaku). Nilai gaya-gaya dalam pada M1 paling besar daripada model lainnya. Tegangan tarik dan tekan maksimum pada dinding pengisi masih memenuhi persyaratan atau kurang dari tegangan ijin. Tegangan geser maksimum yang terjadi melebihi tegangan ijin, namun berdasarkan FEMA-273 dinding mampu menahan geser sampai 4 kali tegangan ijin, sehingga masih memenuhi kriteria.