Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN PROSES PEMERAMAN TERHADAP STABILITAS TANAH EKSPANSIF Putu Anom Antara; I Nyoman Aribudiman; I Gusti Ngurah Wardana
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 17, No. 2, Juli 2013
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.835 KB)

Abstract

Tanah ekspansif merupakan tanah yang kurang baik digunakan sebagai dasar suatu bangunan. Karena tanah expansif merupakan tanah yang sangat berpotensi mengalami pengembangan dan penyusutan yang sangat besar. Sifat kembang susut yang besar dari lapisan tanah dasar ini dapat menimbulkan kerusakan pada konstruksi yang berada diatasnya. Mengingat sifat tanah lempung ekspansif yang kurang mendukung tersebut, perlu dilakukan perbaikan tanah. Salah satu stabilisasi dalam usaha perbaikan tanah adalah mencampur tanah lempung dengan pasir yang ditambah dengan proses pemeraman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari suatu tanah dan mengetahui bagaimana pengaruh penambahan pasir dan proses pemeraman terhadap stabilitas tanah lempung. Penambahan pasir ke dalam tanah lempung, menggunakan variasi campuran dengan persentase: 0%, 10%, 20%, 30% dan proses pemeraman yang dilakukan selama: 0 hari, 2 hari, 4 hari. Data yang diperoleh dari hasil penelitian meliputi nilai w, Gs, analisis ukuran butiran, LL, PL, SL, IP, Wopt,, qu, swelling, CBR dan Ak. Setelah dilakukan penelitian dan hasil penelitian diperoleh nilai IP rata-rata = 28,830% dan Ak rata-rata = 0,870 yang menunjukan tanah lempung di daerah padangsambian kaja pada kedalaman 1 m termasuk High Plasticity dan High Swelling Potential. Tanah pada kedalaman 1 m masih merupakan zona aktif ekspansif, di mana karakteristik tanahnya menunjukan tanah lempung tersebut termasuk High Swelling Potential. Nilai Indeks Plastisitas (IP) menurun, dengan nilai IP terendah sebesar 27,456% pada kadar penamabahan 30% pasir; nilai pengembangan, baik free swell maupun swelling mengalami penurunan, dengan nilai free swell terendah 1,957% dan nilai swelling terendah 0,588 pada kadar penambahan 30% pasir dan 4 hari pemeraman; nilai kuat tekan bebas tanah meningkat seiring penambahan pasir dan selama pemeraman. Penambahan pasir dan proses pemeraman memberi pengaruh yang signifikan terhadap kembang susut dan peningkatan kekuatan tanah.
ANALISIS KARAKTERISTIK BATUAN KAPUR (LIMESTONE DAN CHALK) DI KAWASAN BUKIT PECATU KABUPATEN BADUNG BALI Made Dodiek Wirya Ardana; I Nyoman Aribudiman
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 23, No. 1, Januari 2019
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.294 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2019.v23.i01.p01

Abstract

: Limestone dan chalk adalah batuan yang unik karena secara fisik menunjukkan masa batuan yang sangat kuat namun sangat rentan dan mudah terkikis oleh air dan pelapukan. Penyelidikan tanah/batuan berupa pengeboran dan pengambilan contoh batuan serta pengujian di laboratorium diperlukan untuk mengetahui karakteristiknya. Karakteristik tersebut berupa indikator seperti kekuatan unit batuan, kualitas retakan (RQD), spasi retakan, kondisi patahan, kedudukan air tanah, dan arah patahan. Keenam indikator ini menjadi komponen yang akan dinilai untuk mengklasifikasikan dan menggolongkan peringkat masa batuan (Rock Mass Rating, RMR). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik batuan kapur (limestone dan chalk) di kawasan Bukit Pecatu. Tiga lokasi di kawasan Bukit Pecatu Kabupaten Badung, Bali diselidiki untuk mewakili bagian barat, tengah dan timur kawasan yang didominasi oleh limestone dan batuan kapur. Hasil studi parameter-parameter kekuatan unit batuan di kawasan Bukit Pecatu adalah sebagai berikut, berat volume berkisar 20 - 22 kN/m3, kuat tekan batas (UBP) 2 - 16 MPa, kuat tekan batas (SBP) 1 - 2 MPa dan sudut keruntuhan alamiah 45 - 55o terhadap horizontal. Sedangkan secara kualitatif, kelas masa batuan (RMR) menunjukkan di kawaan barat memiliki skor 52 dengan peringkat Fair Rock (sedang) sedangkan pada kawasan tengah dan timur masing-masing meiliki skor 37 dan 29 dengan peringkat Poor Rock (lemah)
KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN (Studi Kasus: Jalan Raya Munggu, Ruas Canggu-Tanah Lot) I Nyoman Aribudiman; Tjok. Gde Suwarsa Putra; I Wayan Ariyana Basoka
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 18, No. 2, Juli 2014
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (821.517 KB)

Abstract

Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang banyak menimbulkan masalah dalam konstruksi sipil, karena memiliki daya dukung rendah, plastisitas tinggi, dan kembang susut yang tinggi pada saat tanah tersebut mengandung air. Pada konstruksi jalan tanah berfungsi sebagai subgrade.Oleh karena itu, kelemahan-kelemahan tanah tersebut haruslah dikurangi dengan cara menstabilisasinya. Pada penelitian ini diambil sampel di daerah Munggu Bali, tanah dicampur dengan menggunakan campuran semen dan abu sekam padi dengan perbandingan 3:2 (tiga semen dan dua abu sekam padi) yang ditambahkan sebesar 0%, 4%, 8%, 12%, 16%, dan 20% terhadap berat kering tanah lempung ekspansif. Dari penelitian ini diharapkan memberikan gambaran karakteristik tanah lempung ekspansif Munggu serta mengetahui alternatif untuk memperbaiki tanah ekspansif tersebut demi keamanan konstruksi jalan. Dari hasil penelitian diperoleh nilai aktivitas tanah di daerah Munggu sebesar 1,2943 dengan indeks plastis 50,64%, potensi pengembangan termasuk ke dalam high swelling potential, jenis tanah di daerah Munggu berdasarkan ukuran butir termasuk ke dalam tanah lempung berlanau. Nilai aktivitas dan indeks plastisitas berangsur-angsur menurun seiring bertambahnya campuran semen dan abu sekam padi. Berat kering tanah yang distabilisasi mengalami penurunan, untuk kadar air optimumnya mengalami peningkatan. Nilai CBR design diperoleh 1,13% dan meningkat hingga 42,20%, nilai swelling menurun dari 28,70% hingga 0,04% pada penambahan 20% campuran. Nilai kuat tekan bebas dan kohesi tanah mengalami peningkatan seiring bertambahnya campuran semen dan abu sekam padi, Untuk waktu konsolidasi tanah mengalami peningkatan menerus hingga penambahan 20% campuran semen dan abu sekam padi.
PENGARUH PEMERAMAN TERHADAP TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR DENGAN ASPAL EMULSI I Nyoman Hasta Widyatmika; I Nyoman Aribudiman; Tjok Gede Suwarsa Putra
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 18, No. 1, Januari 2014
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.834 KB)

Abstract

Clay soil is not suitable to use as a building foundation. This is because clay soil is easily to get expand and shrink. As the water in the soil increased, the clay soil will expand. On the other hand, as the water content on the soil decreased, clay soil will be experiencing a very high shrinkage level. This expand and shrink behaviors of this soil will cause damage to the construction above it so that the soil needs to be improved. One of the soil improvement is to do stabilization. Stabilisation is away to improve the soil’s nature behavior by adding or mixing additional specified material which is called additive. A stabilization is to mix the clay soil with emulsion asphalt and is followed with aging process. This research is to investigate the characteristic of the soil and the effect of adding the emulsion asphalt and the aging process to the clay soil stabilitation. The clay soil is added to the emulsion asphalt using mixing percentage of 0%, 3%, 6%, 9% and the aging were held in: 2 days, 4 days, 6 days. The data analysis consisted of filter analize, water content, specific gravity, atterberg limits, soil compaction, free compressive strength and CBR. The study resulted the average IP value of 20,675% showing the clay soil in North Padangsambian area in 1 m depth classified to high plasticity. The IP value decreased, with the lowest IP 20,320%, at 9% emulsion asphalt additive. The additional emulsion asphalt and aging process give a significant effect to the expand and shrink behavior which increases the strength of the soil. The highest free compressive strength reached by adding 9% emulsion asphalt, which caused the qu value from 0,417% to 1,025%, ? increase from 11° to 17°, and c value also increase from 0,209 kg/cm² to 0,513 kg/cm². The CBR value is also increasing. For CBR 0,1 inch increased from 7,484% to 9,137% and CBR 0,2 inch increased from 5,081% to 6,520%. The incubation causing the water content on the soil spreads and make the soil become harder and this will cause the qu and c of soil increased.
ANALISIS PENGARUH PEMERAMAN TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR DENGAN ASPAL EMULSI I Nyoman Aribudiman; I Nyoman Hasta Widyatmika
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 21, No. 2, Juli 2017
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1072.279 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2018.v21.i02.p08

Abstract

Tanah lempung merupakan tanah yang kurang baik digunakan sebagai dasar suatu bangunan, karena merupakan tanah yang sangat berpotensi mengalami pengembangan dan penyusutan yang sangat besar. Sifat kembang susut yang besar dari lapisan tanah dasar ini dapat menimbulkan kerusakan pada konstruksi yang berada di atasnya. Karena itu, perlu dilakukan perbaikan tanah. Salah satu cara memperbaiki sifat tanah yang kurang baik adalah stabilisasi, yaitu dengan menambahkan suatu bahan tertentu/aditif. Salah satu stabilisasi dalam usaha perbaikan tanah adalah mencampur tanah lempung dengan aspal emulsi yang ditambah dengan proses pemeraman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik suatu tanah dan mengetahui bagaimana pengaruh penambahan aspal emulsi dan proses pemeraman terhadap stabilitas tanah lempung. Aspal emulsi ditambahkan dengan persentase: 0%, 3%, 6%, 9% dan proses pemeraman yang dilakukan selama 2 hari, 4 hari, dan 6 hari. Data yang diperoleh dari hasil penelitian meliputi analisa saringan, kadar air, berat jenis, batas–batas atterberg, pemadatan tanah, kuat tekan bebas dan CBR. Hasil penelitian diperoleh nilai IP rata-rata=20,675% yang menunjukkan tanah lempung di daerah Padangsambian Kaja pada kedalaman 1 m termasuk High Plasticity. Nilai Indeks Plastisitas (IP) menurun, dengan nilai IP terendah sebesar 20,320% pada kadar penambahan 9% aspal emulsi. Penambahan aspal emulsi dan proses pemeraman memberi pengaruh yang signifikan terhadap kembang susut dan peningkatan kekuatan tanah. Perubahan kuat tekan bebas yang tertinggi diperoleh pada penambahan 9% aspal emulsi, yang menyebabkan nilai qu naik dari 0,417% menjadi 1,025%, ? naik dari 11° menjadi 17°, dan nilai c juga mengalami kenaikan dari 0,209 kg/cm² menjadi 0,513 kg/cm². Nilai CBR juga mengalami kenaikan, untuk CBR 0,1 inci mengalami kenaikan dari 7,484% menjadi 9,137% dan CBR 0,2 inci dari 5,081% menjadi 6,520%. Pemeraman menyebabkan kadar air yang terkandung dalam tanah menjadi lebih merata sehingga tanah menjadi semakin mengeras, hal ini menyebabkan qu dan c tanah menjadi meningkat. Kata kunci: tanah lempung, aspal emulsi, dan pemeraman.
PENGARUH PENAMBAHAN FIBER TERHADAP PARAMETER DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG I Bagus Gede Baskara; I Nyoman Aribudiman; A.A.Ketut Ngurah Tjerita
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 19, No. 1, Januari 2015
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.147 KB)

Abstract

Tanah lempung merupakan jenis tanah yang kurang bagus digunakan sebagai elemen pendukung konstruksi. Sehingga perlu dilakukan perbaikan tanah, salah satunya adalah dengan cara stabilisasi, yaitu dengan menambahkan aditif. Stabilisasi tanah lempung yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menambahkan sejenis bahan fiber yaitu serat polipropilena ke dalam tanah lempung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik tanah lempung sesudah penambahan fiber terhadap nilai daya dukung tanah. Sampel uji terdiri atas tanah asli dan tanah bercampur fiber. Tanah asli berupa lempung, sedangkan tanah campuran berisi fiber menggunakan variasi penambahan 0%, 2%, 4%, dan 6%. Pengujian yang dilakukan adalah analisis saringan, kadar air, berat jenis, batas-batas Atterberg, pemadatan tanah, kuat tekan bebas, dan CBR. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai daya dukung tanah dengan penambahan fiber mengalami perubahan peningkatan daya dukung tanah. Perubahan daya dukung tanah terjadi pada penambahan 6% fiber. Nilai CBR 0,1 inci yang diperam selama 2 hari dan yang direndam selama 2 hari mengalami kenaikan pada penambahan 6% fiber, yaitu dari 3,628% (0% fiber) menjadi 5,234% (naik sebesar 44,267%) dan nilai CBR 0,2 inci yang diperam selama 2 hari dan yang direndam selama 2 hari mengalami kenaikan pada penambahan 6% fiber, yaitu dari 2,541% (0% fiber) menjadi 4,133% (naik sebesar 62,652%). Sedangkan nilai CBR 0,1 inci yang diperam selama 2 hari dan yang direndam selama 4 hari mengalami kenaikan pada penambahan 6% fiber, yaitu dari 4,041% (0% fiber) menjadi 5,464% (naik sebesar 35,214%) dan nilai CBR 0,2 inci yang diperam selama 2 hari dan yang direndam selama 4 hari mengalami kenaikan pada penambahan 6% fiber, yaitu dari 2,786% (0% fiber) menjadi 4,347% (naik sebesar 56,030%). Pada penelitian ini terlihat bahwa penambahan fiber pada tanah lempung mengakibatkan nilai CBR meningkat, tetapi jika semakin banyak prosentase fiber yang ditambahkan kemungkinan nilai CBR akan mengalami penurunan. Pemeraman dan perendaman yang dilakukan pada penelitian CBR juga meningkatkan nilai CBR, karena pada saat pemeraman dan perendaman, air yang terkandung dalam tanah mengalir lebih merata sehingga tanah menjadi lebih padat.
PENELITIAN DAYA DUKUNG PELAT PADA LIMESTONE BERDASARKAN PERCOBAAN DI LABORATORIUM I Nyoman Aribudiman; AAKN Tjerita; Anissa Maria Hidayati
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 10, No. 2 Juli 2006
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (916.743 KB)

Abstract

Konstruksi angker dipakai pada permasalahan dinding turap sampai ketinggian 20 ft. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung pondasi plat angker pada limestone dengan berbagai macam kepadatan yaitu 48.50% dari ?d mak, 68.60% ?d mak, dan 84.60% ?d mak. Penelitian ini berdasarkan percobaan di Laboratorium, dengan plat angker berbentuk persegi empat sedangkan beban yang bekerja adalah berupa beban vertikal, bersudut (berinklinasi) dan beban kearah horisontal dengan kedalaman D/B = 1, 2, dan 3. Penelitian ini menggunakan box dari plat baja dengan ukuran 1.00 meter x 1.00 meter x 1.00 meter dengan tebal plat t= 3 mm. Limestone yang dipakai mempunyai kadar air (w) awal 13.26% dengan berat jenis (Gs) 2.625, dimasukan kedalaman box lapis demi lapis. Peningkatan beban diberikan sebesar 0.50 kg dengan interval waktu setiap 3 menit. Untuk masing-masing kepadatan dilakukan percobaan dengan kedalaman (D/B) 1, 2, dan 3, dengan variasi pembebanan (?) = 00 , 32.400 , 61.200 dan 900 . Dari hasil analisis didapat besarnya daya dukung tarik suatu plat angker dipengaruhi oleh dimensi, sifat-sifat tanah, posisi penempatan dan letak tertanamnya plat angker. Beban maksimum yang terjadi pada penarikan suatu plat angker dapat ditunjukan dalam bentuk faktor cabut/break out factor (Nq) besarnya sesuai dengan kenaikan ratio kedalaman (D/B) rata-rata. Besarnya kenaikan beban cabut akibat bertambahnya inklinasi (96.8%), Perpindahan (61.10%). Kemudian akibat pertambahan kepadatan beban cabut bertambah sekitar 110%. Akibat pertambahan ratio kedalaman (D/B) beban cabut bertambah sebesar 96.80%, serta faktor cabut bertambah sebesar 10.44% untuk setiap pertambahan ratio kedalaman (D/B).
PENGGUNAAN PROGRAM GEO-STUDIO SEEP/W UNTUK MENENTUKAN REMBESAN AIR LINDI PADA TANAH LEMPUNG I Nyoman Aribudiman; Made Dodiek Wirya Ardana; I Gusti Ngurah Oka Suputra
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 22, No. 2, Juli 2018
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.541 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2018.v22.i02.p04

Abstract

Tanah merupakan bahan dan tempat konstruksi bangunan sipil berdiri yang terdiri dari beberapa unsur yang berperan penting bagi kehidupan manusia. Masalah yang sering dijumpai terkait tanah adalah pencemaran akibat air lindi yang dihasilkan oleh penumpukan sampah yang terlalu lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rembesan air lindi pada tanah lempung dengan menggunakan program Geo-Studio Seep/W. Sampel limbah cair yang digunakan adalah air lindi dari TPA Suwung. Sampel tanah menggunakan tanah lempung yang diperoleh di Daerah Suwung, Denpasar, Bali. Pemodelan rembesan dengan Geo-Studio dilakukan pada kondisi tanah lempung yang dialiri oleh air murni (tanpa limbah) dan air lindi dari TPA Suwung. Pemodelan rembesan di Geo-Studio Seep/W dilakukan pada kondisi Saturated/Unsaturated. Hasil penelitian viskositas limbah cair menunjukkan bahwa air lindi TPA Suwung memiliki viskositas sebesar 0.002061309 N s/m2. Viskositas suatu fluida mempengaruhi nilai konduktivitas hidraulik tanah. Akibat pencampuran dengan air lindi, nilai konduktivitas hidraulik tanah juga mengalami penurunan. Nilai konduktivitas hidraulik tanah menurun dari 0.0001165 cm/s menjadi 0.0000328 cm/s untuk tanah lempung. Debit rembesan dan kecepatan rembesan terbesar pada tanah lempung melalui pemodelan di Geo-Studio Seep/W adalah akibat pengaliran air murni (tanpa limbah). Besarnya pengaruh perubahan debit rembesan atau kecepatan rembesan tanah lempung TPA Suwung akibat pengaliran air limbah lindi TPA Suwung terhadap debit rembesan atau kecepatan rembesan air murni sebesar 28,320%.
ANALISIS STABILITAS LERENG PADA BENDUNGAN TITAB Tjokorda Gde Suwarsa Putra; I Nyoman Aribudiman; Gede Rico Juliawan
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 20, No. 1, Januari 2016
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1818.955 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2016.v20.i01.p02

Abstract

Studi ini membahas tentang kemantapan lereng  pada bagian upstream bendungan Titab di Tukad Saba, Kecamatan Seririt di Kabupaten Buleleng. Bendungan Titab ini merupakan jenis bendungan tipe urugan atau timbunan tanah yang mempunyai kapasitas tampungan air besar. Karena bendungan ini berupa urugan atau timbunan tanah maka salah satu hal paling penting dalam perencanaan bendungan Titab adalah perencanaan terkait analisis stabilitas lereng tanah pada bendungan.Analisis ini menggunakan beberapa metode diantaranya adalah metode irisan Bishop, metode Fellinius, dan Metode Janbu. Karena menggunakan metode lebih dari satu maka diperlukan alat bantu hitung untuk membantu menyelesaikan studi ini. Alat bantu yang dimaksud adalah program komputer yaitu Geo-Studio2007 dengan fitur SLOPE/W. Syarat (Fs ? 1,2) yang digunakan sebagai landasan teori yang dikutip dari teori Prof. Hoek (1981) yang menyatakan bahwa dengan diketahuinya koefisien gempa, dapat menggunakan Fs ? 1,2 sedangkan jika koefisien gempa tidak diketahui Fs ? 1,5.Berdasarkan hasil analisa kemantapan lereng pada bagian upstream bendungan Titab dengan menggunakan ketiga metode, didapat Fs adalah di atas 1,2 dengan pemasangan Geotekstil pada tubuh bendungan, sedangkan jika tidak menggunakan geotekstil maka Fs lereng bendungan tersebut tidak mencapai 1,2 artinya lereng tidak aman. Kondisi bendungan jika tidak menggunakan geotekstil, yang teraman adalah  setelah selesai konstruksi, ini artinya tidak ada air yang berpengaruh pada tubuh bendungan. Namun jika diisi air harus memakai geotekstil. Geotekstil disini berfungsi sebagai pengubah arah aliran rembesan pada tubuh bendungan sehingga mengurangi berat volume (?sat)  pada tubuh bendungan secara keseluruhan. Hal ini membuat lereng bagian upstream bendungan semakin aman.
PENERAPAN SISTEM SPRAY SEMI OTOMATIS PADA INDUSTRI KECIL BUDIDAYA JAMUR TIRAM I. N. Aribudiman; I. K. Adi Atmika; A. A. I. A. Sri Komaladewi
Buletin Udayana Mengabdi Vol 15 No 2 (2016): Jurnal Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ayu Suta mushrom group is a business group of farmers mushroom located in the village of Batubulan-Gianyar. Mushroom production is still only oyster mushroom, yields a simple packed with simple plastic bag.This business group has problems related to the efficiency and productivity which these problems are causedby the system is still conventional sterilization with small capacity and lack of system or mechanizationmaintaining the temperature and humidity incubation chamber messelium in conditions suitable for oystermushrooms. Then the human resources with an educational background which is still low. Objectives andoutcomes of the activities designed are: 1) generate system or mechanization of the process of regulating thetemperature and humidity of the room enlargement messelium, which is equipped with a spray of water orfog semi automatic, 2) provide knowledge about management, safety and product quality control in relationthe application of the system or mechanization. Settlement system problems or methods offered in thisprogram is to replace the equipment by designing the system or spray semi-automatic mechanization is alsoequipped with indicators of temperature and humidity. After designing mechanization water sprayer, thenbegan prepared materials and tools, and the first activity was implemented in partner dated August 27 2015,oyster mushroom cultivation place Ayu Suta in Batubulan Gianyar-Bali. Activities started with help clean