Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN (Studi Kasus: Jalan Raya Munggu, Ruas Canggu-Tanah Lot) I Nyoman Aribudiman; Tjok. Gde Suwarsa Putra; I Wayan Ariyana Basoka
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 18, No. 2, Juli 2014
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (821.517 KB)

Abstract

Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang banyak menimbulkan masalah dalam konstruksi sipil, karena memiliki daya dukung rendah, plastisitas tinggi, dan kembang susut yang tinggi pada saat tanah tersebut mengandung air. Pada konstruksi jalan tanah berfungsi sebagai subgrade.Oleh karena itu, kelemahan-kelemahan tanah tersebut haruslah dikurangi dengan cara menstabilisasinya. Pada penelitian ini diambil sampel di daerah Munggu Bali, tanah dicampur dengan menggunakan campuran semen dan abu sekam padi dengan perbandingan 3:2 (tiga semen dan dua abu sekam padi) yang ditambahkan sebesar 0%, 4%, 8%, 12%, 16%, dan 20% terhadap berat kering tanah lempung ekspansif. Dari penelitian ini diharapkan memberikan gambaran karakteristik tanah lempung ekspansif Munggu serta mengetahui alternatif untuk memperbaiki tanah ekspansif tersebut demi keamanan konstruksi jalan. Dari hasil penelitian diperoleh nilai aktivitas tanah di daerah Munggu sebesar 1,2943 dengan indeks plastis 50,64%, potensi pengembangan termasuk ke dalam high swelling potential, jenis tanah di daerah Munggu berdasarkan ukuran butir termasuk ke dalam tanah lempung berlanau. Nilai aktivitas dan indeks plastisitas berangsur-angsur menurun seiring bertambahnya campuran semen dan abu sekam padi. Berat kering tanah yang distabilisasi mengalami penurunan, untuk kadar air optimumnya mengalami peningkatan. Nilai CBR design diperoleh 1,13% dan meningkat hingga 42,20%, nilai swelling menurun dari 28,70% hingga 0,04% pada penambahan 20% campuran. Nilai kuat tekan bebas dan kohesi tanah mengalami peningkatan seiring bertambahnya campuran semen dan abu sekam padi, Untuk waktu konsolidasi tanah mengalami peningkatan menerus hingga penambahan 20% campuran semen dan abu sekam padi.
Keruntuhan Dinding Penahan Tanah dan Mitigasi Lereng di Dusun Bantas, Desa Songan B, Kecamatan Kintamani I Nengah Sinarta; I Wayan Ariyana Basoka
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 3 (2019): Edisi Khusus 1 : Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26151847.v3i0.5188

Abstract

Dinding Penahan Tanah (DPT) yang berlokasi di Dusun Bantas, Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli secara geografis terletak pada koordinat: 08o 13’ 03,5” Lintang Selatan dan 115o 24’ 57,9” Bujur Timur, mengalami keruntuhan pada 10 Februari 2017. Keruntuhan terjadi sehari setelah hujan ekstrim yang terjadi selama 4 hari mengguyur daerah sekitar Kecamatan Kintamani pada bulan Februari. Tingginya kerusakan yang terjadi perlu dilakukan analisa teknis untuk mengetahui penyebab terjadinya keruntuhan melalui observasi dan pengamatan di lapangan dan data-data terkait laporan dari dinas terkait. Tujuan dari analisa ini adalah agar DPT yang akan dibangun kembali menjadi lebih kokoh untuk menahan beban dan menghindari terulangnya kejadian serupa pada bangunan yang baru.Dari observasi dan fakta lapangan dan analisa numeris pada lereng longsor, keruntuhan DPT disebabkan oleh karena dimensi DPT yang terlalu ramping sehingga tidak mampu menahan tekanan tanah aktif saat jenuh air. Drainase DPT tidak berfungsi dengan baik sehingga tanah gampang jenuh saat hujan. Keruntuhan juga disebabkan oleh tergerusnya pondasi DPT akibat masuknya air pada retakan horisontal pada bahu jalan. Pondasi DPT tidak berada pada lapisan tanah yang stabil.Penanggulangan risiko bencana diawali dengan penilaian dan pemetaan risiko bencana. Pembelajaran terhadap masyarakat didaerah rawan bencana longsor dilakukan secara intensif agar mampu menilai secara visual ancaman terjadi. Upaya mitigasi lebih efektif lainnya dengan investasi pengurangan risiko bencana berupa penerapan system peringatan dini dengan teknologi tepat guna.
Redesain Dinding Penahan Tanah pada Area Utama Pura Pajinengan Gunung Tap Sai, Kabupaten Karangasem Berdasarkan Aspek Geoteknik Yasa Bagiarta; Putra Wijaya IGN; Ariyana Basoka Wayan
JURNAL ABDI DAYA Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Abdi Daya Vol.2 No.1 Tahun 2022
Publisher : JURNAL ABDI DAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1598.752 KB)

Abstract

Pura Pajinengan Gunung Tap Sai menjadi salah satu pura yang kerap dikunjungi oleh umat Hindu maupun wisatawan, pura ini terletak di Desa Pempatan, Kec. Rendang, Kab. Karangasem Bangli. Peningkatan jumlah pengunjung mengharuskan pihak pengelola Pura Tap Sai untuk merencanakan pengembangan area Pura, salah satunya adalah dengan memperluas area Utama Pura. Perluasan area Pura ini tidak lepas dari adanya desain ulang penataan dinding penahan tanah, dalam perencanaan dinding penahan tanah perlu melihat kondisi geoteknik di lokasi tersebut, perencanaan berupa analasis aspek geoteknik dan perencanaan struktur dinding penahan tanah. Hasil dari kajian ini menjadi masukan perencanaan dalam perluasan area mandala Pura Tap Sai
Analysis of Single Pile Foundation Bearing Capacity Using A Bayesian Approach Basoka, I Wayan Ariyana
Jurnal Teknik Sipil MACCA Vol. 10 No. 2 (2025): Jurnal Teknik Sipil MACCA (JUNI 2025)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/tpkgk930

Abstract

Pile foundations are essential in geotechnical engineering, especially when strong soil layers are too deep for shallow foundations. Besides supporting vertical loads, they must also resist lateral forces from wind and earthquakes. Accurately estimating pile bearing capacity is crucial for structural safety and cost efficiency. Conventional methods, such as those using SPT and CPT results, are mostly deterministic and often ignore the uncertainty in soil properties—an issue especially relevant in tropical regions like Indonesia with highly variable subsurface conditions. This study applies a Bayesian probabilistic approach to analyze pile bearing capacity using CPT data from Tumbak Bayuh, Bali. Typical soil parameters from literature are used as priors and updated with site-specific data. The results indicate that Bayesian inference offers more realistic and robust estimates than traditional methods by incorporating uncertainty and allowing continuous refinement as new data are added. The study also introduces a Bayesian model to assess how sample size affects parameter estimation, comparing it with frequentist approaches such as least squares and maximum likelihood. Findings highlight the strength of Bayesian updating in capturing uncertainty, offering a systematic and adaptive framework for pile analysis—especially beneficial in data-scarce or variable geotechnical environments.
Perbandingan Safety Factor dan Nilai Ekonomis Dinding Penahan Tanah Gravitasi Terasering Dengan Tanpa Terasering Wiranata, I Made Kusuma; Sinarta, I Nengah; Basoka, I Wayan Ariyana
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i9.61754

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peningkatan signifikan pembangunan sektor pariwisata di Bali, dengan jumlah kamar hotel nonbintang yang meningkat dari 32.810 kamar pada tahun 2021 menjadi 36.886 kamar pada tahun 2023. Keterbatasan lahan di Bali Selatan mendorong investor beralih ke pembangunan hotel dan vila di wilayah perbukitan Bali Tengah, yang menuntut analisis stabilitas lereng menggunakan dinding penahan tanah (DPT) tipe gravitasi. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan efektivitas safety factor dan nilai ekonomis antara DPT gravitasi menerus dengan DPT terasering pada berbagai variasi tinggi dan sudut lereng. Metode penelitian menggunakan analisis numerik dengan Finite Element Method (FEM) melalui aplikasi Plaxis untuk mengevaluasi faktor keamanan pada empat model DPT gravitasi dengan variasi jumlah terasering, tinggi terasering, dan sudut lereng 45° dan 60° pada lereng setinggi 10 meter. Evaluasi ekonomis dilakukan melalui perbandingan luas penampang DPT, volume galian, dan timbunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor keamanan pada DPT menerus lebih tinggi 5-15% dibandingkan DPT terasering, namun memerlukan luas penampang yang lebih besar hingga 145% dan volume galian yang lebih besar 162%-225%. Implikasi penelitian ini menunjukkan bahwa DPT terasering lebih efisien secara ekonomis meskipun memiliki safety factor yang sedikit lebih rendah, sehingga dapat menjadi alternatif yang lebih praktis untuk penanganan stabilitas lereng pada ketinggian sekitar 10 meter di wilayah perbukitan Bali.
Pengaruh Peak Ground Acceleration (PGA) Terhadap Stabilitas Lereng Kapur Basoka, I Wayan Ariyana; Suranata, Putu Gede; Wiranata, I Made Kusuma
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i9.61760

Abstract

Bali Selatan dikenal sebagai salah satu destinasi wisata internasional yang ditandai oleh hamparan pantai dan tebing-tebing kapur yang menjulang. Pada beberapa lokasi, tebing tersebut telah digali atau dimodifikasi untuk meningkatkan aksesibilitas dan menonjolkan daya tarik lanskap, namun aspek stabilitasnya masih sering terabaikan, terutama karena Indonesia merupakan wilayah rawan gempa bumi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stabilitas lereng kapur berdasarkan variasi peak ground acceleration (PGA). Sampel batu kapur diperoleh melalui pengeboran inti dan diuji menggunakan Unconfined Compressive Strength (UCS), kemudian hasil uji digunakan sebagai parameter input pada model dengan kriteria Hoek–Brown. Analisis dilakukan dengan asumsi material seragam berdasarkan nilai UCS dan geometri sederhana, dengan variasi PGA sebesar 0,40; 0,425; 0,45; 0,475; dan 0,50 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan PGA berbanding lurus dengan penurunan faktor keamanan lereng, yaitu dari 1,471 menjadi 0,890. Penurunan ini setara dengan 31,54% dan meningkat hingga 39,50% pada kondisi gempa maksimum dibandingkan dengan kondisi tanpa gempa. Temuan ini menegaskan bahwa pemilihan nilai PGA harus dilakukan secara cermat karena berpengaruh signifikan terhadap stabilitas lereng kapur di wilayah penelitian.