I Gusti Ngurah Wien Aryana
Departemen Orthopaedi Dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

KARAKTERISTIK FRAKTUR FEMUR PROKSIMAL PADA GERIATRI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2013 Ni Kadek Sulistyaningsih; I G N Wien Aryana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 5, No 11 (2016): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.022 KB)

Abstract

Latar belakang: Jumlah lansia di Dunia terus mengalami peningkatan yang diikuti dengan peningkatan jumlah geriatri beserta berbagai komplikasinya. Salah satu komplikasi dari proses degeneratif tersebut adalah fraktur femur proksimal. Resiko mengalami komplikasi ini semakin meningkat seiring dengan meningkatnya angka kasus osteoporosis pada geriatri. Fraktur femur secara umum dapat dengan segera memperburuk kualitas hidup lansia akibat timbulnya kecacatan atau komplikasi lain yang lebih buruk dan tak jarang kematian. Namun, hingga saat ini penelitian mengenai fraktur femur proksimal di Indonesia, khususnya di Bali masih sangat jarang dilakukan. Bahkan hingga saat ini belum terdapat data mengenai kejadian fraktur femur pada geriatri di Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari fraktur tersebut pada geriatri di RSUP Sanglah-Denpasar. Metode: Penelitian deskriptif observasional dilakukan pada 66 pasien fraktur femur proksimal berusia di atas 45 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar selama bulan Januari 2013 hingga Desember 2013. Data diperoleh dari catatan rekam medis di ruang perawatan Bangsal Angsoka serta ruang penyimpanan rekam medis RSUP Sanglah. Analisa statistik dilakukan dengan program SPSS. Hasil: Didapatkan 66 pasien fraktur femur yang terdiri dari 45 (68,2%) wanita. Rata -rata umur sampel 67,71+13,46 tahun. Dari total sampel diperoleh kelompok usia lansia beresiko (>70 tahun) sebanyak 32 (48,5%) pasien. Berdasarkan tipe fraktur femur didapatkan fraktur pada leher femur sebanyak 21 (31,8%) pasien, fraktur intertrokanter 32 (48,5%) pasien dan fraktur subtrokanter sebanyak 13 (19,7%) pasien. Intensitas trauma dibagi menjadi low- energy trauma (47,0%) dan high-energy trauma (53,0%). Simpulan: Karakteristik dari fraktur femur proksimal pada geriatri di RSUP Sanglah Tahun 2013 adalah lebih banyak terjadi pada wanita, berjenis fraktur intertrokanter, kelompok umur lansia beresiko, dan intensitas trauma penyebab fraktur tersering adalah high-energy trauma.
GAMBARAN KARAKTERISTIK FRAKTUR TERBUKA SHAFT TIBIA DENGAN KASUS TRAUMA PADA ORANG DEWASA DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2017-DESEMBER 2017 Gede Dehandra Dipastraya Wikananda; I G N Wien Aryana; A.A. Gde Yuda Asmara
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 9 (2019): Vol 8 No 9 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.665 KB)

Abstract

Fraktur terbuka shaft tibia merupakan kondisi patah tulang dimana fragmen dari patah tulang tersebut berhubungan dengan dunia luar pada bagian shaft dari tulang tibia. salah satu kejadian Trauma yangpaling sering di temukan yaitu di sebabkan oleh kecelakaan bermotor. penelitian ini bertujuan untukmengetahui gambaran karakteristik fraktur terbuka shaft tibia dengan kasus trauma pada orang dewasadi RSUP Sanglah/FK Unud. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif cross sectional,Sumber data berasal dari data sekunder yaitu rekam medis pasien fraktur terbuka shaft tibia pada orangdewasa di RSUP Sanglah/FK Unud pada periode januari 2017-desember 2017. Pengambilan data diambil dengan metode Total Sampling. Distribusi variabel penelitian yaitu jenis kelamin, umur,mekanisme trauma, sisi fraktur terbuka, klasifikasi, periode kejadian sampai penanganan awal, danoperasi. Analisis data di paparkan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil penelitian menunjukan terdapat45 pasien fraktur terbuka shaft tibia pada orang dewasa, Laki laki merupakan jenis kelamin terbanyakdengan persentase sebesar 68,9%, umur terbanyak yaitu pada kategori umur 18-40 tahun denganpersentase sebesar 64,4%, Mekanisme Trauma terbanyak yaitu high energy dengan presentase sebesar93,3%, sisi fraktur terbuka shaft tibia yang terbanyak yaitu pada sisi kanan dengan presentase sebesar62,2%, Klasifikasi terbanyak yaitu pada klasifikasi Grade 2 dengan presentase sebesar 53,3%, periodekejadian hingga penanganan awal di dapatkan banyak pada periode <6 jam dengan presentase sebesar64,4%, Jenis operasi yang paling banyak dengan metode ORIF PS dengan presentase sebesar 57,8%. Kata kunci : fraktur terbuka, shaft tibia, dewasa, karakteristik, trauma
KARAKTERISTIK KANKER PAYUDARA PADA GERIATRI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2015-2017 Made Surya Dharmawan; Gede Budhi Setiawan; I Gst Ngr Wien Aryana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 7 (2020): Vol 9 No 07(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i7.P11

Abstract

ABSTRAK Kanker payudara adalah salah satu kanker yang paling sering ditemukan. Kejadian kanker payudaradipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu salah satunya meningkatnya usia. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui karakteristik kanker payudara pada geriatri di RSUP Sanglah tahun 2015-2017 berdasarkanusia, stadium, tipe histologi, grading dan metastasis. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif denganrancangan penelitian potong-lintang. Subjek penelitian adalah 52 pasien geriatri dengan kanker payudarayang diambil pada tanggal 1 Januari 2015 hingga 31 Desember 2017. Data penelitian adalah data sekunderyang diambil dari Instalasi Rekam Medis dan SMF Onkologi RSUP Sanglah Denpasar. Hasil penelitianmenunjukkan frekuensi kejadian kanker payudara paling tinggi terjadi pada rentang usia ?65-70 sebanyak37 pasien (71,2%). Angka kejadian kanker payudara tertinggi didapatkan pada stadium IV yaitu 13 orang (25%), didapatkan juga tipe histopatologi pada kejadian kanker payudara tertinggi yaitu tipe invasivecarcinoma no spesial type yaitu 41 pasien (78,8%). Grading tertinggi pada kanker payudara adalah gradeIII dengan angka kejadian 27 pasien (51,9%). Angka kejadian kanker payudara lebih banyak tanpametastasis yaitu 39 pasien (75%) dan kejadian kanker payudara dengan metastasis dengan angka kejadian13 pasien (25%). Kata Kunci: Kanker Payudara, Geriatri, Stadium, Grading, Metastasis ABSTRACT Breast cancer is one of the most common cancers. The incidence of breast cancer is influenced by manyfactors, one of them is increasing age. This study aimed to determine the characteristics of geriatric breastcancer in Sanglah Hospital in 2015-2017 based on age, stage, histology type, grading and metastatic. Thisresearch was a descriptive study with a cross-sectional study design. The research subjects were 52 geriatricpatients with breast cancer taken on January 1, 2015 to December 31, 2017. The research data wassecondary data taken from the Medical Record Installation and Oncology SMF Sanglah Hospital Denpasar.The results showed the highest frequency of breast cancer incidence occurred in the age range of ?65-70 asmany as 37 patients (71.2%). The highest incidence of breast cancer was found in stage IV, which was 13people (25%), and histopathological type at the highest breast cancer type was found, namely the type ofinvasive carcinoma no special type, 41 patients (78.8%). The highest grade in breast cancer was grade III with an incidence of 27 patients (51.9%). Breast cancer incidence was more without metastasis, namely 39 patients (75%) and the incidence of breast cancer with metastasis were 13 patients (25%). Keywords: Breast Cancer, Geriatric, Staging, Grading, Metastatic
KARAKTERISTIK KANKER PAYUDARA DENGAN METASTASIS TULANG TAHUN 2015-2017 DI RSUP SANGLAH DENPASAR Ni Putu Diah Rakasiwi; Gede Budhi Setiawan; I Gst Ngr Wien Aryana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 1 (2020): Vol 9 No 01(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.725 KB) | DOI: 10.24843/eum.2020.v09.i01.p04

Abstract

Kasus kanker payudara adalah paling umum kedua di dunia dan kanker yang paling sering pada perempuan. Rerata 5-10% kanker payudara sudah mengalami metastasis saat diagnosis. Penderita kanker payudara stadium lanjut hampir 70% sudah mengalami metastasis tulang. Penelitian ini dilakukan dengan potong lintang deskriptif hanya melakukan deskripsi mengenai data sekunder (rekam medis) yang sudah diperoleh sebelumnya dan untuk mengetahui karakteristik kanker payudara dengan metastasis tulang tahun 2015-2017 di RSUP Sanglah Denpasar. Sampel yang digunakan adalah semua pasien terdiagnosis kanker payudara yang memenuhi kriteria inklusi selama periode 01 Januari 2015-31 Desember 2017. Jumlah penderita kanker payudara dengan metastasis tulang tahun 2015-2017 di RSUP Sanglah Denpasar yaitu 59 sampel, didapatkan paling sering terjadi pada usia 46-54 tahun sebanyak 27 orang (45,8%), jenis kelamin perempuan sebanyak 57 orang (96,6%), dengan tipe histopatologi invasive ductal carcinoma atau invasive carcinoma of no special type (NST) sebanyak 46 orang (78%), ukuran tumor T4 sebanyak 46 orang (78%) serta grade II dan grade III masing-masing sebanyak 24 orang (40,7%). Disimpulkan bahwa karakteristik kanker payudara dengan metastasis tulang tahun 2015-2017 di RSUP Sanglah Denpasar terjadi pada usia 46-54 tahun, lebih banyak pada perempuan dengan tipe histopatologi invasive ductal carcinoma, dengan ukuran tumor T4 serta grade II dan grade III. Kata kunci : Kanker Payudara, Metastasis Tulang
KARAKTERISTIK PREVALENSI FINGERTIP INJURY DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2012-2014 Try Parama Arthika; Aryana Wien IGN; Kambayana G
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 10 (2019): Vol 8 No 10 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.816 KB)

Abstract

Setiap luka ataupun trauma area kuku, soft tissue, tulang distal dari insersi tendon musculus flexsor digit et pollicis longus dan ekstensor digitalis et pollicis longus merupakan definisi dari fingertip injury. Fingertip injury seperti subungual hematoma phalang (crush injury pada fingertip), laserasi nail bed, amputasi parsial atau komplit dari fingertip, amputasi pulp, dan fraktur pada area distal, mallet finger, avulsi flexor digitorum profundus, dan dislokasi pada sendi distal interphalang.Metode penelitian ini merupakan deskritif observasional dengan pendekatan cross-sectional untuk mengetahui gambaran epidemiologi fingertip Injury dan mengetahui jumlah kasus di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali pada tahun 2012-2014 dimana diambil dari data sekunder catatan medik penderita di SMF Orthopaedi dan IGD RSUP Sanglah Denpasar sejak Juli 2015 sampai dengan Agustus 2015.Berdasarkan umur Fingertip Injury paling banyak pada kelompok umur 26-40 tahun sebesar 45% dan paling sedikit kelompok umur 71-85 sebesar 1,7%. Berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa pasien yang mengalami Fingertip Injury paling banyak pada jenis kelamin laki-laki sebesar 85%. Kata Kunci: Fingertip Injury, Crush Injury, Digitalis et Pollicis Longus
PROFIL PASIEN RUPTUR LIGAMENTUM KRUSIATUM ANTERIOR YANG DILAKUKAN TINDAKAN OPERASI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2018–2019 Kardi Rahayu; , I Gusti Ngurah Wien Aryana; I Wayan Subawa
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 5 (2020): Vol 9 No 05(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.576 KB) | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i5.P09

Abstract

Ruptur LKA merupakan cedera ligamen lutut yang umum terjadi karena kecelakaan atau olahraga yang membebankan lutut, seperti basket, sepak bola, atau ski. Informasi mengenai hasil terapi operatif kasus ruptur LKA khususnya di RSUP Sanglah belum didokumentasikan dengan baik. Maka, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil pasien ruptur LKA yang dilakukan tindakan operasi di RSUP Sanglah tahun 2018–2019. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif menggunakan data sekunder dari rekam medik. Total sampling digunakan dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi didapatkan 32 sampel. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS 22. Hasil penelitian menunjukkan 75,0% kasus merupakan ruptur LKA kronis. Kasus ruptur LKA terbanyak terjadi pada kelompok usia >19 tahun dan lebih banyak terjadi pada laki-laki (78,1%). Mekanisme trauma terbanyak karena cedera non-kontak (56,3%). Berdasarkan lokasi terjadinya ruptur terbanyak adalah LKA sisi kiri (56,3%). Graft yang umumnya digunakan adalah dari peroneus longus tendon (93,8%), dengan diameter ?8 mm (75,0%). Patologi lain yang terbanyak ditemukan adalah cedera meniscal (37.5%). Kasus ruptur LKA dominan merupakan ruptur LKA kronis. Sebagian besar pasien ruptur LKA akut maupun kronis berusia >19 tahun, jenis kelamin laki-laki, karena cedera non-kontak, dengan sebagian besar mengenai LKA sisi kiri. Peroneus longus tendon graft merupakan graft yang paling sering digunakan dengan diameter ?8 mm. Patologi lain yang sering ditemukan adalah cedera meniscal. Maka, penelitian lebih lanjut dengan ukuran sampel yang lebih besar dan spesifik diperlukan untuk penelitian analitik kedepannya. Kata kunci: profil, ruptur LKA akut, ruptur LKA kronis.
GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN FRAKTUR FEMUR AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS PADA ORANG DEWASA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2013 Agus Desiartama; I G N Wien Aryana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 5 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.311 KB)

Abstract

Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi di dunia dan jika tidak ditangani dengan serius, kecelakaan lalu lintas akan  selalu meningkat. Salah satu akibat dari kecelakaan lalu lintas yang paling sering adalah fraktur femur. Fraktur femur sendiri dapat menyebabkan komplikasi antara lain perdarahan, cedera organ dalam, infeksi luka, emboli lemak, sindroma pernafasan serta dapat mengakibatkan kecacatan dan paling banyak terjadi pada usia dewasa. Namun hingga saat ini, penelitian mengenai fraktur femur akibat kecelakaan lalu lintas  di Indonesia, khususnya di Bali masih sangat jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari fraktur tersebut pada orang dewasa di RSUP Sanglah-Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskritif observasional dilakukan pada 113 pasien fraktur femur akibat kecelakaan lalu lintas pada orang dewasa di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, selama bulan Januari 2013 hingga Desember 2013 dengan menggunakan data sekunder catatan rekam medis pasien di ruang perawatan Angsoka dan ruang rekam medis RSUP Sanglah Denpasar. Analisa stastistik dilakukan dengan program SPSS.  Didapatkan 113 pasien fraktur femur didapatkan bahwa sebagian besar adalah pria sebanyak 78 orang (69,0 %), dari kelompok umur sebagian besar usia 18-30 tahun sebanyak 64 orang (56,6%). Dari 117 sampel kasus didapatkan bahwa jenis fraktur sebagian besar adalah fraktur tertutup sebanyak 85 kasus (72,6%) dan untuk lokasi fraktur terbanyak pada daerah tengah yaitu sebanyak 68 kasus (58,1%). Karakteristik dari fraktur femur pada orang dewasa akibat kecelakaan lalu lintas di RSUP Sanglah Tahun 2013 lebih banyak terjadi pada oria, dengan kelompok usia paling banyak 18-30 tahum, jenis fraktur terbanyak adalah fraktur tertutup, serta lokasi terbanyak pada daerah tengah.  
GAMBARAN KARAKTERISTIK FRAKTUR KLAVIKULA PADA NEONATUS PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2011-2013 Ida Bagus Anom Krishna Caitanya; I G N Wien Aryana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 4 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.919 KB)

Abstract

Tulang klavikula adalah tulang yang rawan fraktur saat proses kelahiran.Fraktur klavikula merupakan salah satu komplikasi yang terjadi saat kelahiran intravaginal. Penyebab utama fraktur klavikula adalah distosia bahu. Kelahiran intravaginal dan berat lahir bayi makrosomia juga merupakan faktor risiko mayor terjadinya fraktur klavikula. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Data sampel yang digunakan adalah seluruh persalinan yang berasal dari Rekam Medik RSUP Sanglah, SMF Orthopedi RSUP Sanglah, dan Ruang VK IRD RSUP Sanglah dengan rentang waktu Januari 2011 sampai Desember 2013. Terdapat 7345 persalinan yang terjadi di RSUP Sanglah pada Januari 2011 sampai Desember 2013. 112 persalinan dengan distosia bahu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sebesar 88% merupakan persalinan SC dan 12% merupakan persalinan intravaginal. Terdapat 9% kasus makrosomia dari 112 persalinan dengan distosia bahu. 12% persalinan normal dengan distosia bahu dilahirkan dengan menggunakan manuver ALARMER. Karakteristik fraktur klavikula pada neonatus di RSUP Sanglah dari Januari 2011 sampai Desember 2013 adalah 0 kasus dari berbagai jenis persalinan. Dapat disimpulkan bahwa gambaran karakteristik fraktur klavikula pada neonatus pasca persalinan di RSUP Sanglah tahun 2011 sampai 2013 adalah 0.
GAMBARAN KARAKTERISTIK FRAKTUR PHYSIS PADA ANAK USIA 0-14 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2013 I Putu Candra Yogiswara; I Gusti Ngurah Wien Aryana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 6 (2017): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.178 KB)

Abstract

Angka patah tulang yang melibatkan bagian physis tidak terlalu tinggi, namun fraktur pada bagian physis terutama pada jenis tulang panjang dapat mengakibatkan gangguan pada pertumbukan dan perkembangan tulang. data epidemiologis mengenai fraktur physis pada anak-anak di Indonesia masih sangat minim. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional untuk mengetahui karakteristik fraktur physis pada anak usia 0-14 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, Bali tahun 2013. Pengumpulan data menggunakan teknik Total sampling dengan mempergunakan data sekunder catatan medik pasien di ruang perawatan Bangsal Angsoka RSUP Sanglah, ruang penyimpanan rekam medis RSUP Sanglah, SMF Bedah Orthopedi dan IGD RSUP Sanglah – Denpasar sejak Januari 2013 - Desember 2013. Sampel penelitian adalah pasien fraktur physis anak usia 0-14 tahun. Hasil penelitian diperoleh 23 sampel fraktur physis yang meliputi humerus, radius, ulna, metacarpal, femur, tibia, fibula, metatarsal, phalanges. Gambaran karakteristiknya yakni sebagian besar kasus terjadi pada anak laki-laki dengan 14 orang (60,9%). Fraktur physis lebih sering mengenai ekstremitas atas (69,6%) dibandingkan dengan ekstremitas bawah (30,4%). Distal radius (52,2%) merupakan lokasi fraktur physis paling sering. Jenis fraktur Shalter Harris tipe 2 (69,6%) adalah jenis tersering fraktur physis. Dapat disimpulkan bahwa fraktur physis atau lempeng pertumbuhan ini lebih banyak pada anak laki-laki. Berdasarkan lokasi tubuh lebih banyak mengenai ekstremitas atas. Berdasarkan lokasi tulang, paling banyak adalah distal radius. Berdasarkan jenis fraktur physis, Shalter Harris tipe 2 adalah yang terbanyak.
Flushing intramedular dengan epinefrin pada prosedur Cemented Hip Arthroplasty menstabilkan mean arterial pressure tanpa mempengaruhi profil lipid Aakash Aakash; Ketut Siki Kawiyana; I Wayan Suryanto Dusak; Ketut Gede Mulyadi Ridia; I Ketut Suyasa; I Gusti Ngurah Wien Aryana; I Gede Eka Wiratnaya; Anak Agung Wiradewi Lestari
Intisari Sains Medis Vol. 11 No. 1 (2020): (Available online: 1 April 2020)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.644 KB) | DOI: 10.15562/ism.v11i1.554

Abstract

Background: Cemented Hip Arthroplasty is the first choice of surgical treatment in fractures of neck femur and advanced hip osteoarthritis. Nevertheless, the complication, Bone Cement Implantation Syndrome can produce intra/postoperative mortality. The systemic effects of bone cement uses is hemodynamic disturbance and pulmonary embolism. These complications are thought due to the entry of semen particles into the systemic circulation caused by increased intramedullary pressure and local vasodilation. Intramedullary flushing with epinephrine after cement implantation is one of the interventions that is expected to reduce this impact. This study aims to determine the difference in hemodynamic effects and lipid profile in patients undergone flushing with epinephrine versus NaCl 0.9%.Methods: A cross-sectional study involving 30 patients who underwent Cemented Hip Arthroplasty, randomly divided into 2 groups. Surgical procedures differ only in the components used for intramedullary flushing, namely NaCl 0.9% (control) and epinephrine 1: 50000 (intervention). Vital signs are observed and recorded at minute 2,4,6,8, and 10 after cementation. Serial data were analyzed with repeated measures ANOVA. Lipid profile examination was performed before and 12 hours postoperatively and the results were analyzed with Wilcoxon-test.Results: The study observed a decreased of mean arterial pressure (MAP) in the control group after two minutes of cementation, and reached its lowest point in the sixth minute (p <0.05). In the intervention group, the decrease occurred in second to sixth minutes, but the decrease was more stable and there was no significant difference between time-point (p> 0.05). There were no significant differences of triglyceride and cholesterol level before and 12 hours after the procedure (p> 0.05).Conclusion: Intramedullary flushing with epinephrine after semen implantation in the Cemented Hip Arthroplasty procedure results in a minimal reduction of MAP compared to flushing without epinephrine. However, there were no difference in preoperative and postoperative cholesterol and triglyceride levels.Latar Belakang: Cemented Hip Arthroplasty menjadi pilihan utama terapi pembedahan pada fraktur collum femoris (Neck of Femur) serta osteoarthritis sendi panggul stadium lanjut. Meskipun demikian, komplikasi Bone cement implantation syndrome dapat menghasilkan morbiditas dan mortalitas intra/pasca operasi. Efek sistemik dari penggunaan semen tulang adalah gangguan hemodinamik dan emboli paru yang diduga akibat masuknya dari partikel semen ke sirkulasi sistemik akibat peningkatan tekanan intrameduler dan vasodilatasi lokal. Flushing intramedula dengan epinefrin paska implantasi semen merupakan salah satu intervensi yang diharapkan mengurangi dampak tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan dampak hemodinamik dan profil lipid pada pasien dengan flushing epinefrine dan NaCl 0,9%.Metode: Penelitian potong lintang dengan melibatkan 30 pasien yang menjalani cemented arthroplasty, dibagi rata menjadi 2 kelompok secara acak. Prosedur pembedahan hanya berbeda pada komponen yang digunakan untuk flushing intramedula, yakni NaCl 0,9% (kontrol) dan epinefirn 1:50.000 (intervensi). Tanda vital diamati dan dicatat pada menit ke-2,4,6,8, dan 10 setelah sementasi. Data serial dianalisis dengan repeated measure Anova. Pemeriksaan profil lipid dilakukan sebelum dan 12 jam pasca operasi dan hasil dianalisis dengan Wilcoxon-test. Hasil: Penurunan mean arterial pressure (MAP) pada kelompok kontrol sejak menit ke 2 setelah sementasi, dan mencapai titik terendah pada menit ke 6 (p<0,05). Pada kelompok intervensi didapatkan penurunan terjadi pada menit ke 2 hingga ke 6, tetapi penurunan lebih stabil dan tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0.05). Pada profil lipid (trigliserida dan kolesterol), tidak ditemukan perbedaan yang bermakna antara kadar sebelum operasi dan 12 jam setelah tindakan operatif (p>0,05).Kesimpulan: Flushing epinefrin paska implantasi semen pada prosedur Cemented Hip Arthroplasty menghasilkan penurunan MAP yang minimal dibandingkan flushing tanpa epinefrin. Akan tetapi, flushing epinefrin tidak memberikan perbedaan pada kadar kolesterol dan trigliserida paska operasi.